·
-----------------------------------------------
BABII LANDASAN
TEORI
2.1
Konsep dan Cara Pandang
Kaizen
Kaizen  adalah
perbaikan
yang  dilakukan
secara  terus  -
menerus.  Tujuan 
dari
kaizen  adalah
untuk  meningkatkan
kualitas,
menurunkan
cost,
meningkatkan
sqfoty,
memperpendek
lead  time,  dan  meningkatkan
produktivitas.
Unsur  terpenting
dalam
kaizen
adalah
kesadaran akan
muda, mura
dan
muri dan mau
memperbaikinya.
2.1.1 
Defmisi
Muda,
Mura,
dan
Muri
Menurut
guru 
besar
Toyota
Ohno, Taichii  (1998)
pengertian
dari:
Muda 
adalah 
berbagai   macam 
fenomena
dan  efek  yang  tidak 
meningkatkan
nilai  tambah.
Dengan   kata  lain  Muda
di  manufaktur
adalah 
unsur 
produksi   yang
hanya
meningkatkan
nilai
cost.
Mura
adalah
ketidak
teraturan karena
production planning
yang tidak tetap.
Muri  adalah memberi beban
melebihi
kemampuan
yang
dapat  ditanggung oleh
mesin
atau
peralatan tersebut.
2.1.2 
Jenis - Jenis
Muda
Dalam Toyota
Production System, Muda
dibagi
ke dalam 7 jenis :
  
8
I)
Muda cacat atau
repair
Muda 
karena 
membuat   part cacat  atau  part
yang  perlu  di  repair,
sehingga
menurunkan kualitas
dan
meningkatkan cost.
2) 
Muda produksi
berlebih
Adalah  membuat 
melebihi 
yang  diperlukan
dan
membuat  dengan  waktu 
yang
lebih
cepat dari
yang diperlukan.
3) 
Muda
proses
Melakukan proses
yang tidak diperlukan dan yang tidak
berhubungan.
4) 
Muda delivery
(
pengangkutan )
Pengangkutan 
barang  dan 
informasi   tetapi 
bukan 
merupakan   pengangkutan
yang diperlukan dalam  produksijust in time.
5) 
Muda
inventory I stock
Muda  yang timbul karena banyaknya
jumlah  part yang  masuk  dari  supplier,
terlalu 
banyaknya part
supply
inter
process  sehingga
melebihi  jumlah 
yang
diperlukan, dan
lain-lain.
6) 
Muda
gerakan
Gerakan 
mesin  atau  alat,  serta  gerakan 
orang 
yang  tidak 
menghasilkan
nilai
tambah
di dalam proses
atau pekeijaan.
7) 
Muda
menunggu
Pada 
saat 
mesin   atau 
alat 
memproses 
secara   otomatis,   operator   berdiri
di
samping
untuk
mengawasi dan harus menunggu.
  
9
2.2 
Penelitian Kerja
Mengacu
pada 
pendapat
Wignjosoebroto
(2008)
pengertian
dari
penelitian
keJja
adalah
suatu
aktivitas
yang 
ditujukan
untuk
mempelajari
prinsip--prinsip dan
teknik­
teknik
guna
mendapatkan suatu rancangan system keJja
yang
terbaik.
2.2.1
Diagram Aliran 
Proses
Diagram
aliran
proses
ini
digunakan
untuk
menggambarkan aliran
proses.
Penggambarannya
dilakukan
diatas
gambar
layout
fasilitas
keJja. 
Tujuannya
adalah
untuk
mengevaluasi
langkah-langkah
proses
dalam
situasi
yang 
lebih
jelas,
selain
itu
juga 
bisa 
bisa 
dimanfaatkan
untuk
melakukan
perbaikan-perbaikan
di
dalam
design
layout fasilitas produksi
yang 
ada.
Tanda-tanda
atau 
sirnbul-simbul
yang 
digunakan
dalam
diagram
aliran
proses
itu
adalah sebagai
berikut :
0
=OPERAS!
Menandakan
langkah-langkah
utama 
dalam
suatu
proses, metode
atau
tata 
cara, 
Biasanya
hagan
bahan atau 
produk
bersangkutan diubah atau
diganti sewaktu operasi
berlangsung.
D
=
PEMERIKSAAN
Menandakan suatu pemeriksaan terhadap
mutu dan
pengecekan terhadap
kuantitas.
  
10
Q
TRANSPORTASI
Menandakan
gerak 
pekelja,
bahan  atau  perlengkapan
dari  tempat  yang
satu  ke  tempat 
yang  lain.
Suatu 
transport
teljadi 
apabila 
suatu 
obyek
bergerak  dari
tempat 
yang
satu
ke
tempat 
yang
lain
terkecuali apabila
pergerakan 
itu 
merupakan 
bagian   dari 
operasi   atau  disebabkan
oleh
petugas 
pada 
tempat 
bekelja 
sewaktu   suatu  operasi  atau  pemeriksaan
sedang
berlangsung.
D
=
DELAY/PENUNDAAN
Menandakan
terhentinya
urutan  peristiwa,
misalnya, pekelja 
menunggu
antara 
dua 
operasi 
yang 
berturutan, 
atau 
tiap   obyek 
yang
dikesampingkan 
untuk 
sementara
tanpa 
pencatatan
sampai 
obyek 
itu
sendiri
diperlukan kembali.
V= 
PENYIMPANAN
Menandakan
suatu
penyimpanan
yang diawasi,  bahan diterima  ke
dalam
atau  dikeluarkan
dari  penyimpanan
berdasarkan
suatu  kuasa  atau  suatu
barang
ditahan  untuk
maksud  pengecekan.
2.2.2
Study
Waktu
Study  waktu  ( time study ) atau
pengukuran
kelja  ( work measurement ) adalah
proses   menentukan 
waktu   yang   diperlukan 
seorang   operator   dengan   kualifikasi
tertentu    untuk  
menyelesaikan 
suatu  
pekeljaan 
dengan  
performansi 
yang   telah
  
11
didefinisikan
Tools, 
Tips
&
Technique,
2004).
Menurut
Wignjosoebroto
(2008)
secara
umum
teknik
pengukuran
waktu
kerja
dapat 
dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1. 
Pengukuran waktu kerja 
dengan
metode pengukuran langsung.
2.  Pengukuran waktu kerja
dengan metode tidak 
langsung.
2.2.2.1.
Stop-Watch Time 
Study
Pengukuran  
waktu  
kerja   
dengan 
jam    henti   
(  
stop-watch  
time   study   )
diperkenalkan
pertama
kali 
oleh 
Frederick
W. 
Taylor
sekitar
abad 
19. 
Metode
ini
terutama
sekali
baik 
diaplikasikan
untuk
pekerjaan
yang  
berlangsung
singkat
dan
berulang-ulang
(repetitive). 
Secara
sistematis
langkah
pengukuran waktu
kerja
denganjam henti  dapat
dilihat pada
gambar.
  
12
L3ngkal'lPere11p1n
·Plitt & d&!'nl&ltan pekerjiJ.an )'31'-9
;nan
CIL&\ur &.
aar.
l!«apkilll ixtr.J &:3Mim}'il
·lnformaSJtan
maxsua & IUJuan pmgutura.-.1te a
pa:la &J.'PI!i"'l&Cf
1
p!ke!Ja
-PlitT: .cpel'3tor
a.an catlt
em1.-a G3ta yiJllgllerkar.an
cengan &lsm
cperasl:.:ea
yang.axan ClluJrur
wat!l.ln
EltmtntalBrukdown
eaglslkU&  Sfatan )a191ltrlirlg&ur.g
xe
daJovn tmen • eltmtn xeg1r.an sesuar
dengan atJ.Tan )'3r:g 
ada
Ptngamat.an
C
lAn Ptngvll.uran
-
UX&-3!1akan ptr.gama-.an & tngukt.Tan 'A'3l11:
&e!umlan N'ptr.garnatan unll.lk &!!lap &11\IJ.'tl
ele-nen t-eglalan
•T&tapkan pertormanc& r.JIIr.g G3n ugJatan )'31':'!iJ
N'•Nofon
Cltl.fr.Jukkan C9!m:tr
C.k
Knerag.aman d
an Kleukupan
Data
-
Kesera;aman
om
co:nmon sense (tullJtktlf)
Sat3& KoCntl'oCI Buang
d;r.a et&b1m
•KKUk pan il31a
Tlll3k
N'ceN
Yo
Waktu normal= Wllkttl obatrvelllrata2:: ptrfOrmance ratfng
wotu atandllr
=
w.akitlnormx (100%1{10o%-%.auowancsn
Output &tandlr "1!Waldr.r atandlr
Gambar 2.1.
Langkah
Stop-Watch
Time Study
(
Wignjosoebroto,
2008:172
)
Pada 
aktivitas
pengukuran
waktu  
pekeJjaan
diurai
menjadi
elemen
-
elemen
keJja. 
Terdapat
tiga 
aturan
yang 
harus
diikuti
untuk
membagi
suatu
proses
operasi
keJja
ke
dalam elemen- elemen keJja
yaitu  sebagai
berikut:
  
 1
l3
1.   Elemen  - elemen  kelja  dibuat  sedetail  dan
sependek
mungkin  akan
tetapi  masih
mudah
untuk diukur
waktunya dengan
teliti.
2.   Handling 
time  
seperti  
loading    dan  unloading    time   harus 
dipisahkan 
dari
machining time.
3.   Elemen- elemen  kelja
yang
konstan  harus
dipisahkan dengan  elemen  kelja  yang
variabel.
Untuk 
menetapkan
jumlah 
pengamatan
dapat 
dilakukan
dengan 
menggunakan
persamaan berikut
:
N'
=
-k!S
N"'J:/-(}:.Xfl
:X
Dimana:
K
=
harga
indeks  yang
nilainya
tergantung dari tingkat
kepercayaan
(
convidence level
)
S
=
Derajat  ketelitian ( degree
of accuracy )
X
=
Data hasil
pengamatan.
Selain 
kecukupan
data
juga  perlu 
dilakukan
pengujian
mengenai
keseragaman
data,    sebelum    data    tersebut   
digunakan  
untuk   
menetapkan   waktu    standard.
Keseragaman
data  bisa  dilihat 
menggunakan
peta  kontrol  (
control  chart  ).
Dalam
penggunaan  peta   kontrol   ini
data   yang 
diharapkan  dari   hasil   pengamatan 
akan
ditetapkan dalam
sebuah
peta kontrol
yang
mempunyai batas kontrol
sebagai
berikut
:
  
14
Batas kontrol
=
X
±
3c5
o
=II
N
Nl.x²
-(l.
l
Dimana:
X
=
Rata-rata dari
pengamatan
N=
Jumlah
pengamatan yang
telah 
dilakukan
o
=
Standar deviasi
Menurut
Montgomery,
Douglas
C. 
(2006)
keseragaman
data 
dapat  
diketahui
dengan
menggunakan
chart 
dan 
chart, 
dengan
variabel
A2,  D3, 
dan 
D4 
yang
dapat ditemukan pada
tabel  statistik berdasarkan jumlah sub
group pengamatan.
X
Chart
UCL= X+A2.R
UCL= X-A2.R
RChart
UCL
=D4.R
LCL
=D3.R
Dimana:
X
 
=
Rata- rata
gabungan dari
rata- rata
masing- masing sub
group
pengamatan.
R
=
Range  average atau simpangan rata- rata.
UCL 
=
Upper
Control Level
atau 
Batas Kontrol Atas
(
BKA
)
LCL 
=Lower
Control Level
atau  Batas  Kontrol
Bawah (
BKB  )
2.2.2.2.Waktu normal
Menurut
Wignjosoebroto
(2008)
pengertian
dari 
waktu
normal
adalah
waktu
yang  
diperlukan
oleh 
karyawan  normal
untuk
menyelesaikan
satu 
unit  
pekeljaan
tanpa 
adanya cadangan waktu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan
  
15
proses  dan  lain  sebagainya.
Dari  pengertian ini
waktu  normal  adalah 
waktu 
yang
benar-benar digunakan  pekelja  untuk
menyelesaikan pekeljaannya.
Waktu
Normal= Waktu
Pengamatan
x
Performance
Rating
( Wignjosoebroto, 2008:172)
2.2.2.3. Performance rating
Performance
rating
perlu 
ditentukan
karena  setiap 
karyawan
dari  perusahaan
tersebut 
mempunyai tingkat 
ketrampilan
dan
kecakapan 
yang
berbeda.
Tingkat
ketrampilan ini
biasanya  ditentukan
dalam  bentuk  prosentase.
Angka  prosentase  ini
dikalikan  dengan
waktu
yang terpilih
akan
menghasilkan waktu
normal.
2.2.2.4. Waktu Allowance
Waktu
longgar
(allowance time 
)
diberikan  guna
menghadapi  kondisi- kondisi
seperti 
kebutuhan   personil   yang  bersifat 
pribadi, 
faktor 
kelelahan,   keterlambatan
material,
dan
lain - lainnya.
2.2.2.5.
Waktu
Standard
Waktu  standard  adalah  waktu 
yang  diperlukan
bagi
seorang  karyawan 
normal
untuk  menyelesaikan
satu  unit  pekeljaan
ditambah
cadangan-cadangan
waktu  yang
diperlukan sehingga
karyawan  tersebut
dapat
melaksanakan tugas
dengan
baik.
Waktu
Standard= Waktu
Normal+ ( Waktu
normal
x%
Allowance)
( Wignjosoebroto, 2008:172)
  
16
2.3 
Analisis  Operasional Lini
Adalah 
suatu 
metode 
untuk 
menganalisis 
kondisi 
timhul  
dan  
penyehah
teljadinya 
gangguan 
pada  
lini  
operasional 
dengan 
cara  
mengohservasi 
seluruh
gerakan
mulai
dari 
step 
persiapan
melakukan
sehuah
unit 
pekeljaan
sampai
selesai
pekeljaan
tersehut,
dan 
juga 
memeriksa
rasio 
waktu
pelaksanaan
operasi
mesin
dan
operator secara aktual.
2.3.1.   Analisis  Behan  Kerja
(Workload Analysis)
Menurut
pendapat
Wakui  (2000),
adalah
aktivitas
yang  
dilakukan
oleh  
tiap
posisi
atau 
jahatan
dalam
rangka
untuk  
melaksanakan
tugasnya
seperti
tercantum
dalam
deskripsi
pekeljaannya
memherikan
suatu
hehan
kelja
pada 
posisi
I
jahatan
tersehut, sehingga
perhitungan
Workload 
dapat diforrnulasikan sehagai herikut :
Behan kelja =
Total  waktu aktivitas +Allowance
Total 
Waktu
Tersedia
2.3.2. 
Efektivitas dan
Efisiensi
Kerja
Adalah
perhandingan
antara
hohot
atau 
hehan
kelja
dengan
jam 
kelja
efektif
dalam         rangka        
penyelesaian        
tugas        
dan           fungsi        
organisasi.
(
  
17
2.3.3.  
Yamazumi chart
Pengertian
yamazumi
chart
adalah
chart 
yang 
merupakan
yamazumi
(susunan)
elemen
pekerjaan
yang 
ditampilkan
pada 
TSKK
(Tabel
Standard
Kerja 
Kombinasi),
SOP  (Standard
Operation Procedure), atau  Work 
Elemen Sheet.
Yamazumi ini
dipakai sebagai alat 
atau  
instrumen  untuk  
mengawasi
secara
visual keseluruhan proses
dan
mengawasi atau
mempertahankan elemen pekerjaan.
480
Menunggu
(muda)
Shouting 
Scheduled Time
(450)
360
240
120
0
A
B
c
Mr.a
D
E
Mr.o
Mr.D
Gambar
2.2.
Contoh Yamazumi Chart
Mr.D
2.3.4.   Elemen  Kerja
Adalah
langkah-langkah 
yang  
menyusun  suatu  
pekerjaan
dari   awal   sampai
akhir  yang
distandarisasi.
Terdapat empatjenis
elemen kerja,  yaitu:
  
18
1)   Pekerjaan persiapan.
Pekerjaan
yang
sifatnya  hanya  timbul  satn  kali
di
awal
atau  di akhir
kerja
untnk
satn  unit  pekerjaan,
atau  pekerjaan
yang  sifatnya  hanya  timbul  satu
kali
di
awal
atau
akhir 
waktu.
2)   Pekerjaan
utama (main job)
Adalah  pekerjaan
yang
memberikan
ni1ai tambah.
Yaitu
pekerjaan
yang
dianggap
sebagai
sesuatu  yang utama,
yang
memi1iki peranan  utama di dalam
produksi.
3)   Pekerjaan tambahan (incidental
job)
Adalah 
pekerjaan
yang 
tidak 
mempunyai
ni1ai
tambah.
Pekerjaan
yang 
timbul
biasanya  pada
sebe1um atau
sesudah  pekerjaan utama.
4)   Pekerjaan Irregular ( Muda)
Adalah 
pekerjaan
yang 
tidak 
termasuk
ke  dalam 
area 
yang 
manapun   baik  itu
pekerjaan persiapan, pekerjaan utama,
maupun  pekerjaan irregular.
Dalam   Toyota  Production
System, 
pekerjaan 
utama   biasa   disebut   dengan
Valuable  
Work, 
sedangkan 
pekerjaan  persiapan,
incidental,
dan 
irregular  
masuk
kedalam  kategori  Non Valuable Work
2.4 
Standarisasi
Kerja
Adalah   peraturan 
pada   saat   membuat  
barang   di
tempat   kerja,   yaitu   cara
me1akukan  produksi
yang  paling  efektif  dengan  urutan  tanpa  muda, mengumpulkan
pekerjaan, dan
memfokuskan
gerakan  manusia.
  
19
Berdasarkan buk:u internal  training  Toyota  mengenai
standarisasi kelja,  terdapat
3
unsur
penting
dalam
standarisasi kelja,  yaitu
:
I)
Takt
time
Merupakan
waktu  yang 
menentukan
satu 
unit
atau  satu  buah  part  harus 
dibuat
dalam
berapa
menit
dan
berapa
detik.
Takttime=
Waktu
kelja
pershift
(scheduled time)
Jurnlah
produksi per
shift
Takt time
actual
Takt
time
dihitung dengan 
produksi
waktu
kelja
murni,
tetapi
jika
tidak
dapat
dihindarkan
seperti   untuk 
pengangkutan,
maka 
ada 
juga  takt
time 
yang 
diset
dengan
waktu
yang
tidakfzxed.
Cycle time
Adalah  waktu 
yang  diperlukan
untuk 
melakukan
pekeljaan
dengan 
urutan  kelja
yang telah
ditentukan untuk proses
yang
ditangani  oleh operator.
2)   Urutan
kelja
Pada 
pemrosesan
dan 
assembly
barang, 
operator
melakukan
pekeljaan
dengan
urutan  yang
efektif  seperti  mengangkut barang,
memasang
mesin,
dan melakukan
proses.
3)   Standard in process stock
Adalah   barang 
dengan   supply  minimum 
yang  dimiliki   di  dalam   proses 
agar
pekeljaan
dapat
dilakukan
dengan  urutan
dan gerakan yang sama berulang-ulang,
jika melakukan pekeljaan sesuai dengan
urutan
kelja.
  
20
2.4.1  Tabel Standarisasi Kerja
Kombinasi ( TSKK)
Yang 
dimaksud
dengan
Tabel 
Standarisasi
Keija
Kombinasi
adalah
instruksi
keija yang
menggambarkan
gabungan
gerakan
antara
gerakan
manusia
dengan
mesin
di
dalam
satu 
cycle
time,
yang
menggambarkan area 
keijanya,
dan 
bagaimana
urutan
keija tersebut dilakukan.
Tabel Sfllndardlaaal
Kerja
"
 
"
 
"
7
letakan  oart
Gambar 2.3
Contoh TSKK
Dengan
menggunakan
TSKK,
urutan 
keija dan 
waktu 
keija akan 
mudah
dimengerti,
dan 
dipergunakan
juga 
untuk 
menemukan
point-point
yang 
diperlukan
untuk  melakukan
kaizen
pekeijaan.
  
21
2.4.2
Standard
Operation Procedure (SOP)
Adalah  standard  kerja
yang
mencantumkan
langkah
pekerjaan,
kontrol  item
dan
kontrol  poin,  serta  aspek  kualitas 
maupun 
keselamatan dari  masing-masing
langkah
pekerjaan tersebut.
SOP   sebagai  
pedoman  
melakukan 
pekerjaan 
oleh   pekerja   dan   digunakan
pimpinan dalam
melakukan pengawasan kerja.
SfANDARD OPERATIONAL PROCEDURE
Tmfll'lOCESS       : IPII6Si5tiiiDJiliiiiiLQiiSiiilf.L                                                      I
SOP*l.                 
:I:II:!I!] I
IAI•IPI>io!oii!II:II!J
DAlE                         : o:I!] IIIIIIJ
Gambar  2.4 Contoh
SOP
2.4.3
Work  Elemen Sheet ( WES)
Adalah 
satu  lembar 
intsruksi 
pengawasan
proses 
yang 
mencantumkan step
gerakan 
pekerjaan,
waktu 
yang  diperlukan,
alat  yang  dipakai, 
poin  -poin 
perhatian
kualitas, safety, dan
lain -lain.
  
22
Gambar 2.5
Contoh Work
Elemen Sheet