9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pengertian dan Pengelompokan Bisnis
Menurut Simatupang, Richard. B. (2007,p1) kata bisnis itu sendiri diambil dari
bahasa Inggris Business yang berarti kegiatan usaha. Secara luas kata bisnis sering
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan
secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang
atau jasa maupun fasilitas untuk diperjualbelikan,dipertukarkan, atau disewagunakan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Menurut Griffin dan Ebert (2007:p4) arti bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud mendapatkan laba.
Menurut Nickels, W. G., Mchugh, J. M., Mchugh, S. M.(2009:p4) Bisnis
adalah aktifitas apapun
yang berusaha untuk menyediakan bareng dan jasa kepada
pihak-pihak lain saat mengoperasikannya untuk mencapai laba.
Menurut Simatupang, Richard. B.(2007:pp1-2) Secara garis besar, kegiatan
bisnis dapat dikelompokkan atas 5 bidang usaha, yaitu sebagai berikut:
1.
Bidang perdagangan. Misalnya agen, makelar, toko besar, toko kecil, dan lain-
lain.
2.
Bidang Jasa. Misalnya konsiltan, penilai, akuntan, biro, perjalanan, perhotelan,
dan lain-lain.
3.
Bidang agraris. Misalnya pertanian, perternakan, perkebunan, dan lain-lain.
|
10
4.
Bidang industri. Misalnya pabrik radio, tv, motor, mobil, tekstil, dan lain-lain.
5.
Bidang Ekstraktif. Misalnya pertambangan, penggalian, dan lain-lain.
Menurut Griffin dan Ebert (2007: p94) Kelompok utama industri bisnis kecil
,antara lain: jasa, konstruksi, financial, asuransi, grosir, transportasi dan
perakitan.
1.
Jasa
: Bisnis jasa merupakan segmen yang paling penting berkembang di
antara semua usaha bisnis kecil.
2.
Konstruksi
: Sekitar 10 persen dari bisnis dengan karyawan kurang dari 20
orang terlibat dalam bidang kontruksi. Karena kebanyakan pekerja kontruksi
merupakan proyek-proyek local yang berukuran kecil, perusahaan kontruksi
local sering kali cocok sebagai kontraktor.
3.
Keuangan dan Asuransi
: Perusahaan asuransi dan keuangan juga
menghasilkan sekitar 10 persen dari semua perusahaan dengan jumlah
karyawan kurang dari 20 orang. Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi
dari/atau agen bagi perusahaan nasional yang lebih besar.
4.
Grosir
: Pemilik bisnis kecil sering kali berhasil juga dalam bidang grosir,
sekitar 8 persen dari bisnis dengan karyawan kurang dari 20 orang adalah
grosir. Bisnis grosir membeli produk dari produsen dan kemudian menjualnya
ke pengencer. Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan
menyimpannya dalam kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengencer.
Dengan demikian, untuk suatu volume bisnis tertentu, mereka membutuhkan
lebih sedikit karyawan dibandingkan produsen, pengencer atau penyedia jasa.
5.
Transportasi dan Perakitan
: Beberapa perusahaan kecil sekitar 5 persen dari
seluruh perusahaan dengan karyawan kurang dari 20 orang bergerak di bidang
transportasi dan bisnis yang terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu
|
11
meliputi perusahaan taksi, penyedi jasa pesawat terbang carteran, dan operator
pariwisata, lebih dari kelompok industry lain, perakitan (manufacturing)
sering termaksuk bisnis besar tapi bukan berarti tidak ada pemilik bisnis kecil
yang berhasil dalam bidang perakitam, sekitar 5 persen dari bisnis dengan
karyawan kurang dari 20 orang terlibat dalam peakitan. Memang terkadang
pabrik kecil mengungguli pabrik besar dalam industry inovatif seperti industry
elektronik, mainan anak-anak, dan piranti lunak komputer.
2.1.2
Pengertian Manajemen Strategis
Pengertian manajemen strategis menurut Pearce II dan Robinson, Jr (2008:p5)
adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari formula dan
implementasi dari rencana yang telah didisain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Hariadi (2003:p34), strategi bisnis merupakan rencana strategi yang
terjadi pada tingkat divisi dan dimaksudkan bagaimana membangun dan memperkuat
posisi bersaing produk dan jasa perusahaan dalam industri atau pasar tertentu yang
dilayani divisi tersebut.
Pengertian manajemen strategi menurut Robbins dan Coulter (2009:p218)
sekelompok keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja sebuah organisasi
dalam jangka panjang, manajemen strategis membutuhkan seluruh fungsi manajemen yaitu
sebuah organisasi harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan, dan dikontrol.
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagi seni dan pengetahuan dalam
merumuskan serta mengevaluasi keputusan-keputusan agar sebuah organisasi mencapai
tujuan, Manajemen strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan
evaluasi strategi. Tujuan manajemen strategi adalah mengeksploitasi serta menciptakan
|
12
berbagai peluang baru dan berbeda untuk perencanaan jangka panjang. Rencana strategis
adalah sebuah taktik untuk sebuah perusahaan dan perencanaan strategis juga diyakinin
secara luas sebagai jawaban atas semua persoalan.
2.1.3
Manfaat Manajemen Strategis
Menurut Robinson dan Pearce (2008:pp 13-14) Penilainan yang akurat mengenai
dampak dari formulasi strategis terhadap kinerja organisasi tidak hanya memerlukan
kriteria evaluasi keuangan, tetapi juga nonkeuangan-pengukuran dampak berbasis
perilaku.Faktanya, mendorong konsekuensi perilaku positif yang memungkinkan
perusahaan untuk mencapai tujuan keuangannya. Namun, tanpa mempedulikan
probabilitas dari perencanaan stratgei, beberapa dampak perilaku dari manajemen
strategis meningkatkan kesejahteraan perusahaan:
1.
Aktivitas formulasi strategi memperkuat kemampuan perusahaan untuk mencegah
timbulnya masalah. Manajer yang mendorong bawahannya untuk memerhatikan
perencanaan akan terbantu dalam mengawasi dan memprediksi tanggung jawab
oleh bawahan yang mengetahui perlunya perencanaan strategis.
2.
Keputusan strategis berbasis kelompok kemungkinan besar akan diambil dari
alternatif terbaik yang tersedia. Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan
yang lebih baik karena interaksi kelompok menghasilkan variasi strategi yang lebih
banyak dan prediksi yang didasarkan pada sudut pandang khusus dari anggota-
anggota kelompok meningkatkan proses penyaringan pilihan.
3.
Keterlibatan karyawan dalam formulasi strategi
meningkatkan
pemahaman mereka
mengenai hubungan antara produktivitas dengan imbalan pada setiap rencana strategis
sehingga meningkatkan motivasi mereka.
|
13
2.1.4
Risiko Manajemen Strategis
Menurut Robinson dan Pearce (2008:p14) Manajer harus dilatih untuk berjaga
jaga terhadap tiga jenis konsekuensi negative yang tidak disengaja dalam kaitannya
dengan keterlibatan dalam penyusunan strategi.
1.
Waktu yang digunakan untuk manajer untuk proses manajemen strategis dapat
berdampak negative terhadap tanggung jawab operasional. Manajer harus
dilatih untuk meminimalkan dampak tersebut dengan menjadwal tugas mereka
sedemikian rupa sehingga tersedia waktu ysng cukup bagi aktivitas strategi.
2.
Jika penyusun strategi tidak terlibat secara mendalam pada penerapannya,
mereka dapat mengelak dari tanggung jawab individu atas keputusan yang
telah diambil. Dengan demikian, manajemen strategis harus dilatih untuk
membatasi janji-janji mereka pada kinerja yang dapat dicapai oleh pembuat
keputusan serta bawahannya.
3.
Manajer strategis harus dilatih untuk mengantisipasi dan menanggapi
kekecewaan dari para bawahan yang terlibat terhadap harapan yang tercapai.
Para bawahan mungkin berharap bahwa keterlibatan mereka dalam formulasi
straetgi, meskipun sedikit akan membuat usulan mereka diterima dan imbalan
mereka dinaikkan, atau mereka mungkin berharap bahwa masukan mereka
pada masalah tertentu dapat digunakan dalam pengambilan keputusan lain.
|
14
2.1.5
Tahapan Manajemen Strategi
Menurut David, Fred R (2010:p6) Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap
yaitu
1.
Perumusan strategi / Formulasi Strategy,
adalah Tahap awal
perusahaan untuk menuliskan visi dan misi, identifikasi peluang dan
ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang,
pencarian
strategi-strategi alternatif tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.
2.
Penerapan strategi / Implementasi strategy,
adalah perusahaan yang
diharuskan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengakolasikan sumber daya, sehingga
strategi-strategi yang te,ah di rumuskan dapat langsung dijalankan.
3.
Penilaian strategi / Evaluasi strategy,
adalah Tahap terakhir dalam
manajemen strategis, manajer harus tahu kapan ketika strategi tertentu
tidak berjalan dengan baik. Penilaian dilakuakan untuk melihat kinerja
karyawan dan keberhasilan perusahaan di masa yang akan mendatang
agar bisa lebih baik dan efektif.
|
![]() 15
Sumber : David, Fred R ( 2010:p21)
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif
Penjelasan Model Manajemen Strategis Komperhensif
1. Menyatakan pengembangan visi dan misi
Menurut Pearce dan Robinson (2008:p16), pernyataan misi adalah Suatu
perusahaan merupakan tujuan unik yang membedakan perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup dari
operasinya. Secara singkat misi perusahaan menjelaskan bidang penekanan
Perumusan
Strategi
Penerapan
Strategi
Penilaian
Strategi
Mengukur
dan
mengevalu
asi kinerja
Menciptakan
,mengevaluas
i, dan
memilih
strategi
Menerapka
n strategi
isu isu
manajemen
Menerapka
n strategi
pemasaran,
keuangan,
akutansi,
litbang.
Menetapkan
Tujuan -
tujuan
Jangka
Panjang
Mengembang
kan
Pernyataan
Visi danMisi
Menjalankan
audit eksternal
Menjalankan
audit internal
|
16
dari produk, pasar, dan teknologi perusahaan sedemikian rupa sehingga
mencerminkan nilai dan prioritas dari pengambilan keputusan strategis.
Menurut Pearce dan Robinson (2008:p44) Visi adalah Pernyataan yang
menyajikan maksud strategis perusahaan yang didesain untuk memfokuskan
energy dan sumber daya perusahaan guna mencapai masa depan yang
diinginkan.
2. Menjalankan audit eksternal dan internal
Tujuan audit eksternal adalah untuk mengembangkan sebuah daftar terbatas
dari peluang yang dapat menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman
yang harus dihindarinya.Tujuan audit internal adalah untuk mengontrol suatu
perusahaan yang mampu dijalankan dengan baik atau buruk serta
mengevaluasi dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan.Jadi tujuan menjalankan audit eksternal dan internal adalah untuk
memahami kondisi eksternal dan internal perusahaan serta mengetahui
peluang dan ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal perusahaan
supaya dapat menerapkan strategi yang tepat untuk perusahaan tersebut.
3. Menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang
Menurut Pearce dan Robinson ( 2008:p17 )
Hasil yang ingin dicapai
perusahaan selama periode beberapa tahun adalah tujuan jangka panjang
(long term objectives).Tujuan semacam ini biasanya melibatkan sebagian
atau seluruh bidang berikut: profitabilitas, tingkat pengembalian investasi,
posisi kompetitif, keunggulan teknologi, produktivitas, hubungan denga
karyawan, tanggung jawab public, dan pengembangan karyawan.
4. Menciptakan, mengevaluasi, dan memilih strategi
|
17
Robbin dan Coulter (2009:pp224-226) manajer perlu membuat dan
mengevaluasi alternative strategi dan lalu memilih strategi yang menekan
pada kekuatan organisasi dan menggunakan peluang lingkungan atau yang
memperbaiki kelemahanorganisasi dan penahan terhadap ancaman,setelah
strategi dirumuskan, strategi di implemantasikan. Di trategi yang bagus jika
implementasinya bagus. Tanpa peduli betapa efektifnya perusahaan telah
merencanakan strateginya, perusahaan itu tidak dapat berhasil jika strategi itu
tidak diimplementasikan dengan semestinya. Langkah terakhir dalam proses
manajemen strategik adalah mengevaluasi hasil.
5. Menerapkan Strategi isu-isu manajemen
Menurut David, Fred. R (2010:pp386-389) penerapan strategi
mempengaruhi suatu organisasi dari atas kebawah. Penetapan tujuan tahunan
merupakan sebuah aktifitas
desentralisasi yang secara langsung melibatkan
seluruh manager dalam suatu organisasi. Tujuan tahunan penting bagi
penerapan strategi karena merupakan landasan untuk alokasi sumber daya,
merupakan mekanisme utama untuk mengevaluasi manager, merupakan
instrumen utama untuk memonitor kemajuan kearah pencapaian tujuan
jangka panjang, dan menetapkan prioritas organisasional, divisional, dan
departemental. Tujuan tahunan berfungsi sebagai pedoman tindakan,
mengarahkan dan menyalurkan berbagai upaya dan aktifitas dari para
anggota organisasi.
6. Implementasi Strategi Dalam Kebijakan Fungsional
Menurut Pearce dan Robinson (2008:p18) fungsi bisnis perlu melakukan
aktivitas yang membantu mengembangkan keunggulan kompetitif yang
dapat dipertahankan. Kebijakan fungsional merupakan pernyataan rinci
|
18
mengenai sarana atau aktivitas yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
jangka pendek dan menciptakan keunggulan kompetitif.
7. Penilaian dan Evaluasi Kinerja
Tiga aktivitas penilaian strategi yang paling mendasar menurut David, Fred.
R. (2010, p7) adalah (1) peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi landasan strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja dan
(3) pengambilan langkah korektif .Pengendalian melalui evaluasi dan
penilaian berkala ditujukan agar program,kebijakan dan strategi yang
diterapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya,sesuai dengan harapan
perusahaan dan tanpa adanya penyimpangan.
|
19
2.1.6
Jenis-jenis strategi alternatif
Srategi alternatif menurut David, Fred.R (2010, p251)
:
1.
Integrasi ke Depan
: Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas distributornya atau peritel.
2.
Integrasi ke Belakang : Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pemasok perusahaan.
3.
Integrasi Horizontal
: Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pesaing.
4.
Penetrasi Pasar
: Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk
atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaran
yang lebih baik.
5.
Pengembangan Pasar
: Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke
wilayah geografis baru.
6.
Pengembangan Produk
: Mengupayakan peningkatan penjualan melalui
perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.
7.
Diversifikasai Terkait
: Menambah produk atau jasa yang baru namun
masih berkaitan.
8.
Diversifikasi Tak Terkait
: Menambah produk atau jasa yang baru namun
tidak berkaitan.
9.
Penciutan
: Pengelompokan ulang (regrouping) melalui
pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun.
10. Divestasi
: Penjualan satu divisi atau bagian
dari sebuah
organisasi.
|
20
11. Likuidasi
: Penjualan seluruh aset perusahaan, secara
terpisah-pisah, untuk kekayaan berwujudnya.
2.2
Analisa Lingkungan Eksternal
Menurut Pearce dan Robinson (2008:p16) Lingkungan eksternal perusahaan terdiri atas
seluruh kondisi serta kekuatan yang mempengaruhi pilihan strategi dan menentukan situasi
kompetitif. Model manajemen strategi membagi lingkungan eksternal dalam tiga segmen
interaktif: Lingkungan jauh, lingkungan industri dan lingkungan operasi.
Menurut David, Fred R. (2010:p123) Faktor utama eksternal yang penting untuk
mencapai tujuan jangka panjang maupun tahunan, Terukur dan hierarkis dalam pengertian
bahwa beberapa akan berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan yang lain akan
berfokus pada area fungsional atau divisional tertutup. Akhir faktor eksternal paling penting
harus dikomunikasikan dan didistribusikan secara luas dalam organisasi baik peluang
maupun ancaman dapat menjadi faktor eksternal utama. Kebanyakan perusahaan menghadapi
lingkungan eksternal yang berkembang semakin keras, Untuk memahami lingkungan umum,
perusahaan melibatkan diri dalm suatu proses yaitu sebagai analisis lingkungan eksternal.
Faktor faktor yang memperngaruhi lingkungan eksternal adalah:
1.Kekuatan Ekonomi
Menurut Pearce dan Robinson (2008:pp112-
113)Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah
perekonomian di mana suatu perusahaan beroperasi.
Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran
relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap
|
21
perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi
pada segmen yang mempengaruhi industrinya
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Menurut Purwanto, Irwan. (2006:pp86-87)
Penduduk di Negara berkembang memiliki komposisi
penduduk yang cenderung masih muda dan banyak, hal
ini menguntungkan karena pangsa pasar yang besar dan
pekerja yang murah. Faktor sosial ekonomi terpusat
pada nilai dan sikap orang, pelanggan dan karyawan
yang dapat mempengaruhi strategi. Nilai-nilai ini
terwujud kedalam perubahan gaya hidup yang
mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa.
3.Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum
Menurut Husein Umar ( 2000:p76 ) Arah
kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah dan hukum
menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk
berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negative bagi dunia usaha, begitu pula
sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan
dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang adalah
Stabilitas pemerintah, system perpajakan, peraturan
tentang perdagangan luar negeri, undang-unang tentang
lingkungan dan perburuhan.
|
22
4.Kekuatan Teknologi
Menurut Pearce dan Robinson (2008:p118)
kekuatan Teknologi untuk menghindari keusangan dan
meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus
menyadari perubahan teknologi yang mungkin
mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang
kreatif dapat menciptakan kemungkinan akan produk
baru atau akan perbaikan pada produk yang sudah ada
atau pada teknik manufaktur dan pemasaran.
4.
Kekuatan Kompetitif
Menurut Pearce dan Robinson (2008:pp123-124). Kekuatan-kekuatan
yang paling kuat menentukan profitabilitas dari suatu industry
sehingga menjadi hal terpenting dalam formulasi strategi. Persaingan
dalam suatu industri berakar dari perekonomian yang mendasarinya,
dan tedapat kekuatan kompetitif yang melampaui para pihak yang
bersaing dalam suatu industri.
2.3
Analisa Lingkungan Internal
Kelemahan dan kekuatan sangat mempengaruhi lingkungan Internal. Faktor internal
dibagi terdiri dari sebagai berikut. Pertama, aspek pemasaran. Definisi pemasaran menurut
Kotler (2005:p10) memiliki 2 definisi, yaitu definisi secara sosial dan manajerial.Secara
sosial, pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan
|
23
secara manajerial, pemasaran adalah seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta
mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,
penyampaian,
dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Pada analisis
pengembangan bisnis, analisis dari aspek ini mencakup penentuan segmen, target, dan posisi
produk pada pasarnya. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial seperti perihal sikap,
perilaku serta kepuasan mereka atas produk. Menentukan strategi, dan kebijakan pemasaran.
2.4
Analisis SWOT
Menurut Pearce dan Robinson (2008:pp201-202) SWOT terdiri dari:
1.
Kekuatan (Strength) adalah merupakan sumber daya atau kapabilitas yang
dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat
perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaingnya dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan yang dilayaninya.
2.
Kelemahan (Weakness) adalah merupakan keterbatasan atau kekurangan
dalam satu atau lebih sumber daya atau
kapabilitas suatu perusahaan relatif
terhadap pesaingnya, yang menjadi hambatan dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan secara efektif.
3.
Peluang (Opportunities) adalah merupakan situasi utama yang
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan.
4.
Ancaman (Threats) adalah merupakan situasi utama yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Menurut Purwanto,Irwan (2008:pp131-132) SWOT adalah Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats).
1. SO ( Kekuatan Peluang )
|
24
Strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai
peluang
2. WO ( Kelemahan Peluang )
Strategi yang digunakan perusahaan dengan seoptimal mungkin
meminimalisirkan kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai
peluang.
3. ST ( Kekuatan Ancaman )
Strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau
mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang
mungkin melingkupi perusahaan.
4. WT ( Kelemahan Ancaman )
Strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dalam rangka
meminimalisir atau menghindari ancaman.
2.5
Analisis Kekuatan Porter
Untuk membangun keunggulan kompetitif berkelanjutan, menurut Walker (2007:p49)
yang harus dilakukan oleh organisasi adalah dengan mengoptimalkan resources capabilities,
yang terdiri dari value drivers, cost drivers , retaining customers dan preventing imitation.
Value drivers dan cost drivers akan menciptakan posisi pasar yang kuat (superior market
position), sedangkan retaining customers (mempertahankan konsumen) dan preventing
imitation (mencegah imitasi produk) akan mendorong posisi pasar yang mampu bertahan
(defendable market position). Jika kedua varianbel ini (superior market position dan
defendable market position) mampu dipertahankan maka oleh organisasi pada gilirannya
|
25
akan dapat mewujudkan keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive
advantage).
Usaha untuk berubah, berorientasi untuk kepuasan pelanggan, serta meningkatkan
kompetensi adalah usaha-usaha dalam rangka mempertahankan keunggulan kompetitif.
Menurut DAveni dan Gunther (2003:p19), posisi kompetitif suatu perusahaan, perlu
dipertahankan selama mungkin. Tetapi perlu diingat, bahwa keunggulan hanya dapat
bertahan sampai pihak pesaing meniru dan mengungguli keunggulan dan keunikan yang
dimiliki oleh organisasi itu.
Ada Lima Model Kekuatan Porter tentang analisis persaingan yaitu mengembangkan
strategi secara luas dan persaingan antar perusahaan yang beragam menurut David, Fred R.
(2010:pp145-151).Lima kekuatan menurut porter dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Persaingan Antar Perusahaan Saingan
Persaingan antar perusahaan saingan biasanya merupakan yang
paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi
perusahaan dapat berhasil apabila menghasilkan keunggulan
yang kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan asing.
Perubahan strategi dapat dibalas seperti peningkatan kualitas,
penurunan harga, menambah fitur, memberikan layanan lebih,
menambah masa garansi, dan memperbanyak iklan.
2.
Potensi Masuknya Pesaing Baru
Bila perusahaan baru dapat mudah masuk ke industri tertentu
maka intensitas persaingan akan semakin meningkat.
Perusahaan baru kadang masuk ke industri dengan produk yang
berkualitas tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya
pemasaran yang luas. Oleh karena itu tugas penyusun
|
26
strateginya adalah mengidentifikasi perusahaan baru yang
berpotensi masuk ke pasar, memonitor strategi perusahaan
saingan baru, menyerang balik jika dibutuhkan, dan
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada. Tindakan-
tindakan untuk menghambat perusahaan baru adalah seperti
dengan menurunkan harga,menambah garansi, menambah fitur
dan menawarkan paket-paket yang menarik.
3.
Potensi Pengembangan Produk Pengganti
Di banyak industri, perusahaan berkompetisi ketat
dengan produk pengganti di industri lain. Besarnya tekanan
kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti
biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk
memperbanyak kapasitas produksi, selain angka penjualan dan
pertumbuhan laba perusahaan pesaing. Tekanan kompetitif
meningkatkan dari produk pengganti bertambah ketika harga
relatif produk pengganti tersebut turun dan biaya peralihan
konsumen juga turun.kekuatan kompetitif yang meningkatkan
produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa
pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga dari rencana
perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi
dan penetrasi pasar.
4.
Daya Tawar Pemasok
Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di
suatu industri khususnya ketika terdapat sejumlah besar
pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah
|
27
pengganti yang bagus, atau biaya peralihan ke bahan mentah
yang lain sangat tinggi. Perusahaan bisa saja menerapkan
strategi integrasi mundur untuk mempunyai control atau
kepemilikan dari pemasok namun, di banyak industry lebih
ekonomis apabila penjual menggunakan pemasok dari luar dan
menjalin kemitraan strategis dengan pemasok yang terpilih.
5.
Daya Tawar Konsumen
Ketika konsumen membeli atau berbelanja dalam volume yang
besar, daya tawar
mereka mempunyai kekuatan besar yang
mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Daya
tawar konsumen juga lebih tinggi apabila produk yang dibeli
adalah standar dan tidak terdiferensiasi. Perusahaan pesaing
bisa saja menawarkan garansi yang panjang atau layanan
khusus untuk mendapat loyalitas konsumen apabila daya tawar
konsumen kuat.
2.6
Kerangka Perumusan strategi
2.6.1
Tahap Input
Pada tahap input ini data dipakai dalam tahap ini terdiri atas tiga, yaitu:
1.
Menurut David, Fred.R (2010:p158) Matriks Faktor Strategi Eksternal (
EFE ) sebagai alat untuk mengaudit lingkungan eksternal perusahaan seperti
peluang dan ancaman untuk perusahaannya.
Menurut jurnal Rina Astini dan Ricky Adhipraseto (2010) Matriks Faktor
Strategi Eksternal adalah memungkinkan para penyususn strategi untuk
|
28
merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
2.
Menurut David,Fred.R (210-p229 ) Matrik Faktor Strategi Internal ( IFE
) sebagai alat untuk
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut.
Menurut jurnal Rina Astini dan Ricky Adhipraseto (2010) Matriks Faktor
Strategi Internal ( IFE ) adalah alat formulasi strategi ini meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis
dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi
hubungan antara area-area tersebut.
3.
Menurut David. R ( 2010:pp160-161 ) Matriks Kompetitif ( CPM )
adalah mengidentifikasian pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta
kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi
strategis dari perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik dalam
Matriks Profil Kompetitif maupun Evaluasi Eksternal, memiliki arti yang
sama. Namun demikian, faktor keberhasilan penting dalam Matriks Profil
Kompetitif mencangkup baik isu0isu internal maupun eksternal.
|
![]() 29
2.6.2
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan dari kerangka strategi menggunakan teknik yang dapat
digunakan dengan urutan: Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy.
Mencocokan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan
kunci untuk menciptakan strategi alternate yang masuk akal.
2.6.3
Tahap Keputusan
Tahap pengambilan keputusan. Matriks yang digunakan pada tahap ini adalah
matriks QSPM ( Quantitave Strategic Planning Matrix ).Matriks QSPM adalah
dengan mencatat beberapa strategi alternatif yang telah didapatkan dan diidentifikasi
pada tahap pencocokan untuk dinilai dengan tujuan menemukan hubungan dari faktor
kritis yang ada dan mengidentifikasi prioritas-prioritas alternatif strategi yang paling
tepat untuk diterapkan pada perusahaan.
2.7
Penelitian Terdahulu dari Jurnal
Kajian
Astini, Rina dan Adhiprasetyo, Rizcky (2010)
dalam
PT.Wirapati Garuda Paksi adalah perusahaan swasta dibidang penjaga
(Guarding) dan membahas tentang banyak tantangan timbul dari
lingkungan eksternal seperti kondisi politik dan ekonomi yang tidak
stabil, persaingan sesama perusahaan dan masuknya perusahaan asing
untuk menghadapinya menggunakan strategi bisnis yang tepat dan
efektif menjadi alat yang tepat untuk mengindari tantangan yang
ada.Perencanaan strategi bisnis merupakan syarat mutlak bagi
perusahaanyang ingin tetap bertahan di masa mendatang.
Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode analisis
|
![]() 30
menggunakan Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks CPM, Matriks
SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE , dan Matriks
QSPM. Hasil dari
penelitian adalah dengan menggunakan penetrasi pasar dengan cara
lebih agresif dalam mempromosikan jasanya dengan media yang ada
seperti iklan, pamflet, brosur, dengan melakukan gathering terhadap
pelanggan, memberikan cinderamata kepada
pelanggan, meminta
rekomendasi konsumen yang lain, dan mengirimkan company profile
kepada konsumen yang telah direkomendasikan.
Kajian Budiretnowati, Gunari (2007) tentang profil sebuah UKM yang
sukses dilihat dari tingkat keberhasilan dari kelompok UKM,
mengetahui kemampuaan wirausaha, kreatifitas, kemampuan inovatif
dari kelompok UKM sukses, dan menemukan berbagai kendala dari
permasalahan yang dihadapi oleh UKM dalam rangka
mengembangkan daya kreatifitas dan inovasi yang dimiliki untuk
perluasan usaha atau membuka usaha baru. Metode penelitian
menggunakan metode sample survey dengan data primer yang
diperoleh dari responden sample. Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian
tersebut adalah rata-rata UKM sukses sudah memahami betul potensi
ekonomi daerahnya baik potensi fisik, SDM dan sumberdaya
penunjang seperti sarana prasana dan kelembagaan, pengetahuan UKM
tentang nilai ekonomi barang yang akan diproduksi rendah, UKM tidak
bisa memperkirakan jenis resiko yang akan timbul dan besar resiko
yang harus ditanggung bila usaha menghadapi hambatan, kemampuan
|
![]() 31
manajerial dan kemampuan merencanakan kegiatan bisnisnya cukup
baik.
Dalam kajianKilinc, Nurgul dan Dogan, Selma D (2012) tentang
kondisi Industri garmen di Turki. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan sumber ide produk baru perusahaan garmen skala
menengah dan besar dalam proses manfaat pengembangan produk
baru. Penelitian ini juga menguji partisipasi dan kontribusi pelanggan
untuk proses pengembangan produk baru dalam sektor barang jadi.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pelanggan adalah sumber dari
ide produk baru sumber yang paling digunakan dalam ide-ide produk
baru. Pelanggan juga ditetapkan memberikan kontribusi tentang gaya,
warna, kain dan rincian lain dari produk untuk proses pengembangan
produk baru.
|
![]() 32
2.8
Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
PT.SEKARMIRA
TAHAP I. TAHAP INPUT
MATRIKS
EFE
MATRIKS CPM
MATRIKS IFE
TAHAP II. TAHAP PENCOCOKAN
Matriks IE
MATRIKS SWOT
TAHAP III. TAHAP KEPUTUSAN
Matriks QSPM
Strategi bisnis yang efektif
Matriks Grand Strategy
|