![]() 18
bahwa Tuhan tidak dapat kita raih namun kita dapat merasakan keberadaannya,
hubungan manusia dengan sesamanya dapat diwujudkan pada dinding ruangan
yang akan digunakan sebagai tempat memajang karya seni sehingga kita
manusia dapat mengamati dan mengapresiasi lukisan tersebut sebagai tanda
penghargaan kita kepada pelukisnya, sedangkan hubungan manusia dengan alam
dapat diwujudkan pada desain penutup lantai yang menggunakan material-
material alam.
2.2.2
Lukisan Tradisional Bali
Merupakan lukisan tradisional satu-satunya yang ada di wilayah
Indonesia yang berkembang di daerah Ubud dan sekitarnya. Lukisan tradisional
Bali memiliki beberapa gaya, di antaranya adalah Gaya Kamasan, Gaya
Kerambitan, gaya yang dipengaruhi oleh gaya barat dalam organisasi Pitamaha,
Gaya Ubud dan Gaya Batuan. Pada masing-masing gaya tradisional ini memiliki
ciri khas tertentu yang membedakan gaya yang satu dengan gaya yang lainnya.
Gaya Kamasan
Merupakan deskripsi lengkap mengenai wayang, yang masih
sangat populer di Bali. Pembuatan lukisan mengenai tokoh-tokoh
wayang ini berdasarkan the shadow play
wayang yang dimainkan
oleh seorang dalang yang pada zaman tersebut merupakan hiburan
yang paling populer. Meskipun permainan ini menyediakan
hiburan untuk umum, sebenarnya penampilan wayang-wayang ini
pada dasarnya merupakan sebuah ritual yang ditujukan untuk
kepentingan tradisi yang diperlukan pada upacara-upacara yang
berhubungan dengan tonggak penting dalam kehidupan manusia
dan sesudah kematian, seperti upacara 210 hari lahir, upacara
potong gigi, upacara pernikahan, kremasi dan lain-lain. Wayang-
wayang tersebut merepresentasikan dewa-dewa, orang jahat, raja-
raja, pangeran, dan hewan-hewan yang dijumpai dalam kisah
Ramayana dan Mahabharata.
|