28
pada orang tua. Fokus pada tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan
kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
2.
Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Pada masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru.
Teman sebaya memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu
dan bisa mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini juga remaja
mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan
impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan
tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu juga, penerimaan dari lawan
jenis menjadi bagian yang penting bagi individu tersebut.
3.
Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Pada masa ini ditandai dengan persiapan akhir untuk memasuki peran-peran
orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan
vokasional dan mengembangkan sense of personal identity, serta keinginan yang
kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan
orang dewasa.
Menurut Erikson (dalam Ali
dkk, 2012), seorang remaja bukan sekedar
mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dia bisa menjadi bermakna dan
dimaknakan. Dengan kata lain, identitas seseorang tergantung pada bagaimana orang
lain mempertimbangkan kehadirannya. Oleh karena itu, bisa lebih dipahami bahwa
mengapa keinginan untuk diakui, keinginan untuk memperkuat kepercayaan diri, dan
keinginan untuk menegaskan kemandirian menjadi hal yang sangat penting bagi
remaja.
|