7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Komunikasi Massa
Komunikasi adalah bahasa yang paling sering kita dengar sehari-hari.
Dalam hidup kita sangat membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Tidak
hanya komunikasi sesama manusia, namun juga komunikasi terhadap
makhluk hidup lainnya dan komunikasi terhadap sang pencipta kita. Penulis
akan sedikit menjabarkan apa itu pengertian komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu
sama lain
yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian. Defenisi menurut Schramm
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil menghasilkan
kebersamaan, kesepahaman antar sumber, dengan penerimanya.
Ada 2 bentuk komunikasi :
1.
Komunikasi verbal (dengan kata-kata)
Komunikasi verbal (lisan) boleh didefinisikan sebagai proses
komunikasi yang melibatkan maklumbalas menggunakan percakapan
untuk menyampaikan maklumat lengkap kepada penerima.
2.
Komunikasi non verbal (dengan gerakan tubuh)
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi non-
verbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah
dan pandangan mata, penggunaan objek
seperti pakaian, potongan
|
8
rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara
seperti
intonasi, penekanan, kualiti suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Macam-macam komunikasi :
1.
Komunikasi massa.
2.
Komunikasi organisasi.
3.
Komunikasi interpersonal.
4.
Komunikasi antar budaya.
1.
Komunikasi massa
Komunikasi Massa adalah (ringkasan dari) komunikasi melalui media
massa (communicating with media), atau komunikasi kepada banyak
orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri
ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa. contohnya
komunikasi massa adalah televisi memberikan banyak sekali informasi
kepada khalayak seperti contohnya berita, serta hiburan-hiburan lainnya.
2.
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan di dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka
demikian juga komunikasinya. Pada organisasi yang beranggotakan tiga
orang,
komunikasinya relative sederhana, tetapi organisasi yang
beranggotakan seribu orang komunikasinya sangat kompleks.
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah
proses
menciptakan dan saling menukar satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.
|
9
3.
Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku
atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa
komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung
antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
Jadi bisa dikatakan komunikasi interpersonal komunikasi yang sering
terjadi dalam sehari-hari antara 2 orang
atau lebih. Komunikasi ini juga
dilakukan untuk interaksi sehari-hari.
4.
Komunikasi antar budaya
Komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila
sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota
dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain
(Samovar&Porter,1994,p.19).
Definisi lain diberikan oleh
Liliweri
bahwa proses
komunikasi antar
budaya merupakan interaksi antar
pribadi dan komunikasi antar
pribadi
yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang
kebudayaan yang berbeda (2003,p.13). Apapun definisi yang ada
mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication)
menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2
(dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang
melaksanakan proses komunikasi.
|
10
2.1.2
Ciri Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi antarpersona (interpersonal communication), proses
komunikasinya berlangsung dua arah (two way traffic communication), yang
berarti komunikasi dapat secara langsung terjadi, antara pesan dari
komunikator dan respon komunikan atau
audience dapat segera diketahui.
Kondisi tersebut, menurut Effendi (1986), tidak ditemukan dalam komunikasi
massa yang memiliki ciri khusus, yaitu berlangsung satu arah, komunikator
melembaga, pesan bersifat umum, menimbulkan keserempakan, komunikan
heterogen, serta dua hal yang ditambahkan oleh Nurudin (2009), yaitu
mengandalkan peralatan teknis, dan dikontrol oleh gatekeeper.
1.
Berlangsung Searah
Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication),
berarti komunikasi melalui media massa tidak mendapatkan arus balik
langsung dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain,
komunikator tidak tahu tanggapan konsumen (pembaca, pendengar,
atau pemirsa) terhadap pesan atau berita yang disiarkan karena dalam
komunikasi massa tanggapan umumnya tidak langsung, tetapi disebut
umpan balik yang tertunda (delayed feedback).
2.
Komunikator Melembaga
Dalam media massa, meskipun sumber informasi atau
komunikatornya perorangan, seperti wartawan, reporter atau penyiar,
tetapi dalam menyampaikan sesuatu, dia bertindak atas nama
lembaga, berupa media massa yang diwakilinya (institutionalized
communicator atau organized communicator). Dia tidak memiliki
kebebasan secara individu untuk menyampaikan sesuatu kepada
|
11
khalayak, kebebasan yang dimilikinya merupakan hanya kebebasan
yang terbatas.
Guna menyampaikan informasi atau pesan, komunikator
lembaga selalu dibantu banyak pihak yang terkait agar informasi yang
disampaikan benar, baik, dan tampilannya menarik. Dengan
kenyataan itu, komunikator pada komunikasi massa disebut
komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya
pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah orang
yang terlibat.
3.
Pesan Bersifat Umum
Pesan yang disebarkan media massa tidak ditujukan kepada
perorangan atau kelompok orang tertentu, tetapi lebih bersifat umum
(public) karena ditujukan kepada khalayak umum dan mengenai
kepentingan umum. Kondisi demikianlah yang membedakan media
massa dengan media nir-massa. Surat, telepon, telegram, faksimili
merupakan media nir-massa karena ditujukan kepada orang tertentu.
Hal sama juga berlaku bagi koran kampus, radio komunitas, atau
televisi siaran sekitar karena hanya ditujukan pada sekelompok orang
tertentu.
4.
Menimbulkan Keserempakan
Media massa
mampu menimbulkan keserempakan (simultaneity)
terhadap khalayak dalam menerima pesan yang disampaikan.
Informasi televisi atau radio yang berkantor di Jakarta akan dapat
didengar khalayak di berbagai daerah pada waktu yang bersamaan,
|
12
berita surat kabar juga dapat dibaca khalayak dalam waktu yang
relatif serentak.
Namun, khusus surat kabar, tentu hanya berlaku bagi daerah/negara
maju yang sebaran surat kabarnya cukup luas dengan oplah yang juga
besar. Keadaan itu tentu berbeda dengan poster, yang meskipun
menyebar informasi untuk umum, tetapi harus dibaca bergantian di
tempat itu, tidak bisa dibaca serentak atau bersamaan.
5.
Komunikan Heterogen
Sasaran komunikan (pembaca, pendengar atau pemirsa) yang dituju
atau menjadi sasaran media massa bersifat heterogen. Keadaan
mereka juga berpencar dan tidak saling mengenal, juga tidak dapat
melakukan kontak secara pribadi. Para komunikan itu juga berbeda
dalam banyak hal, seperti jenis kelamin, agama, usia, pendidikan,
pekerjaan, budaya, dan pandangan hidup. Heterogenitas
(kemajemukan) khalayak itulah yang menimbulkan kesulitan bagi
media massa dalam menyebarkan pesan karena dalam setiap individu
dari khalayak itu menghendaki supaya keinginannya terpenuhi, dan
adalah sesuatu yang nyaris tidak mungkin bagi pengelola media massa
untuk memenuhi seluruh kegiatan konsumennya.
Satu-satunya cara guna mendekati keinginan tersebut adalah dengan
mengelompokkan mereka berdasarkan berbagai perbedaan tersebut,
seperti berdasarkan jenis kelamin, usia, kesenangan (hobi), atau hal-
hal lain. Dengan adanya berbagai pengelompokkan itu, media massa
berusaha menyusun rubrik atau bidang-bidang yang digemari
konsumennya. (Mondry,2008:14-16)
|
13
6.
Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada
khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan
elektronik yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik
(mekanik atau elektronik). Televisi yang kita sebut media massa tidak
akan lepas dari pemancar. Radio juga sangat membutuhkan stasiun
pemancar atau relay. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan
yang sangat dibutuhkan media massa. Tidak lain agar proses
pemancaran atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak
kepada khalayak yang tersebar.
7.
Dikontrol Gatekeeper
Gatekeeper
atau yang sering disebut penepis informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melaui
media massa. Gatekeeper
berfungsi
sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,
menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan
lebih mudah dipahami.
Mengapa gatekeeper itu sedemikian penting sehingga menjadi ciri-ciri
dalam komunikasi
massa? Sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan,
peristiwa, atau data yang menjadi bahan mentah pesan yang akan
disiarkan media massa beragam dan sangat banyak. Disinilah perlu
pemilahan, pemilihan, dan penyesuaian dengan media massa yang
bersangkutan. Keberadaan gatekeeper
sama pentingnya dengan
peralatan mekanis yang harus dimiliki media massa dalam
|
14
komunikasi massa. Oleh karena itu, keberadaan gatekeeper
menjadi
keniscayaan dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya.
2.1.3
Fungsi Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa tidak terlepas dengan fungsi-fungsi media
massa. Karena komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa.
Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan
media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa.
Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi
UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi
sebagai:
1.
Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data,
fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui
keadaaan yang terjadi diluar dirinya.
2.
Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak
sebagai anggota masyarakat secara efektif.
3.
Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang
lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar dari media massa.
4.
Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi
untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai
hal-hal yang menyangkut orang banyak.
5.
Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh
pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non
formal.
|
15
6.
Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil
kebudayaan melalui pertukaran program siaran.
7.
Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan
atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia
adalah mendapatkan hiburan yang cukup.
8.
Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di
seluruh tempat.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Produksi Program Televisi
Dalam produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan,
orang dan biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi
juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap
tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya.
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut
standard operation procedure (SOP), seperti berikut: (Wibowo,2009:38-44)
1.
Pra Produksi (Pelaksanaan dan Persiapan)
Tahap ini sangat penting, sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan
baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah selesai.
Tahap pra produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
a.
Penemuan Ide
Tahap ini dimulai dalam suatu rapat redaksi, ketika seorang produser
menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau
meminta penulis naskah menggambarkan gagasan menjadi naskah
sesudah riset.
|
16
b.
Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah, pemilihan crew-crew yang bertugas, lokasi dan
peralatan.
c.
Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan, surat-menyurat,
pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan.
Semua pekerjaan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja
(time schedule) yang sudah ditentukan.
2.
Produksi
Setelah perencanaan dan persiapan selesai dengan baik dan benar, maka
masuk kedalam tahap produksi. Pada tahap ini produser bekerja sama dengan
tim atau crew dalam merealisasikan apa yang telah direncanakan dan
dipersiapkan pada tahap pra produksi sebelumnya. Produser mengarahkan tim
produksi dalam menentukan pengambilan gambar (shooting). Setelah itu,
barulah tim produksi melakukan eksekusi dalam pengambilan gambar.
Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting
untuk melihat hasil pengambilan gambar sungguh baik. Apabila tidak maka
adegan itu perlu diulang pengainbilan gambarnya. Sesudah semua adegan di
dalam naskah selesai diambil maka hasil gambar asli (original material/row
footage) dibuat catatannya untuk kemudian masuk dalam proses post
production, yaitu editing.
3.
Pasca Produksi
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing
online, dan mixing.
|
17
a.
Editing Offline
Proses editing
ini merupakan proses memadukan antara gambar satu
dengan gambar lain serta pemotongan dan memperpadukan gambar
menjadi satu kesatuan gambar yang bercerita, sehingga hasilnya nanti
akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh pemirsanya.
b.
Editing Online
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting
asli.
Sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan
catatan time-code
dalam naskah editing. Demikian pua sound asli
dimasukkan dengan level
yang seimbang dan sempurna. Setelah editing
online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
c.
Mixing
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam,
dimasukan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau
ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara
sound effect, suara asli dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing
ini
boleh dikatakan bagian yang penting dalam post-production
sudah
selesai.
Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Apabila
dalam preview tidak ada yang harus diperbaiki, maka program ini sudah
siap untuk ditayangkan.
Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik editing, yaitu: editing linear
atau editing dengan teknik analog dan editing non linear atau editing
dengan teknik digital.
|
18
a.
Editing Linear (Analog)
Proses pengeditan gambar satu persatu secara berurutan dari awal hingga
akhir. Materi hasil shooting langsung dipilih dan disambung-sambung
dalam pita VHS. Kaset VHS hasil editng
digunakan sebagai pedoman
oleh editor.
b.
Editing Non Linear (Digital)
Proses pengeditan gambar secara acak (tidak berurutan). Hasil shoot
dimasukkan kedalam komputer melalui proses capturing atau digitizing,
yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file. Hasil dari
capturing yang berupa file dapat disimpan ke dalam hardisk dan dapat
diedit sesuai kebutuhan dengan menggunakan program editing seperti:
Adobe Premiere, After Effect, Avid, Final Cut dan lain-lain.
2.2.2
Format Berita Televisi
Format
berita televisi dapat ditetapkan sesuai dengan bahan yang
diperoleh. Reporter tidak dapat menentukan format secara sembarangan. Ada
batasan yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan sebuat format sesuai
bahan berita yang diperoleh. Suatu berita dapat disajikan dengan beberapa
bentuk format,yaitu: (Morissan,2010:34-40)
1.
Reader (RDR)
Reader adalah format berita televisi ini yang paling dasar. Reporter
cukup menuliskan lead in
/ teras berita saja untuk dibacakan oleh
presenter / penyiar. Berita ini sama sekali tidak memiliki gambar.
|
19
2.
Voice Over (VO)
Voice over adalah format berita televisi yang lead in
dan tubuh
beritanya dibacakan penyiar seluruhnya. Sementara penyiar tengah
membacakan isi tubuh berita, gambar pun menyertainya sesuai
konteks naskah.
2.
Reader Sound on Tape (RDR SOT)
Reader SOT adalah format berita televisi yang hanya berisi lead in
dan statement (pernyataan) nara sumber. Penyiar hanya membacakan
lead in
berita, kemudian diikuti pernyataan nara sumber atau
soundbite on tepe (SOT). SOT adalah cuplikan suara dari narasumber
atau cuplikan dari wawancara panjang narasumber.
3.
Voice over-Sound on Tape (VO/SOT)
Voice over SOT adalah gabungan antara VO dan SOT dimana VO
mengenai peristiwa atau ada kaitannya dengan apa yang diungkapkan
dalam SOT.
4.
Reader-Grafis (RDR-GRF)
Reader-GRF adalah format berita yang gambar videonya digantikan
dengan ilustrasi berupa grafis. Reader-GRF biasanya digunakan
apabila stasiun TV belum mendapatkan akses untuk mengambil
gambar dan merekamnya dalam kaset video.
5.
Paket (Package/PKG)
Paket adalah format berita yang komprehensif dengan intro yang
dibacakan atau dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara.
Paket merupakan laporan berita lengkap dengan narasi (voice over)
yang direkam kedalam pita kaset.
|
20
6.
Laporan Langsung (Live)
Laporan langsung digunakan apabila suatu peristiwa yang
mengandung nilai berita masih berlangsung sementara program berita
masih on air", maka stasiun TV dapat menyampaikan berita.
Laporan langsung adalah format berita televisi yang dimana
pelapornya langsung dari lapangan atau tempat peristiwa berlangsung.
7.
Breaking News
Breaking news adalah format berita yang tidak terjadwal karena dapat
terjadi kapan saja seperti kecelakaan besar, serangan teror, bencana
alam yang tidak dapat terditeksi sebelumnya. Durasi breaking news
mulai dari dua menit hingga tidak terbatas.
8.
Laporan Khusus
Laporan khusus adalah format berita paket, lengkap dengan narasi dan
soundbite dan sejumlah nara sumber yang memberikan pendapat dan
analisis. Laporan khusus merupakan laporan panjang yang
komprehensif mengenai berbagai peristiwa atau isu politik, kriminal,
hukum, dan bencana.
2.2.3
UnsurUnsur Berita Televisi
Dalam jurnalistik media cetak, kita mengenal unsur-unsur berita
sebagai 5 W (Who, What, When, Where, Why) + 1 H (Ho). Naskah atau narasi
di media cetak harus
mengandung keenam unsur berita tersebut. Namun
demikian, dalam dunia jurnalistik televisi 5W + 1H tidak harus seluruhnya
terkandung dalam narasi atau naskah berita. Unsur berita yang tidak selalu
terdapat dalam narasi berita televisi adalah when
dan how.
|
21
(UsmanKs,2009:32)
When
atau kapan tidak harus ada dalam narasi berita
televisi, karena idealnya peristiwa yang terjadi dan itu akan diberitakan atau
ditayangkan hanya
itu juga. When
biasanya terkandung dalam narasi atau
naskah berita televisi jika rnenyangkut kejadian besar atau luar biasa seperti
ledakan bom, gempa bumi, tsunami, atau kecelakaan besar. Dalam kejadian-
kejadian besar seperti itu, orang biasanya akan bertanya, Kapan terjadinya?
How atau bagaimana suatu peristiwa terjadi juga tidak harus ada dalam narasi
berita televisi, karena how ditampilkan dalam gambar.
Selain unsur penulisan berita, unsur penting lainnya yang perlu diperhatikan
oleh stasiun-stasiun berita televisi adalah reporter. Reporter memiliki peranan
penting dalam proses pencarian berita.
Selain unsur 5W+1H perlu ditambahkan lagi suatu formula lain agar
memudahkan pengertian bagi pemirsa televisi. Pendekatan tersebut disebut
juga dengan easy listening formula. Formula untuk menuju easy listening
tersebut bermacam-macam, namun salah satu yang mudah diingat dan
diaplikasikan adalah formula yang diketengahkan oleh Soren H. Munhoff
dalam Five Star Approach To News Writing dengan akronim ABC-SS yaitu
singkatan dari Accurasy
(tepat), Brevity
(singkat), Clarity (jelas), Simplicity
(sederhana), Sincerity (jujur).
Formula-formula penulisan berita televisi tersebut antara lain:
(Muda,2008:48-55)
1.
Accuracy
Penulisan berita harus tepat. Maksudnya bahwa penulisan
berita harus sesuai dengan konteks permasalahan. Pemilihan
atau penempatan orang-orang yang akan diwawancarai sebagai
|
22
sumber berita harus sesuai dengan alur berita yang akan
disajikan.
2.
Brevity
Pengertian brevity disini adalah singkat. Tujuannya agar
penulisan berita media ektronik cukup singkat saja tidak perlu
panjang-panjang.
3.
Clarity
Menulis berita pada media elektronik juga harus jelas (clarity).
Artinya, informasi tersebut jangan membingungkan pendengar
atau pemirsanya.
4.
Simplicity
Kesederhanaan (simplicity)
merupakan saran lainnya untuk
diikuti dalam teknik penulisan media elektronik. Pononton
televisi memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik
pendidikan, sosial, ekonomi maupun budayanya. Untuk
mengatasi hal tesebut maka, pendekatan penulisan sederhana
adalah yang paling baik.
5.
Sincerity
Seorang penulis berita juga dituntut sifat kejujurannya
(sincerity). Maksudnya agar informasi tentang peristiwa yang
terjadi dapat ditulis apa adanya atau ditulis dengan objektif.
Tidak boleh ditambah-tambah, apalagi dengan memasukkan
opini pribadi reporter yang bersangkutan.
|
23
2.2.4
Materi Berita Televisi
Materi berita memiliki batasan yang merupakan pertimbangan bagi
seorang wartawan atau reporter untuk tidak sekedar menulis apa yang
dilihat, melainkan harus memperhatikan berbagai pertimbangan agar
berita tersebut menjadi menarik untuk ditonton. Materi berita
memiliki nilai atau bobot yang berbeda antara satu dan lainnya. Nilai
berita tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan seperti
berikut: (Muda,2008:29-39)
1.
Timeliness
Timeliness
berarti waktu yang tepat. Artinya, dalam memilih
berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan oleh pemirsa.
2.
Proximity
Proximity
artinya kedekatan. Kedekatan disini maknanya
sangat bervariasi, yakni dapat beeerarti dekat dilihat dari segi
lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun
kepentingan yang terkait lainnya.
3.
Prominence
Prominence artinya adalah orang yang terkemuka. Maksudnya,
semakin seseorang tersebut terkenal, maka akan semakin
menjadi bahan berita yang menarik pula.
4.
Consequence
Consequence
artinya adalah konsekuensi atau akibat.
Pengertiannya yaitu, segala tindakan atau kebijakan, peraturan,
perundangan dan lain-lain, dapat berakibat merugikan atau
|
24
menguntungkan orang banyak, merupakan bahan berita yang
menarik.
5.
Conflict
Conflict (pertikaian) memiliki nilai berita yang sangat tinggi
karena konflik adalah bagian dalam kehidupan.
6.
Development
Development
(pembangunan) merupakan berita yang cukup
menarik. Keberhasilan pembangunan atau kegagalan
pembangunan memilki daya tarik
tersendiri apabila
diberitakan, karena keduanya melibatkan kepentingan para
penguasa dan masyarakat.
7.
Dissaster & Crimes
Dissaster (bencana) dan
Crimes
(kriminal) adalah dua
peristiwa berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi para
pemirsa, karena berita-berita tersebut menyangkut masalah
keselamatan manusia.
8.
Wheater
Berita mengenai Wheater (cuaca) sangat berguna bagi negara-
negara yang cuaca pada negara tersebut sangat mempengaruhi
kegiatan hariannya.
9.
Sport
Berita olah raga sudah lama memiliki daya tarik bagi kalangan
pemirsa televisi.
|
25
10.
Human Interest
Human Interest
adalah berita-berita yang dapat menyentuh
perasaan, pendapat, serta pikiran manusia.
2.2.5
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah alat yang cukup efektif, baik dan
efisien serta sebagai alat yang cepat dalam menemukan kemungkinan-
kemungkinan yang berkaitan dengan perkembangan awal program-
program inovasi baru. Analisis SWOT merupakan sebuah bentuk analisa
situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). SWOT
adalah singkatan dari lingkungan internal strenghts (kekuatan)
dan
weakness (kelemahan) serta lingkungan eksternal opportunities (peluang)
dan threads
(ancaman). Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar
yaitu:
1.
Strength (S),
adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
2.
Weakness (W),
adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dan organisasi atau program pada saat ini.
3.
Opportunity (O),
adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi dimasa depan.
4.
Threat (T),
adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dan luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi
organisasi dimasa depan.
|