Home Start Back Next End
  
19
Sesudah itu dimulailah perjalanan menuju Surakarta untuk
memenuhi
permintaan Pakubuwana III, dari Ngadiraja, Wonorejo, Mulur, Gemblung dan akhirnya
Tunggon. Ditempat terakhir ini R.M. Said sudah ditunggu oleh Sunan Pakubuwana III
yang didampingi Adipati Mangkuprojo, Arungbinang, Tumenggung Mangkuyuda,
Uprup Abrem, Sekretaris Sungat, Deler (delheer) dan Uprup (opperhoofd). 
Pertemuan antara adik kakak antara Pangeran Sambernyowo dan Pakubuwana III
yang terpisah selama 16 tahun, sungguh merupakan kenang-kenangan tersendiri bagi
sang Pangeran maupun bagi segenap kerabat yang hadir
dalam pertemuan di Tunggon
itu. Mereka berjanji bersama-sama, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, pada
tanggal 4 Jumadilakir, jatuh pada hari Kamis Pahing, 1682 A. atau 1756 Masehi.
Ketika Pangeran Sambernyowo bersama-sama pasukannya menyeberangi
bengawan Semanggi (sekarang dikenal Bengawan Solo), is beserta pasukannya lalu
menempati daerah milik Tumenggung Mangkuyuda. Di tepi kali Pepe, Pangeran
Sambernyowo membangun istananya yang pertama. Seluruh keluarga kembali
berkumpul ditempat kediaman Baru
Salakarta, suatu awal kehidupan yang penuh
kedamaian, suatu akhir perjalanan yang terhormat, dalam cita-cita mempersatukan
Mataram setelah melanglang perang selama 16 tahun.
2.10 Perjanjian Salatiga
Tepatnya pada hari Sabtu Legi tanggal 5 Jumadilawal, tahun Alip Windu
Kuntara, tahun Jawa 1638 atau 17 Maret 1757, diadakanlah kelanjutan dari perjanjian
yang terdahulu antara Sunan Pakubuwana III dan Pangeran Adipati Mangkunegoro,
dengan Sultan Hamengkubuwono I. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter