| 6  BAB 2  LANDASAN TEORI  2.1  Teori-teori Umum  2.1.1  Pengertian Perencanaan  Perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan  sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan (Ward & Peppard,  2002, p69).   Menurut William (2008, p160) Planning  adalah memilih goal  dan  mengembangkan metode atau strategi untuk mencapai gol.   Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat  disimpulkan perencanaan  adalah sebuah analisis yang memilih goal  berupa 'strategic planning' untuk  mencapai goal.  2.1.2  Pengertian Strategi  Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi  merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen  tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar (David, 2006,  p16).    Menurut Rangkuti (2006, p3), strategi adalah alat untuk mencapai  tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program  tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Strategi juga mempengaruhi  kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang. Strategi memilih konsekuensi  yang multifungsi dan multimedia serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor  eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan.   Berdasarkan beberapa contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi  merupakan suatu tindakan yang tergabung dan ditunjukan untuk meningkatkan  | 
| 7  keberhasilan dan kekuatan jangka panjang dari perusahaan yang terkait dengan  para pesaingnya.  2.1.3  Pengertian Sistem  Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan  dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan  menghasilkan output dalam proses perpindahan yang diatur (O'Brien, 2005,  p22).  Menurut (O'Brien, 2005,  p10) ada tiga peran penting yang dapat  dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis yaitu:  1.  Mendukung operasi bisnis.  2.  Mendukung pengambilan keputusan para pegawai dan manajernya.  3.  Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.  Menurut (O'Brien, 2005, p39) aktifitas sistem informasi meliputi:   1.  Input  Data mengenati transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus disiapkan  untuk  pemrosesan melalui aktivitas input. Input  biasanya berbentuk  aktivitas pemasukan data seperti pencatatan dan perubahan. Para pengguna  akhir biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem  komputer, atau mencatat data mengenai transaksi dan beberapa jenis media  fisik seperti formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai aktivitas  edit untuk memastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan benar.  2.  Proses  Data itu biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti  penghitungan, perbandingan, pemilahan, dan pengklasifikasian. Aktifitas- aktifitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi data kemudian  mengubahnya ke dalam informasi bagi para pengguna akhir. Kualitas data  apa pun yang disimpan dalam sistem informasi harus dipelihara melalui  proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan pembaharuan.  3.  Penyimpanan  | 
| 8  Penyimpanan adalah aktifitas sistem informasi, dimana tempat data dan  informasi disimpan secara teratur untuk kemudian diolah. Penyimpanan  merupakan komponen awal atau dasar dari suatu sistem informasi.  4.  Output  Adalah sebuah hasil akhir yang telah melalui pemrosesan sistem  informasi dan bertujuan memberikan nilai guna pada pengguna akhirnya.  Menurut (McLeod, 2001, p.11), sistem   adalah sekelompok elemen  yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.   Berdasarkan pengertian sistem diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa  sistem adalah kumpulan komponen yang saling ter-integrasi untuk mencapai  tujuan bersama dengan menerima input, melakukan sebuah proses, dan  akhirnya menghasilkan sebuah output.  2.1.4  Pengertian Data  Pengertian data menurut (OBrien, 2005, p.38) adalah fakta atau  observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi  bisnis. Lebih rincinya adalah pengukuran objektif dari atribut  (karakteristik),  dan entitas (Manusia, barang, tempat, kejadian).   Menurut  (McLeod, 2001, p.15) data terdiri dari kumpulan fakta-fakta  dan angka  -  angka yang relatif  tidak berarti bagi pemakainya. Saat data  diproses dapat berubah menjadi satu informasi yang bernilai.  Berdasarkan pengertian data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa  data adalah sekumpulan fakta yang berisi  kejadian   kejadian dimana hal  tersebut masih harus diolah agar dapat menjadi informasi yang berguna.  2.1.5  Pengertian Informasi  Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai  pengertian informasi (Jogiyanto, 2005, p.36) informasi adalah data yang di  olah menjadi bentuk yang berguna bagi para pemakainya.   Menurut (Turban, Rainer, & Porter, 2006, p.53) informasi adalah data  yang telah diatur sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya.  | 
| 9  Berdasarkan pengertian informasi diatas,  dapat diambil kesimpulan  bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah di proses dan memiliki nilai  guna / arti pagi penggunanya.  2.1.6  Pengertian Sistem Informasi  Sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisasi dari orang,  hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber  -  sumber data yang  mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah  organisasi (O'Brien, 2005, p6).   Sistem informasi adalah kumpulan komponen yang saling  berhubungan,  yang mengumpulkan atau mengambil, memproses,  menyimpan,  dan  mendistribusikan  informasi untuk membantu dalam  pengambilan  keputusan,  koordinasi, dan pengendalian dalam suatu organisasi (Laudon &  Laudon, 2002, p7).  Berdasarkan pengertian sistem informasi diatas, dapat diambil  kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan segala komponen yang saling  berhubungan untuk mendukung aktifitas bisnis dalam suatu organisasi.  2.1.7  Pengertian Strategi Sistem Informasi  Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli  mengenai strategi sistem informasi yaitu, menurut (Ward & Peppard,  2002,p.44)  strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefinisikan  kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap sistem informasi  yang  mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut.  Menurut Tozer (1996, p7) strategi sistem informasi adalah sistem  informasi pada bisnis dalam pengertian yang paling luas, manual seperti halnya  diotomatisasikan, informal seperti halnya  formal.Secara formal, sistem ter- otomatisasi sering diistilahkan dengan sebutan 'aplikasi'.  Berdasarkan pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa  strategi sistem informasi adalah strategi yang mendefiniskan kebutuhan  organisasi, yang terotomatisasi.  | 
| 10  2.1.8  Pengertian Teknologi Informasi  Teknologi informasi merupakan konsep-konsep utama, pengembangan,  dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu hardware, software,  jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis internet (O'Brien,  2005, p6).   Menurut (Ward dan Preppard 2002, p3), teknologi informasi merujuk  pada spesifikasi mengenai teknologi khususnya hardware, software, dan  jaringan komunikasi.  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi  informasi adalah merujuk pada spesifikasi mengenai teknologi yang membantu  menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,  mengkomunikasikan dan atau  menyebarkan informasi.  2.1.9  Pengertian Strategi Teknologi Informasi  Menurut (Ward dan Preppard 2002, p44) strategi teknologi informasi  adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi  dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan dan sistem.  Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi  teknologi informasi merupakan sebuah strategi yang memiliki peranan penting  dalam mendukung sistem yang ada.  2.1.10  Pengertian Strategi Bisnis  Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai  pengertian strategi bisnis yaitu, menurut (Rangkuti, 2009, p.7) strategi bisnis  ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini ber- orientasi pada fungsi - fungsi kegiatan menejemen.   Menurut (Wheelen & Hunger, 2006, p.145) strategi bisnis adalah suatu  fokus dalam meningkatkan posisi untuk bersaing dengan perusahaan atau unit  bisnis lain baik dari segi produk maupun jasa didalam industri  atau segmen  pasar terhadap perusahaan atau unit bisnis yang sesuai.   | 
| 11  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa  strategi bisnis  adalah sekumpulan tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan  jangka panjang dan kekuatan perusahaan untuk menghadapi para pesaing.   2.1.11  Pengertian RFID  RFID (Radio Frequency Identification) adalah istilah umum untuk  teknologi yang menggunakan gelombang radio untuk secara otomatis  mengidentifikasi orang atau benda. Ada beberapa metode identifikasi, tetapi  yang paling umum adalah untuk menyimpan nomor seri yang mengidentifikasi  orang atau benda, dan mungkin informasi lainnya, pada microchip  yang  terpasang pada antena (chip dan antena bersama-sama disebut transponder  RFID atau tag  RFID). Antena memungkinkan chip  untuk mengirimkan  informasi identifikasi untuk pembaca. Pembaca mengubah gelombang radio  dipantulkan kembali dari tag RFID menjadi informasi digital yang kemudian  dapat diteruskan ke komputer yang dapat memanfaatkannya.  2.2  Teori Khusus  2.2.1  Pengertian Supply Chain Management  Berdasarkan pernyataan Indrajit dan Djokopranoto (2002), konsep  supply  chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik.  Sebelumnya, hubungan  dengan supplier dan distributor  dianggap sebagai  hubungan antar pihak yang berlainan kepentingannya dan bahkan berlawanan  (memiliki tujuan masing-masing dan berbeda  pandangan), sehingga masing- masing pihak beroperasi secara independent, akibatnya kurang ada kerja sama  yang erat.  2.2.2  Pengertian Business Process Reengineering  Indrajit dan Djokopranoto (2002) menyatakan, re-engineering  merupakan perubahan yang cepat dan radikal dalam merancang ulang strategi,  nilai tambah proses  bisnis dan sistem, aturan dan struktur organisasi yang  mendukung  kegiatan bisnis, dan  untuk mengoptimalkan workflow dan  produktivitas di dalam suatu organisasi.  Sedangkan BPR merupakan pemikiran ulang secara fundamental dan  desain ulang  secara radikal terhadap proses bisnis untuk mendapatkan  | 
|  12  peningkatan dramatis dalam hal-hal kritis dan pengukuran kinerja kontemporer  perusahaan, seperti biaya, kualitas, pelayanan, dan kecepatan.  2.2.3  Pengertian Enterprise  Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli  mengenai pengertian Enterprise yaitu menurut (Bernard, 2005, p.55),  Enterprise adalah area dari aktivitas dan tujuan umum dalam sebuah  organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya yang ditukarkan.  Enterprise biasanya terdiri dari komponen vertical, horizontal, dan extended.  Komponen vertical  (juga dikenal sebagai Line of Business  atau segments)  adalah daerah kegiatan yang khusus untuk satu baris bisnis (misalnya,  penelitian dan pengembangan). Komponen horizontal  (juga dikenal sebagai  crosscutting enterprise) adalah daerah yang lebih umum dari aktivitas yang  melayani beberapa baris bisnis. Extended components terdiri lebih dari satu  organisasi (misalnya, extranets dan supply chain).  2.2.4  Pengertian Enterprise Architecture   Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek manajemen  yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara  membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan  mengintegrasikan  strategi praktek-praktek bisnisnya, alur-alur informasinya, dan sumber daya  teknologinya (Bernard, 2005, p31).  Gambar 2.1 EA  (Sumber: Bernard, 2005, p.32)  Sebagai praktek, EA adalah sebuah management program dan  documentation method yang meng-koordinasikan tindakan dalam  pandangan  ke  arah enterprises strategic, business service, information flows dan  penggunaan  sumber daya. Tujuan dari buku ini akan berfokus pada  | 
|  13  penggunaan sumber daya TI, tetapi juga berlaku untuk jenis lain dari sumber  daya di seluruh konsep perusahaan (Bernard, 2005, p33).  Enterprise Architecture adalah sebuah aset berbasis strategi informasi,  yang mana mendefinisikan misi dan informasi penting untuk menunjukkan  misi dan teknologi penting untuk menunjukkan misi dan proses perpindahan  dalam meng-implementasikan teknologi baru untuk merespon perubahan misi  (CIO Council, 2001, p31).   Dengan mengembangkan pandangan yang  terintegrasi dari versi sekarang dan masa depan, perusahaan dapat lebih baik  mengelola transisi mencakup indentifikasi tujuan-tujuan baru, kegiatan, dan  semua sumber daya modal dan manusia (termasuk teknologi informasi) yang  akan meningkatkan keuangan baris bawah dan misi kinerja.  2.2.4.1  Management Program Enterprise Architecture  Management Enterprise Architecture terdiri dari :  Gambar 2.2 Resource Alignment  (Sumber: Bernard, 2005, p.35)  1.  Resource Alignment  Menggambarkan apakah sumber daya yang digunakan suatu  perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mendukung  strategi perusahaan.  2.  Standardized Policy  | 
|  14  Menggambarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang  harus ditetapkan sebuah perusahaan.  3.  Decision Support  Menggambarkan apakah  SI/TI di dalam perusahaan sudah  mendukung pengambilan keputusan disetiap divisi dalam  perusahaan.  4.  Resources Development  Menggambarkan seberapa jauh perusahaan  mengembangkan atau meningkatkan sumber daya yang ada  di dalam perusahaan.  2.2.4.2  Documentation Method Enterprise Architecture  Gambar 2.3 Elemen Dokumentasi Enterprise Architecture  (Sumber: Bernard, 2005, p.37)  Documentation Enterprise Architecture terdiri dari :  1.  Framework  Menggambarkan ruang lingkup arsitektur untuk di- dokumentasikan dan menetapkan hubungan antara arsitektur.  | 
|  15  Gambar 2.4 The EA Cube Documentation Framework  (Sumber: Bernard, 2005, p.38)  2.   EA Components  Menggambarkan tujuan, proses, standar, serta sumber  daya yang ada didalam perusahaan yang dapat dirubah sesuai  dengan  kebutuhan bisnis.  Komponen EA terdiri dari Goals &  Initiatives, Product & Services, Data & Information, Systems &  Applications, Network & Infrastructure.  3.   Current Architecture  Menggambarkan komponen-komponen dari enterprise  architecture yang saat ini ada di dalam perusahaan.  4.   Future Architecture  Menggambarkan komponen enterprise architecture  yang baru yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk  meningkatkan kinerja yang sudah ada, mendukung inisiatif  strategi yang baru, kebutuhan operasional, dan solusi teknologi  yang akan digunakan.  | 
| 16  5.   EA Management Plan  Menggambarkan arsitektur saat ini dan dimasa yang  akan datang dan perencanaan secara berkala untuk mengelola  perubahan bisnis atau teknologi dimasa yang akan datang.  6.   Planning Threads  Dokumentasi Enterprise Architecture  termasuk urutan  dari aktivitas umum yang hadir didalam semua tingkatan  framework. Urutan itu termasuk TI yang berhubungan dengan  keamanan (security), standard, dan pertimbangan tenaga kerja  (workforce consideration).  1.  Keamanan TI (IT Security)  Kemanan merupakan bagian integral dari program  manajemen enterprise architecture dan metodologi  dokumentasi. Komprehensif keamanan program teknologi  informasi telah berfokus di beberapa area  termasuk  informasi, orang, operasi, serta fasilitas.  2.  Standard  TI  Merupakan sesuaatu fungsi yang paling penting dari  Enterprise Architecture yaitu menyediakan teknologi  dengan standar terkait pada semua tingkatan dari   framework enterprise architecture.  3.  Tenaga kerja TI (IT workforce)  Kemungkinan sumber daya terbesar yang dimiliki suatu  perusahaan yaitu orang-orang. Karena itu penting untuk  memastikan bahwa staff  TI saling berhubungan, memiliki  keterampilan, dan persyaratan pelatihan yang mendukung  identifikasi untuk LOB  (line of business) dan kegiatan  dukungan layanan. Di setiap tingkat pada kerangka  enterprise architecture dan solusi tepat yang tercermin  untuk arsitektur saat ini dan dimasa depan.  | 
| 17  2.2.5  Goals & Initiatives  Menurut (Bernard, 2005, p.106), Goals & Initiativess berada pada level  atas dari EA framework yang memperkenalkan perusahaan dalam menentukan  arah strategis (strategic direction), tujuan (goals), Initiatives, serta memberikan  penjelasan yang jelas mengenai kontribusi bahwa TI akan membantu  perusahaan dalam mencapai tujuan itu. Perencanaan strategis dimulai dengan  suatu pernyataan yang jelas dari tujuan dan atau misi perusahaan, pernyataan  singkat dan jelas dari keberhasilan visi.  2.2.5.1  Strategic Plan  Menurut (Bernard, 2005, p.115), Perencanaan strategis  (Strategic planning) memperlihatkan sebuah gambaran tingkat atas  dari kumpulan pengaturan dalam perusahaan itu sendiri. Arah ini  lebih lanjut diartikulasikan dalam skenario (Scenarios) jangka  panjang, strategi (Strategies), tujuan (Goals), dan inisiatif (Initiatives)  yang berfungsi sebagai dasar untuk jangka pendek perencanaan taktis  (operasional) yang di perbaharui setiap tahun.  Sebuah rencana strrategis adalah gabungan EA artifact yang  harus memandu arah perusahaan selama periode 3-5 tahun di masa  depan dengan menyediakan item berikut. Masing-masing merupakan  EA artifacts yang sangat sederhana yang terpisah.  1.  Menetapkan misi dan visi yang menjelaskan dengan singkat  tujuan dan arah dalam suatu Enterprise.  2.  Mengembangkan pernyataan arah strategis (Statement of  Strategic Direction) yang sesuai dengan tujuan perusahaan,  menjamin perusahaan supaya dapat bertahan, memungkinkan  fleksibilitas, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif.  Pernyataan ini adalah penjelasan rinci mengenai dimana  perusahaan bermaksud untuk pergi.  3.  Meringkas hasil dari analisis SWOT yang merupakan dasar dari  pernyataan arah strategis dan yang mengidentifikasi kekuatan,  kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.  4.  Meringkas situasi dan asumsi rencana untuk beberapa Concept of  Operations CONOPS skenario yang mendukung  arah strategis  | 
| 18  perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup satu skenario saaat  ini yang menggambarkan kordinasi kegiatan tingkat tinggi yang  sedang berlangsung disetiap baris bisnis (Line of Business), serta  beberapa skenario laporan masa depan dari kombinasi yang  berada dari driver internal dan eksternal yang diidentifikasi  melalui analisis SWOT.  5.  Mengembangkan sebuah grafik CONOPS bahwa dalam  menangkap gambar tunggal esensi dari dan partisipasi didalam  skenario operasi saat ini.  6.  Mengembangkan strategi kompetitif umum (General  Competitive Strategy) untuk perusahaan dalam mempersatukan  skenario CONOPS saat ini dan masa depan dan perusahaan  bergerak dalam arah strategis yang dimaksudkan dalam cara  yang lain itu dan menjelaskan faktor internal dan eksternal  seperti budaya, Line of Business, persyaratan bisnis, kondisi  pasar, strategi pesaing, dan resiko.  7.  Mengidentifikasi tujuan stategis (Strategic Goals) yang akan  menyelesaikan strategi pesaing dan menetapkan sponsor  eksekutif yang bertanggung jawab untuk mencapai  masing- masing tujuan.  8.  Mengidentifikasi insiatif strategi (Strategic Initiatives) dan  sumber daya sponsor untuk inisiatif, yang merupakan program  yang sedang berlangsung atau proyek pembangunan yang akan  mencapai setiap tujuan strategis.  2.2.5.2  CONOPS (Concept of Operations Scenario)  Menurut Scott A.Bernard (2005, p294) CONOPS adalah  dokumentasi narasi yang menjelaskan bagaimana kegiatan  operasional perusahaan berjalan melalui faktor internal dan eksternal  tertentu yang di identifikasi dengan analisa SWOT.  2.2.5.3  CONOD (Concept of Operation Diagram)  Menurut Scott A.Bernard (2005, p295) CONOD adalah sebuah  penggambaran grafis tingkat tinggi dari bagaimana  fungsi  | 
| 19  perusahaan, baik secara keseluruhan, atau di wilayah tertentu. Grafik  CONOPS sangat penting bagi Enterprise karena menjelaskan  didalam satu  gambar mencakup semua proses bisnis didalam  CONOPS saat ini serta  hubungan setiap aktivitas. Grafik CONOPS  menjadi batu ujian untuk  membantu perusahaan mengerti apa yang  dilakukannya pada tingkat dasar.  2.2.6  Product & Service  Menurut (Bernard, 2005, p.106), Product & Services berada pada level  kedua dari EA3 Framework yang mengidentifikasi bisnis produk dan jasa dari  Enterprise dan merupakan kontribusi dari dari teknologi yang mendukung  proses bisnis perusahaan. Istilah Business Services digunakan untuk proses  yang  berarti dan prosedur untuk menyelesaikan misi dan tujuan dari  perusahaan,  apakah itu untuk bersaing disektor swasta, menyediakan  pelayanan umum,  edukasi, memberikan pelayanan medis, memberikan  kemampuan pertahanan. Perencanaan strategis membantu secara langsung dan  memprioritaskan berbagai  layanan bisnis dan aktivitas pengiriman produk di  dalam perusahaan untuk  memastikan bahwa perusahaan bergerak secara  kolektif berdasarkan arah  strategis yang sudah ditetapkan dalam rencana  strategis.  2.2.6.1   Swim Lane Process Diagram  Menurut (Bernard, 2005, p.299), Swim Lane Process Diagram  merupakan  suatu diagram aktivitas pemangku kepentingan  (Stakeholder) dimana  menunjukan kegiatan apa saja yang dilakukan  pemangku kepentingan  (orang-orang dengan kepentingan dalam  perusahaan) yang terlibat dengan  garis dari proses bisnis dan waktu  dari interaksi. Diagram menggunakan  format dari Swim Lane  Stakeholder diatur dalam baris, kerangka waktu  (Timeframes) diatur  dalam kolom, lalu gambaran aktivitas digambarkan  dengan simbol  flowchart.  | 
| 20  2.2.6.2   Business Process Diagram - Service Model  Menurut (Bernard, 2005, p.300) Business Process Diagram  memperlihatkan detail dari rincian suatu kegiatan, termasuk  bagaimana setiap langkah dalam aktivitas berhubungan dengan yang  lain. Diagram  digambarkan dengan model IDEF-0 untuk melihat  input, kontrol, output, dan mekanisme dari masing-masing langkah di  dalam proses. Model  aktivitas IDEF-0 cocok untuk dokumentasi  proses bisnis karena  menyediakan dua pandangan konteks tingkat  tinggi dan pandangan yang  lebih rinci dari setiap langkah dalam  format kegiatan yang dapat lebih  diurai dan saling terkait dengan  proses lain untuk menunjukan keterkaitan. Diagram jenis ini berguna  dalam menunjukan hubungan  antara langkah-langkah dan pengaruh  internal atau eksternal, tapi mungkin tidak berdasarkan urutan waktu.  2.2.6.3   Activity - Product Matrix  Menurut (Bernard, 2005, p.301), Activity -  Product Matrix  merupakan peta  dari siklus hidup  dari pendapatan-memproduksi  produk untuk berbagai  lini bisnis diseluruh perusahaan. Matriks ini  menyoroti siapa saja yang  memiliki proses bisnis dan produk serta  tingkatan rantai pasok.  Perusahaan menghasilkan sesuatu ke jalur bisnis yang  mendukung satu atau lebih fase dari siklus hidup produk. Matriks ini  memungkinkan perusahaan untuk melihat dimana kegiatan usaha dari  keberadaan produk  baik vertikal dan horizontal, serta untuk  membantu menentukan siapa  yang bertanggung jawab dari proses  tersebut.  2.2.6.4   Use Case Narrative  Menurut (Bernard, 2005, p.302), Use Case Narrative mengikuti  format  Unified Modeling Language (UML) untuk mengidentifikasi  persyaratan  bisnis, konteks, Stakeholder (Aktor), dan garis bisnis  untuk bertinteraksi  dengan sistem, layanan, dan applikasi yang  diidentifikasi sebagai solusi yang membutuhkan perkembangan. Jadi  | 
| 21  usecase  menjelaskan interaksi  antara pengguna dengan sistem  aplikasi.  2.2.6.5   Use Case Diagram  Menurut (Bernard, 2005)  Use Case Diagram merupakan  diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas  dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar dan  menjelaskan sistem secara fungsional yang terlihat user  2.2.7   Data & Information  Menurut (Bernard, 2005, p.106), Data & Information berada pada level  ketiga  dari EA3 Framework merupakan maksud untuk mendokumentasikan  bagaimana informasi saat ini yang digunakan oleh perusahaan dan bagaimana  arus informasi  masa depan akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui  dokumen strategi  teknologi informasi yang diikat kedalam perencanaan  strategi teknologi informasi atau perencanaan bisnis. Tujuan strategi teknologi  informasi adalah untuk membangun sebuah pendekatan  tingkat tinggi untuk  mengumpulkan, menyimpan, mengubah, serta menyebarkan  informasi ke  seluruh perusahaan.  2.2.7.1   Object State Transition Diagram  Menurut (Bernard, 2005, p.306), sebuah state transition  diagram  menggunakan notasi Unified Modeling Language untuk  memperlihatkan  bagaimana siklus hidup dari sebuah data objek  secara spesifik. Diagram ini memperlihatkan perubahan artibut, link,  atau behavior dari on-line order objek yang hasilnya dari sistem  internal  atau eksternal yang memicu perubahan keadaan.  2.2.7.2   Logical Data Model  Menurut (Bernard, 2005, p.308), Model data skematik dapat  dikembangkan dengan menggunakan metode dan simbol  tradisional  terstuktur (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan  metote  berorientasi objek dan simbologi dari Unified Modeling  | 
| 22  Language  (UML), yang menghasilkan Class Diagram dan  /  atau  Object Diagram.  2.2.7.3  Activity - Entity Matrix  Menurut (Bernard, 2005, p.310) activity -  entity matrix  dikembangkan  dengan pemetaan data entitas yang dipengaruhi oleh  garis kegiatan bisnis  (Line of Business) terkait. Sering disebut  CRUD Matriks karena  mengidentifikasi jenis dasar dari  transformasi yang dilakukan pada data  (Create, Read, Update,  Delete) melalui proses bisnis.  2.2.8   System & Applications  Menurut (Bernard, 2005, p.107), System & Applications berada pada  level  keempat dari EA3 Framework dimaksudkan untuk mengatur dan  mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan aplikasi yang  digunakan perusahaan dalam meningkatkan kemampuan TI tergantung pada  perubahan di tingkat atas dari EA3 Framework (Business Services atau  Information Flows) mungkin ada rencana perubahan pada sistem atau aplikasi  yang tercermin dalam arsitektur masa depan.  System Communication Description  Menurut (Bernard, 2005, p.13), System Communication Description  menyediakan penjelasan dari bagaimana data berkomunikasi dengan sistem ke  seluruh perusahaan, dan khususnya termasuk mengenai links, paths, networks,  dan media.  System Data Flow Diagram  Menurut (Bernard, 2005, p.315), System Data Flow Diagram lebih  dikenal sebagai Data Flow Diagram dimaksudkan untuk menunjukan proses  dalam sistem pertukaran data dan bagaimana pertukaran itu terjadi. Langkah- langkah dalam membuat Data Flow Diagram :  1.  Menangkap dan menggambarkan fungsi sistem dan aliran data antara  mereka.  2.  Sistem dokumen hierarki fungsional.  | 
| 23  3.  Tujuan utama adalah untuk   a.  Mengembangkan gambaran yang jelas dari arus data  sistem yang  diperlukan yang di input dan output oleh masing-masing sistem.  b.  Memastikan konektivitas fungsional selesai.  c.  Mendukung dari dekomposisi fungsional untuk detail tambahan.  2.2.9   Network & Infrastructure  Menurut (Bernard, 2005, p.107), Network & Infrastucture berada pada  level kelima dan merupakan level bawah dari EA3 Framework dimaksudkan  untuk  mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan  dari  jaringan suara, data, dan video yang perusahaan gunakan untuk host  sistem, aplikasi, website, dan database.  Network Connectivity Diagram  Menurut (Bernard, 2005, p.321) network connectivity diagram  memperlihatkan koneksi fisik diantara jaringan suara, data, dan video yang ada  didalam perusahaan. Termasuk eksternal wide area networks (WANs)  dan  local areas network (LANs) dan juga extranets dan intranets.  2.2.10  Security Plan  Menurut (Bernard, 2005, p.328), Security Plan menyediakan deskripsi  rinci  tingkat tinggi tentang program keamanan yang berlaku di seluruh  perusahaan. Ini  mencakup physical, elemen data keamanan pribadi, dan  operasional dan prosedur.  2.2.11  Technology Forecast  Menurut (Bernard, 2005, p.335), technology forecast merupakan  pendukung dan penghubung dengan technology standards profile. Technology  forecast merupakan  dokumen perubahan yang diharapkan pada setiap daftar  standar dalam technology standars profile artifak, dimana perubahan ke depan  terjadi atau akan terjadi.  2.2.12  Workforce Plan  | 
| 24  Menurut (Bernard, 2005, p.335), Workforce plan menyediakan  penjelasan tingkat  tinggi dari bagaimana modal manusia dikelola diseluruh  perusahaan. Workforce plan termasuk strategi untuk perekrutan, retention, dan  pengembangan  profesional pada tingkatan eksekutif, manajemen, dan staff di  dalam perusahaan.  Organization Chart  Menurut (Bernard, 2005, p.336), Organization Chart memperlihatkan  bagaimana posisi dan personel yang diatur dalam hirarki diagram atau format  matriks. Organization Chart membantu untuk menunjukan garis kewenangan,  hubungan kerja serta kepemilikan dari sumber daya, produk, dan proses.  2.2.13  Enterprise Architecture Management Plan  2.2.13.1  EA Program Management  1.   Governance and Principles  Menurut (Bernard, 2005, p.177), governance and  principles  menggambarkan kebijakan dan pengambilan  keputusan yang  akan terjadi di dalam program enterprise  architecture.  2.   Support for Strategy and Business  Menurut (Bernard, 2005, p.178), suppport for strategy  and  business digunakan untuk mendukung dan meningkatkan  strategi perusahaan dan perencanaan bisnis serta  mengindentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat dibantu  dengan komponen EA.  3.   EA Roles and Responsibilities  Menurut (Bernard, 2005, p.177), EA roles and  responsibility menggambarkan peran dari stakeholder dalam EA  program  yang akan mengggunakan dan bertanggung jawab  sesuai dengan peran mereka masing-masing.  | 
| 25  4.   EA Program Budget  Menurut (Bernard, 2005, p.179), EA program budget  menggambarkan biaya untuk EA program per tahunnya dan  total keseluruhan siklusnya, jadi total kepemilikan biaya  teridentifikasi.  5.   EA Program Perfomances Measures  Menurut (Bernard, 2005, p.180), EA program  performance measures menggambarkan bagaimana efektifitas  dan  efisiensi program EA yang akan diukur. Ada 2 tipe  pengukuran yaitu outcome dan output. Pengukuran outcome  mengidentifikasi beberapa kemajuan yang terjadi pada new end- state. Pengukuran output, menyediakan data dan hal-hal  yang  berhubungan dengan kegiatan.  2.2.13.2  EA Current Architecture Summary  1.   Strategic Goals and Initiatives  Menurut (Bernard, 2005, p.181), Strategic Goals and  Initiatives mengidentifikasi bagaimana EA program dan  komponen spesifik EA mendukung pencapaian tujuan strategis  dan inisiatif perusahaan.  2.   Business Services and Information Flows  Menurut (Bernard, 2005, p.182), Business Services and  Information Flows mengidentifikasi dan menekankan peran  pengguna EA dalam mendukung analisis proses bisnis dan  perbaikan, serta mengidentifikasi dan mengoptimalkan arus  informasi di antara proses-proses.  3.   System and Application  Menurut (Bernard, 2005, p.184), System and Application  mengidentifikasi bagaimana komponen EA saat ini dan artifak  | 
| 26  sistem dan aplikasi pada tingkat EA framework mendukung arus  informasi yang dibutuhkan untuk LOB pada seluruh perusahaan.  4.   Technology Infrastructure  Menurut (Bernard, 2005, p.184), Technology  Infrastructure  membahas tentang suara, data, video komponen  EA, dan  artifak yang membentuk teknologi infrastruktur pada  tingkat EA framework.  5.   IT Security  Menurut (Bernard, 2005, p.181), IT security membahas  tentang pendekatan umum untuk keamanan TI pada semua  tingkat EA framework. Keamanan TI harus menjadi bagian dari  tujuan strategis atau inisiatif yang bergantung pada  akurasi,  pengesahan informasi yang benar.  6.   EA Standards  Menurut (Bernard, 2005, p.181), EA standards  menyediakan standar dokumen EA untuk data, video, suara, dan  keamanan TI yang digunakan selama pengembangan komponen  EA.  7.   Workforce Requirements  Menurut (Bernard, 2005, p.185), workforce requirement  menjelaskan pendekatan untuk perencanaan tenaga kerja TI dan  pelatihan bahwa perusahaan menggunakan manajemen  modal  manusia (human capital management).  2.2.13.3  EA Future Architecture Summary  1.   Future Operating Scenarios  Menurut (Bernard,  2005, p.186), future operating  scenarios  ditampilkan bersama dengan deskripsi narasi tujuan  skenario dan lingkungan operasi yang menanggapi skenario.  | 
| 27  2.   Planning Assumptions  Menurut (Bernard, 2005, p.161), planning assumptions  merupakan asumsi perencanaan dari skenario yang dibahas  lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan prioritas  perusahaan karena menerapkan EA untuk ke depannya.  Asumsi  mengidentifikasi kemampuan yang baru dan sumber daya yang  akan diperlukan jika perusahaan sukses di  masing-masing  skenario.  3.   Updating Current & Future Views  Menurut (Bernard, 2005, p.186), updating current and  future view merupakan dokumentasi perubahan perencanaan  dalam proses dan sumber daya apa yang akan menciptakan  pandangan EA di masa depan pada setiap framework.  4.   Sequencing Plan  Menurut (Bernard, 2005, p.188), sequencing plan  merupakan  bagian dari dokumen perencanaan manajemen EA  (EA management plan document) yang menggambarkan tugas,  milestones, dan jangka waktu untuk mengimplementasikan  komponen dan artifak EA yang baru.  5.   Configuration Management  Menurut (Bernard, 2005, p.188), configuration  management  merupakan bagian dari perencanaan manajemen  EA (EA  management plan) yang berfungsi untuk mendukung  sub  proses dimana perubahan EA dikelola dan standar dalam  TSRM diterapkan.  2.2.14  Pengertian Line of Business  Menurut (Bernard, 2005, p.108), Line of Business (LOB) adalah area  yang berbeda  dari kegiatan dalam perusahaan. Juga dapat disebut sebagai  vertikal area yang  mungkin melibatkan penyedia jasa pengembangan  produk, pengiriman atau fungsi  administrasi internal. Masing-masing LOB  | 
| 28  telah memiliki arsitektur yang lengkap yang mencakup lima hieraki level dari  EA3 framework.  2.2.15  Pengertian Enterprise Architecture Framework  Menurut (Bernard, 2005, p.81) Enterprise Architecture Framework  adalah  struktur untuk mengatur informasi yang mendefinisikan ruang lingkup  arsitektur dan bagaimana area dari tiap arsitektur itu berhubungan dengan yang  lain.  Enterprise dapat mengimplementasikan EA framework secara langsung  atau dapat  menggunakannya sebagai dasar dalam pengembangan manajemen  mereka sendiri dan pendekatan dokumentasi. Banyak enterprise kemungkinan  besar akan perlu  melakukan modifikasi untuk unsur-unsur tertentu dari EA  framework sesuai  dengan kebutuhan khusus mereka, militer, non profit,  akademik perusahaan yang  memiliki fundamental budaya yang berbeda dan  faktor keberhasilan kritis.  2.2.16  Analisis PEST  Menurut (Ward & Peppard, 2002, p.70), dalam melakukan pengolahan  suatu bisnis  atau suatu badan usaha, terdapat cakupan yang luas sekali jika  ingin membahas  faktor eksternalnya karena terdapat enam faktor utama yang  biasanya dianalisis  oleh perusahaan. Faktor-faktor tersebut, biasanya  dipertimbangkan bersamaan pada tingkat sejak dari pemikiran strategi, dengan  menggunakan metode pendekatan PEST (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi).   Dua pendekatan lainnya, yaitu faktor legal normalnya sudah termasuk  didalam faktor politik dan faktor ekonomi normalnya sudah termasuk didalam  faktor sosial.  Dengan  demikian faktor-faktor tersebut dapat memberikan  kesempatan bisnis yang  lebih signifikan agar dapat juga mengidentifikansikan  ancaman-ancaman yang  mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat  menyediakan waktu dalam mengatasi  aksi dan meminimalisasi dampak yang  akan terjadi.  1.  Politik  Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah  hukum,  serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana  | 
| 29  perusahaan melakukan kegiatan. faktor-faktor  pertimbangan politik  meliputi stabilitas politik, kebijakan  pemerintah, kebijakan perdagangan,  rancangan undang-undang, dan ekologi dan isu-isu lingkungan.  2.  Ekonomi  Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembeli  dari pelanggan dan mempengaruh iklim dari bisnis suatu  perusahaan.  Faktor-faktor pertimbangan ekonomi meliputi situasi  ekonomi dalam  negeri, pertukaran nilai mata uang, perpajakan,  prediksi perkembangan  ekonomi, tingkat inflasi, dan upah regional.  3.  Sosial  Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi  kebutuhan  dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang  ada. Faktor-faktor pertimbangan sosial meliputi keadaan sosial masyarakat,  trend gaya hidup, perilaku dan pola  konsumen, tingkat penghasilan dan  pendidikan, budaya negara dan internasional.  4.  Teknologi  Faktor teknologi meliputi semua yang dapat membantu dalam  menghadapi  tantangan bisnis dan mendukung efesiensi proses  bisnis. Faktor-faktor  pertimbangan teknologi meliputi kebijakan teknologi dalam negeri, potensi  inovasi teknologi, isu-isu dampak  buruk teknologi, komunikasi dan  informasi, dan teknologi saat ini dan masa yang akan datang.  2.2.17  Analisis 5 Daya Saing Porter  Porter mengajukan model lima kekuatan (five forces model) sebagai  alat untuk  menganalisis lingkungan persaingan industri. Industri dapat  didefinisikan sebagai  kelompok perusahaan yang memproduksi produk atau  jasa yang sama atau barang pengganti yang dekat.  Lima kekuatan persaingan  tersebut adalah:  1.  Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama.  2.  Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru.  3.  Ancaman barang substitusi.  | 
|  30  4.  Daya tawar pembeli.  5.  Daya tawar penjual.  Gambar 2.5 Analisis 5 Porter  (Sumber: Porter, M.E., 1979)  2.2.17.1  Persaingan Sesama Pesaing Dalam Industri Yang Sama  Menurut Porter, faktor persaingan antar pesaing dalam industri  yang  sama inilah menjadi sentral kekuatan persaingan. Semakin  tinggi tingkat persaingan antar perusahaan mengindikasikan semakin  tinggi pula  profitabilitas industri, namun profitabilitas perusahaan  mungkin menurun.  2.2.17.2  Ancaman Masuknya Pendatang Baru  Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun ke dalam suatu industri  bila  industri tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi. Secara  makro,  datangya pemain baru akan membuat persaingan menjadi  lebih ketat dan  akhirnya berujung pada turunnya laba yang diterima  bagi semua perusahaan.  2.2.17.3  Ancaman Barang Substitusi  | 
| 31  Barang substitusi merupakan barang atau jasa yang dapat  menggantikan produk sejenis. Lebih jauh, ancaman barang subsitusi  dapat dijelaskan oleh faktor-faktor berikut:  1.  Harga relatif dalam kinerja barang substitusi.  2.  Biaya mengalihkan ke produk lain.  3.  Kecenderungan pembeli untuk mensubstitusi.  2.2.17.4  Daya Tawar Pembeli Atau Konsumen  Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekuatan tawar  pembeli. Faktor tersebut antara lain:  1.  Pangsa pembeli yang besar.  2.  Biaya mengalihkan ke produk lain yang relatif kecil.  3.  Banyaknya produk substitusi.  4.  Tidak atau minimnya diferensiasi produk.  2.2.17.5  Daya Tawar Penyedia Input (Pemasok)  Penyedia input mempunyai daya tawar yang tinggi bila  perusahaan tersebut menjadi satu-satunya penyedia bahan baku bagi  perusahaan lain yang membutuhkan inputnya. Artinya penyedia input  akan memonopoli harga maupun kuantitas barang.  2.2.18. Analisis Value Chain Service Business (Value shop)   Menurut Porter (2002, p244) value chain analysis  adalah kegiatan  menganalisis kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang.  memproduksi, memasarkan. mengantarkan dan mendukung produk atau jasa.  Untuk perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, analisi rantai nilai  ini lebih tepat digambarkan dengan menggunakan analisis value shop  (Ward,  2002,p266).   Jadi Value shop  merupakan suatu gambaran dari kegiatan perusahaan  yang menunjukan uraian aktivitas. Aktivitas organisasi dikelompokan dalam  dua aktivitas besar,  yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas  utama adalah seluruh aktivitas yang berkaitan langsung dengan proses untuk  menghasilkan produk/jasa yang untuk diserahkan kepada pelanggan.  | 
| 32  Sedangkan aktivitas pendukung adalah seluruh aktivitas yang tidak berkaitan  langsung  dengan aktivitas untuk menghasilkan jasa  2.2.19  Analisis SWOT  Menurut (Rangkuti, 2009, p.18), analisis SWOT adalah identifikasi  berbagai  faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.  Analisis ini  didasarkan  pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan  (strengths),  peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat  meminimalkan  kelemahan (weakness), dan ancaman (threads). Proses  pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,  tujuan, strategi, serta  kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan  strategis (strategic  planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis  perusahaan (kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman) dalam kondisi  yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling  populer untuk analisis situasi ini adalah analisis SWOT.  1.  Strength (Kekuatan)  Merupakan suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing,  serta kekuasaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan  pesaing.  2.  Weakness (Kelemahan)  Merupakan kelemahan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan  yang secara serius menghambat kinerja perusahaan.  3.  Opportunity (Peluang)  Merupakan suatu peluang dimana perusahaan dapat beroperasi secara  leluasa untuk mendapatkan keuntungan dan juga untuk menarik lebih  banyak pelanggan.  4.  Threat (Ancaman)  Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaaan dari para pesaing  dalam mendapatkan konsumen.  | 
| 33  2.2.19.1  Matriks SWOT  Menurut (Rangkuti, 2009, p.31), Matriks SWOT adalah alat  yang  dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.  Matrik ini  menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman  eksternal (EFAS)  yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan  dengan kekuatan dan kelemahan (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini  dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.  Cara membuat matriks SWOT adalah dengan menggunakan  faktor - faktor strategis eksternal maupun internal sebagaimana telah  dijelaskan  dalam tabel IFAS dan EFAS, yaitu dengan mentransfer  peluang  dan  ancaman dari tabel EFAS serta mentransfer kekuatan  dan kelemahan  dari tabel IFAS ke dalam sel yang sesuai dengan  matrik SWOT.  Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor  strategis tersebut lalu  dibuatkan empat set kemungkinan alternatif  strategi (SO, ST, WO, WT).  1.  Strategi SO  Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran  perusahaan yaitu  dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk  merebut dan  memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.  2.  Strategi WO  Strategi ini ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada  dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.  3.  Strategi ST   Strategi dalam menggunakan kekuatan yang  dimiliki perusahaan  untuk mengatasi ancaman.  4.  Strategi WT   Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang  bersifat defensif dan  berusaha meminimalkan kelemahan yang  ada serta menghindari  ancaman.  | 
|  34  Tabel 2.1 Matriks SWOT   (Sumber: Rangkuti, 2009, p.31)  2.2.19.2  Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)  Menurut (Rangkuti 2009, p.22), sebelum membuat matrik  faktor strategi eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor  strategi eksternal (EFAS).  | 
|  35  Tabel 2.2 Tabel EFAS  (Sumber : Rangkuti 2009, p.22)  Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal  (EFAS):  a.  Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan  ancaman).  b.  Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0  (Sangat Penting) sampai dengan 0,0 (Tidak Penting). Faktorfaktor  tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor  strategis.  c.  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor  dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai  dengan 1 (Poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap  | 
| 36  kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating  untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar  diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating  +1).  Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikkannya. Misalnya,  jika nilai ancamanya sangat besar, rating adalah 1.  Sebaliknya,  jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.  d.  Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk  memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa  skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya  bervariasi mulai dari 4,0 (Outstanding) sampai dengan 1,0 (Poor).  e.  Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan  mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor  pembobotannya dihitung.  f.  Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh  total skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini  menunjukkan perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor  strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk  membandingkan perusahaan ini dengan kelompok industri yang  sama.  2.2.19.3  Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)  Menurut (Rangkuti 2009, p.24), setelah faktor-faktor strategi  internal  suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal  Strategic  Factor Analysis Summarry) disusun untuk merumuskan  faktor-faktor strategi internal tersebut dalam kerangka Strength and  Weakness perusahaan.  | 
|  37  Tabel 2.3 Tabel IFAS  (Sumber : Rangkuti 2009, p.24)  Tahapnya adalah :  a.  Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan  perusahaan dalam kolom 1.  b.  Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari  1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan  pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis  perusahaan.  (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh  melebihi skor total 1,00).  c.  Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor  dengan  memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai  dengan 1 (poor),  berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap  kondisi perusahaan  yang bersangkutan. Variabel yang bersifat  positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai  mutlak dari +1 sampai dengan  +4 (sangat baik) dengan  membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing  utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,  kebalikannya.  Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan  | 
|  38  dengan rata  -  rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan  jika  kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah  4.  2.3   Metodologi Implementasi  Gambar 2.6 EA Framework and Tool Selection  (Sumber : Bernard, 2005)  | 
|  39  Gambar 2.7 Documentation of The EA  (Sumber : Bernard, 2005)  2.4  Journal  Menurut Base et al (2003) di dalam jurnal Measurement of Enterprise  Architecture Readiness Within Organizations, di dalam Enterprise Architecture kita  akan menghadapi re-engineering dari keseluruhan organisasi, dari sistem data untuk  meningkatkan proses kinerja di dalam organisasi melalui Teknologi Informasi.  Menurut Ward et. al, (2002) di dalam jurnal Information Systems Strategic  Planning to Increase Competitive Advantage of Higher Education Using be Vissta  Planning Methodology, Strategic Planning adalah proses dari identifikasi portofolio  aplikasi berbasis computer yang mendukung pengimplementasian dari business plan  suatu organisasi dan mengetahui tujuan dari kegiatan bisnis tersebut.  | 
| 40  Menurut McGraw - Hill (2007) di dalam jurnal Chapter 01 -  Introduction -  What Is a Business Plan? Why Do I Need a Business Plan?, Business Plan adalah  suatu cara untuk meng-komunikasikan bagaimana strategi yang telah dibuat dapat  meningkatkan peluang sukses dalam usaha atau performa dari kegiatan bisnis yang  telah ada.  |