9
2.1
Kualitas Layanan
Didalam organisasi yang menyediakan jasa untuk pelanggannya, kualitas
layanan menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Menurut Hoffman and Bateson
(2011: 4), layanan dapat didefinisikan sebagai perbuatan, usaha, atau kinerja.
Setiap organisasi pasti
memiliki kualitas layanannya
masing-masing karena
menurut Hoffman dan Bateson (2011: 319), kualitas layanan adalah sikap yang
dibentuk oleh evaluasi jangka panjang dari kinerja organisasi. Sehingga pada setiap
akhir evaluasi, organisasi menghasilkan rencana jangka panjang untuk memperbaiki
kualitas layanannya. Untuk mendefinisikan kualitas layanan yang perlu dilakukan
adalah membedakannya dengan kepuasan pelanggan karena keduanya berhubungan
satu dengan lainnya.
Dimana kepuasan pelanggan adalah untuk jangka pendek dan diukur
berdasarkan transaction-specific, sedangkan kualitas layanan adalah perilaku yang
dibentuk oleh evaluasi keseluruhan dari suatu performa dalam jangka panjang
(Hoffman dan Bateson, 2011: 319). Sehingga
dapat disimpulkan, setiap aktivitas
antara organisasi dengan pelanggan akan menimbulkan kepuasan pelanggan yang
jika terus bertambah maka akan menjadi sebuah persepsi tentang kualitas layanan
organisasi tersebut.
Karakteristik Layanan
Menurut Fitzsimmons dan Fitzsimmons (2006: 21), layanan memiliki empat
karakteristik utama yang membedakannya dari produk, yaitu :
|
10
1.
Intangibility. Layanan bersifat tidak dapat dilihat, diraba, dicium,
didengar atau dirasa sebelum dibeli dan digunakan. Konsep intangible
pada layanan berarti sesuatu yang tidak dapat dengan mudah ddefinisikan,
diformulasi,, atau dipahami secara fisik. Oleh karena itu, para pelanggan
tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya, tetapi dengan menyimpulkan
kualitas jasa dari tempat (place), orang (people), peralatan (equipment),
bahan-bahan komunikasi (communication materials), simbol, dan harga.
2.
Simultaneity. Layanan terjadi pada waktu yang bersamaan. Fakta bahwa
pelayanan dibuat untuk digunakan secara bersamaan, sehingga pelayanan
tidak disimpan.
3.
Heterogenity. Layanan bersifat sangat variabel, banyak variasi bentuk,
kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana layanan
tersebut dihasilkan.
4.
Perishability. Layanan merupakan komoditas yang tidak dapat bertahan
lama dan tidak dapat disimpan.
2.2
Menurut Whellen dan Hunger (2006: 13), strategi dari sebuah organisasi
merupakan perencanaan utama yang menyeluruh yang merumuskan bagaimana
organisasi
akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi yang tepat akan mampu
memaksimalkan keunggulan bersaing bagi organisasi. Strategi adalah pola
perencanaan yang menyeluruh meliputi serangkaian usaha dan pemberdayaan
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
|
11
Menurut David (2011: 16), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka
panjang, strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan
manajemen tingkat atas dan sumber daya organisasi
dalam jumlah yang besar.
Strategi juga mempengaruhi kemakmuran organisasi dalam jangka panjang. Strategi
memilih konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi serta perlu
mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi organisasi.
Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
alat yang digunakan oleh organisasi
untuk mencapai misi dan tujuannya dalam
jangka panjang agar mampu memaksimalkan keunggulan bersaing bagi organisasi.
2.3
Menurut OBrien (2005: 24), sistem adalah sekumpulan komponen yang
saling berhubungan yang bekerja bersama-sama mencapai tujuan dengan menerima
input dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang terorganisir.
Lebih lanjut dikemukakan oleh OBrien (2005: 32), sistem memiliki tiga
komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu :
1.
Input : penyusunan dan perakitan berbagai elemen
yang memiliki sistem
untuk diproses.
2.
Proses : kegiatan mentransformasi input menjadi output
3.
Output : perubahan elemen yang telah dihasilkan dari proses transformasi.
Menurut Connoly and Begg (2005: 316), sistem adalah penggambaran
lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi basis data dan user view yang utama.
|
12
Menurut Bernard (2005: 341), sistem adalah sejenis komponen Enterprise
Architecture
yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan kegiatan yang
memiliki input dan output.
Menurut Carol (2012: 366), sistem yang baik harus memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1.
Accurate (akurat)
2.
Auditable (dapat diaudit)
3.
Changeable (dapat diubah)
4.
Efficient (efisien)
5.
Flexible (dapat digunakan dimana saja)
6.
Reliable (dapat diandalkan)
7.
Robust (kuat)
8.
Secure (aman)
9.
User friendly (mudah dipahami dan digunakan)
10. Well documented (dapat didokumentasikan dengan baik)
Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
sekumpulan komponen yang berhubungan yang memiliki tiga komponen, yaitu
input, process, output, yang bekerja secara bersamaan untuk mencapai tujuan.
2.3.1
Menurut McLeod (2007: 9), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka
yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai atau fakta mentah yang belum diolah.
|
13
Menurut OBrien (2005: 10), data adalah bahan mentah dari sistem informasi.
Menurut Rainer and Cegielski (2011: 10), data adalah hal yang mnegacu pada
deskripsi dasar dari kejadian, kegiatan, dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan
dan disimpan, namun belum diolah untuk menyampaikan makna tertentu. Data bisa
berupa angka, huruf, suara, atau gambar.
Demikian juga menurut Bernard (2005: 124), data adalah fakta-fakta mentah
mengenai orang, tempat, peristiwa, dan hal-hal yang penting dalam sebuah
organisasi.
Berdasarkan teori-teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa data adalah
kumpulan fakta-fakta penting yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengalaman,
pengukuran dan percobaan terhadap orang, tempat, peristiwa didalam sebuah
organisasi.
2.3.2
Menurut OBrien (2005: 20), informasi adalah data yang telah diolah menjadi
berarti dan berguna bagi end user tertentu.
Menurut Turban dan Rainer (2009: 7), informasi merujuk pada data yang
telah diorganisir sehingga mereka memiliki makna dan nilai kepada penerimanya.
Menurut Ralph dan George (2006: 5), informasi adalah kumpulan fakta-fakta
yang disusun sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah lain dari fakta itu
sendiri
.
|
14
Berdasarkan teori-teori diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah kumpulan fakta-fakta yang telah diorganisir dan disusun sedemikian rupa
sehingga memiliki makna dan nilai tersendiri.
2.4
Enterprise Architecture Framework
Menurut Bernard (2005: 31), Enterprise Architecture
merupakan
pengembangan profesi dan praktek manajemen untuk meningkatkan kinerja
organisasi
dengan memungkinkan organisasi tersebut melihat refleksi dari proses-
proses yang dilakukan saat ini dalam hal strategi, arus informasi, dan sumber daya
teknologi.
EA = S + B + T
Enterprise Architecture = Strategy + Business + Technology
Bernard
(2005: 340) mengatakan bahwa tujuan dari Enterprise Architecture
adalah analisis
dan dokumentasi sebuah organisasi pada kondisi saat ini dan masa
mendatang dari sudut pandang bisnis, strategi, dan teknologi.
2.4.1
Enterprise Architecture Current View
Menurut Bernard (2005: 340), current view
adalah sebuah enterprise
architecture
artefak yang mewakili proses yang berjalan saat ini. Menganalisis
proses yang sedang berjalan saat ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki organisasi.
Komponen-komponen dari EA current view adalah
|
![]() 15
Gambar 2.1 Cube Enterprise Architecture 3
Sumber : Bernard (2005: 38)
Menurut Bernard (2005: 38), sebuah organisasi memiliki setidaknya lima
komponen penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1.
Goal and initiatives
Goal and intiatives
menjelaskan tentang visi dan misi
organisasi, perumusan strategi organisasi, konsep operasional,
analisa kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang, hingga
pencapaiannya.
Goal and initiatives
sangat penting bagi organisasi, karena
arah dan masa depan organisasi direncanakan di tahap ini.
2.
Products and services
Products and services
berbicara tentang line of business
organisasi, secara garis besar membahas perencanaan bisnis dan
|
16
proses bisnis organisasi. Dalam komponen ini dijelaskan melalui
tahapan dan diagram yang mudah dipahami.
3.
Data and information
Data dan informasi digunakan untuk menganalisa dan
mendukung pengambilan keputusan. Oleh karena itu data dan
informasi harus diolah dengan tepat agar dapat dimanfaatkan
dengan maksimal, tersimpan dengan baik, mudah diakses dan
digunakan dalam proses bisnis serta bagi pengambilan keputusan.
4.
Systems and Applications
Systems and applications
berbicara tentang sistem informasi
yang dimiliki oleh organisasi. Tentang penggunaan, distribusi, dan
kontribusi bagi organisasi, juga tentang infrastruktur sistem
informasi yang sedang dijalankan organisasi. Menganalisa apakah
sistem informasi sudah mendukung organisasi secara maksimal
atau masih ada hambatan dan perbaikan yang perlu dilakukan.
Systems and applications
juga berbicara tentang website.
Website
merupakan kumpulan halaman yang menampilkan
informasi seperti data teks, data gambar yang diam atau bergerak,
suara, video, atau gabungan dari semuanya, baik bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian yang saling
berkesinambungan dimana maisng-masing dihubungkan dengan
hyperlink.
|
17
Di dalam systems and applications
ini juga terdapat desktop
applications. Desktop applications
adalah aplikasi yang
terintegrasi dengan komputer melalui proses instalasi. Aplikasi
yang bersifat offline
ini dapat digunakan meskipun tidak
menggunakan jaringan internet.
5.
Networks and infrastructure
Network and infrastructure
berbicara tentang jaringan dalam
dan jaringan luar dari sebuah organisasi. Adalah penting dalam
memastikan bahwa jaringan baik luar maupun dalam organisasi
berjalan dengan baik. Menganalisa apakah jaringan dalam
organisasi, atau yang disebut dengan intranet, dapat memenuhi
kebutuhan karyawan dalam mengakses data dan informasi lintas
fungsional organisasi. Demikian juga dengan jaringan luar
organisasi, yang disebut dengan extranet, yang dapat terkoneksi
dengan baik dengan perangkat keras organisasi, sehingga
komunikasi organisasi dengan partner bisnisnya dapat berjalan
dengan baik, tentunya dengan keamanan akses informasi, serta
perlindungan dari pihak yang tidak diinginkan.
2.4.2
Enterprise Architecture Future View
Menurut Bernard (2005: 340), future view
merupakan sebuah
artefak EA
yang mewakili proses yang belum ada di dalam suatu organisasi. EA future view ini
bisa dibuat berdasarkan EA current view, agar proses-proses yang diusulkan bisa
|
18
lebih bermanfaat dan dapat mendukung kinerja organsisasi di masa mendatang.
Skenario masa mendatang didasarkan pada asumsi dari kemampuan dan strategi
organisasi untuk menghasilkan suatu kesuksesan kinerja dalam respon organisasi
terhadap pengaruh internal dan eksternal.
2.4.3
EA Transition Management Plan
Menurut Bernard (2005: 175), EA Management Plan
adalah dokumen yang
menggambarkan bagaimana suatu organisasi akan mengelola proses transisi dari
proses bisnis yang sedang berjalan saat ini dan sumber daya yang akan dibutuhkan di
masa depan. Rencana pengelolaan EA harus diarsipkan dalam repository EA online
untuk mendukung kemudahan dalam mengakses informasi.
2.4.4
Enterprise Architecture Artifact
Menurut Bernard (2005: 339), artifact
adalah dokumentasi produk, seperti
dokumen dalam bentuk teks, diagram, spreadsheet, slide pengarahan, atau video.
Dalam Enterprise Architecture Cube, artefak terdiri dari :
|
![]() 19
Tabel 2.1 Tabel Appendix Enterprise Architecture
EA3 Cube
Level/Thread
Artifact
ID#
Artifact Name
(*composite artifact)
Strategic Goals And
Initiatives
(I)
S-1
Strategic plan*
S-2
SWOT Analysis
S-3
Concept of Operations Scenario
S-4
Concept of Operations diagram
S-5
Balance scorecard*
Business Products and
Services
(B)
B-1
Business Plan*
B-2
Node Connectivity Diagram
B-3
Swim Lane Process Diagram
B-4
Business Process/Service Model
B-5
Business Process/Product Matrix*
B-6
Use Case Narrative & Diagram
B-7
Investment Business Case
Data &Information
(D)
D-1
Knowledge Management Plan
D-2
Information Exchange Matrix*
D-3
Object State-Transition Diagram
D-4
Object Event Sequence Diagram
D-5
Logical Data Model
D-6
Physical Data Model
D-7
Activity/Entity (CRUD) Matrix*
D-8
Data Dictionary / Object Library
Systems and Applications
(SA)
SA-1
System Interface Diagram
SA-2
System Communication Description
SA-3
System Interface Matrix*
SA-4
System data Flow Diagram
SA-5
System/Operations Matrix*
SA-6
System Data Exchange Matrix*
SA-7
System Performance Matrix*
SA-8
System Evaluation Diagram
SA-9
Web Application Diagram
Network & Infrastructure
(NI)
NI-1
Network Connectivity Diagram
NI-2
Network Inventory
NI-3
Capital Equipment Inventory
NI-4
Building Blueprints*
NI-5
Network Center Diagram
NI-6
Cable Plant Diagram
NI-7
Rack Elevation Diagram
Security
(SP)
SP-1
Security and Privacy Plan*
SP-2
Security Solutions Description
SP-3
System Accreditation Document*
SP-4
Continuity Of Operations Plan
SP-5
Disaster Recovery Procedures*
Standards
(ST)
ST-1
Technical Standards Profile
ST-2
Technology Forecast
Workforce
(W)
W-1
Workforce Plan*
W-2
Organization Plan
W-3
Knowledge and Skills Profile
Sumber: Bernard (2005: 291)
|
20
2.5
Analisis Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi (PEST)
Menurut Ward dan Peppard (2002: 70), analisis PEST merupakan analisis
yang dilakukan terhadap faktor lingkungan eksternal organisasi yang meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. Analisis PEST digunakan untuk memahami
peningkatan atau penurunan pangsa pasar dari suatu organisasi serta untuk menilai
situasi atau strategi, arah organisasi, dan rencana pemasaran.
a.
Faktor Politik
Faktor politik meliputi peraturan pemerintah dan legal issue
yang
menerapkan peraturan formal dan non formal kepada organisasi.
b.
Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi modal
organisasi.
c.
Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi demografis dan aspek budaya dari lingkungan
sekitar organisasi. Faktor tersebut mempengaruhi kebutuhan masyarakat
akan layanan publik.
d.
Faktor Teknologi
Faktor teknologi dapat menurunkan hambatan yang masuk dan juga
mempengaruhi keputusan kepala organisasi
2.6
Analisis Value Network
Rantai nilai untuk organisasi yang bergerak di bidang produk berbeda dengan
yang bergerak di bidang jasa. Untuk organisasi pemerintahan, analisis rantai nilai ini
lebih tepat digambarkan dengan menggunakan analisis Value Network
(Ward &
Peppard, 2002: 266). Value Network
merupakan suatu gambaran dari kegiatan
|
![]() 21
organisasi yang menunjukkan uraian aktivitas. Aktivitas organisasi dikelompokkan
menjadi dua aktivitas besar, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Aktivitas
utama adalah seluruh aktivitas yang berhubungan langsung dengan proses untuk
menghasilkan produk/jasa yang diserahkan kepada pelanggan.
Sedangkan aktivitas pendukung adalah seluruh aktivitas yang tidak
berhubungan langsung dengan
aktivitas menghasilkan jasa. Rantai nilai jasa digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Value Network Diagram
Sumber: Ward dan Peppard (2002: 266)
1.
Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi
pada akhirnya akan
memberikan kepuasan pada konsumen. Aktivitas-aktivitas ini harus
terintegrasi dengan baik sehingga kinerja organisasi dapat dioptimalkan.
Aktivitas utama terdiri dari :
|
![]() 22
Business Acquisition
Dalam kegiatan ini, organisasi merumuskan apa kebutuhan dan
keinginan masyarakat dengan data dan informasi yang diperoleh
dari masyarakat. Dari kegiatan ini dapat diketahui apakah setiap
kebutuhan dan keinginan dari masyarakat sudah dipenuhi oleh
organisasi.
Problem Specification
Dalam kegiatan ini, organisasi merumuskan solusi-solusi apa saja
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.
Knowledge Application
Dalam kegiatan ini, organisasi merumuskan masalah yang sedang
dihadapi, kemudian menemukan solusinya dan menciptakan suatu
pengetahuan baru. Jika organisasi tidak mampu menciptakan
pengetahuan baru, maka organisasi dapat meminta bantuan dari
pihak luar, misalnya konsultan yang dapat membuat strategi baru
yang dapat memecahkan masalah yang ada.
Allocation Resources
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan organisasi
dalam menerapkan strategi baru dan juga mengalokasikan sumber
daya yang sesuai.
Marketing the Capability
Merupakan kegiatan organisasi dalam memperkenalkan layanan-
layanan dari organisasi kepada masyarakat.
|
![]() 23
Configure Solution
Dalam kegiatan ini, organisasi merumuskan solusi yang dilakukan
dan membuat perencanaan dalam pengerjaan solusi tersebut.
Execute Solution
Dalam kegiatan ini organisasi
mulai melaksanakan atau
mengimplementasikan solusi yang dihasilkan.
2.
Aktivitas Pendukung (Supported Activities)
Procurement
Mengatur pengadaan barang-barang untuk melaksanakan kegiatan
operasional.
Human Resource Management
Pengaturan sumber daya manusia mulai dari perekrutan,
kompensasi, sampai pemberhentian.
Technological Development
Pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam
transformasi dari input menjadi output.
Infrastructure
Terdiri dari departemen-departemen/area fungsi yang melayani
kebutuhan organisasi dan mengikat bagian-bagiannya menjadi
sebuah kesatuan.
|
24
2.7
2.7.1
Tahap Input
Menurut David (2011: 209), pada tahap ini informasi diperoleh berdasarkan 3
(tiga) matiks, yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM, yang akan menjadi
dasar untuk matriks di tahap pencocokan dan tahap keputusan. Dalam tahap ini,
penelitian hanya menggunakan Matriks EFE dan Matriks IFE.
1.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix)
Menurut David (2011: 112), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
memungkinkan para penyusun strategi untuk mengumpulkan dan mengevaluasi
informasi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum
teknologi, dan
kompetitif. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dapat
dikembangkan dalam lima langkah, yaitu :
1.
Buat daftar faktor-faktor eksternal utama seperti yang disebutkan dalam
proses pengumpulan data. Masukkan faktor-faktor peluang dan ancaman
yang mempengaruhi organisasi dengan menggunakan prosentase, rasio,
dan perbandingan jika dimungkinkan.
2.
Berilah bobot pada setiap faktor tersebut berkisar dari 0,0 (tidak penting)
sampai 1,0 (sangat penting). Bobot tersebut mengindikasi signifikasi
relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan organisasi. Jumlah total
seluruh bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0.
3.
Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama
untuk menunjukkan seberapa efektif strategi organisasi
saat ini dalam
merespons faktor tersebut, dimana 4 = respons sangat bagus, 3 = respons
|
![]() 25
di atas rata-rata, 2 = respons rata-rata, dan 1 = respons di bawah rata-rata.
Ancaman dan peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, dan 4.
4.
Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor
bobot.
Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Faktor-faktor Eksternal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Peluang
:
Ancaman
:
Total
1,00
Sumber : David (2011: 112)
2.
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix)
Menurut David (2011:
154), Matriks Evaluasi Faktor Internal adalah
salah satu alat perumusan stratefi yang mengumpulkan dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional organisasi, dan juga
menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara
area tersebut.
Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam 5 langkah, yaitu :
1.
Buat daftar faktor-faktor internal utama seperti yang disebutkan dalam
proses pengumpulan data. Masukkan faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan organisasi dengan menggunakan prosentase, rasio, dan
perbandingan jika dimungkinkan.
2.
Berilah bobot pada setiap faktor tersebut berkisar dari 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Faktor-faktor yang dianggap
memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasi harus
|
![]() 26
diberi bobot tertinggi. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan
harus sama dengan 1,0.
3.
Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor internal untuk
mengindikasi apakah faktor tersebut sangat lemah
(peringkat 1),
lemah (peringkat 2), kuat (peringkat 3), atau sangat kuat (peringkat 4).
4.
Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor bobot.
Tabel 2.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Kekuata
n
:
Kelemahan :
Total
1,00
Sumber : David (2011: 155)
2.7.2
Tahap Pencocokan
Menurut David (2011: 209), pada tahap pencocokan dan kerangka kerja
perumusan strategi, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu Matriks
SWOT, Matriks IE, Matriks Space dan Matriks Grand Strategy. Semua teknik diatas
mengandalkan infornasi
yang didapat dari tahapan input dan digunakan untuk
mencocokkan faktor-faktor SWOT. Dengan mencocokkan faktor keberhasilan kunci
eksternal dan internal dapat menjadi kunci untuk menghasilkan strategi alternatif
yang tepat bagi organisasi.
1.
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yaitu
analisis strategis terhadap eksternal dan internal organisasi dipandang dari
|
27
internal organisasi yaitu berupa kekuatan dan kelemahan, dan juga eksternal
organisasi yang berupa kesempatan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2006: 18-
19), analisis SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan yang dimiliki oleh organisasi serta kesempatan dan ancaman dari
eksternal yang akan dihadapi oleh organisasi.
a.
Strengths
Mengidentifikasikan kekuatan organisasi dan kemampuan sumber daya
yang dimiliki. Suatu kekuatan adalah sesuatu yang mampu dilakukan olrh
suatu organisasi atau suatu karakteristik organisasi yang dapat
meningkatkan daya saing.
b.
Weaknesses
Mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan sumberdaya organisasi.
Kelemahan adalah sesuatu yang tidak mampu dilakukan atau yang tidak
dimiliki oleh organisasi yang menjadikan organisasi tersebut berada
dalam posisi yang tidak menguntungkan.
c.
Opportunities
Mengidentifikasi peluang
pangsa pasar. Strategi yang baik dapat
mengarahkan kekuatan dan kelemahan sumber daya organisasi untuk
meraih peluang pangsa pasar yang ada. Peluang pasar yang paling bagus
adalah kesempatan pasar yang dapat meningkatkan sesuatu sehingga
membuat organisasi mendapat keuntungan yang kompetitif.
d.
Threats
Mengidentifikasi ancaman-ancaman yang nantinya akan dihadapi oleh
organisasi. Terdapat beberapa faktor eksternal organisasi yang dapat
|
![]() 28
Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
menyebabkan ancaman terhadap keuntungan dan posisi organisasi.
Setelah mengetahui ancaman-ancamannya, organisasi harus segera
mengevaluasi ancaman tersebut untuk menentukan strategi apa yang
harus dilakukan untuk menghindari atau menghadapi ancaman tersebut
serta mengurangi pengaruh buruk dari ancaman-ancaman tersebut.
Tabel 2.4 Matriks SWOT
Strengths (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki
organisasi
Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan yang dimiliki
organisasi
Opportunities (Kesempatan)
Kesempatan yang dimiliki
organisasi
SO Strategi, membuat strategi
yang menggunakan kekuatan
untuk mengambil keuntungan
dari kesempatan yang ada.
Strategi ini bersifat agresif.
WO Strategi, membuat
strategi yang mengambil
keuntungan dari kesempatan
dalam mengatasi kelemahan.
Strategi ini bersifat turn
around (perubahan haluan)
Threats (Ancaman) Ancaman
yang mengancam organisasi
ST Strategi, membuat strategi
yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi ini bersifat
difersifikasi.
WT Strategi, membuat strategi
untuk meminimalkan
kelemahan dan menghindari
ancaman dari luar. Strategi ini
bersifat bertahan.
Sumber: David (2011: 212)
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas.
a.
Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan yang ada untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b.
Strategi ST
Membuat strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang datang.
|
![]() 29
c.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
untuk mengatasi kelemahan.
d.
Strategi WT
Strategi ini digunakan dengan meminimalkan kelemahan yang ada
serta menghindari ancaman yang datang.
2.
Matriks Internal-Eksternal (IE Matrix)
Menurut David (2011: 221), Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari
suatu organisasi dalam sembilan sel yang diilustrasikan pada gambar dibawah ini.
Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi di dalam diagram
skematis, sehingga disebut sebagai matriks portofolio.
Gambar 2.3 Matriks IE
Sumber : David (2011: 344)
Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak strategi
yang berbeda, antara lain :
1.
Divisi yang masuk ke dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan
membangun. Strategi alternatif yang memungkinkan adalah strategi
|
30
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan
produk) atau integratif
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal).
2.
Divisi yang masuk ke dalam sel III, V, VII, dikelola dengan strategi
menjaga dan mempertahankan, yaitu strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3.
Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, IX, memiliki strategi alternatif
yang mungkin untuk dijalankan, yaitu strategi panen atau divestasi
3.
Matriks SPACE
Menurut David (2011: 213-214), di dalam The Strategic and Action Evaluation
Plan (Matriks SPACE) terdapat 4 (empat) kuadran kerangka kerja untuk
mengindikasi kecocokan strategi yang
akan digunakan oleh organisasi, yaitu
strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif (Gambar 2.5). Matriks
SPACE akan menampilkan 2 dimensi internal yaitu posisi finansial (FP) dan posisi
kompetitif (CP), dan 2 dimensi eksternal yaitu posisi stabilitas (SP) dan posisi
industri (IP). Ke empat faktor ini mungkin akan menjadi yang paling menentukan
dalam suatu organisasi dalam memposisikan strateginya. Faktor yang akan
dimasukkan sebelumnya pada matriks EFE dan IFE dapat digunakan untuk
mengembangkan matriks SPACE.
|
![]() 31
Gambar 2.4 Matriks SPACE
Sumber: David (2011: 213)
Tahapan yang digunakan untuk mengembangkan matriks SPACE adalah :
1.
Memilih variabel untuk mendefinisikan posisi finansial (FP), posisi kompetitif
(CP), posisi stabilitas (SP), dan posisi industri (IP).
2.
Berikan nilai antara +1 (terburuk) dan +7 (terbaik) kesetiap variabel pada
dimensi FP dan IP. Berikan nilai antara -1 (terbaik) dan -7 (terburuk) kesetiap
variabel pada dimensi SP dan CP. Dalam kuadran FP dan CP, bandingkan
dengan pesaing. Dalam kuadran IP dan SP, bandingkan dengan industri lain.
3.
Hitung skor rata-rata untuk FP, CP, IP, dan SP dengan mentotal nilai variabel
setiap dimensi dan membagi nya dengan jumlah variabel pada dimensi terkait.
4.
Buat plot dari rata-rata skor FP, IP, SP, dan CP kedalam sumbu matriks
SPACE.
|
32
5.
Tambahkan ke dua nilai ke sumbu-x dan tentukan titik untuk sumbu
x. Tambahkan skor ke sumbu-y dan tentukan titik untuk sumbu-y.
Tentukan titik dimana sumbu-x dan sumbu-y bertemu.
6.
Gambarkan vektor yang mengarah ke titik dimana sumbu-x dan
sumbu-y bertemu. Vektor tersebut akan menentukan strategi apa yang
dianjurkan untuk dipakai organisasi.
Vektor arah yang diasosiakan dengan masing-masing profil menyiratkan
tipe strategi yang harus dilakukan, yaitu Agresif, Kompetitif, Defensif,
atau Konservatif. Penjelasan masing-masing kuadran adalah:
1.
Kuadran Agresif. Organisasi berada pada kondisi yang baik untuk
menggunakan kekuatan internalnya. Dengan demikian strategi yang
cocok adalah penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan
produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi
horizontal, diversifikasi, konglomerat, diversifikasi konsentrik,
diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi adalah strategi yang
layak untuk dilakukan, dengan catatan bahwa strategi akan
bergantung pada kondisi spesifik perusahaan.
2.
Kuadran Konservatif. Posisi pada vektor ini menggambarkan bahwa
organisasi sebaiknya tetap berada dekat dengan kompetensi dasar
perusahaan dan tidak mengambil resiko yang berlebihan. Stratefi
yang cocok untuk organisasi yang berada pada vektor ini adalah:
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan
diversifikasi konsentrik.
|
33
3.
Kuadran Defensif. Posisi pada vektor ini menggambarkan bahwa
organisasi seharusnya berfokus pada memperbaiki kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif
mencakup retrenchment, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi
konsentrik.
4.
Kuadran Kompetitif. Posisi pada vektor ini menggambarkan bahwa
organisasi dapat menjalankan salah satu atau kombinasi dari strategi
kompetitif, yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal, dan joint venture.
4.
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Menurut David (2011: 223-224), Matriks strategi besar adalah sebuah alat
yang popular untuk merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat
diposisikan dalam salah satu dari 4 (empat) kuadran dalam matriks ini. Matriks
ini didasarkan pada dua dimensi evaluatif, yaitu posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar. Stratgi yang sesuai untuk dipertimbangkan suatu organisasi
terdapat pada urutan daya tariknya dalam masing-masing kuadran dalam matriks.
Organisasi yang berada pada kuadran I, berada pada posisi yang sangat
bagus. Organisasi terus berkonsentrasi pada pasar (penetrasi pasar dan
pengembangan pasar) dan produk saat ini (pengembangan produk) adalah strategi
yang sesuai.
Organisasi
yang berada pada kuadran II perlu melakukan evaluasi terhadap
pendekatan mereka saat ini terhadap pasar secara serius. Walaupun industri
berkembang, mereka tidak mampu bersaing secara efektif, dan mereka perlu
|
![]() 34
menentukan mengapa pendekatan organiasasi saat ini tdak efektif dan bagaimana
organisasi dapat berubah dengan cara teerbaik untuk memperbaiki daya saingnya.
Organisasi pada kuadran III bersaing dalam industri yang tumbuh dengan
lambat dan memiliki posisi kompetisi yang lemah. Organisasi ini harus membuat
perubahan drastis secara cepat untuk menghindari penurunan yang lebih jauh dan
kemungkinan likuidasi.
Organisasi pada kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat dalam
industri yang bertumbuh lambat. Organisasi ini memiliki kekuatan untuk
memperkenalkan program yang terdiversifikasi ke area yang pertumbuhannya
menjanjikan.
Gambar 2.5 The Grand Strategy Matrix
Sumber: David (2011: 223)
|
35
2.7.3
Tahap Keputusan
1.
Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM)
Menurut David (2011: 224-227), QSPM merupakan tahap ketiga dari
kerangka analisis perumusan strategi. QSPM menggunakan masukan dari
analisis tahap pertama dan hasil-hasil pencocokan dari analisis tahap kedua
untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan.
QSPM adalah alat untuk menilai secara objektif
strategi alternatif
yang dapat dijalankan oleh para perencana strategi, berdasarkan faktor-faktor
keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah dikenali terlebih dahulu.
Enam langkah untuk mengembangkan QSPM yang digunakan untuk
mendefinisikan dan menjelaskan total nilai daya tarik, antara lain :
1.
Membuat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau
kelemahan internal utama pada kolom kiri tabel QSPM. Informasi
tersebut harus diambil langsung dari matriks EFE dan IFE.
2.
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama. Bobot
tersebut sama dengan yang ada di Matriks IFE dan EFE.
3.
Evaluasi matriks tahap kedua (pencocokan) dan identifikasi strategi-
strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk
diterapkan.
4.
Tentukanlah nilai daya tarik (AS-Attractiveness Score) yang didefinisikan
sebagai angka yang menunjukkan daya tearik alternatif masing-masing
strategi. Nilai daya tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing
faktor, sambil mengajukan pertanyaan, Apakah faktor ini mempengaruhi
|
36
strategi yang dibuat?, jika jawabannya ya, maka strategi tersebut harus
dibandingkan secara relatif dengan faktor utama. Cakupan nilai Cakupan
Nilai Daya Tarik adalah : 1 = tidak menarik; 2 = agak manarik; 3 = wajar
menarik; 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut
adalah tidak, hal tersebut menunjukkan
bahwa
masing-masing
factor
kunci
tidak
mempunyai
pengaruh atas pilihan khusus
yang
dibuat.
Oleh
karena itu,
jangan
beri
nilai
daya tarik
pada strategi-strategi
dalam
rangkaian tersebut. Gunakanlah
garis (-) untuk menujukkan bahwa faktor
kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat.
5.
Hitunglah TAS (Total Attractiveness Score)
= Total
Nilai
Daya
Tarik. Didefinisikan sebagai
hasil
mengalikan bobot (langkah
2) dengan
nilai
daya
tarik di masing-masing baris (langkah 4). Total nilai daya tarik
menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif,
dengan hanya mempertimbangkan dampak
dari
faktor
keberhasilan
kritis eksternal atau internal yang berdekatan.
6.
Hitunglah penjumlahan total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya
tarik di masing-masing
kolom strategi
QSPM.
Penjumlahan
total
nilai
daya
tarik
(TAS) mengungkapkan
strategi
yang
paling
menarik
dalam
masing-masing
rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya
menunjukkan semakin menarik strategi tersebut,
dengan
mempertimbangkan
semua
faktor
kritis
eksternal
dan
internal yang
berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan-keputusan strategis.
7.
Besarnya perbedaan
di
antara
penjumlahan
total
nilai
daya
tarik
dalam
suatu
rangkaian strategi-strategi alternatif menunjukkan tingkat relatif
|
![]() ![]() 37
dikehendakinya suatu strategi daripada yang lain.
Tabel 2.5 Matriks QSPM
Faktor-faktor Utama
Bobot
Penetrasi Pasar
Pengembang
an Layanan
AS
TAS
AS
TAS
Peluang
1
2
Ancaman
1
2
Total
1.00
Kekuatan
1
2
Kelemahan
1
2
Penjumlahan Total Nilai DayaTarik
1.00
Sumber : David (2011: 226)
2.
Macam-macam Strategi
Strategi generik dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok strategi
berdasarkan model strategi generik dari Fred R. David, yaitu:
a.
Strategi Integrasi (Integration Strategy)
Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang
lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya, misalnya melalui
merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Terdapat 3 (tiga) macam
strategi yang termasuk kedalam kelompok ini, yaitu:
|
38
1.
Strategi Integrasi ke depan
Strategi ini menghendaki agar perusahaan mempunyai kemampuan
yang besar terhadap pengendalian para distributor atau pengecer mereka
bila perlu dengan dengan memilikinya.
2.
Strategi Integrasi ke Belakang
Merupakan sebuah usaha strategi yang mengupayakan kepemilikan
atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan.
3.
Strategi Integrasi Horizontal
Strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas pesaing perusahaannya. (Fred R. David, 2011: 251-257)
b.
Strategi Intensif (Intensive Strategy)
Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan
posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Terdapat 3 (tiga)
strategi dalam kelompok ini, yaitu:
1.
Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk
atau jasa yang ada dipasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang
lebih besar. Strategi ini secara luas digunakan dalam bentuk murni
maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi
lainnya. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan,
|
39
peningkatan pengeluaran untuk iklan,penawaran produk promosi
penjualan secara ekstensif, atau pelipat gandaan upaya-upaya pemasaran.
2.
Strategi Pengembangan Pasar (Market Development)
Strategi ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk atau jasa
yang ada ke daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah baru.
3.
Strategi Pengembangan Produk (Product Development)
Strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara
memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. (Fred
R. David, 2011: 257-260)
c.
Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi
ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat
kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang
berbeda-beda. Terdapat 2 (dua) macam strategi dalam kelompok ini, yaitu:
1.
Strategi Diversifikasi terkait
Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian
strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif, atau dengan
pengertian lain menambah produk ataupun jasa namun masih berkaitan.
|
40
2.
Strategi Diversifikasi tak terkait
Bisnis dikatakan tak terkait ketika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip
sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif,
dengan pengertian lain perusahaan menambah produk atau jasa namun
tidak berkaitan.
d.
Strategi Bertahan (Defensive Strategy)
Strategi ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan agar terlepas dari
kerugian yang lebih besar atau dengan kata lain untuk menghindari
kebangkrutan perusahaan. Terdapat 3 (tiga) macam strategi dalam kelompok
ini, yaitu:
1.
Strategi Penciutan
Strategi ini dilaksanakan melalui reduksi biaya dan aset perusahaan.
Hal ini dilakukan karena, misalnya telah terjadi penurunan penjualan dan
laba perusahaan.
2.
Strategi divestasi
Strategi ini merupakan pengurangan salah satu divisi atau bagian dari
organisasi.
3.
Strategi likuidasi
Strategi ini merupakan sebuah pengakuan dari suatu kegagalan.
Bagaimanapun juga, mungkin lebih baik menghentikan operasi
|
41
perusahaan daripada meneruskannya akan tetapi nanti rugi besar. (Fred R.
David, 2011: 267-273)
2.8
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview
(wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan dari ketiganya (Sekaran,
2006: 66). Namun penulis disini hanya menggunakan dua metode yaitu wawancara
dan observasi.
2.8.1
Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan secara tatap muka, telepon, atau online.
Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara
terstruktur, yaitu wawancara yang diadakan ketika diketahui pada permulaan
informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar pertanyaan yang
direncanakan untuk ditanyakan kepada responden, baik secara pribadi, melalui
telepon, atau media PC (Sekaran, 2006: 70).
2.8.2
Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati lingkungan kerja tanpa mengajukan pertanyaan. Selain aktivitas yang
dilakukan orang di
bawah studi, gerakan mereka,kebiasaan kerja, pernyataan yang
|
![]() 42
dibuat dan rapat yang mereka selenggarakan, ekspresi menunjukkan wajah sukacita,
kemarahan, emosi lainnya, dan bahasa tubuh pun dapaat di observasi (Sekaran, 2006:
102).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menjadi pengamat
nonpartisipan, yaitu mengumpulkan data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut
tanpa menjadi bagian internal dari
sistem organisasi (Sekaran, 2006: 103)
dan
melakukan cbservasional terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara
sistematis tentang apa yang akan diamati. Observasi terstruktur ini dilakukan apabila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati
(Sekaran, 2006: 104).
2.9
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir dan Kerja
Sumber: Hasil olahan penulis
|
43
Kerangka berpikir dan kerja yang dibuat melewati tahap-tahap segabai
berikut:
1.
Analisis Organisasi
Tahap ini mengidentifikasikan Line of Business
dalam struktur
organisasi yang memiliki peranan dalam proses meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada masyarakat.
2.
Analisis Visi Organisasi (PEST)
Tahap ini mengidentifikasi visi organisasi. Untuk mencapai salah satu
visinya, yaitu memberikan kualitas layanan yang baik kepada
masyarakat, organisasi perlu mengetahuo keadaan politik, ekonomi,
sosial, dan teknologi.
3.
Penilaian Value Network (Value Network Analysis)
Tahap ini menggunakan Value Network Analysis
untuk
mengidentifikasi dan menggambarkan kegiatan-kegiatan utama dan
pendukung dalam organisasi yang menghasilkan nilai bagi organisasi
dan masyarakat.
4.
Identifikasi SWOT
Pada tahap ini dilakukan identifikasi faktor-faktor SWOT organisasi,
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya akan
di proses melalui tahap input (Matriks EFE, Matriks IFE), kemudian
tahap pencocokan (Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, dan
Matriks Strategi Besar), dan yang terakhir adalah tahap keputusan
(Matriks QSPM)
sehingga menghasilkan pilihan strategi yang akan
dijalankan oleh organisasi.
|
44
5.
Penentuan Strategi
Berdasarkan analisis diatas, akan ditentukan strategi yang akan
dilakukan untuk mendukung kegiatan dan keberhasilan organisasi
dalam mencapai visinya.
6.
Analisis menggunakan Enterprise Architecture
Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap Current Architecture
organisasi untuk mengetahui dimana letak masalah-masalah
dalam
sistem yang dapat menghambat kinerja organisasi. Lalu setelah
mengetahui masalah-masalahnya, maka akan diusulkan perbaikan
terhadap sistem di dalam Future Architecture.
7.
Perancangan transisi
Dalam tahap ini, dilakukan perancangan proses transisi dari Current
Architecture ke Future Architecture.
8.
Perancangan User Interface
Pada tahap ini dilakukan perancangan user interface
dari hasil
perbaikan sistem yang dirancang pada Future Architecture.
9.
Perancangan Future Architecture
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dan teknologi informasi
yang diusulkan untuk membantu proses layanan organisasi.
|