8
BAB II
Landasan Teori
2.1  Teori Onomatope 
       Onomatope adalah kata yang mewakili arti dari suatu bunyi, perbuatan, dan
tindakan yang terjadi di dalam suatu situasi. Onomatope pun menggambarkan situasi
atau gambaran yang terjadi tanpa penjelasan yang rumit dan panjang agar pembaca
langsung mengerti akan suatu kondisi yang sedang terjadi. 
       Selain itu onomatope adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi
suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung, yang terbagi
menjadi dua giongo dan gitaigo (Fukuda, 2003:20).
       Negara Jepang adalah salah satu negara yang menggunakan onomatope dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaannya
pun sangat beragam, oleh karena itu
onomatope sangatlah erat hubungannya dalam keseharian masyarakat Jepang.
       Dalam kehidupan orang Jepang onomatope adalah bahasa yang sangat unik dan
menarik. Seperti pendapat yang dikemukakan Fukuda (2003: 8) sebagai berikut:
“Onomatopoeia- the use of words whose meaning-
is the one of the most enjoyable
and fascinating features of the Japanese language”
yang artinya adalah "Onomatope-
penggunaan kata-kata
yang memiliki makna- adalah salah satu bentuk yang paling
menyenangkan dan menarik dalam bahasa Jepang".
       Sedangkan Hinata dan Hibiya (1995:2)
menjelaskan onomatope sebagai berikut
?????????????
(Sound
Symbolism)
????????????????????????????
?
  
9
?
” yang artinya, “Giongo dan gitaigo disebut sebagai onshouchou (sound
symbolism) , dalam bahasa Jepang hal inimerupakan suatu keunikan tersendiri”. 
Senada dengan pendapat tersebut, Kamiya (2002: 214) juga menyebutkan onomatope
sebagai “kata keterangan yang meniru suara (giseigo) atau menggambarkan tindakan,
perilaku atau keadaan (gitaigo)”.
        Onomatope juga
sangat membantu sebuah komunikasi yang ada. Hal ini
semakin diperkuat dengan  pendapat lain
dari Fukuda (2003: 8) yang mengatakan
sebagai berikut:
With onomatopoeia, you can express a vast range of meaning in many
situations. Onomatopoeia is also, however, one of the hardest parts of the
language for English speaker to master, simply because it is so different from
English onomatopoeia. Nevertheless you need to come to grips with it in
order to speak and understand Japanese properly
Terjemahan:
“Dengan onomatopoeia, Anda
dapat
mengekspresikan
berbagai macam
makna dalam beberapa situasi. Meskipun seperti itu onomatopoeia terkadang
menjadi salah satu bagian
tersulit bagi pembicara bahasa Inggris
untuk
menguasainya, 
hal itu karena onomatope jepang sangat
berbeda dari
onomatope inggris. Namun, Anda perlu memahami untuk mengatasinya guna
berbicara dan mengerti bahasa Jepang dengan benar "
 
       Onomatope pun juga dapat mempermudah sebuah arti dari kata yang digunakan,
hal ini dapat dilihat dari pendapat Fukuda (1995:7) yang mengatakan bahwa “Kata
bahasa Jepang yang meniru bunyi ini merupakan bumbu bahasa, cita rasanya.
Dengan kata-kata ini, bahasa Jepang lisan anda akan lebih wajar dan mengesankan.
Tanpa itu semua jalan hidup ini akan terasa lurus dan membosankan”.
       Onomatope adalah ???
(giongo)
yang secara harfiah berarti “sebuah kata
yang meniru bunyi,” dan mimesis adalah ???
(gitaigo), yang secara harfiah
berarti “sebuah kata yang meniru tindakan atau keadaan.” (Hiroko Fukuda, 1997: 9).
  
10
           Sedangkan pengertian onomatope menurut J.G. Herder dalam Gorys Keraf
(1990:3) adalah
“Obyek-obyek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi yang
dihasilkan oleh obyek-obyek itu sendiri. Obyek-obyek yang dimaksud adalah bunyi-
bunyi binatang atau peristiwa alam.” 
       Hal serupa dikemukakan juga oleh Hiroko fukuda (2003: 20) bahwa onomatope 
adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau
bunyi
aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung, yang terbagi menjadi giongo
dan
gitaigo.
2.1.1  Jenis-jenis Onomatope
       Pendapat tentang jenis-jenis yang ada dalam onomatope pun dikemukakan pula
dari pandangan ahli
Kindaichi Haruhiko
(1990:8-9) bahwa onomatope terdiri dari
giongo (giongo dan giseigo) dan gitaigo (gitaigo, giyougo, gijougo).
a. Giongo adalah kata yang menggambarkan bunyi yang keluar, terbagi atas : 
-
Giongo yaitu suatu kata yang menyatakan bunyi dari benda mati.
Contohnya:    ??????????????
     (pintu mulai berderak karena angin).
-
Giseigo yaitu suatu kata yang menyerukan bunyi dari mahluk hidup.
Contohnya:   ????????????????????
     (menjadi sakit perut karena terlalu banyak tertawa).
b. Gitaigo adalah kata yang menyatakan sesuatu yang tidak berbunyi tetapi secara
simbolis berbunyi, terdiri atas : 
-
Gitaigo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan dari benda mati.
Contohnya:   ???????????
     (menggosok sepatu sampai megkilat)
  
11
-
Giyougo
yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan (keadaan tingkah laku)
makhluk hidup.
Contohnya:   ??????????????
     (saya merasa segar setelah berendam di ofuro)
-
Gijougo
yaitu suatu kata yang seolah-olah menyatakan keadaan hati (perasaan)
manusia.
Contohnya:  ???????????????
     (karena mabuk dalam bis dadanya mual)
       Onomatope Jepang pada umumnya terbagi atas dua
jenis
yaitu giseigo
dan
gitaigo,
hal ini diungkapkan oleh  Morida (2002:142) sebagai berikut : ???? ??
?????
????
???(???)????
???????????
?????
??
?
????
?
??
???
???Yang artinya (Kata jenis seperti ini masing-masing
disebut giseigo (giongo) dan gitaigo , keduanya bersatu dalam onomatope yang biasa
disebut dengan onshouchougo).
2.1.2  Teori Gitaigo
       ??? (gitaigo) adalah kata-kata yang secara tidak langsung menggambarkan
suatu keadaan fenomena yang tidak berhubungan langsung dengan bunyi. Dengan
kata lain, gitaigo merupakan kata-kata yang meniru keadaan suatu benda atau hal dan
perbuatan yang dilakukan makhluk hidup yang diterima selain oleh indera
pendengaran. Gitaigo
juga dapat dikatakan
sebagai bahasa yang mengungkapkan
bunyi dari sesuatu yang tidak mengeluarkan bunyi. 
  
12
       Gitaigo
juga dapat dikatakan sebagai kata yang mengungkapkan keadaan,
kondisi benda dan sebagainya yang terasa secara inderawi. Hal
serupa 
juga
diungkapkan oleh Akimoto (2002:134)
sebagai berikut:
????????????????????????????????????????????
?????????????????
(dan lagi, kata yang menunjukkan simbol suara
yang bergerak atau keadaan seperti “NOSONOSO aruku” “ JIROJIRO miru”
“amamizu  KIRAKIRA kagayaku” disebut dengan gitaigo).
Jenis – jenis Gitaigo       
       Gitaigo adalah kata yang menyatakan sesuatu yang tidak berbunyi tetapi secara
simbolis berbunyi, terdiri atas : 
Gitaigo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan dari benda mati.
Giyougo
yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan (keadaan tingkah laku)
makhluk hidup. 
Gijougo yaitu suatu kata yang seolah-olah menyatakan keadaan hati
(perasaan) manusia.
   
    Menurut pendapat ahli Hinata dan Hibiya
(1995:2) di dalam buku yang berjudul 
??? pengertian dari gitaigo
adalah:
???
?
?
?
??
?
??
??
?
????
???
??
??
??
?.
Yang artinya
Gitaigo
adalah kata kata yang
mengartikan atau
menjelaskan tentang suatu keadaan, kondisi akan suatu benda dan
sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera”.
2.1.3  Pengertian Gijougo
       ???
(gijougo) adalah onomatope
yang mengungkapkan
dan
kondisi dari
perasaan atau
hati manusia. Gijougo
merupakan onomatope yang menjelaskan
tentang keadaan yang dirasakan oleh manusia dalam suatu keadaan tertentu yang
tidak dapat didengar bunyinya. 
  
13
       Kata – kata berikut merupakan beberapa contoh kata dari gijougo:
1. ???? =  Jantung berdetak kencang karna gugup
2. ??? 
=  Kaget akan sesuatu
3. ???? =  Kebingungan 
4. ???? =   Kondisi cemas atau  tidak tenang dan lalu lalang,
5. ????
=  Penuh pengharapan akan sesuatu yang biasanya menggembirakan
atau suatu kejutan.
6. ???? =  Yang artinya perasaan yang senang
       
       Gijougo
juga memiliki klasifikasi yang bergantung pada perasaan yang sedang
dirasakan. Hal ini dapat dilihat dari  pengertian gijougo menurut Nakazato (2004:
833)
adalah sebagai berikut:
????·???
??????????????????????????????????
??·???????????
Yang artinya adalah Dalam kamus 
giongo/gitaigo, gijoogo dibagi menjadi plus dan minus
berdasarkan kepentingan
penggunaannya.
· Gijoogo positif (
???????
)
-
Yorokobi (sukacita), contohnya :
????·????·????
-
Kitai (harapan), contohnya :
????
-
Anshin (rasa aman), contohnya :
???
-
Nodoka (tenang ), contohnya : ????
-
Kokochi yosa (kenyamanan), contohnya :????
-
Sawayaka (kesegaran),contohnya :
????·????
  
14
· Gijoogo negatif
(????????)
- Ikari (marah), contohnya :
?·?·??·???????·???·??
-
Shouchin (kecewa), contohnya :
????·????
-
Ken’o (tidak suka), contohnya :
????·????
-
Fukai (ketidak nyamanan), contohnya :????
-
Shinkeishitsu (gugup), contohnya :
????
-
Shinpai (gelisah), contohnya :
??????·????·????·??
-
Odoroki to osore (terkejut dan takut), contohnya :
???·???·?????·???
-
Tamerai (keraguan ), contohnya :
????·????·????
2.2  Konsep Emosi
2.2.1   Pengertian Emosi 
       Kata
Emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak
menjauh. Arti kata ini sebenarnya menunjukkan
bahwa kecenderungan bertindak
atau berbuat
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut  Goleman
(2002 : 411)
emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis
dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada
dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. 
       Sedangkan kata emosi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) dalam arti
pertama adalah luapan perasaan yg berkembang dan surut dalam waktu singkat. Arti
kedua adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti
kegembiraan,
  
15
kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yg bersifat subjektif. Arti ketiga adalah
ungkapan keadaan  marah.
       Perasaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) memiliki tiga arti. Arti
yang pertama adalah  hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra. Pada arti yang
kedua adalah rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi atau merasai sesuatu. Arti
yang ketiga adalah  kesanggupan untuk merasa atau merasai. Dan arti yang keempat
adalah  pertimbangan batin (hati) atas sesuatu.
        Seperti yang telah diuraikan pada penjelasan sebelumnya, yaitu bahwa semua
emosi menurut beberapa ahli pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak atau
refleksi dari sesuatu yang dirasakan. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong
individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap situasi yang ada.
       Diperkuat oleh konsep kanjou (
??
)
(perasaan) Tsuchida dan Takemura (1994)
dalam
KANJOU NO SHAKAI SHINRIGAKU
??????????
(1994:36)
mengklasifikasikan emosi dasar menjadi 5 faktor berdasarkan onomatope
yang
terdapat dalam kamus onomatope, yaitu
kemarahan
(??)
kegembiraan
(?)
kesedihan
(???)
terkejut
(??)
dan 
ketakutan
(??·??)
.
Selanjutnya Tsuchida mengkaitkan onomatope yang
terdapat dalam bahasa Jepang dengan emosi dasar tersebut. Yaitu sebagai berikut:
1. Marah (??) contohnya : ???????????????????
2. Senang (
??
) contohnya :
?????????????????
3. Sedih (
???
) contohnya :
??????????????????
  
16
4. Kaget (
??
) contohnya :
???????????????????
5. Takut (
??·??
) contohnya :
???????????????????
       Selain itu Goleman (2002 : 411) juga  mengemukakan beberapa macam emosi
yang seringkali kita rasakan yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada,
tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat,  dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. Malu : malu hati, kesal
       Dalam The Nicomachea Ethics
pembahasan Aristoteles mengenai emosi secara
filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah
dengan cara menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan yang ada dalam
diri kita. 
       Sementara itu menurut Aritoteles dalam Goleman (2002:16) adalah “Nafsu
apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan.
nafsu membimbing
pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi,
nafsu dapat dengan mudah
menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles,
  
17
masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan
antara emosi dan cara mengekspresikannya”. 
       Emosi juga memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan hal yang sedang
dirasakan. Oleh karna itu cara mengatasinya pun berbeda-beda. Menurut Mayer
dalam Goleman (2002 : 65) adalah orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam
menangani dan mengatasi emosi
mereka, yaitu sadar diri, tenggelam dalam
permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan
tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
       Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosi
adalah
suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau
bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
dirinya.
2. 3 Konsep Kegembiraan
2.3.1  Definisi Kegembiraan
       Aristoteles dalam Adler (2003) menyatakan bahwa happiness atau kebahagiaan
berasal dari kata “happy” atau bahagia yang berarti feeling good, having fun, having
a good time, atau sesuatu yang membuat pengalaman yang
menyenangkan.
Sedangkan orang yang bahagia menurut Aristoteles dalam
Gilbert
(2007) adalah
orang yang mempunyai good birth, good health, good look,
good luck, good
reputation, good friends, good money and goodness.
Kebahagiaan merupakan
sebongkahan perasaan yang dapat dirasakan
berupa perasaan senang, tentram, dan
memiliki kedamaian (Rusydi, 2007).
  
18
       Sedangkan happiness atau kebahagiaan menurut Biswas, Diener & Dean (2007)
merupakan kualitas dari keseluruhan hidup manusia – apa yang membuat kehidupan
menjadi baik secara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang
tinggi ataupun pendapatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kebahagiaan adalah perasaan positif yang berasal dari kualitas keseluruhan
hidup manusia yang ditandai dengan adanya kesenangan yang dirasakan oleh
seorang individu ketika melakukan sesuatu hal yang disenangi di dalam hidupnya
dengan tidak adanya perasaan menderita.
2. 3. 2 Jenis – jenis kegembiraan (??)
       Dalam proses kehidupan manusia kebahagiaan dapat diklasifikasikan menjadi
tiga jenis, yaitu shite morau yorokobi, dekiru yorokobi, dan shite agerareru yorokobi.
Menurut Takagi (2006:3) untuk dapat merasakan kegembiraan dalam hidup, terlebih
dahulu kita dapat menerima tiga jenis kegembiraan tersebut.
?????????????????????????????
Dalam proses pertumbuhan manusia, ada tiga macam kegembiraan yang ada yaitu:
1.  ???????  ( Shite morau yorokobi )
Jenis kegembiraan ???????
adalah perlakuan yang kita terima dari seseorang
dapat membuat diri kita merasa bergembira. 
Contohnya :
Kita mendapat perhatian dan kasih saying dari orang tua
yang telah merawat
kita selama ini, sehingga diri kita merasa bergembira akan ha itu.
Mendapat hadiah atau kejutan dari seorang teman, membuat kita merasa
gembira akan perhatian darinya.
  
19
  
2.  ????? ( Dekiru yorokobi )
Jenis kegembiraan ????? adalah pencapaian akan suatu hal yang bisa dilakukan
oleh diri kita sendiri  dengan baik dan memuaskan, membuat perasaan kita menjadi
gembira.
Contohnya :
Sulit untuk mengerjakan tugas yang kita dapatkan, tetapi karena kita terus-
terusan berusaha mempelajarinya akhirnya kita dapat menyelesaikannya.
Kita merasa tidak bisa memperoleh hal yang kita inginkan, tetapi karena
keyakinan yang kuat dan berusaha untuk mendapatkannya, akhirnya kita
dapat memperoleh hal tersebut.
3.  ????????? (Shite agerareru yorokobi )
Jenis kegembiraan ?????????
adalah kita dapat memberikan suatu hal baik
atau sebuah perlakuan yang baik kepada seseorang, sehingga orang tersebut merasa
bergembira atas hal yang telah kita lakukan
Contohnya :
Ketika mothers day
seorang anak memberikan bunga kepada ibunya atas
apresiasinya kepada orang tua yang telah menyayanginya. Sehingga sang ibu
merasa gembira atas perlakuan anaknya.
Memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan, sehingga orang
yang telah kita bantu merasa senang ate gembira karenanya.