3
BAB 2
DATA DAN ANALISIS
2.1 Data dan Literatur
Data dan literatur yang digunakan oleh penulis untuk membuat karya ini didapat
dari berbagai media, antara lain, buku, internet, dan video. Literatur-literatur tersebut
digunakan oleh penulis sebagai sumber yang memperkuat data teori maupun data visual
dalam pembuatan animated series ini.
2.1.1 Buku
1. Science Comic : WHY Microorganisme oleh Soon Bong Hyo
2. Hello Kitty Sirkus oleh Sanrio
3. Menjadi Penulis Skenario Profesional oleh Sony Set & Sita Sidharta
4. Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi oleh Rakhmat Supriyono
5. Membuat Komik: Rahasia Bercerita Dalam Komik, Manga, dan Novel
Grafis oleh Scott Mc Cloud
6. Sinematografi: Panduan Usaha Mandiri oleh Etsa Indra Irawan dan
Laelasari
7. [E-Book] The Animators Survival Kit oleh Richard Williams
8. Psikologi Kepribadian : Edisi Revisi oleh Alwisol
2.1.2 Video
1 Moyasimon : Tales of Agriculture
2. Dora The Explorer
3. Sanrio Cinnamoroll The Animation
2.1.3 Link Artikel Internet
1.Banyak Sinetron Anak Sekolah hanya melecehkan dan tidak mendidik
|
4
n_da n_tak_mendidik
2.Memompa Motivasi Belajar Anak
5.Film Kartun sebagai media pembelajaran anak anak
6. Sekilas Tentang Animasi Indonesia
7.Moyasimon : Tales of Agriculture
10.University of Science Oregon : Microorganism Databse
2.1.4 Apa itu Mikroorganisme
Menurut Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas X, Mikroorganisme adalah
organisme
yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan.Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) . Namun,
beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa
spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.
Mikroorganisme
berbeda dengan sel
makrooganisme.Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi
|
![]() 5
bagian dari struktur multiselular
yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ.
Sementara, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan
mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa
bantuan sel lain.
2.1.5 Jenis Jenis Mikroorganisme
Mikroorganisme sendiri terbagi lagi menjadi berbagai macam jenis,yang lebih
dikenal oleh masyarakat kita sebagai Bakteri Baik dan Bakteri Jahat.Dalam kesempatan
ini, Penulis akan mengangkat beberapa jenis Bakteri yang sekiranya dapat dikenalkan
kepada anak anak,berikut beberapa bakteri yang akan penulis angkat berdasarkan dari
data yang sudah penulis kumpulkan:
-
Alternaria alternate :
Mikroorganisme
ini menyebabkan munculnya bintik bintik hitam pada
tumbuhan dedaunan yang didiamkan pada udara terbuka pada suhu ruangan
yang lembab.dalam waktu yang lama,Mikroorganisme ini juga merupakan
salah satu penyebab infeksi saluran pernafasan dan penyakit asma pada
manusia.
Gambar 2.1 Mikroorganisme Bakteri Alternaria alternate
-
Acetobacter aceti :
Mikroorganisme
ini merupakan mikroorganisme yang sering digunakan
untuk bahan fermentasi minuman serta dalam pembuatan cuka.
|
![]() 6
Gambar 2.2 Mikroorganisme Bakteri Acetobacter aceti
-
Aspergillus oryzae:
Mikroorganisme ini merupakan Mikroorganisme yang digunakan pada proses
fermentasi kecap,serta digunakan untuk menghasilkan soda dalam minuman
soda.
Gambar 2.3 Mikroorganisme Bakteri Aspergillus oryzae
-
Lactobacillus bulgaricus:
Mikroorganisme bakteri yang dibutuhkan untuk mengolah susu menjadi
Yoghurt.Bakteri ini sangat baik untuk metabolisme saluran pencernaan
manusia.
Gambar 2.4 Mikroorganisme Bakteri Lactobacillus bulgaricus
|
![]() 7
-
Penicillium chrysogenum :
Mikroorganisme
yang sangat berguna dalam dunia kedokteran,digunakan
untuk yang sangat berguna dalam dunia kedokteran,digunakan sebagai obat
antibiotic,karena Mikroorganisme bakteri ini telah diuji dapat mematikan
mikrorganisme bakteri yang merugikan tubuh dan yang menyerang system
ketahanan tubuh.
Gambar 2.5 Mikroorganisme Penicillium chrysogenum
-
Pediococcus pentosaceus :
Mikroorganisme bakteri ini berguna dalam proses fermentasi sayur sayuran
menjadi Asinan,bakteri ini jugalah yang mernyebabkan rasa asam yang
terdapat dalam asinan sayuran.
Gambar 2.6 Mikroorganisme Pediococcus pentosaceus
-
Trichophyton rubrum :
Mikroorganisme bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan timbulnya
penyakit kutu air dan juga Kurap pada tubuh.
|
![]() 8
Gambar 2.7 Mikroorganisme Trichophyton rubrum
2.1.6 Pengertian Animated Series
Menurut Wikipedia, Animated Series adalah sebuah kartun atau animasi yang
ditayangkan secara berkala dan pada waktu yang telah ditentukan dengan judul utama
yang biasa nya saling berkaitan satu sama lain.Biasanya dalam Animated Series,
setiap
episodenya mempunyai persamaan dalam tema dan karakter. Untuk penayangan pada
stasiun televisi,biasanya disesuaikan antara satu dan yang lainnya.
2.1.7 Perkembangan Psiko-Sosial Anak
Menurut psikolog Erik H. Erikson, perkembangan manusia terbagi menjadi 8
tahap , yaitu:
1.
Fase Bayi (0-1 tahun)
Aspek Psikoseksual: Sensori Oral (mendapat dan menerima)
Krisis Psikososial: Kepercayaan >< Kecurigaan
Virtue: Harapan
Ritualisme-ritualisme: Keramat >< Pemujaan
Pada tahap ini adalah pengembangan dari rasa percaya diri seorang anak dan
yang menjadi fokus utamanya adalah panca indera.
2.
Fase Anak-Anak (1-3 tahun)
Aspek Psikoseksual: Otot Anal-Uretra
Krisis Psikososial: Otonomi >< malu dan ragu
Virtue: Kemauan
Ritualisme-ritualisme: Bijaksana >< Legaisme
|
9
Pada tahap ini, anak-anak akan mengalami masa membangkang dan nakal. Di
tahap ini pula anak mengembangkan kemampuan motorik dan mental yang
dipengaruhi oleh lingkungan dan orang disekitarnya.
3.
Usia Bermain (3-6 tahun)
Aspek Psikoseksual: Perkelaminan-Gerakan
Konflik Psikososial: Inisiatif >< Perasaan Berdosa
Virtue: Tujuan-sengaja
Ritualisme-ritualisme: Dramatik >< Impersonasi
Keingintahuan anak akan sesuatu dan inisiatif anak sangatlah besar pada tahap
ini.
4.
Usia Sekolah (6-12 tahun)
Aspek Psikoseksual: Terpendam (laten)
Krisis Psikososial: Ketekunan >< Inferiorita
Virtue: Kompensasi
Ritualisme-ritualisme: Formal >< Formalisme
Pada usia ini anak sudah termotivasi untuk belajar
5.
Adolesen (12-20 tahun)
Aspek Psikoseksual: Pubertas
Krisis Psikososial: Identitas dan Kekacauan Identitas
Virtue: Kesetiaan
Ritualisme-ritualisme: Ediologi >< Totalisme
Pada tahap ini muncul kenakalan-kenakalan remaja yang umumnya disebabkan
oleh pencarian jati diri
6.
Dewasa Awal (20-30 tahun)
Aspek Psikoseksual: Perkelaminan
Krisis Psikososial: Keakraban >< Isolasi
Virtue: Cinta
Ritualisme-ritualisme: Afiliasi >< Elitism
Pada masa ini manusia mulai memikirkan tentang cinta
7.
Dewasa (30-65 tahun)
|
10
Aspek Psikoseksual: Prokreativita
Krisis Psikososial: Generativa >< Stagnasi
Virtue: Kepedulian
Ritualisme-ritualisme: Generasional >< Otoritisme
Manusia menempatkan diri di tengah masyarakat dan bertanggung jawab
terhadap perbuatan mereka di tahap ini
8.
Usia Tua ( >65 tahun)
Aspek Psikoseksual: Generalisasi Sensualitas
Krisis Psikososial: Integritas >< Putus asa
Virtue: Kebijaksanaan (wisdom)
Ritualisme-ritualisme: Integral >< Sapentisme
Pada tahap ini, manusia lebih terfokus untuk merawat generasi selanjutnya dan
cara berpikir mereka pun sudah lebih bijaksana
Berdasarkan data mengenai Psikologi manusia di atas,Penulis akan mengambil
target usia 5 -7 tahun,yaitu tahapan transisi dimana usia anak masuk dari tahap bermain
menujut tahap pembelajaran,dimana berdasarkan data tersebut, Usia Bermain adalah
masa dimana anak anak mulai belajar mengenal lingkungan sekitar dengan metode
observasi, dan selain itu anak anak pada tahapan usia bermain lebih tertarik dengan
sesuatu yang bergerak secara konstan dan interaktif, Sehingga Metode pembelajaran
yang dianjurkan untuk anak pada tahapan Usia Bermain ini adalah Metode
Observasi,yaitu metode pembelajaran dimana pemberian materi pembelajaran kepada
anak anak melalui bermain dan pace cerita yang lumayan cepat, selain itu tidak lupa
bahwa pada tahapan usia 6 12 adalah tahapan dimana aspek psikologi anak-anak sudah
mulai masuk dalam tahap pembelajaran, sehingga selain melalui media pembelajaran
yang menyuguhi anak-anak dengan tayangan yang menyenangan, Penulis pun akan
menyisipkan unsur edukasi yang penting juga.
2.1.8 Animasi
|
11
Animasi adalah gabungan dari gambar gambar yang berurutan (sequence) dalam
format 2D atau 3D yang menghasilkan sebuah ilusi gerak. Biasanya, ilusi gerak ini
ditampilkan dalam bentuk video.
2.1.8.1 Sejarah Animasi
Kata animasi berasal dari kata to animate yang berarti menghidupkan. Maka,
secara harafiah, kata animasi sendiri berarti menghidupkan, menggerakkan atau
membuat kelihatan (seakan-akan) hidup suatu benda mati dengan memberikan gerakan
atau emosi kepada benda mati tersebut. Akan tetapi, bila ditelusuri lebih lanjut lagi, akar
kata animasi berasal dari bahasa Latin, animatio, yang berarti suatu kegiatan yang
menghidupkan (membuat hidup), berasal dari gabungan from animo ("to animate" or
"give life to") + -atio ("the act of").
Pada zaman dahulu, animasi sudah dapat ditemukan melalui lukisan-lukisan
yang ada di dinding gua yang diperkirakan dilukis pada periode paleolithikum (Zaman
Batu Tua), yang banyak menggambarkan lukisan hewan dengan banyak kaki,yang
diyakini sebagai persepsi dari gerakan.
Sekitar abad ke 19 di Eropa, munculah mainan yang bernama Thaumatrope,
yang terbuat dari karton tebal berbentuk cakram yang pada kedua sisi kiri dan kanannya
diikat seutas tali. Pada kedua permukaan kartonnya terdapat gambar burung
dalam
sangkar. Apabila talinya ditarik secara bersamaan, maka akan terlihat sebuah ilusi
dimana burungnya akan terlihat bergerak dan terbang.
Setelah itu, pada tahun 1880-an, Jean Marey memotret secara berurutan seekor
burung yang sedang terbang, hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari kamera
film hidup. Tahun 1892, Emile Reynauld menemukan Praxinoscope, yang merupakan
rangkaian gambar animasi yang diproyeksikan dengan menggunakan cermin. Alat ini
kemudian menjadi cikal bakal dari proyektor film di bioskop.
Lalu pada tahun 1909, di Amerika Serikat, Winsor McCay membuat animasi
terkenalnya yang berjudul Gertie the Dinosaur yang penceritaannya menggunakan
interaksi antara manusia dengan tokoh kartunnya. Winsor McCay juga menemukan
teknik rumusan film, dimana pada setiap 1 detik durasi terdapat 16 gambar.
|
12
Animasi terus berkembang pesat di Amerika Serikat terutama pada tahun 1913
hingga 1920 an, pada masa itu juga menghasilkan beberapa animasi pelopor lainnya
seperti Koko the Clown oleh Max Fleischer dan Felix the Cat oleh Pat Sullivan.
Kedua tokoh tersebut memperkenalkan teknik animasi yang dikenal dengan Cell
Shading, yang menggunakan lembaran tembus pandang dari bahan celluloid.
Lalu banyak animator pemula yang bermunculan, seperti Lotte Reineger dari
Jerman yang pada tahun 1919 mengembangkan teknik animasi dengan bayangan, lalu
ada Bertosch (1930) dari Perancis dengan animasi yang menggunakanfigur yang berasal
dari potongan-potongan kayu, George Pal
dari Belanda yang menggunakan boneka
sebagai figure untuk animasinya pada tahun 1934, dan Alexsander Ptushko dari Rusia
yang membuat animasi The New Gulliver
pada tahun 1935 dengan menggunakan
boneka.
Tahun 1930an merupakan tahun yang paling penting bagi perkembangan
animasi. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya film animasi bersuara yang dipelopori
oleh Walt Disney dengan film animasi Mickey Mouse, Donald Duck, dan Silly
Symphony yang diproduksi pada tahun 1928 hingga 1940. Kemudian pada tahun 1931,
Disney membuat film animasi berwarna pertama yang berjudul Flowers and Trees
dan film kartun terpanjang pada tahun 1938 yang berjudul Snow White and Seven
Dwarfs.
2.1.9 Buruknya Sinetron Anak Anak jaman sekarang bagi perkembangan Anak
Sinetron pada jaman sekarang selalu melibatkan cerita kisah cinta dan romansa
yang sebenarnya belum layak dipertontonkan kepada anak anak.Seperti pada contoh
Sinetron Yang Masih Di Bawah Umur yang mengusung tema persahabatan dan
kehidupan sehari hari anak SD dan SMP.Dalam cerita tersebut,disisipkan banyak sekali
adegan dan penceritaan yang sebenarnya tidak layak ditampilkan pada anak anak seusia
SD dan SMP,seperti anak SD yang sudah berpacaran dan mengenal arti patah hati dan
cinta.Serta tidak ada nilai moral positif yang dapat diambil. Tak jarang akhirnya banyak
anak usia SD lantas heboh bercerita dan berandai-andai memiliki seorang pacar di
|
![]() 13
tempat ia belajar. Dan tentunya hal ini dapat berpengaruh kepada psikologis sang anak
kelak.
2.1.9 Moyasimon : Tales of Agriculture
Penulis terinspirasi untuk membuat Animated Series
yang bertemakan tentang
mikro organisme setelah membaca Manga Jepang yang dikarang oleh Masayuki
Ishikawa
yang berjudul Moyasimon : Tales of Agriculture. Manga
tersebut
menceritakan tentang Seorang Mahasiswa Jurusan Pertanian di Jepang yang yang
mampu melihat Mikroorganisme. Manga
tersebut menceritakan tentang kehidupan
sehari hari Mahasiswa tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Gambar 2.6 Moyasimon Tales of Agriculture oleh Masayuki Ishikawa 2008
2.3 Data Produk
2.3.1 Sinopsis
Untuk hasil akhirnya, penulis ingin membuat sebuah animasi berseri yang
Berjudul Micoba ,Animasi ini akan memiliki konsep gabungan antara
Animasi Sanrio : Cinnamoroll dan Dora the Explorer,dimana anak anak akan
diajak
Diajak untuk berpetualang bersama sang tokoh utama mengenali lingkungan sekitar dan
mengenal Mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar kita.Untuk desain karakter,
|
![]() 14
Konsepnya akan mirip seperti karakter pada animasi Sanrio : Cinnamoroll dengan
menggunakan Karakter Mikroorganisme
yang didesain sesuai selera anak anak yang
lucu.
2.3.2 Style
Untuk bentuk animasinya, penulis ingin menggunakan animasi 3D dengan
karakter karakter bakteri imajinatif yang lucu dan disukai oleh anak anak
2.3.2.1 Karakter
Berikut adalah referensi yang digunakan Penulis sebagai proses pencarian bentuk
karakter dan watak yang akan digunakan dalam serial animasi ini.
1.
Mico
Seorang anak laki laki berusia 5 tahun yang penuh dengan rasa ingin tahu yang
tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
Gambar 2.7 Referensi karakter Mico
2.
Koko
Kakak Mico yang sedang duduk di kelas 6 SD,
Memiliki pengetahuan yang
cukup luas. Tetapi ada kalanya Koko sering berargumen dengan Mico mengenai
banyak hal.
|
![]() 15
Gambar 2.8 Referensi karakter Koko
3.
Mama Mico
Tokoh pembimbing dalam serial animasi ini, yang bisa menjawab rasa
keingintahuan Mico
Gambar 2.9 Referensi karakter Mama Mico
4.
Acto
Bakteri tokoh utama, dan juga berperan sebagai reccuring character,atau
karakter yang muncul setiap episode. Yoyo adalah karakter bakteri yang polos
dan baik hati yang berasal dari minuman Yoghurt. Adapun Acto herasal dari
keluarga bakteri yang membantu proses terjadinya Yoghurt, Acto tidak suka dan
tidak tahan berada di tempat yang panas.
|
![]() 16
Gambar 2.10 Referensi karakter Acto
5.
Casei
Bakteri pembantu, dan merupakan teman dekat dari Acto, Casei merupakan
bakteri yang berasal dari minuman Yakult.Casei adalah karakter yang pemberani
dan kuat yang selalu menjaga Mico. Serta senang bermain dengan Acto
Gambar 2.11 Referensi karakter Casei
6.
Python
Bakteri antagonis dalam serial ini. Pyto senang berada di tempat yang kotor dan
banyak sampah. Pyto sangat senang berusaha membuat Mico bermain di tempat
yang kotor supaya ia bisa membuat Mico sakit.
|
![]() 17
Gambar 2.12 Referensi karakter Python
2.3.2.2 Environment
Latar tempat dalam cerita ini adalah Rumah kediaman Mico dan Ibunya, dan
taman bermain di dekat rumah Mico.
Gambar 2.13 Referensi environment
2.3.2.3 Mood Warna
Berikut ini adalah referensi mood warna yang akan digunakan oleh Penulis untuk
menciptakan Mood warna yang sesuai dengan keinginan Penulis.
|
![]() 18
Gambar 2.14 Referensi mood warna
2.4 Target Audience
2.4.1 Target Primer
Demografi: Laki-laki / Perempuan, Anak-anak berusia 5 -8 tahun, status ekonomi B
hingga A
Psikografi: mempunyai keinginan untuk belajar dan mengenal sekitarnya
Geografi: Berada di kota besar
2.4.2 Target Sekunder
Demografi: Laki-Laki/ Perempuan berusia 25 tahun ke atas (orang tua), status ekonomi
B hingga A
Psikografi: mempunyai keinginan untuk memberikan tontonan yang mendidik kepada
anak anaknya
Geografi: Berada di kota besar
2.5 Faktor Pendukung & Penghambat
2.5.1 Faktor Pendukung
1. Tingginya minat masyarakat, terutama anak-anak dengan tayangan animasi
2. Karakter-karakter yang lucu dan interaktif umumnya disukai anak-anak
3. Cara penyampaiannya dibuat semudah dan semenarik mungkin sehingga
Disukai oleh anak anak
4. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk anak-anak
|
19
5. Kurangnya tayangan yang mendidik di stasiun tv swasta Indonesia
2.5.2 Faktor Penghambat
1. Sudah ada animasi edukasi untuk anak-anak
2. Ada acara animasi lain yang mungkin lebih menarik perhatian anak-anak
3. Stereotype masyarakat tentang animasi dalam negeri yang kualitasnya tidak
sebanding dengan kualitas animasi luar
4. Anak-anak sekarang kurang berminat dengan program stasiun tv lokal
dikarenakan isi
tayangannya kebanyakan ditujukan untuk orang dewasa
2.6 Analisis Perbandingan
2.6.1 Analisis Perbandingan Animasi Luar
Penulis mengambil beberapa judul Film Serial Animasi Anak anak sebagai
sampel pembanding dan Analisis, Esensi apa saja yang ada di dalam masing masing
serial Animasi yang ditargetkan kepada anak anak.Adapun Penulis mengambil beberapa
judul film Animasi serial anak anak antara lain sebagai berikut :
-
Sanrio : Cinnamoroll The Animated Series
Serial Animasi anak anak yang diciptakan oleh Sanrio Land Studio
ini
mengusung tema yang mengajarkan anak anak mengenai kelakuan dan moral
yang baik.Dari cara berceritanya yang sederhana dan ringan,penulis
menyimpulkan bahwa pada setiap episode yang ditayangkan, pada awal
cerita,Audience disuguhkan dengan karakter utama ataupun terkadang Recurring
Character yang tengah melakukan aktivitas maupun berinteraksi dengan karakter
lainnya, kemudian di pertengahan cerita,timbul konflik permasalahan yang
terjadi diantara karakter-
karakter yang ada, biasanya setelah konflik
permasalahan terjadi akan ada solusi yang yang diberikan oleh karakter pihak
ketiga,yang kemudian pada akhirnya akan mendamaikan kedua belah pihak yang
sedang mengalami konflik. Untuk penokohan karakter, penulis menyimpulkan
bahwa semua karakter yang mendapatkan peran protagonist. Walaupun
|
20
demikian, masing masing karakter memiliki watak yang berbeda dan semua itu
ditunjukkan melalui gesture dan tindakan mereka.Adapun dari pemilihan mood
warna yang digunakan, penulis menemukan bahwa warna-warna yang digunakan
cenderung menggunakan warna yang soft dan cerah seperti warna-warna pastel.
-
Pororo the Little Penguin
Pororo The Little Penguin adalah serial animasi
yang diciptakan oleh
Iconix Entertaintment Korea, yang menceritakan tentang kehidupan sehari-
hari seekor Pinguin yang bernama Pororo dengan teman-temannya. Dari hasil
analisa penulis, penulis mendapatkan sebuah pola yang kurang lebih sama
dengan serial animasi Sanrio Cinnamoroll
The Animated Series. Pola
tersebut mengenai pace cerita yang terdapat dalam masing masing episode
serial animasi ini, yaitu pada permulaan cerita biasa menampilkan aktivitas
yang tengah dijalani sang tokoh utama, baik secara Individual maupun
dengan interaksi dengan karakter lain. Kemudian timbul sebuah konflik, baik
konflik antara diri sendiri maupun dengan karakter yang lain. Untuk mood
warna sendiri, penulis menemukan bahwa mood
warna yang digunakan
cenderung berwarna soft. Apabila sang karakter berada di lingkungan atau
environment yang memiliki mood
warna yang gelap, maka mood
warna
tersebut masih menggunakan warna warna yang cukup terang,tetapi masih
memiliki esensi gelap itu sendiri.
-
Pocoyo
Pocoyo adalah Serial Animasi yang diciptakan oleh Zinkia Entertainment,
yang menceritakan tentang seorang bocah berusia 4 tahun yang bernama
Pocoyo. Pocoyo adalah seorang bocah yang penuh rasa ingin tahu dan senang
berinteraksi serta bermain bersama teman-temannya. Dari hasil analisa
penulis, didapatkan satu kesamaan lagi, yaitu pemakaian warna. Warna yang
digunakan adalah warna-warna pastel dan soft, baik untuk karakter maupun
lingkungan sekitarnya. Untuk animasinya sendiri, baik karakter Pocoyo
|
21
maupun teman-temannya menggunakan banyak sekali gerakan, dan gerakan
yang digunakan cenderung cepat dan lincah. Dari hasil analisa ini, dapat
penulis simpulkan bahwa anak-anak cenderung menyukai gerakan yang
energik dan continous.
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis penulis dari ketiga serial animasi
yang diambil dari 3 negara yang berbeda ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa mood
warna yang dipakai untuk serial animasi dengan target audience anak-anak adalah mood
warna yang cerah dengan menggunakan warna-warna yang pastel,sedangkan untuk alur
penceritaan, penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap episode memiliki sebuah
konflik, baik konflik tersebut terlihat secara nyata maupun tidak. Kemudian untuk
animasi, berdasarkan analisa Penulis dari animasi Pocoyo dan Pororo the Little Penguin,
Penulis dapat menyimpulkan bahwa gerakan animasi yang digunakan adalah gerakan
yang cenderung cepat dan continous, karena menurut psikolog Erik H. Erikson, anak-
anak dengan usia antara 3-6 tahun masih dalam tahap fase aspek psikoseksual gerakan,
dimana pada fase tersebut, anak-anak cenderung lebih mudah menangkap dan belajar
sesuatu melalu pergerakan, dan pergerakan yang cenderung disukai anak-anak adalah
gerakan yang energik dan cepat, sesuai dengan tahapan usia anak-anak 3-6 tahun,yaitu
fase dimana anak-anak pada usia tersebut cenderung aktif bergerak.
2.6.2 Analisis Perbandingan Animasi Indonesia
Adapun Penulis melakukan riset dan analisis terhadap animasi Indonesia, baik
dalam hal tema maupun target audience, berikut daftar judul Serial Animasi buatan
Indonesia yang dapat Penulis temukan :
-
Meraih Mimpi
-
Petualangan Si Jaka
-
Cerita dan Lagu Anak Islam (Series)
-
Aku Tahu (Series)
-
Tupi dan Ping-Ping (Series)
-
Hebring (Series)
-
Kabayan Lip Lap (Series)
|
22
-
Broken
-
Jagoan
-
Si Huma (Series)
-
911 Rescue Team (Series)
-
Petruk Show
-
Menaklukkan Setan Melalui Doa (Series)
-
Bersama Ella dan Ello (Series)
-
Bersama Diva (Series)
-
Petualangan Didi Tikus
-
Petualangan Paddle Pop : Begins
Setelah melakukan analisis dan pengamatan terhadap semua judul film yang telah
penulis kumpulkan di atas.dapat Penulis simpulkan bahwa belum ada film serial animasi
yang mengangkat topik tentang Bakteri maupun Biologi. Selain itu, adapun film serial
animasi edukasi, serial animasi tersebut merupakan serial animasi dengan tema religius
dan petualangan, seperti serial animasi Cerita dan Lagu Anak Islam, Menaklukkan Setan
Melalui Doa dan Aku Tahu yang mengusung tema Islami, Adapun 911 Rescue Team dan
Bersama Ella dan Ello
mengusung tema petualangan. Maka dari ini, Penulis melihat
sebuah peluang untuk menciptakan sebuah serial animasi yang mengusung tentang ilmu
pengetahuan, lebih spesifiknya lagi bakteri, karena memang belum ada animasi
Indonesia yang mengangkat topik ini.
|