9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Pendekatan Basis Data
2.1.1
Pengertian Basis Data
Menurut
Connolly dan Begg (2010, p65), basis data adalah
kumpulan data yang saling berhubungan secara logis dan deskripsi data
tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu
organisasi.
Menurut James O’Brien (2001, p175), basis data adalah sebuah
kumpulan elemen data yang terintegrasi,
yang terhubung secara logikal
dimana elemen data tersebut mendeskripsikan entitas dan hubungan antar
entitas.
Menurut Date (2000, p10), basis data adalah sekumpulan data yang
digunakan oleh sistem aplikasi dari perusahaan.
Menurut Michael V. Mannino (2001, p4), basis data adalah
kumpulan data tetap yang dapat digunakan bersama dan saling
berhubungan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis
menyimpulkan
bahwa basis data merupakan kumpulan data tetap yang saling berhubungan
secara logis dan dapat digunakan bersama dimana data tersebut dirancang
untuk memenuhi kebutuhan suatu organisasi.
  
10
2.1.2
Database Management System (DBMS)
2.1.2.1
Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), Database Management
System
(DBMS) adalah sebuah sistem perangkat lunak yang
memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara
dan mengendalikan akses ke basis data.
Menurut Michael V. Mannino (2001, p7), Database
Management System
(DBMS) adalah kumpulan dari komponen-
komponen yang mendukung penerimaan, penyebaran, pemeliharaan,
perbaikan, dan format data.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan DBMS antara lain (Connolly
dan Begg, 2010, p66) :
1.
Data Definition Language (DDL)
Data Definition Language (DDL) memungkinkan pengguna
untuk mendefinisikan basis data serta
memungkinkan pengguna
untuk menentukan tipe data, struktur dan kendala pada data untuk
disimpan ke dalam basis data.
2.
Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language
(DML) memungkinkan
pengguna untuk melakukan insert, update, delete, dan retrieve data
dari basis data.
3.
Kontrol akses terhadap basis data
  
11
a.
Sistem keamanan (Security system) yang berfungsi untuk
mencegah pengguna yang tidak berwenang mengakses basis data.
b. Sistem integritas (Integrity system) yang berfungsi untuk menjaga
konsistensi data yang tersimpan.
c.
Sistem kontrol konkurensi (Concurrency control system) yang
berfungsi untuk memungkinkan shared access terhadap basis data.
d. Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system) yang
berfungsi untuk memperbaiki basis data ke kondisi sebelumnya
jika terjadi kerusakan pada perangkat keras atau perangkat lunak.
e.
Katalog yang dapat diakses pengguna (User-accessible catalog)
yang berisi deskripsi data pada basis data.
2.1.2.2
Komponen Lingkungan Database Management System (DBMS)
Komponen-komponen
utama dalam
lingkungan DBMS terdiri
dari (Connolly dan Begg, 2010, p68) :
1.
Hardware
Hardware
dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi.
Hardware
dapat berupa personal computer
(PC), mainframe
atau
jaringan komputer.
2.
Software
Komponen software
terdiri dari software
DBMS itu sendiri dan
program aplikasi, bersama dengan sistem
operasi, termasuk
software jaringan jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan.
  
12
3.
Data
Data mungkin merupakan komponen terpenting dari lingkungan
DBMS. Data berperan sebagai suatu jembatan diantara komponen
mesin dan manusia.
4.
Prosedur
Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang
mengatur rancangan dan penggunaan basis data. Pengguna ystem
dan pegawai yang mengatur basis data membutuhkan prosedur yang
terdokumentasi mengenai bagaimana cara untuk menggunakan dan
menjalankan sistem.
5.
Orang (People)
Komponen terakhir adalah orang yang terlibat dengan sistem, seperti
Data Administrator (DA), Database Administrator (DBA), database
designer, application developer dan pengguna akhir (end-user).
2.1.2.3
Keuntungan dan Kerugian Database Management System (DBMS)
Keuntungan-keuntungan DBMS, yaitu (Connolly dan Begg,
2010, p77) :
1.
Kontrol terhadap redundansi data
2.
Konsistensi data
3.
Informasi tambahan dari data yang sama
4.
Jumlah data
5.
Berbagi data
  
13
6.
Meningkatkan integritas data
7.
Meningkatkan keamanan
8.
Penetapan standarisasi
9.
Skala ekonomi
10.
Keseimbangan kebutuhan data yang bertentangan
11.
Meningkatkan produktifitas
12.
Meningkatkan konkurensi
13.
Meningkatkan layanan backup dan recovery
Kerugian-kerugian DBMS, yaitu (Connolly dan Begg, 2010,
p80) :
1.
Kompleksitas
2.
Ukuran
3.
Biaya DBMS
4.
Biaya tambahan hardware
5.
Biaya konversi
6.
Kinerja
7.
Dampak tinggi dari kegagalan
2.1.3
Structure Query Language (SQL)
2.1.3.1
Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92), Data Definition
Language
(DDL) adalah
sebuah bahasa yang memungkinkan DBA
(Database Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan
  
14
memberi nama entitas-entitas, atribut-atribut, dan hubungan-hubungan
yang diperlukan untuk sebuah aplikasi, bersama dengan integritas terkait
dan batasan keamanan (security constraint).
2.1.3.2
Data Manipulation Language (DML)
Menurut Silberschatz, Korth, dan Sudarshan (2002, p12), Data
Manipulation Language
(DML) merupakan suatu bahasa yang
memungkinkan pengguna untuk mengakses atau memanipulasi data
yang telah terorganisir oleh model data yang tepat.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p92),
Data Manipulation
Language (DML) adalah sebuah bahasa yang menyediakan sekumpulan
operasi untuk mendukung operasi
dasar
manipulasi
data pada data
dalam basis data.
Operasi manipulasi data terdiri dari (Connolly dan Begg, 2010,
p92) :
a.
Memasukkan data baru ke dalam basis data
b.
Modifikasi data yang tersimpan dalam basis data
c.
Menampilkan kembali data di dalam basis data
d.
Menghapus data dari basis data
  
15
Terdapat dua tipe DML (Connolly dan Begg, 2010, p93), yaitu :
1.
Procedural DML
Procedural DML adalah sebuah bahasa yang memungkinkan
pengguna untuk memberitahukan kepada sistem, data apa yang
diperlukan dan bagaimana seharusnya data tersebut diambil.
2.
Non-procedural DML
Non-procedural DML adalah sebuah bahasa yang
memungkinkan pengguna untuk menyatakan data apa yang
diperlukan daripada tentang bagaimana data tersebut diambil.
2.1.4
Fourth Generation Language (4GL)
Fourth Generation Language
(4GL) adalah bahasa pemrograman
yang tidak memiliki prosedur standard dimana pengguna mendefinisikan
apa yang harus diselesaikan, bukan bagaimana cara menyelesaikannya.
4GL mencakup (Connolly dan Begg, 2010, p94) :
a.
Presentation languages, seperti query languages dan report generators.
b.
Speciality languages, seperti spreadsheets dan database languages.
c.
Application generators yang mendefinisikan, memasukkan,
memperbarui, dan menerima data dari basis data untuk membangun
aplikasi.
d.
Bahasa tingkat tinggi yang
digunakan untuk menghasilkan kode
aplikasi.
  
16
2.1.5
Siklus Hidup Pengembangan Sistem Basis Data (Database System
Development Lifecycle)
Menurut Connolly dan Begg (2010, p314), adapun tahap-tahap
siklus hidup pengembangan sistem basis data adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 The Stages of The Database System Development Lifecycle
2.1.5.1
Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), Database planning
merupakan
kegiatan manajemen yang memungkinkan tahapan siklus
  
17
hidup pengembangan sistem basis data untuk direalisasikan seefisien
dan seefektif mungkin.
Ada 3 permasalahan pokok yang muncul dalam merumuskan
suatu strategi sistem informasi, yaitu :
1.
Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan penentuan sistem
informasi yang dibutuhkan.
2.
Evaluasi sistem informasi yang berjalan untuk menentukan kelebihan
dan kekurangan yang ada.
3.
Penilaian terhadap peluang-peluang teknologi informasi yang
mungkin mendatangkan keuntungan yang kompetitif.
2.1.5.2
System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), System
definition
menjelaskan batasan-batasan dan ruang lingkup aplikasi basis data dan
user view utama.
 
2.1.5.3
Requirement Collection and Analysis
Menurut Connolly dan Begg (2010, p316), Requirement
Collection and analysis
merupakan proses pengumpulan dan analisa
informasi mengenai bagian dari organisasi yang didukung oleh sistem
basis data, dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi
kebutuhan untuk sistem baru.
  
18
Informasi yang dikumpulkan untuk setiap user view utama terdiri
dari :
1.
Deskripsi data yang digunakan atau dihasilkan
2.
Rincian bagaimana data digunakan atau dihasilkan
3.
Beberapa kebutuhan tambahan untuk sistem basis data yang baru.
2.1.5.4
Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), Database design
merupakan proses membuat rancangan yang akan mendukung mission
statement dan mission objectives
untuk sistem basis data yang
dibutuhkan.
Terdapat tiga fase utama dalam merancang basis data, yaitu :
1.
Perancangan basis data konseptual
Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan, independen dari keseluruhan aspek
fisik. Model data dibangun dengan menggunakan informasi dalam
spesifikasi kebutuhan pengguna. 
2.
Perancangan basis data logikal
Merupakan suatu proses pembuatan model dari informasi yang
digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data tertentu, tetapi
independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya.
3.
Perancangan basis data fisikal
  
19
Merupakan suatu proses menghasilkan deskripsi implementasi basis
data pada penyimpanan sekunder. Menggambarkan struktur
penyimpanan dan metode akses yang digunakan untuk mencapai
akses yang efisien terhadap data.
2.1.5.5
DBMS Selection
Menurut Connolly dan Begg (2010, p325), DBMS selection
merupakan pemilihan DBMS yang sesuai untuk mendukung sistem
basis data. 
Langkah-langkah utama untuk memilih sebuah DBMS, yaitu :
1.
Mendefinisikan istilah-istilah yang mengarah pada pembelajaran
2.
Daftar pendek dua atau tiga produk 
3.
Mengevaluasi produk
4.
Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan
2.1.5.6
Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010, p329), Application design
merupakan rancangan user interface
dan program aplikasi yang
menggunakan dan mengolah basis data.
2.1.5.7
Prototyping
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Prototyping
merupakan pembangunan sebuah model kerja  sistem basis data.
  
20
2.1.5.8
Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), Implementation
merupakan realisasi fisik basis data dan perancangan aplikasi.
2.1.5.9
Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Data Conversion and
Loading
merupakan pemindahan semua data yang ada ke dalam basis
data baru dan mengubah semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada
basis data baru.
2.1.5.10
Testing
Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), Testing merupakan
proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan
kesalahan.
2.1.5.11
Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg
(2010, p335),
Operational
Maintenance
merupakan proses mengawasi dan memelihara sistem
basis data setelah proses instalasi.
2.1.6
Entity-Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2010, p371), Entity-Relationship
Modelling
adalah sebuah pendekatan top-down dalam perancangan basis
  
21
data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data penting yang disebut
entitas dan relasi diantara data yang harus direpresentasikan dalam model.
2.1.6.1
Tipe Entitas
Tipe entitas adalah sekumpulan objek dengan sifat-sifat
yang
sama, yang diidentifikasikan oleh perusahaan dan memiliki
keberadaannya sendiri. Setiap tipe entitas dilambangkan dengan sebuah
kotak yang diberi label dengan nama entitas, yang biasanya merupakan
kata benda tunggal. Tipe entitas terbagi menjadi 2, yaitu :
a.
Strong entity type
Merupakan tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada
beberapa tipe entitas lainnya.
b.
Weak entity type
Merupakan tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada
beberapa tipe entitas lainnya.
2.1.6.2
Tipe Relasi
Tipe relasi adalah sekumpulan asosiasi
yang memiliki arti
diantara tipe entitas. Setiap tipe relasi dilambangkan dengan garis yang
menghubungkan tipe entitas-entitas terkait yang diberi label dengan
nama relasi, yang biasanya merupakan kata kerja atau frasa pendek yang
mengandung kata kerja.
  
22
2.1.6.2.1
Derajat Tipe Relasi
Derajat tipe relasi adalah jumlah tipe relasi yang
berpartisipasi dalam sebuah relasi. Entitas yang dilibatkan dalam
tipe relasi tertentu disebut sebagai partisipan dalam relasi tersebut.
Terdapat beberapa macam derajat relasi, yaitu :
a.
Binary relationship, yaitu keterhubungan antara dua tipe entitas.
Gambar 2.2 Binary Relationship
b. Ternary relationship, yaitu keterhubungan antara tiga tipe
entitas.
Gambar 2.3 Ternary Relationship
c.
Quaternary relationship, yaitu keterhubungan antara empat tipe
entitas.
Gambar 2.4 Quaternary Relationship
  
23
2.1.6.2.2
Relasi Rekursif
Relasi rekursif adalah sebuah tipe relasi dimana tipe entitas
yang sama berpartisipasi lebih dari satu kali dalam
peranan yang
berbeda.
Gambar 2.5 Relasi Rekursif
2.1.6.3
Atribut
Atribut adalah sebuah property dari sebuah tipe entitas atau tipe
relasi.
Atribut memiliki nilai-nilai yang menggambarkan setiap entitas
dan mewakili bagian utama dari data yang disimpan dalam basis data.
Contohnya tipe entitas Pegawai, bisa memiliki atribut NoPegawai,
Nama, Jabatan, dan Gaji. Atribut bisa dikelompokkan sebagai berikut :
2.1.6.3.1
Simple and Composite Attributes
Simple attribute
adalah sebuah atribut yang terdiri dari
komponen tunggal dengan keberadaannya sendiri dimana atribut
tersebut tidak bisa dibagi menjadi komponen yang lebih kecil.
Contohnya atribut jabatan dan gaji pada entitas Pegawai.
  
24
Composite attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, masing-masing dengan keberadaannya sendiri
dimana beberapa atribut tersebut bisa dibagi menjadi komponen
yang lebih kecil. Contohnya atribut alamat yang bisa dibagi menjadi
atribut jalan, kota, dan kode pos.
2.1.6.3.2
Single-Valued and Multi-Valued Attributes
Single-valued attribute adalah sebuah atribut yang memiliki
nilai tunggal untuk setiap keberadaannya pada tipe entitas.
Multi-valued attribute adalah sebuah atribut yang memiliki
beberapa nilai untuk setiap keberadaannya pada tipe entitas.
2.1.6.3.3
Derived Attributes
Derived attribute
adalah sebuah atribut yang
merepresentasikan sebuah nilai yang diturunkan dari nilai atribut
yang berhubungan atau kumpulan atribut dimana atribut tersebut
belum tentu dalam tipe entitas yang sama.
2.1.6.4
Keys
a.
Simple key adalah suatu key yang dibentuk oleh satu atribut.
b.
Relational key
adalah identifikasi secara unik setiap baris dalam
sebuah relasi.
  
25
c.
Super key
adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang
mengidentifikasikan sebuah baris secara unik dalam sebuah relasi.
d.
Candidate key adalah kumpulan minimal dari atribut yang secara
unik mengidentifikasi setiap kemunculan tipe entitas.
e.
Primary key adalah candidate key yang terpilih untuk secara unik
mengidentifikasi setiap kemunculan tipe entitas.
f.
Composite key adalah sebuah candidate key yang terdiri dari dua atau
lebih atribut.
g.
Alternate key adalah candidate key yang tidak dapat dipakai sebagai
primary key.
h.
Foreign key adalah atribut atau himpunan atribut dalam sebuah relasi
yang cocok dengan candidate key dari beberapa relasi.
2.1.6.5
Structural Constraint
Batasan utama pada relasi disebut multiplicity. Multiplicity
adalah jumlah kemunculan yang mungkin terjadi dari suatu tipe entitas
yang mungkin berhubungan dengan kemunculan tunggal dari tipe
entitas terkait melalui relasi tertentu. Relasi dengan derajat dua bisa
dibagi menjadi :
  
26
1.
Relasi One-to-One (1:1)
Gambar 2.6 Relasi One-to-One
2.
Relasi One-to-Many (1:*)
Gambar 2.7 Relasi One-to-Many
  
27
3.
Relasi Many-to-Many (*:*)
Gambar 2.8 Relasi Many-to-Many
Multiplicity terdiri dari dua batasan yang terpisah pada sebuah
relasi, yaitu :
1.
Cardinality
Mendeskripsikan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang
mungkin untuk suatu entitas yang berpartisipasi di dalam suatu tipe
relasi tertentu.
2.
Participation
Menentukan apakah semua atau hanya sebagian entitas berpartisipasi
di dalam suatu relasi.
  
28
Gambar 2.9 Cardinality and Participation
2.1.7
Metodologi Perancangan Basis Data
Metodologi desain adalah sebuah pendekatan terstruktur yang
menggunakan prosedur, teknik, perangkat, dan dokumentasi yang
mendukung dan memfasilitasi proses
desain (Connolly dan Begg, 2010,
p466).
Terdapat tiga fase utama dalam metodologi perancangan basis data
antara lain (Connolly dan Begg, 2010, p467) :
2.1.7.1
Perancangan Konseptual
Perancangan basis data konseptual adalah proses membangun
sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan, yang
tidak bergantung pada semua pertimbangan fisikal.
Perancangan ini merupakan tahap pertama dimana secara
objektif dilakukan untuk membangun sebuah model data konseptual dari
kebutuhan data sebuah perusahaan.
  
29
Langkah-langkah untuk membangun model data konseptual,
yaitu :
1.
Mengidentifikasi tipe entitas
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi tipe entitas yang
dibutuhkan.
2.
Mengidentifikasi tipe relasi
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relasi penting yang ada
diantara tipe entitas.
3.
Mengidentifikasi dan mengasosiasi atribut dengan tipe entitas atau
relasi
Tujuannya adalah untuk mengasosiasi atribut dengan tipe entitas atau
tipe relasi yang sesuai.
4.
Menentukan domain atribut
Tujuannya adalah untuk menentukan domain
untuk atribut pada
model data lokal konseptual.
5.
Menentukan atribut candidate key, primary key, dan alternate key
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi candidate key untuk setiap
tipe entitas, dan jika ada lebih dari satu candidate key, maka dipilih
satu untuk menjadi primary key dan yang lain sebagai alternate key.
6.
Mempertimbangkan penggunaan konsep enhanced modeling
(langkah optional)
  
30
Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan penggunaan konsep
enhanced modeling, seperti specialization/generalization,
aggregation, dan composition.
7.
Memeriksa model untuk redundansi
Tujuannya adalah untuk memeriksa adanya redundansi/data berulang
pada model.
8.
Validasi model konseptual dengan transaksi pengguna
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa model konseptual
mendukung transaksi yang dibutuhkan.
9.
Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna
Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model data konseptual
dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut sudah
sesuai dengan representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data
perusahaan.
2.1.7.2
Perancangan Logikal
Perancangan basis data logikal adalah proses membangun sebuah
model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan
berdasarkan
model data spesifik, tetapi tidak bergantung pada DBMS tertentu dan
pertimbangan fisikal lainnya.
Perancangan ini merupakan tahap kedua dimana secara objektif
dilakukan untuk menerjemahkan model data konseptual menjadi model
data logikal dan kemudian memvalidasi model ini untuk memeriksa
  
31
bahwa model tersebut sudah benar secara struktur dan mampu
mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Langkah-langkah untuk membangun model data logikal, yaitu :
1.
Penurunan relasi untuk model data logikal
Tujuannya adalah untuk membuat relasi untuk model data logikal
untuk merepresentasikan entitas, relasi, dan atribut yang telah
diidentifikasi.
2.
Validasi relasi menggunakan normalisasi
Tujuannya adalah untuk memvalidasi relasi pada model data logikal
menggunakan normalisasi.
3.
Validasi relasi terhadap transaksi pengguna
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa relasi pada model data
logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan.
4.
Memeriksa integrity constraints
Tujuannya adalah untuk memeriksa integrity constraints
yang
direpresentasikan pada model data logikal.
5.
Meninjau kembali model data logikal dengan pengguna
Tujuannya adalah untuk meninjau kembali model data logikal dengan
pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut sesuai dengan
representasi yang sebenarnya dari kebutuhan data perusahaan.
6.
Menggabungkan model data logikal menjadi
model global (langkah
optional)
  
32
Tujuannya adalah untuk menggabungkan model data lokal logikal
menjadi sebuah model data logikal global yang merepresentasikan
semua pandangan pengguna basis data.
7.
Memeriksa perkembangan di masa mendatang
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah ada perubahan
signifikan yang memungkinkan di masa mendatang dan untuk
menilai apakah model data logikal dapat mengakomodasi perubahan.
2.1.7.3
Perancangan Fisikal
Perancangan basis data fisikal adalah proses menghasilkan
sebuah deskripsi implementasi basis data pada secondary storage.
Menjelaskan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan
untuk mendapatkan akses yang efisien
terhadap data, dan integrity
constraints terkait serta langkah-langkah keamanan.
Terdapat beberapa tahap untuk membangun model data fisikal,
yaitu :
a.
Tahap ketiga : Menerjemahkan model data logikal untuk
DBMS
yang dituju. Secara objektif dilakukan untuk menghasilkan sebuah
skema relasi basis data dari model data logikal yang bisa
diimplementasikan pada DBMS yang dituju. Tahap ini terdiri dari 3
langkah, yaitu :
  
33
1. Merancang relasi dasar
Tujuannya adalah menentukan bagaimana merepresentasikan
relasi dasar yang telah diidentifikasi dalam model data logikal
pada DBMS yang dituju.
2. Merancang representasi dari derived data
Tujuannya adalah menentukan bagaimana merepresentasikan
berbagai derived data yang terdapat dalam model data logikal
pada DBMS yang dituju.
3. Merancang batasan umum
Tujuannya adalah
merancang batasan umum pada DBMS yang
dituju.
b.
Tahap keempat : Merancang organisasi file dan indeks.
Secara
objektif dilakukan untuk menentukan organisasi file yang optimal
untuk menyimpan relasi dasar dan indeks yang dibutuhkan untuk
mencapai kinerja
yang dapat diterima, yaitu keadaan dimana relasi
dan tupel akan disimpan pada secondary storage.
Tahap ini terdiri
dari 4 langkah, yaitu :
1. Menganalisa transaksi
Tujuannya adalah untuk mengetahui fungsi dari transaksi yang
akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi
yang penting.
  
34
2. Memilih organisasi file
Tujuannya adalah untuk menentukan organisasi file yang yang
efisien untuk setiap relasi dasar.
3. Memilih indeks
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah menambah indeks
akan meningkatkan kinerja sistem.
4. Memperkirakan besarnya tempat penyimpanan yang dibutuhkan
Tujuannya adalah untuk memperkirakan besar tempat
penyimpanan yang akan dibutuhkan oleh basis data.
c.
Tahap kelima : Merancang user views.
Secara objektif dilakukan
untuk merancang user views
yang teridentifikasi selama tahap
pengumpulan dan analisa kebutuhan dari siklus pengembangan
sistem basis data.
d.
Tahap keenam : Merancang mekanisme keamanan.
Secara objektif
dilakukan untuk merancang mekanisme keamanan untuk basis data
yang ditentukan oleh pengguna selama tahap  pengumpulan
kebutuhan dari siklus pengembangan sistem basis data.
e.
Tahap ketujuh : Mempertimbangkan penggunaan
redundansi
terkontrol.
Secara objektif dilakukan
untuk menentukan apakah
menggunakan redundansi secara terkendali  dengan aturan
normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Tahap ini terdiri dari
7 langkah, yaitu :
  
35
1. Menggabungkan relasi one-to-one (1:1)
2. Menduplikasi atribut non-key pada relasi one-to-many (1:*) untuk
mengurangi join
3. Menduplikasi atribut foreign key
pada relasi one-to-many
(1:*)
untuk mengurangi join
4. Menduplikasi atribut-atribut pada relasi many-to-many (*:*) untuk
mengurangi join
5. Memperkenalkan repeating groups
6. Membuat extract tables
7. Mempartisi relasi-relasi
f.
Tahap kedelapan : Mengawasi dan menyempurnakan sistem
operasional.
Secara objektif dilakukan untuk mengawasi sistem
operasional dan meningkatkan kinerja sistem untuk memperbaiki
rancangan yang tidak sesuai atau mempertimbangkan adanya
perubahan kebutuhan.
2.1.8
Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2010, p416), normalisasi adalah
sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti yang
diinginkan, yang akan memberikan kebutuhan data bagi perusahaan. Relasi
adalah sebuah tabel dengan kolom dan baris.
  
36
Menurut Michael V. Mannino (2001, p267), normalisasi adalah
sebuah proses untuk menghapus redundansi pada sebuah tabel sehingga
tabel tersebut mudah dimodifikasi.
Proses-proses normalisasi terdiri dari
(Connolly dan Begg, 2010,
p430) :
1.
Unnormalized Form (UNF)
Sebuah tabel yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang
berulang. UNF merupakan bentuk awal tabel yang belum di normalisasi.
Proses normalisasi UNF menjadi 1NF melibatkan penghilangan
repeating groups.
2.
First Normal Form (1NF)
Sebuah relasi dimana titik temu dari setiap baris dan kolom
mengandung satu dan hanya satu
nilai saja.
Proses normalisasi 1NF
menjadi 2NF melibatkan penghilangan partial dependencies.
3.
Second Normal Form (2NF)
Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan setiap atribut yang
bukan primary key
sepenuhnya bergantung secara fungsional pada
primary key.
Proses normalisasi 2NF menjadi 3NF melibatkan
penghilangan transitive dependencies.
4.
Third Normal Form (3NF)
Sebuah relasi yang telah memenuhi 1NF dan 2NF dan dimana
tidak ada lagi atribut yang bukan primary key bergantung secara transitif
pada primary key.
  
37
2.2
Tools yang digunakan
2.2.1
Diagramming Tools
2.2.1.1
Flowchart
Flowchart
merupakan sebuah representasi berbentuk diagram
dari urutan proses operasi pada sistem informasi atau program.
Flowchart
dari sistem informasi menunjukkan bagaimana aliran data
dari dokumen sumber melewati komputer untuk kemudian
didistribusikan pada para pengguna.
Beberapa tujuan membuat flowchart, yaitu :
a.
Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah
b.
Secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas
c.
Menggunakan simbol-simbol standar
Terdapat dua model penulisan flowchart, yaitu :
1.
System flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan
prosedur dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu.
Melalui system
flowchart
jenis media penyimpanan yang dipakai
dalam pengolahan data akan terlihat. Selain itu juga dapat
menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output.
System
flowchart
tidak digunakan untuk menggambarkan
urutan langkah dalam memecahkan masalah melainkan hanya untuk
menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk.
  
38
2.
Program flowchart
Merupakan bagan atau diagram yang memperlihatkan urutan
dan hubungan proses dalam suatu program.
Dua jenis metode
penggambaran program flowchart, yaitu :
a. Conceptual flowchart
Menggambarkan alur pemecahan masalah secara global.
b. Detail flowchart
Menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.
Simbol-simbol yang digunakan dalam flowchart, yaitu :
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart
Simbol
Keterangan
 
Simbol dokumen, digunakan untuk
menggambarkan semua jenis dokumen yang
merupakan formulir yang digunakan untuk
merekam data terjadinya suatu transaksi.
Simbol dokumen dan tembusannya,
digunakan untuk menggambarkan dokumen
asli dan tembusannya. Nomor lembar
dokumen dicantumkan disudut kiri atas.
Simbol berbagai dokumen, digunakan untuk
menggambarkan berbagai jenis dokumen
yang digabungkan bersama dalam suatu
  
39
paket. Namun dokumen dituliskan di dalam
masing-masing simbol dan nomor lembar
dokumen dicantumkan di sudut kanan atas
simbol dokumen yang bersangkutan.
Simbol catatan, digunakan untuk
menggambarkan catatan akuntansi yang
digunakan untuk mencatat data yang
direkam sebelumnya didalam dokumen atau
formulir.
Simbol penghubung pada halaman yang
sama, digunakan untuk memungkinkan
aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada
halaman tertentu dan kembali berjalan di
lokasi lain pada halaman yang sama.
Simbol penghubung pada halaman yang
berbeda, digunakan untuk menunjukkan
kemana dan bagaimana bagan alir terkait
satu dengan lainnya. Nomor yang tercantum
di dalam symbol penghubung menunjukkan
bagaimana bagan alir yang tercantum pada
halaman tertentu terkait dengan bagan alir
yang tercantum pada halaman lain.
  
40
Simbol kegiatan manual, digunakan untuk
menggambarkan kegiatan manual.
Simbol arsip sementara, digunakan untuk
menggambarkan
arsip sementara yang
dokumennya akan diambil kembali dari
arsip tersebut dimasa yang akan dating
untuk keperluan pengolahan lebih lanjut
terhadap dokumen tersebut. Untuk
menunjukkan urutan pengarsipan dokumen
digunakan simbol berikut, yaitu A yang
berarti
menurut abjad, N yang berarti
menurut nomor urut, dan T yang berarti
menurut tanggal (kronologis).
Simbol arsip permanen, digunakan untuk
menggambarkan arsip permanen yang tidak
akan diproses lagi.
Simbol mulai/berakhir (terminal),
digunakan untuk menggambarkan awal dan
akhir suatu sistem akuntansi.
  
41
Simbol keputusan, digunakan untuk
menggambarkan keputusan yang harus
dibuat dalam proses pengolahan data.
2.2.1.2
Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007, p317), Data
Flow Diagram
(DFD) adalah model proses yang digunakan untuk
menggambarkan aliran data
melalui sistem dan cara kerja atau proses
yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa disebut dengan Bubble Chart,
Transformation Graph, dan Process Model.
Tujuan DFD adalah sebagai berikut :
a.
Memberikan indikasi mengenai bagaimana data ditransformasi pada
saat data bergerak melalui sistem.
b.
Menggambarkan fungsi-fungsi dan sub fungsi yang mentransformasi
aliran data.
Manfaat DFD adalah sebagai berikut :
a.
DFD adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional
sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses
fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik
secara manual maupun komputerisasi.
  
42
b.
DFD adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan
khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih
penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem.
c.
DFD adalah alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
dengan konsep dekomposisi yang dapat digunakan untuk
penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun
pembuat program.
Tabel 2.2 Simbol-simbol Data Flow Diagram
Simbol
Keterangan
Menggambarkan
eksternal entitas
(terminal) dari sistem
Menggambarkan proses atau
pekerjaan yang harus diselesaikan
Menggambarkan aliran data atau
input/output
dari dan menuju
proses
Menggambarkan penyimpanan
data atau biasa disebut basis data
(data store). Penyimpanan data
dapat disamakan dengan seluruh
bagian dari entitas
tunggal dalam
  
43
model data
Tingkatan DFD terdiri dari :
a.
Diagram konteks
Menggambarkan seluruh input
ke atau output
sistem. Diagram
konteks merupakan level tertinggi dari DFD.
b.
Diagram nol
Merupakan rincian dari diagram konteks dan memperlihatkan data
store yang digunakan.
c.
Diagram rinci
Merupakan rincian dari diagram nol.
Keuntungan penggunaan DFD, yaitu :
1.
Proses dalam DFD dapat beroperasi secara paralel, maksudnya
beberapa proses dapat bekerja secara bersamaan dengan cara kerja
bisnis.
2.
DFD menunjukkan aliran data yang melalui sistem. Panah mewakili
arah data tersebut mengalir. Perulangan (looping) dan percabangan
(branching) biasanya tidak diperlihatkan. Flowchart
menunjukkan
tahap-tahap dari proses atau operasi dalam algoritma/program.
3.
DFD menunjukkan proses yang mewakili perbedaan waktu yang
dramatis. Misalnya, suatu DFD tunggal mungkin akan memasukkan
  
44
proses yang terjadi per jam, per hari, per minggu, per tahun dan
sesuai permintaan.
2.2.1.3
State Transition Diagram (STD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007, p663), State
Transition Diagram (STD) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menggambarkan urutan dan variasi layar yang dapat terjadi selama sesi
yang dapat digunakan oleh user.
Tabel 2.3 Komponen State Transition Diagram
Simbol
Keterangan
Simbol state, merupakan kumpulan
keadaan atau atribut yang mencirikan
seseorang atau benda pada waktu atau
kondisi tertentu
Simbol transition state, merupakan
perubahan yang digambarkan dengan
simbol panah dan setiap panah diberi
label
2.2.1.4
Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2007, p271), Entity
Relationship Diagram
(ERD) adalah
sebuah diagram yang
  
45
menggambarkan data dalam bentuk entitas-entitas beserta hubungan
yang terbentuk antar data tersebut. ERD tidak menyatakan bagaimana
memanfaatkan data, membuat data, menghapus data dan mengubah
data. ERD merupakan suatu alat utama pemodelan data dan membantu
menggambarkan data ke dalam entitas dan hubungan antar entitas.
Elemen-elemen ERD pada dasarnya, yaitu :
a.
Entitas : sesuatu yang ada dalam sistem, baik nyata maupun abstrak
dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.
b.
Relasi : hubungan alamiah yang terjadi antara entitas, menyangkut
dua komponen yang menyatakan ikatan yang terjadi, yaitu
cardinality dan participation.
c.
Atribut : deskripsi kelompok data yang mempunyai karakteristik
yang sama (data yang mendeskripsikan entitas dan relasi).
Tabel 2.4 Simbol-simbol Entity Relationship Diagram
Simbol
Keterangan
Entitas
Relasi
Penghubung atribut dengan entitas dan
relasi dengan entitas
  
46
Langkah-langkah untuk membuat ERD, yaitu :
a.
Identifikasi entitas
Mengidentifikasi peran, kejadian, lokasi, hal abstrak/konsep yang
datanya disimpan oleh end-user.
b.
Menentukan relasi
Menentukan hubungan/relasi antara sepasang entitas menggunakan
relationship matriks.
c.
Menggambar kasar ERD
Menggambarkan entitas-entitas dan relasi diantara entitas untuk
menghubungkannya.
d.
Menentukan cardinality
Menentukan cardinality (pemunculan suatu entitas di entitas lainnya
yang berhubungan).
e.
Menentukan primary key
Mengidentifikasi atribut data yang secara unik mengidentifikasi
setiap entitas.
f.
Menggambar ERD berdasarkan atribut kunci
Menggambarkan ERD beserta primary key di setiap entitas.
g.
Identifikasi atribut lainnya
Mengumpulkan informasi detail yang penting dalam sistem yang
sedang dikembangkan.
  
47
h.
Memetakan atribut
Meletakkan atribut dalam satu entitas yang tepat serta mencari atribut
yang ada dalam relasi.
i.
Menggambar ERD lengkap dengan atribut
Menggambarkan ERD dengan menyesuaikan ERD
pada langkah 6
dengan entitas atau relasi pada langkah 8.
j.
Memeriksa hasil
Memeriksa ERD yang dihasilkan untuk mengetahui ketepatan ERD
dengan sistem.
2.2.2
Software Tools
2.2.2.1
Microsoft Office Access
microsoft-access-database-software-and-applications-
FX102473444.aspx?CTT=1, Access merupakan sebuah alat basis data
untuk mengumpulkan semua informasi user.
Microsoft Access
dapat menggunakan data yang disimpan di
dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine,
Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis
data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna/programmer yang
mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak
aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang mahir
dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi
  
48
yang sederhana. Microsoft Access
juga mendukung teknik-teknik
pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke
dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.
2.2.2.2
Visual Basic
Menurut Krisna (2003, p1), Visual Basic
adalah bahasa
pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang
berbasis Graphical User Interface (GUI). Bahasa pemrograman adalah
perintah atau instruksi yang dimengerti oleh komputer untuk melakukan
tugas-tugas tertentu.
Bahasa pemrograman Visual Basic
dikembangkan oleh
Microsoft sejak tahun 1991. Bahasa ini merupakan pengembangan dari
pendahulu yaitu bahasa pemrograman Beginer’s All Purpose Simbolic
Instruction Code (BASIC). Visual Basic
merupakan development tool,
yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer dan
salah satu bahasa pemrograman komputer yang mendukung objek.
2.3
Interaksi Manusia dan Komputer
2.3.1
Transaksi
Menurut Connolly dan Begg (2010, p330), transaksi adalah satu
atau beberapa aksi yang dilakukan oleh program aplikasi untuk mengakses
atau mengubah isi dari basis data. Transaksi merupakan bagian dari proses
eksekusi sebuah program yang melakukan pengaksesan basis data dan
  
49
bahkan juga melakukan serangkaian aksi perubahan data. Sebuah DBMS
harus menjamin setiap transaksi dapat diselesaikan secara utuh atau tidak
sama sekali agar menjaga konsistensi basis data.
Adapun sifat-sifat dari
transaksi, yaitu :
1.
Atomik (Atomicity) dimana semua operasi dalam transaksi harus dapat
dikerjakan seluruhnya atau tidak sama sekali.
2.
Konsisten (Consistency) dimana eksekusi transaksi secara tunggal harus
dapat menjamin data tetap konsisten setelah transaksi berakhir.
3.
Terisolasi (Isolation) dimana semua transaksi yang dikerjakan pada saat
yang bersamaan dalam sebuah sistem basis data harus dapat dimulai dan
dapat berakhir.
4.
Bertahan (Durability) dimana perubahan data yang terjadi setelah
sebuah transaksi berakhir dengan baik harus dapat bertahan walaupun
system mati.
Adapun situasi atau kondisi yang dapat dicapai oleh sebuah
transaksi ketika transaksi dimulai sampai transaksi tersebut selesai atau
dibatalkan, yaitu :
1.
Aktif (Active), yang merupakan keadaan awal sebuah transaksi yang
menunjukkan bahwa transaksi tersebut masih dieksekusi.
2.
Berhasil sebagian (Partially committed), yang merupakan keadaan yang
dicapai transaksi tepat pada saat operasi terakhir dalam transaksi selesai
dikerjakan.
  
50
3.
Gagal (Failed), yang merupakan keadaan dimana proses eksekusi
sebuah transaksi terhenti sebelum tuntas sama sekali.
4.
Batal (Aborted), yang merupakan keadaan dimana sebuah transaksi
dianggap tidak atau belum dikerjakan.
5.
Berhasil sempurna (Committed), yang merupakan keadaan dimana
transaksi telah dinyatakan berhasil dikerjakan seluruhnya.
2.3.2
Interface
Menurut www.linfo.org/interface.html, interface
adalah hubungan
antara dua objek, perangkat benda atau sistem yang berbeda satu sama lain
dimana informasi mengalir. Koneksi hubungan bisa berupa hubungan fisik
maupun logika.
Seorang pengguna sistem informasi perlu berinteraksi dengan
interface
dalam beberapa cara. Adapun tugas-tugas seorang pengguna,
yaitu :
1.
Membaca dan menginterpretasikan informasi yang memberikan
petunjuk bagaimana cara menggunakan sistem
2.
Mengeluarkan perintah ke sistem untuk menunjukkan apa yang ingin
mereka lakukan
3.
Memasukkan kata-kata dan angka ke dalam sistem untuk menyediakan
data yang dibutuhkan
4.
Membaca dan menginterpretasikan hasil yang dihasilkan oleh sistem,
baik pada layar atau sebagai laporan tercetak
  
51
5.
Menanggapi dan memperbaiki error
Karakteristik umum yang penting dari desain dialog yang baik,
yaitu :
1.
Konsistensi
2.
Mendukung pengguna
3.
Menyediakan umpan balik dari sistem
4.
Input yang minimal dari pengguna
Pendekatan untuk merancang user interface
terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu :
1.
Structured approaches
2.
Ethnographic approaches
3.
Scenario-based approaches
Terdapat tiga langkah utama dalam merancang Human-Computer
Interaction (HCI), yaitu :
1.
Pengumpulan kebutuhan (requirements gathering)
a.
Menentukan karakteristik dari populasi pengguna
b.
Menentukan karakteristik tugas
c.
Menentukan kendala dan tujuan
2.
Rancangan interface (design of the interface)
a.
Mengalokasikan elemen tugas kepada pengguna atau sistem
b.
Menentukan kebutuhan komunikasi antara pengguna dan sistem
  
52
c.
Merancang elemen interface
untuk mendukung komunikasi antara
pengguna dan sistem mengenai karakteristik pengguna, karakteristik
tugas, dan batasan pada rancangan
3.
Evaluasi interface (interface evaluation)
a.
Mengembangkan prototipe dari rancangan interface
b.
Menguji prototipe dengan pengguna untuk menentukan apakah
tujuan dapat tercapai
2.4
Pemahaman Objek Studi
2.4.1
Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan secara sederhana adalah suatu unit kerja yang
memiliki sumber daya manusia, “ruang khusus”, dan
kumpulan koleksi
sesuai denbgan jenis perpustakaannya (Purwono dan Sri Suharmini, 2006,
h2).
Perpustakaan secara umum adalah kumpulan buku atau bangunan
fisik tempat buku dikumpulkan, disusun menurut system tertentu untuk
kepetingan pengguna (Purwono dan Sri Suharmini, 2006, h3).
Jenis-jenis perpustakaan adalah sebagai berikut (Purwono dan Sri
Suharmini, 2006, h7) :
a.
Perpustakaan Nasional
Merupakan perpustakaan utama dan paling komprehensif yang
melayani keperluan informasi dari penduduk suatu Negara. Fungi utama
  
53
perpustakaan nasional adalah menyimpan semua bahan pustaka tercetak
dan terekam yang diterbitkan di suatu Negara.
b.
Perpustakaan Umum
Mempunyai tugas melayani semua anggota lapisan masyarakat
yang memerlukan jasa perpustakaan dan informasi. Ciri-ciri
perpustakaan umum adalah terbuka untuk umum, dibiayai oleh dana
umum, dan jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma-cuma.
c.
Perpustakaan Sekolah
Merupakan unit pelayanan di dalam lembaga yang kehadirannya
hanya dapat dibenarkan jika mampu membantu pencapaian
pengembangan tujuan-tujuan sekolah yang bersangkutan.
d.
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Merupakan unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang
bersama-sama dengan unit lain, turur melaksanakan Tridarma Perguruan
Tinggi dengan cara memilih, menghimpun, mengolah, merawat, serta
melayangkan sumber informasi kepada lembaga induknya pada
khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya.
e.
Perpustakaan Khusus
Merupakan perpustakaan yang memiliki koleksi pada subjek-
subjek khusus (tertentu). Ciri-ciri perpustakaan khusus, yaitu :
-
Memberi informasi pada badan induknya, dimana perpustakaan itu
berada
  
54
-
Tempatnya di gedung-gedung pusat penelitian, asuransi, agen-agen
serta badan usaha yang mengarah ke kegiatan bisnis
-
Melayani pemakai khusus pada organisasi induknya
-
Cakupan subjeknya terbatas
-
Ukuran perpustakaannya relative kecil
-
Jumlah koleksinya relative kecil
Menurut Sulistyo Basuki (1992, h88), klasifikasi adalah deskripsi
isi untuk menentukan subjek utama sebuah dokumen serta (mungkin) satu
atau dua subjek sekunder serta mengungkapkannya dalam istilah yang
paling tepat dalam bahasa dokumenter yang digunakan.
2.4.2
Fungsi-fungsi Perpustakaan
Menurut beberapa sumber bahwa pada umumnya perpustakaan
mempunyai fungsi yang sama sebagai berikut (Purwono dan Sri Suharmini,
2006, h3) :
1.
Penyimpanan
Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang
diterimanya.
2.
Pendidikan
Perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup, lebih-lebih
mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah
ataupun putus sekolah.
  
55
3.
Penelitian
Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai macam koleksi
(informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh pemakai.
4.
Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai yang disesuaikan
dengan jenis perpustakaan.
5.
Rekreasi Kultural
Perpustakaan berfungsi menyimpan khasanah budaya bangsa. Fungsi
kultural dilakukan dengan cara mengadakan pameran ceramah,
pertunjukan kesenian, dan penyediaan bahan bacaan yang dapat
menghibur bagi pemakai, tetapi sekaligus mempunyai nilai yang lain,
seperti pendidikan dan seni.
2.4.3
Transaksi Perpustakaan
Pada umumnya, perpustakaan memiliki transaksi-transaksi sebagai berikut
(Purwono dan Sri Suharmini, 2006, h16) :
Pembuatan Kartu anggota
Calon anggota
yang akan menjadi anggota suatu perpustakaan harus
memenuhi persyaratan dan menaati peraturan-peraturan perpustakaan
bersangkutan.
Peminjaman buku
Anggota memperlihatkan kartu anggota nda menyerahkan buku yang
ingin dipinjam. Petugas mencatat buku yang dipinjam, mencabut kartu
  
56
buku, menuliskan tanggal kembali, yang ada di belakang buku,
kemudian memberikan buku kepada peminjam.
Pengembalian buku
Petugas menerima buku dari peminjam, kemudian kartu buku
dikembalikan pada buku yang telah dikembalikan, dan pada kartu
anggota yang disimpan di file perpustakaan diberi cap kembali pada
kode buku yang dikembalikan.
Transaksi perpanjangan peminjaman buku
Petugas menerima buku yang ingin diperpanjang masa peminjamannya,
kemudian waktu pengembalian diubah. Buku dikembalikan ke
peminjam.
Penagihan buku yang terlambat
Apabila buku terlambat dikembalikan didenda sebesar ketentuan yang
berlaku pada perpustakaan yang bersangkutan. Penagihan buku yang
terlambat dilakukan dengan menggunakan surat tagihan.