7
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat dihasilkan dalam melaksanakan suatu
kegiatan bisnis atau proyek. Keberhasilan ini ditafsirkan sebagai manfaat ekonomis.
Menurut Kasmir Jakfar(2003, p12) paling tidak ada lima tujuan mengapa
sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:
1.
Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi
kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan
sendirinya  terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi  kelayakan
adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat
kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. 
2.
Memudahkan Perencanaan 
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal
apa saja yang perlu direncanakan
3.
Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan 
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki
  
8
pedoman yang harus diikuti.Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis,
sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun.
4.
Memudahkan Pengawasan 
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan  rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengwasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana
yang telah disusun.
5.
Memudahkan Pengendalian 
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian
atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan
pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada
akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai. 
2.2. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Manfaat studi kelayakan bisnis menurut Umar (2003 p247),adalah :
a.
Pihak Investor. Calon investor memiliki kepentingan langsung terhadap
Keuntungan yang akan diperoleh, serta jaminan keselamatan atas modal yang
ditanamkannya.
b.
Pihak Kreditor. Pihak bank sebagai pemberi pinjaman perlu mengkaji
  
9
Ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, misalnya mengenai
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
c.
Pihak Manajemen. Pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan
bisnis yang dibuat, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan
dari modal sendiri, serta rencana pendanaan dari investor dan kreditor.
d.
Pihak Pemerintah dan Masyarakat. Penyusunan studi kelayakan bisnis yang
memperhatikan dan membantu kebijakan pemerintah akan diprioritaskan
untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
e.
Bagi Tujuan Pengembangan Ekonomi. Dalam menyusun studi kelayakan
bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan
ditimbulkan terhadapa perekonomian nasional.
2.3.Tahapan Studi Kelayakan Bisnis 
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan
studi yang dikerjakan (Husain Umar, 2003, p21), yaitu :
1.
Penemuan Ide Proyek 
Produk atau Jasa yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk dijual dan
menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk
atau jasa dari usaha harus dilakukan.Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan
kriteria-kriteria bahwa suatu produk atau jasa dibuat untuk memenuhi
kebutuhan
pasar yang masih belum terpenuhi, memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk atau
jasa tersebut belum ada.
2.
Tahap Penelitian 
  
10
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses itu dimulai dengan
mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan memasukkan teori-teori yang
relevan, menganalisis dan menginterpretasi hasil pengolahan data dengan alat-alat
analisis yang sesuai. 
3.
Tahap Evaluasi Proyek 
Ada tiga macam evaluasi proyek.
Pertama, mengevaluasi usulan proyek yang
akan didirikan. Kedua, proyek yang sedang beroperasi.Dan yang Ketiga,
mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun.Evaluasi berarti membandingkan
antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau
kriteria ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
4.
Tahap Pengurutan Usulan yang Layak 
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak dan
terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki manajemen untuk merealisasikan
semua proyek tersebut, maka perlu dilakukan pemilihan proyek yang dianggap
paling penting untuk direalisasikan. Sudah tentu, proyek yang diprioritaskan ini
mempunyai skor tertinggi jika dibandingkan dengan usulan proyek yang lain
berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan. 
5.
Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis 
Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat suatu
rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan
jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan
sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain. 
6.
Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis 
  
11
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap
pelaksanaan proyek pun  dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai dari
pemimpin sampai pada tingkat yang paling bawah, harus bekerja sama dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. 
Tahapan studi kelayakan bisnis yang harus dilaksanakan menurut Jumingan
(2009 p10) sebagai berikut :
1.
Kegiatan menemukan Ide / gagasan usaha
Ide atau gagasan usaha biasanya dapat timbul melalui seragkaian kegiatan
berikut :
Melalui bacaan. Dengan cara ini akan dapat diketahui sudah sebarapa jauh
perkembangan bidang usaha tersebut saat ini. Apa saja yang sudah dilakukan,
teknologi yang sudah di gunakan sampai saat ini, apakah ada catatan data
statistik yang menggambarkan realisasi dari kegiatan yang telah dilakukan
pelaku bisnis di bidang ini.
Melalui survey. Fokus kegiatan mungkin belum tergambar secara nyata,
tetapi pelaku berkeyakinan bahwa hasil temuannya merupakan suatu produk /
jasa yang memang belum pernah ada sebelumnya atau temuannya merupakan
suatu hasil temuan secara tidak langsung atau kebetulan, dan ternyata banyak
hasil temuan dari teknologi yang ada sekarang adalah hasil dari ide / gagasan
yang muncul melalui suatu survey.
Melalui pengalaman kerja. Dalam konteks ini pelaku terbiasa dengan
kegiatan kerja secara menyeluruh sehingga sekecil apapun pekerjaan yang
berhubungan dengan proses penciptaan produk atau jasa sudah dikuasai
dengan baik. Ide atau gagasan yang muncul akan terealisasi jika didukung
  
12
oleh rasa keyakinan pelaku atas dasar pengalaman yang sudah dimiliki saat
ini.
2.
Melakukan studi kemungkinan pemilihan bentuk usaha yang tepat untuk
ide/gagasan tersebut. Pilihan itu antara lainusaha menghasilkan barang (usaha
industri), usaha peningkatan dari usaha yang memang sudah ada sebelumnya
atau usaha perdaganggan. Pertimbangannya harus di lakuakan secara objektif
setelah dilakukan pengumpulan data
3.
Tahap analisis data 
Secara berurutan analisisnya meliputi hal-hal berikut
Analisis pasar dalam usaha menentukan besarnya penerimaan dan biaya
yang di butuhkan untuk memasarkan produk atau jasa yang sudah di
rencanakan sebelumnya 
Analisis teknis dan menejemen di tunjukan untuk menentukan mesin dan
peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi, dan sebagainya yang
semuanya harus tertuang lengkap kedalam kebutuhan dana yang di
perlukan untuk dapat memproduksi barang atau jasa sesuai rencana.
Analisis
lingkungan untuk memastikan dampak apa yang terjadi jika
produksi atau usaha jasa yang
sudah di rencanakan itu terlaksana, baik
positif maupun negatif terhadap lingkungan 
Analisisfinansial. Baik buruknya hasil analisis finansial
sangat
tergantung tahap-tahap sebelumnya 
  
13
2.4. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Ada beberapa aspek menurut Umar (2003, p24) yang akan diteliti dalam studi
kelayakan bisnis ini yaitu:
1.
Aspek Pasar, yaitu meneliti tentang permintaan suatu produk atau jasa,
berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market-share
dari produk
yang bersangkutan.
2.
Aspek Sumber Daya Manusia, yang meneliti tentang peran SDM dalam
pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin
bisnis setelah proyek selesai dibangun.
3.
Aspek Pemasaran, yang meneliti segmen, target, posisi produk, kepuasan
konsumen dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan marketing.
4.
Aspek Operasional, yang meneliti masalah penentuan lokasi yang tepat, luas
produksi dan tata letak (layout).
5.
Aspek Pesaing, yang meneliti tentang persaingan, perbandingan antara
perusahaan yang kita analisis dengan perusahaan-perusahaan pesaingnya dan
kondisi lainnya yang mempengaruhi perjalan suatu bisnis.
6.
Aspek Lingkungan hidup, di mana analisis dilakukan untuk meneliti
pengaruh operasional bisnis terhadap lingkungan sekitarnya dan menganalisis
dampak yang terjaditerhadap lingkungan. Seperti kesehatan, polusi,
pencemaran dan lainnya.
7.
Aspek Hukum, meneliti tentang keabsahan, keaslian, kesempurnaan dan 
kelengkapan dari dokumen-dukumen yang dimiliki, seperti Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), NPWP, dan surat-
surat penting lainnya.
  
14
8.
Aspek Politik, meneliti tentang kebijakan apa yang saat ini beraku di dalam
negara yang dapat berdampak pada perusahaan, baik positif maupun
negative.
9.
Aspek Keuangan, meneliti tentang perhitungan jumlah dana yang diperlukan
untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.
Melihat begitu banyak aspek yang kedua sumber diatas akan diteliti didalam
studi kelayakan bisnis, maka pada penelitian ini, studi kelayakan bisnis yang
dijalankan akan difokuskan pada beberapa aspek yaitu:
1.
Aspek Pasar
2.
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia\
3.
Aspek Pemasaran
4.
Aspek Operasional
5.
Aspek Pesaing
6.
Aspek Dampak Lingkungan
7.
Aspek Hukum
8.
Aspek Politik
9.
Aspek Keuangan
2.4.1  Aspek Pasar
Menurut Gilarso (2007, p109) pasar merupakan mata rantai yang menghubunkan
antara produsen dan konsumen, sebagai ajang pertemuan antara penjual dan pembeli,
antara dunia usaha dan masyarakat.
Menurut Subagyo (2008, p63) pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan
penawaran jenis produk dan jasa sehingga terjadi kesepatakan dalam transaksi.
  
15
Menurut Umar (2005, p35) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga yang telah disepakati bersama.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Umar (2005, p35) pasar merupakan tempat
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja
dan kemauan untuk membelanjankannya.Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang
terjadinya pasar, yaitu orang dengan keinginannya, daya belinya, serta
tingkahlakunya dalam pembeliannya suatu barang yang dibutuhkan atau diinginkan.
Dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar adalah tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan
permintaan dan penawaran untuk menciptakan harga yang disepakati bersama
sampai terjadinya transaksi jual beli.
Menurut Umar (2005, p35) ada beberapa materi yang akan dibahas dalam aspek
pasar ini, yaitu :
1.
Bentuk Pasar
Menurut Umar (2005, p38) bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen
dan sisi konsumen.Dari sisi produsen, pasar dapat dibedakan atas pasar
persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli dan
monopoli. Berikut penjelasan singkat bentuk-bentuk pasar produsen:
Pasar Persaingan Sempurna, aktivitas persaingan tidaklah terlihat,
karena tidak terbatasnya jumlah produsen dan konsumen dapat
menjual dan membeli berapa saja tanpa ada batas asal bersedia
membeli atau menjual pada harga pasar. Jadi pada pasar ini justru
tidak ada gunanya mengadakan persaingan. 
  
16
Menurut Sadono Sukirno (2009, p231), pasar persaingan
sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena
dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang menjamin
terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi
(optimal) efisiensinnya.
Tabel 2.1. Ciri-Ciri Pasar Menurut Gilarso (2007, p171)
Bentuk
Jumlah
Sifat
Akses
Pengaruh
terhadap
Pasar
Penjual
Barang/Jasa
Harga
Monopoli
Satu
Tak ada barang
pengganti
Tertutup
Banyak
Duopoli
Dua
Mungkin ada
barang pengganti
Sukar
sekali
Banyak
Oligopoli
Beberapa
Barang
sama/sejenis
Sukar
sekali
Sedikit
Persaingan
Monopolistik
Agak
banyak
Barang
didiferensiasikan
Dapat,
meskipun
tidak
mudah
Sedikit
Persaingan
Murni
Banyak
Sama/homogen
Mudah
Tidak ada
Sumber: Gilarso (2007, p171)
  
17
Menurut Gilarso (2007, p171), Ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah:
-
Banyak penjual/produsen dan banyak pembeli.
-
Barang yang diperjualbelikan sama/homogen.
-
Orang bebas masuk/keluar biadang usaha atau cabang industri yang
bersangkutan
-
Persaingan disebut sempurna (perfect competition),
apabila semua pihak
benar-benar mengetahui keadaan pasar.
Pasar Monopoli. Pasar Monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasi oleh
seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada barang substitusi terhadap barang
yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk
masuknya pesaing dari luar. 
Menurut Sadono Sukirno (2009, p266), pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di
mana hanya terdapat satu perusahaan saja, dan perusahaan ini menghasilkan barang
yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.
Menurut Gilarso (2007, p177), ciri-ciri pasar monopoli adalah:
-
Hanya ada satu produsen atau penjual yang menguasai seluruh atau
sebagian besar suplai suatu barang atau jasa tertentu.
-
Barang/jasa yang dijual tidak ada penggantinya yang baik.
-
Pasaran atau bidang usaha yang bersangkutan tak dapat (sulit sekali)
dimasuki pihak lain karena adanya entry barriers.
Pasar Persaingan Monopolistik. Pasar ini merupakan bentuk campuran antara
persaingan sempurna dengan persaingan monopoli, dikatakan mirip
dengan
persaingan sempura karena ada kebebasan bagi perusahaan untuk masuk-keluar
pasar, selain itu barang yang dijual pun tidak homogen. Oleh karena barang-
  
18
barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini
mirip dengan monopoli. 
Menurut Sadono Sukirno (2009, p297), pasar persaingan monopolistik adalah pasar
yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan sempurna
dan monopoli.Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar
di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda.
Menurut Gilarso (2007, p189), ciri-ciri pasar monopolistik, yaitu:
-
Terdapat beberapa produsen/penjual: tidak banyak sekali, tetapi lebih dari
satu-dua, yang masing-masing menguasai sebagian dari seluruh suplai.
-
Masing-masing menghasilkan barang yang sejenis, yang kurang lebih
sama tetapi didiferensiasikan dalam hal nama/merek/cap
dagang/kualitas/bentuk dan lain-lain, sehingga terlihat berbeda dari yang
lain.
-
Produsen-produsen baru dapat memasuki bidang usaha yang bersangkutan
meskipun tidak selalu mudah.
Pasar Oligopoli. Pasar Oligopoli adalah perluasan dari pasar monopoli. Dalam
menentukan tingkat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari
pesaing sangat terasa, tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam
perhitungan.
Menurut Sadono Sukirno (2009, p314), pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari
hanya beberapa produsen saja, adakalanya pasar oligopoli terdiri dari dua perusahaan
saja dan pasar seperti itu dinamakan duopoli.
Menurut Gilarso (2007, p189), ciri-ciri pasar oligopoli adalah:
-
Produksi suatu barang atau jasa terkonsentrasi dalam dan didominasi oleh
“hanya sedikit” perusahaan.
  
19
-
Timbulnya bentuk pasar oligopoli disebabkan oleh karena proses produksi
menuntut dipergunakannya teknologi modern yang mendorong kearah
produksi besar-besaran.
Setelah dilihat dari sisi produsen, selanjutnya pasar akan dilihat dari sisi konsumen.
Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu: pasar
konsumen, pasar industri, pasar penjual kembali (reseller)
dan pasar pemerintah.
Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
Pasar konsumen. Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli
atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi
(tidak untuk dibisniskan).
Pasar Industri. Pasar ini adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau
disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang
atau jasa lain, baik untuk dijual maupun untuk disewakan (dipakai untuk
diproses lebih lanjut).
Pasar Penjual kembali (reseller). Pasar ini adalah pasar yang terdiri dari
perorangan dan organisasi yang biasanya disebut pedagang menengah yang
terdiri dari dealer, distributor, grosier, agent,
dan retailer. Kesemua reseller
ini melakukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan.
Pasar Pemerintah. Pasar ini merupakan pasar yang terdiri dari unit-unit
pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk
membelanjakan tugas-tugas pemerintah, misalnya di sektor pendidikan,
perhubungan, kesehatan dan lainnya.
2.
Proyeksi permintaan dan penawaran
Menurut Umar (2005, p40) apabila perusahaan menemukan suatu
pasar yang menarik, maka
perlu mengestimasi besarnya pasar pada
  
20
masa sekarang dan masa yang akan datang dengan cermat. Perusahaan
akan kehilangan sejumlah laba karena terlalu besar atau terlalu kecil
mengestimasi besarnya pasar.
Menurut Subagyo (2008, p73-76), metode proyeksi permintaan ini
digunakan di hampir semua bidang usaha yang berjangka waktu 3
sampai 5 tahun dan cukup efektif karena biasanya disesuaikan dengan
siklus hidup suatu produk.
2.4.2. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Griffin dan Edbert (2007, p166), manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya financial,
manusia serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya.
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai
berikut (Subagyo, 2007, p159) :
1.
Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
2.
Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
3.
Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
4.
Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan
teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
  
21
5.
Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian
secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
structural dan fungsional.
6.
Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan
pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, produktifitas
dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p168), fungsi-fungsi manajemen tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah proses menentukan arah yang
akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang telah diterapkan. Dalam proses ini ditentukan tentang apa yang
harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta dengan car apa
hal tersebut dilaksanakan.
2.
Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah proses
mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-
unit. Tujuannya adalah supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang,
dan tanggung jawab serta hubungan kerja dengan sebaik mungkin dalam
bidangnya masing-masing.
3.
Pelaksanaan (Actuating). Menggerakkan atau melaksanakan adalah proses
untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam organisasi. Dalam
menjalankan organisasi para manajer harus menggerakkan bawahnnya (para
karyawan) untuk mengerjakan pekerjaan yang telah ditentukan dengan cara
memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan memberi motivasi.
  
22
4.
Pengawasan (Leading). Pengawasan adalahproses untuk mengukur dan
menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana. Jika dalam
proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.
2.4.3. Aspek Pemasaran
Sebelum membangun sebuah bisnis, hendaknya melakukan analisis terhadap
pasar yang potensial yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan oleh
perusahaan ataupun menciptakan produk yang baru dan menciptakan pasar yang
potensial agar dapat menjadi leader
Menurut Yacob Ibrahim, terdapat beberapa faktor utama yang perlu dinilai dalam
aspek pasar dan pemasaran, antara lain:
1.
Jumlah permintaan produk di masa lalu dan saat ini.
2.
Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan
market share yang tersedia di masa yang akan datang.
3.
Berapa besar market share
yang direncanakan berdasarkan pada rencana
produksi.
4.
Faktor-faktor apa saja yang mungkin dapat mempengaruhi permintaan di
masa yang akan datang.
5.
Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share
yang
telah direncakan.
a.
Pengertian Pemasaran
Menurut Fuad, Christine. H, Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006, p124),
manajemen pemasaran adalah suatu analisis untuk menyiapkan perencanaan,
implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk
  
23
menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang bermanfaat dengan
pembeli untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Ernie dan Kurniawan (2005, p14), pemasaran adalah kegiatan
manajemen berdasarkan fungsi yang pada intinya berupaya untuk mengidentifikasi
apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara
mewujudkannnya.
Menurut Philip Kotler yang dikutip Kasmir dan Jakftar (2012, p47), pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta
mempertukarkan produk dan nilai uang sesuai dengan pihak lain.
Menurut Stanton yang dikutip Umar (2005, p67), pemasaran meliputi keseluruhan
sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli yang aktual
maupun yang potensial.
Menurut Umar (2005, p58), untuk aspek pemasaran ini, perusahaan melakukan
studi atas tiga kegiatan, yaitu :
1.
Penentuan Segmentasi, target dan posisi produk pada pasarnya.
2.
Kajian untuk mengetahui hal-hal utama dari konsumen pontensial.
3.
Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran.
b.
Segmentasi-Target-Posisi Pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli
yang berbeda-beda dalam beberapa hal,
misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek-
praktek pembeliannya.Dari perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilakukan
  
24
segmentasi pasar. Beberapa aspek utama menurut Umar (2005, p59) dalam
mensegmentasikan pasar yaitu :
-
Aspek geografis
Komponen-komponennya adalah bangsa, kewarganegaraan, propinsi,
kabupaten/kotamadya.
-
Aspek Demografis
Komponen-komponennya adalah usia, tahap daur hidup, jenis kelamin, dan
pendapatan.
-
Aspek Psikografis
Komponen-komponennya adalah kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
-
Aspek Perilaku
Komponen-komponennya adalah tingkat penggunaan kesempatan, status
kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap.
Agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik berikut :
-
Dapat diukur, maksudnya besar pasar dan besarnya daya beli di segmen ini dapat
diukur walaupun ada beberapa komponen yang sulit diukur.
-
Dapat terjangkau, maksudnya sejauh mana segmen ini dapat secara efektif
dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun ada beberapa kelompok pasar
potensial yang sulit dijangkau. 
-
Besar Segmen, maksudnya berapa besar segmen yang harus dijangkau agar
penjualan dapat meningkatkan keuntungan secara signifikan. 
-
Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauh mana program yang efektif itu dapat
dilaksanakan untuk mengelola segmen tersebut.
Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan dapat melakukan
analisis untuk dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang dicakup, lalu
  
25
memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan 3
faktor yaitu :
-
Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang
penjualan terakhirm proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin
laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang
dharapkan paling sesuai.
-
Kemenarikkan Struktural Segmen
segmen bisa jadi mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai
dengan apa yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi
profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-
faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen
dalam jangka panjang.
-
Sasaran dan Sumber daya
Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya
dalam kaitan dengan segmen pasar.
Menurut Umar (2005, p61) terdapat tiga langkah dalam menentukan
posisi pasar, yaitu:
1.
Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai
yang memberikan nilai superior kepada sasaran
terpilih, maka
perusahaan dapat
memperoleh keunggulan komparatif. Jadi
posisi berawal dengan mengadakan pembedaan (diferensiasi)
atas tawaran pemasaran perusahaan sehingga ia memberikan
  
26
nilai lebih besar daripada tawaran pesaing, misalnya perbedaan
menurut produk, layanan, personil dan citra.
2.
Memilih Keunggulan Kompetitif
Setelah perusahaan menemukan keunggulan kompetitifnya
yang potensial, maka selanjutnya harus dipiih satu keunggulan
kompetitif tersebut sebagai dasar bagi kebijakan penentuan
posisinya.Mencakup promosi atas perbedaan yang dimiliki.
Perusahaan harus cermat dalam menentukan keunggulan
kompetitif karena akan membedakan dirinya dari yang lain
sehingga hasilnya dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh
pelanggan.
3.
Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi
Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil
langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan
posisi yang diinginkan untuk mewujudkan dan
mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada
konsumen sasaran.Posisi itu dapat terus
berkembang secara
berangsur-angsur disesuaikan dengan lingkungan pemasaran
yang selalu berubah.
c.
Penentuaan Strategi, Kebijakan dan program Pemasaran
Menurut Fuad, Chiristine, Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006, p128), bauran
pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama
lain. Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk
  
27
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Menurut Umar (2005, p70) terdapat 4 kebijakan pemasaran yang digunakan
manajemen pemasaran yang lazim disebut bauran pemasaran (Marketing-Mix) atau
4P yang terdiri dari 4 komponen, yaitu :
-
Product (Produk).
Barang atau jasa yang ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau komisi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
-
Price (Harga)
Sejumlah kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.
-
Place (Distribusi)
Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke
konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar
produk sampai ke tangan konsumen.
-
Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk
mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan.
2.4.4.
Aspek Operasional
Menurut Heizer dan Render (2006, p4), “Operation Management is the set of
activities that creates value in the form of goals and service by transforming inputs
into outputs”, yang artinya Manajemen Operasi adalah sekumpulan aktivitas yang
  
28
menciptakan nilai lebih dalam
bentuk layanan dan hasil atau tujuan dengan cara
mentransformasikan input menjadi output
Menurut Umar (2005) Manajemen Operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan
manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan
dan pengawasan terhadap operasonal perusahaan.
Menurut  Kasmir dan Jakfar (2012 p150, Aspek Operasi adalah untuk menilai
kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi,
luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan.
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, aspek
operasional adalah aspek yang membahas tentang bagaimana sebaiknya perusahaan
mengembangkan bisnis serta mentransformasikan input menjadi output yang dilihat
dari sisi operasional, seperti ketepatan memilih lokasi, luas produksi.
Menurut Umar (2005, p88), terdapat tiga masalah
pokok yang dihadapi
perusahaan berkenaan dengan aspek operasional ini, yaitu:
-
Masalah Penentuan Posisi Perusahaan. Penentuan posisi perusahaan dalam
masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan dapat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, juga
dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan
efisien. Persoalan utamanya yaiu:
1.
Pemilihan Strategi Produksi
2.
Pemilihan Dan Perencanaan Produk
3.
Perencanaan Kualitas
  
29
-
Masalah Desain. Masalah desain ini akan mencakup perancangan fasilitas
operasi yang akan digunakan oleh perusahaan. Persoalan utamanya yaitu:
1.
Pemilihan Teknologi
2.
Perencanaan Kapasitas Pabrik
3.
Perencanaan Letak Pabrik
4.
Perencanaan Tata Letak (Layout) Pabrik.
-
Masalah Operasional. Masalah operasional ini timbul biasanya pada saat
proses produksi di dalam perusahaan sudah berjalan. Persoalan utamanya
yaitu: 
1.
Perencanaan Jumlah Produksi
2.
Manajemen Persediaan
3.
Materials Requirement Planning
4.
Pengawasan Kualitan Produk.
2.4.5.
AspekPersaingan
Menurut Husein Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip strategi
kompetitif yang dikemukakan oleh Michael E Porter, yang dimana konsep
tersebut menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek yang disebut sebagai
Lima Kekuatan dalam Bersaing.
1.
Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis, merupakan kekuatan terbesar dalam
lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil apabilaperusahaan terssebut memberikan keunggulan
  
30
kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.
Perubahan strategi oleh suatu perusahaan mungkin akan mendapatkan
serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas,
menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi,
meningkatkan iklan, dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang
dikutip Umar (2005,p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
Jumlah Kompetitor
Tingkat Pertumbuhan Industri
Karakteristik Produk
Biaya Tetap yang Besar
Kapasitas
Hambatan Keluar
2.
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru,
inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan
pangsa pasar dalam tiap-tiap industri itu sendiri. Akibatnya, harga dapat
menjadi turun atau biaya menjadi lebih mahal
sehingga mengurangi
profitabilitas.Ancaman masuknya pendatang baru bergantung pada
rintangan
yang
masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada
sebelumnya
dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika hambatan
besar atau
pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang
telah ada maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut
Husein Umar (2005, p268) terdapat faktor-faktor yang dapat
  
31
menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai
berikut:
Skala Ekonomi
Diferensiasi Produk
Kecukupan Modal
Biaya Peralihan
Akses ke Saluran Distribusi
Ketidakunggulan Biaya Independen
Peraturan Pemerintah
3.
Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang
menghasilkan produk pengganti/ barang subtitusi.Produk pengganti
membatasi laba
yang
potensial dari industri dengan menetapkan harga
maksimum yang
dikeluarkan
oleh perusahaan dalam industri.Semakin
menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin
ketat pembatasan laba industri.Produk pengganti seringkali timbul dengan
cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri
mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4.
Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para
perusahaan-perusahaan
industri, dengan menaikkan harga atau
mengurangi kualitas produk yang ditawarkan, hal ini memberikan
kekuatan dan peluang pada pemasok untuk menaikan harga. Namun bila
  
32
banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar
pemasok akansemakin kecil. Menurut
Husein
Umar (2005, p272),
pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut :
5.
Jumlah pemasok sedikit
6.
Produk/pelayanan yang ada mampu menciptakan switching cost
yang
besar.
7.
Tidak tersedia produk subtitusi
8.
Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama dihasilkan oleh perusahaan.
9.
Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok
10. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawar-
menawar terhadap kualitas
yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih
baik, sekaligus berperan sebagai pesaing.Kekuatan dari tiap-tiap pembeli
yang penting dalam indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik
situasi pasarnya pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut
Husein
Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat
memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu :
Pembeli membeli dengan jumlah banyak
Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan/butuhkan
Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga
sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.
  
33
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli dengan mudah mencari subsitusinya
Gambar 2.1 Peta Kekuatan M. Porter
Sumber : Michael Porter
2.4.6. Aspek Dampak Lingkungan (AMDAL)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p216)
hal-hal yang harus diperhatikan dan
dilakukan
untuk mencapai tujuan studi AMDAL berikut dengan kegunaan studi
AMDAL, yaitu:
1.
Hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan AMDAL:
-
Mengidentifikasi semua rencana usaha atau kegiatan yang akan dilaksanakan
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup.
-
Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting dari kegiatan perusahaan.
  
34
-
Memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha juga kegiatan usaha yang
menimbulkan dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup.
-
Merumuskan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL)
2.
Kegunaan dilakukannya studi AMDAL:
-
Sebegai bahan bagi perencana dan pengelola usaha juga pembangunan
wilayah.
-
Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan kegiatan.
-
Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan kegiatan.
-
Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan kegiatan.
2.4.7.
Aspek Hukum
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, p23) aspek ini membahas perihal kelengkapan,
keabsahan
dan kesempurnaan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh
perusahaan
dalam memulai suatu usaha, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang
dimiliki.Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini
merupakan dasar hukum yang harus dimiliki apabila dikemudian hari timbul
masalah.Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak
yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut.
Menurut Ahmad Subagyo (2007, p167) usaha dalam bentuk apapun memerlukan
keabsahan legalitas karena aspek
ini yang menentukan keberlanjutan hidup sebuah
  
35
usaha.Sebelum melakukan investasi di suatu daerah/wilayah, pada saat menganalisis
aspek-aspek studi kelayakan, maka terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pra-
penelitian yang berlaku di daerah/wilayah tersebut, agar tidak terjadi kerugian
dikemudian hari, yang apabila di daerah/wilayah tersebut melarang pendirian
usaha
yang dimaksud.
Dari definisi
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek hukum adalah salah
satu dari beberapa aspek yang penting dan perlu diperhatikan persyaratan-
persyaratannya, seperti kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen yang
dikeluarkan oleh pihak-pihak penerbit, agar jika terjadi kesalahpahaman yang tidak
diinginkan di kemudian hari, dokumen-dokumen tersebut yang akan menjadi bukti
dari berdirinya sebuah usaha.
2.4.8.
Aspek Politik
Adanya isu/rumor/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakakn
pemerintah akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk. Situasi
politik dapat diketahui melalui berita-berita di media massa, berita-berita tersebut
dapat digolongkan menjadi:
Good news 
Bad news 
Di dalam bisnis, good news
dimaknai sebaagai berita-berita yang dapat diterima
pelaku pasar tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara yang berhubungan
dengan dunia investasi, yang dinilai mendukung dan memilki potensi mendatangkan
keuntungan bagi dunia investasi
  
36
Bad news, disisi lain, dimaknai sebagai berita yang dterima pelaku pasar
tentangberbagai faktor atau kondisi suatu negara yang berhubungan dengan dunia
investasi yang dinilai tidak mendukung dan memiliki potensi mendatangkan kerugian
bagi dunia investasi.
2.4.9. Aspek Keuangan
Menurut Fuad, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006, p222),
Manajemen keuangan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan
pengendalian perolehan serta pendistribusian asset-asset keuangan perusahaan.
Menurut Ernie dan Kurniawan (2005, p14), manajemen keuangan adalah
kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya untuk memastikan
bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis,
yaitu diukur berdasarkan profit.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p90), penilaian dalam aspek keuangan
meliputi hal-hal seperti:
1.
Sumber-sumber dana yang akan diperoleh
2.
Kebutuhan biaya investasi
3.
Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama
umur investasi.
4.
Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.
5.
Kriteria penilai investasi.
6.
Rasio keungan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
  
37
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan bisnis adalah
untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana
tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat
berkembang terus. Terdapat lima metode sebagai bahan pertimbangan untuk dipakai
dalam penilaian arus kas dari investasi, yaitu:
1.
Periode pengembalian (PBP).
2.
Periode pengembalian yang didiskontokan (DPBP).
3.
Nilai tunai netto (NPV)
4.
Internal Rate of Return (IRR)
5.
Profitability Indeks (PI)
2.4.9.1.Pengertian Cash Flow 
Menurut Kashmir dan Jakfar (2012, p95) Cash Flow
merupakan arus kas atau
aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu.Cash Flow
menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis
pemasukkan tersebut. Selain itu cash flow juga menggambarkan berapa uang yang
keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Uang yang masuk dapat
berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu.Uang masuk
juga dapat diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang
dijalankan. Uang masuk  dapat pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari
usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang
dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama. 
  
38
Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan
perubahan kas selama satu periode tertentu sera memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan
penggunaan-penggunanaannya. Sumber-sumber penerimaan kas dapat berasal dari:
(Umar, 2005, p179)
1)
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya penurunan
aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2)
Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik dalam bentuk
kas.
3)
Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utamg yang
diimbangi dengan penerimaan kas.
4)
Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya
penerimaan kas, misalnya berkurangnya persediaan barang dagangan karena
adanya penjualan secara tunai.
5)
Adanya penerimaan kas misalnya karena sewa, bunga atau dividen.
Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh transaksi-transaksi sebagai
berikut :
1.
Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.
2.
Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas perusahaan
oleh pemilik perusahaan.
3.
Pembayaran angsuran atau pelunasan utang.
4.
Pembelian barang dagangan secara tunai.
5.
Pengeluaran kas untuk membayar dividen, pajak, denda dan lain
sebagainya.
  
39
2.4.9.2.
Investasi
Menurut William F.S yang dikutip oleh Kasmir dan Jakftar (2012, p5),
investasi adalah mengorbankan uang sekarang untuk uang di masa yang akan datang.
Dari pengertian ini terkandung dua atribut penting di dalam investasi, yaitu adanya
resiko dan tenggang waktu. Mengorbankan uang artinya menanamkan sejumlah
dana(uang) dalam suatu usaha saat sekarang atau saat investasi dimulai. Kemudian
mengharapkan pengembalian investasi dengan disertai tingkat keuntungan yang
diharapkan di masa yang akan datang.
Menurut Widjajanta. B, Widyaningsih. A (2007, p130), investasi merupakan
pengeluaran modal untuk pembelian aset (asset)
fisik seperti pabrik, peralatan dan
persediaan.
Jadi penulis menyimpulkan investasi yaitu suatu dana yang dikeluarkan dalam
mencapai suatu tujuan tertentu di mana dengan investasi yang dilakukan, perusahaan
akan mendapatkan benefit di masa mendatang.
Ada empat faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
investasi, yaitu:
1.
Modal yaitu berapa banyak dana yang diperlukan untuk melakukan
investasi sampai perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang melebih
dari investasi yang dikeluarkan.
2.
Tingkat pengembalian yaitu berapa persen tingkat keuntungan yang bisa
diperoleh dari modal yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu.
3.
Tingkat resiko yaitu berapa besar kemungkinan terjadinya kerugian yang
dpat mengurangi jumlah modal bahkan menghabiskan modal perusahaan.
Arus dana yaitu seberapa cepat dana dalam bentuk uang kas secara fisik
yag dapat ditarik dari modal yang sudah disetor.
  
40
2.4.9.3. Metode Penilaian Investasi
a.
Net Present Value (NPV)
Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun
aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang
perlu ditentukan bunga yang relevan. (Umar, 2005, p200)
Rumus :
Í
:
;
Dimana :
-
CFt 
=
aliran kas pertahun pada periode t
-
I0
=
investasi awal pada tahun 0
-
K
=
suku bunga (discount rate)
Kriteria Penilaian
Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima,
Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak,
Jika NPV = 0, maka nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau
ditolak.
  
41
b.
Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan
mengeluarkan investasi awal. (Umar, 2005, p198)
Metode Internal Rate of Returns dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Í
:
;
Dimana :
-
=
tahun ke
-
n
=
jumlah tahun
-
I
=
Nilai investasi awal
-
CF 
=
Arus kas bersih
-
IRR
=
Tingkat bunga yang dicari harganya
Nilai IRR dapat dicari misalnya dengan trial and error.
Caranya, hitung nilai
sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku bunga yang
wajar, misalnya 10 persen, lalu bandingkan dengan biaya investasi, jika nilai
investasi terlalu kecil maka di coba lagi dengan suku bunga yang lebih tinggi.
Demikian seterusnya sampai biaya investasi menjadi sama besar.
Jika IRR yang didapat ternyata lebih besar dari rate of return
yang ditentukan
maka investasi dapa diterima.
  
42
c.
Profitability Index (PI)
Pemakaian metode profitability index (PI) ini caranya adalah dengan
menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value)
dengan
rencana penerimaan-penerimaan kas bersih dari investasi yang telah dilaksanakan.
Jadi, profitability index
dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas
masuk dengan PV kas keluar. (Umar, 2005, p202)
Rumus :
Kriteria Penilaian :
Jika PI >1 , maka usulan proyek dikatakan menguntungkan.
Jika PI <1 , maka usulan proyek tidak menguntungkan.
Kriteria ini erat hubungannya dengan kriteria NPV, di mana jika NPV suatu
proyek dikatakan layak (NPV>0) maka menurut kriteria PI juga layak (PI>1) karena
keduanya menggunakan variabel yang sama.
d.
Payback Period (PP)
Pengertian dari Payback Period antara lain adalah, suatu periode yang diperlukan
untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas. Dengan kata lainPayback Period
merupakan rasio antara
initial cash ratio
dan cash inflow
yang hasilnya merupakan satuan waktu. (Umar,
2005, p197)
  
43
Rumus :
Jika payback periode lebih pendek waktunya dari maximum payback periode-nya
maka usulan investasi dapat diterima.Metode Payback Periode
ini cukup sederhana
sehingga mempunyai kelemahan.Kelemahannya utamanya yatu metode ini tidak
memperhatikan konsep nilai waktu dari uang di samping juga tidak memperhatikan
aliran kas masuk setelah payback. (Umar, 2005, p198)
  
44
2.5.
Kerangka Pemikiran
Kelayakan
Bisnis
Aspek Sumber
Daya Manusia
Aspek Keuangan
CV. Dilatama
Karya
Data Sekunder
Aspek Pesaing
Aspek
Operasional
Aspek
Pemasaran
Aspek Hukum
Layak/Tidak
Layak
Aspek Dampak
Lingkungan
5 M Porter’s
-
Net Present
Value (NPV)
-
Internal Rate of
Return (IRR)
-
ProfitabilityInde
x
(PI)
-
Payback
Period(PP)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran