![]() 20
g.
Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Jumlah
lintas ekivalen
harian
rata-
rata sumbu
tunggal pada
jalur
rencana
yang diduga terjadi pada akhir tahun umur rencana.
LEA =
n
j=1
LHR(1+i)
UR
xC
j
xE
j
..................................................................
(2.4)
Catatan :
j
=
jenis kendaraan
i
=
perkembangan lalu lintas
h.
Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Jumlah
lintas ekivalen harian
rata-
rata sumbu
tunggal pada
jalur
rencana
yang diduga terjadi pada tengah tahun umur rencana.
LET =
LEP+LEA
.........................................................................................
(2. 5)
2
i.
Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Besaran
dalam
nomogram
penetapan
tebal
perkerasan
untuk
menyatakan
jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal.
LER = LET x FP
.....................................................................................
(2.6)
FP (Faktor Penyesuaian) ditentukan dengan rumus:
FP =
UR
.....................................................................................................
(2.7)
10
j.
Tanah Dasar
Sebagai
dasar perletakan
bagian
perkerasan, bisa merupakan
tanah
asli,
tanah galian atau tanah timbunan.
k.
Lapis Pondasi Bawah
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar.
|