7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen Keuangan
2.1.1
Keputusan Keuangan dan Manajemen Keuangan
Menurut Husnan (2008, 6) para individu harus mengambil berbagai keputusan
keuangan, yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi :
1.
Berapa jumlah yang akan dikonsumsikan untuk setiap periode (keputusan
konsumsi) ?
2.
Bagaimana kelebihan penghasilan mereka akan diinvestasikan (keputusan
investasi) ?
3.
Bagaimana mendanai konsumsi dan/atau investasi tersebut (keputusan
pendanaan) ?
Masalah ini juga dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan memerlukan berbagai
sumber daya untuk menjalankan operasinya sehingga memerlukan sumber dana untuk
membiayai operasinya. Pengaturan kegiatan keuangan sering disebut sebagai
manajemen keuangan.
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan,
analisis, dan
pengendalian kegiatan keuangan. Tujuan manajemen keuangan menurut Arthur Keown,
John D. Martin, William Petty, David F. Scott Jr. (2008, 10) adalah memaksimalkan
nilai perusahaan, yang lebih luas daripada memaksimalkan laba, yang berarti
mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang, mempertimbangkan berbagai
resiko terhadap arus pendapatan perusahaan, dan mutu dari arus kas yang diharapkan
diterima di masa yang akan datang.
|
8
Di dalam prakteknya, nilai perusahaan dapat diindikasikan dengan nilai pasar
saham yang dimiliki, pangsa pasar yang dimiliki, seperti tingkat arus kas yang dimiliki
dan
profitabilitas jangka panjang, tergantung dari sasaran apa yang ingin dicapai
perusahaan.
2.1.2
Manajer Keuangan dan Fungsi Keuangan
Pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola manajemen keuangan di suatu
perusahaan disebut manajer keuangan. Menurut Arthur Keown, John D. Martin, William
Petty, David F. Scott Jr.
(2008, 10 fungsi keuangan yang utama adalah keputusan
investasi, pembiayaan, dan dividen untuk suatu organisasi.
Dana dikumpulkan dari
sumber-sumber keuangan (pembiayaan) ekstern dan dialokasikan untuk penggunaan
yang berbeda-beda. Imbalan untuk sumber-sumber pembiayaan dapat berupa hasil
pengembalian (return), pembayaran kembali, produk, dan jasa.
Tanggung jawab
manajer keuangan menurut Arthur Keown,
John D. Martin,
William Petty, David F. Scott Jr. (2008, 10) adalah merencanakan untuk memperoleh
dan menggunakan dana guna memaksimalkan nilai organisasi.
Kegiatan yang terlibat adalah :
1.
Perencanaan dan perkiraan (forecasting).
2.
Pemusatan perhatian pada keputusan investasi dan pembiayaan.
3.
Bekerja sama dengan manajer lain dalam perusahaan agar operasional
perusahaan dapat berjalan lancar.
4.
Menghubungkan perusahaan pada pasar uang (money market) dan pasar modal
(capital market).
|
9
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuangan berkaitan
dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas
manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menurut Ross,
Westerfield dan Jaffe (2011,
7) cara manajer keuangan
menciptakan nilai (value) bagi perusahaan adalah :
1.
Perusahaan harus membeli aktiva (assets)
yang menghasilkan kas melebihi
biayanya.
2.
Perusahaan
harus menjual obligasi (bonds) dan saham (stocks) dan instrument
keuangan lainnya yang menghasilkan kas melebihi biayanya.
Menurut Ross dan Westerfield dan Jaffe (2011, 6) :
In large firm the finance activity is usually associated with a top
officer of the firm, such as the vice president and chief financial officer,
and some lesser officers.
Menurut John J. Wild (2008, 10) fungsi keuangan dalam organisasi dipisahkan
antara dua jabatan, yaitu bendahara (treasurer)
dan administrasi pembukuan
(lihat
gambar 2.1.). Bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi) dana dan
pengamanannya. Bidang tanggung jawab administrasi pembukuan adalah akuntansi
(accounting), pelaporan (reporting), dan pengendalian (control).
Perusahaan besar juga biasanya membentuk komite keuangan (finance committe)
yang idealnya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang dan kemampuan yang
berbeda-beda, dengan tugas menyusun kebijaksanaan dan mempersiapkan keputusan
|
10
penting perusahaan. Terutama keputusan mengenai pembiayaan (financing)
yang
memerlukan pengetahuan yang luas dan pertimbangan yang matang.
2.1.3
Sumber Pembiayaan Perusahaan
Suatu perusahaan memerlukan sumber dana untuk membiayai operasionalnya.
Sumber dana tersebut, menurut Husnan (2008, 243), dapat berasal dari dalam maupun
luar perusahaan. Sumber dana dari dalam perusahaan (internal financing) berasal dari
hasil operasi (laba) yang tidak dibagikan kepada pemegang saham (retained earnings)
sedangkan sumber dana dari luar
perusahaan (external financing)
dapat berasal dari
modal sendiri (equity financing) dan hutang jangka panjang (debt financing).
2.1.4
Pembiayaan Dengan Modal Sendiri (Equity Financing)
Menurut Husnan (2008,
246) saham menunjukkan bukti kepemilikan yang
diterbitkan oleh perusahaan. Pemilik saham suatu perusahaan disebut pemegang saham
(stockholder), merupakan pemilik perusahaan (owner).
Saham sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu saham biasa (common
stock) dan saham preferen (preferred stock).
a. Saham Biasa (Common Stock)
Menurut Skousen, Stice dan Stice (2009,
16), pemilik saham biasa adalah
pemilik sebenarnya perusahaan karena jika kinerja perusahaan buruk mereka
menanggung kehilangan sebagian atau seluruh investasinya karena mereka hanya dapat
menerima kas setelah perusahaan melunasi klaim pihak lain (misalnya kreditor,
karyawan, pemerintah, pemegang saham preferen). Di sisi lain, jika kinerja perusahaan
|
11
baik mereka mendapatkan manfaat karena mereka memiliki semua sisa harta perusahaan
setelah perusahaan memenuhi klaim pihak lain.
Hak dasar yang dimiliki pemegang saham biasa adalah :
1.
Mempunyai hak suara dalam pemilihan direksi dan menentukan kebijakan
perusahaan seperti rencana kompensasi manajemen atau keputusan akusisi.
2.
Mempertahankan proporsi kepentingan dalam perusahaan melalui pembelian
tambahan saham jika dan ketika saham baru diterbitkan, disebut preemptive right.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Memiliki saham ini bukan berarti lebih baik, dalam arti akan mendapatkan balas
jasa berupa dividen, dibandingkan dengan memiliki saham biasa, dan menurut Skousen,
Stice dan Stice (2009, 16) pemilik saham preferen mengorbankan banyak hak-hak dari
kepemilikannya untuk menikmati perlindungan yang diberikan perusahaan.
Hak-hak yang dikorbankan adalah :
1.
Tidak mempunyai hak suara untuk memilih anggota dewan direksi
2.
Jumlah dividen kas yang diterima tetap, sehingga bila kinerja perusahaan baik
pemegang saham preferen tidak mendapat bagian dari kesuksesan perusahaan.
Sedangkan perlindungan yang diterima oleh pemegang saham preferen adalah :
1.
Berhak menerima dividen kas secara penuh sebelum dibayarkan kepada
pemegang saham biasa (cash dividend preference).
2.
Jika perusahaan dilikuidasi, berhak menerima pembayaran kembali atas
investasinya secara penuh, sebelum pemegang saham biasa menerima
pembayaran.
|
12
Husnan (2008,
6) mengatakan bahwa saham preferen sebenarnya merupakan
kombinasi antara bentuk hutang dan modal sendiri. Hal ini mengingat bahwa perusahaan
mempunyai kewajiban untuk membayar dividen kepada pemegang saham preferen,
secara penuh, berapapun keuntungan perusahaan (bahkan bila perusahaan mengalami
kerugian).
Namun bila perusahaan dilikuidasi, haknya dibayarkan setelah memenuhi
kewajiban kepada kreditor.
c. Dividen bagi Pemegang Saham
Hasil operasional yang dicapai perusahaan dapat berupa laba bersih (net income)
atau rugi bersih (net loss). Menurut Warren,
Reeve dan Fess (2009, 19), laba bersih
dialami perusahaan jika jumlah pendapatan (revenue)
perusahaan melebihi beban
(expense)
perusahaan sedangkan rugi bersih dialami perusahaan jika jumlah beban
(expense) melebihi jumlah pendapatan (revenue) perusahaan.
Laba bersih yang dicapai perusahaan dialokasikan untuk :
1.
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, baik saham preferen maupun
saham biasa, yang dapat berupa dividen kas (cash dividend)
maupun dividen
saham (stock dividend).
2.
Saldo laba (retained earning), yaitu bagian laba yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham, yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan di
periode yang akan datang.
Dividen kas menurut Warren, Reeve dan Fess (2009, 493) adalah pembagian kas
yang berasal dari laba kepada pemegang saham, dan merupakan bentuk yang paling
umum dari pembagian dividen. Biasanya ada tiga kondisi di mana perusahaan harus
|
13
membayar dividen kas, yaitu tersedianya saldo laba, tersedianya kas, dan kebijakan dari
dewan direksi.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2009,
485) saldo laba dihasilkan dari
operasional, di mana laba bersih akan meningkatkan saldo laba dan dividen akan
mengurangi saldo laba, sehingga saldo laba menunjukkan akumulasi laba bersih
perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tersedianya saldo laba berarti adanya laba bersih yang dicapai
perusahaan.
Namun besarnya jumlah laba belum tentu berarti perusahaan akan membagikan
dividen, karena perusahaan tidak mempunyai kewajiban membagikan dividen bagi
pemegang saham. Pembagian dividen dapat dilakukan sekali setahun (anually), enam
bulan sekali (semianually), caturwulanan (quarterly), dan dapat juga diatur khusus oleh
dewan direksi.
Pembagian saham kepada pemegang saham disebut dividen saham (stock
dividend), dan biasanya yang dibagikan saham biasa kepada pemegang saham biasa.
2.1.5
Pembiayaan Dengan Hutang (Debt Financing)
Pembiayaan ini biasanya berasal dari hutang jangka panjang (long-term
liabilities). Yang umum dilakukan oleh perusahaan adalah menerbitkan obligasi (bonds).
Perusahaan biasanya lebih suka menerbitkan obligasi sebagai sumber
pembiayaan dibandingkan menggunakan saham sebagai sumber pembiayaan, menurut
Skousen, Stice dan Stice (2009, 546), adalah karena alasan-alasan :
|
14
1.
Pemilik dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
2.
Bunga yang merupakan beban adalah pengurang pajak, sedangkan dividen tidak
dapat mengurangi pajak.
3.
Tingkat suku bunga pasar dapat lebih menguntungkan dibandingkan dengan
harga pasar saham.
4.
Besarnya bunga dapat lebih rendah dibandingkan jumlah dividen kepada
pemegang saham.
Namun ada beberapa kekurangan pembiayaan dengan hutang yaitu pembiayaan
ini hanya mungkin dilakukan jika perusahaan berada dalam kondisi keuangan yang baik
dan dapat menawarkan keamanan yang cukup kepada kreditor. Kemudian bunga wajib
dibayarkan tanpa melihat apakah perusahaan mengalami laba atau rugi, bahkan kalau
perusahaan tidak dapat membayar bunga maka kreditor dapat mengajukan tuntutan
hukum kepada perusahaan.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2009, 613) dan Skousen, Stice dan Stice
(2009, 548-549) ada beberapa tipe obligasi yang umumnya dikeluarkan perusahaan,
yaitu :
1.
Term bonds, bila semua obligasi perusahaan jatuh tempo pada tanggal yang sama.
2.
Serial bonds, bila tanggal jatuh tempo obligasi perusahaan berbeda-beda.
3.
Convertible bonds, yaitu obligasi yang dapat dikonversi menjadi sekuritas lain
seperti saham biasa.
4.
Callable bonds, yaitu obligasi yang dapat ditebus oleh perusahaan sebelum
tanggal jatuh tempo.
5.
Debenture bonds, yaitu obligasi yang tidak dijamin dengan aktiva perusahaan.
6.
Registered bonds, di mana di lembaran obligasinya terdapat nama kreditor.
|
![]() 15
7.
Bearer (coupon) bonds, di mana nama kreditor tidak dicantumkan.
8.
Zero-interest bonds, yaitu obligasi yang tidak berbunga dan biasanya dijual
dengan harga yang jauh di bawah nilai nominal obligasi (dengan diskon yang
besar).
9.
Junk bonds (high-risk, high-return bonds), yaitu obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan yang mempunyai jumlah hutang yang besar dan dalam kondisi
keuangan yang lemah.
2.1.6
Biaya Modal Perusahaan
Gambar 2.1 Dua Model Struktur Modal
Sumber : Hasil Pengolahan oleh Penulis
Dari Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa struktur modal suatu perusahaan terdiri dari
modal saham dan obligasi. Artinya pembiayaan perusahaan berasal dari modal saham
dan obligasi. Dan tentunya ada biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
sumber pembiayaan tersebut, baik modal saham maupun obligasi.
Menurut Husnan (2008, 299) biaya modal dapat bersifat eksplisit dan implisit.
Eksplisit artinya nampak dan dibayar oleh perusahaan sedangkan implisit artinya tidak
nampak, bersifat opportunistic, atau disyaratkan oleh pemodal. Bagi modal yang berasal
|
16
dari hutang, maka biaya modal mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunganya.
Sedangkan bagi modal yang berasal dari saham biaya modalnya tidak tampak. Meskipun
demikian tidak berarti bahwa biaya modalnya lebih murah daripada biaya modal hutang.
Biaya modal saham merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal
sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan, dan belum tentu lebih kecil
dibandingkan dengan bunga pinjaman.
2.2
Laporan Keuangan
2.2.1
Pengertian Laporan Keuangan
Semua perusahaan diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan pada akhir
periode akuntansi yang digunakan, di mana biasanya pada tanggal 31 Desember.
Laporan keuangan yang disusun ini merupakan laporan yang menyatakan hasil kinerja
perusahaan yang terjadi di masa lalu dan berguna untuk kepentingan di masa yang akan
datang baik untuk kepentingan pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
Horngren, Harrison
dan Bamber (2002,
5) memberikan definisi laporan
keuangan sebagai :
Documents that report on a business in monetary amounts, providing
information to help people make informed business decisions.
Menurut Myer, sebagaimana dikutip oleh Munawir (2010, 6) laporan keuangan
dapat juga didefinisikan sebagai dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir
periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba-rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah
menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu
daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan.
|
17
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah suatu laporan
mengenai hasil operasi perusahaan, posisi keuangan perusahaan, dan ekuitas perusahaan
yang berisikan informasi bagi pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.2
Sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010,
6) laporan keuangan disusun dengan tujuan
memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang dilakukan manajemen perusahaan
selama periode tertentu.
Laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
laporan kemajuan laporan keuangan yang terdiri dari fakta keuangan yang merupakan
suatu kombinasi antara :
1.
Fakta yang telah dicatat (recorded fact), berarti bahwa laporan keuangan disusun
berdasarkan fakta dari catatan akuntansi. Pencatatan dari akun-akun yang ada
berdasarkan catatan historis dari transaksi atau kejadian di masa lampau,
sedangkan untuk uang kas dicatat pada harga saat terjadinya transaksi tersebut
(original cost).
2.
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting
convention and postulate), berarti fakta yang dicatat berdasarkan pada prosedur
maupun asumsi tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum (General Accepted Accounting Principles), yang bertujuan untuk
memudahkan pencatatan dan keseragaman.
|
18
3.
Pendapat pribadi (personal judgement), yang berarti bahwa walaupun pencatatan
transaksi telah diatur dalam prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum,
namun ada beberapa hal penggunaan prinsip-prinsip tersebut tergantung dari
akuntan atau manajemen perusahaan.
2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan merupakan laporan keuangan untuk tujuan
umum (general purpose financial statements)
yang disusun oleh akuntansi keuangan
(financial accounting) berdasarkan suatu standar yang telah ditetapkan oleh badan yang
berwenang. Di Indonesia, standar ini ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
Tujuan Laporan Keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, 4) adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
laporan keuangan menggambarkan kejadian di masa lalu yang akan mempengaruhi
kondisi di masa yang akan datang. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya yang telah dan akan dikelola.
Pemakai laporan keuangan ingin menilai apa yang telah dilakukan atau
pertanggungjawaban manajemen dalam melaksanakan operasional perusahaan agar
|
19
mereka dapat memahami isi dari laporan keuangan dan kemudian dapat membuat
keputusan.
2.2.4
Pemakai Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasinya
Pemakai Laporan Keuangan adalah semua
pihak yang menggunakan Laporan
Keuangan untuk mengambil keputusan ekonomi berkaitan dengan kepentingannya
dengan entitas yang menerbitkan Laporan Keuangan tersebut.
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2009, 6) pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan (business stakeholders)
adalah orang atau entitas lain yang mempunyai
kepentingan dengan performa ekonomi perusahaan tersebut, yang dapat dibagi menjadi :
1.
Internal Stakeholders, yaitu pemilik, manajer, karyawan.
2.
External Stakeholders, yaitu pelanggan, kreditor, pemerintah.
Skousen, Stice dan Stice (2009, 6) mengatakan bahwa keputusan yang diambil
oleh pemakai internal berpengaruh secara langsung terhadap operasional internal
perusahaan, sedangkan keputusan yang diambil oleh pemakai eksternal berkaitan dengan
kepentingannya di perusahaan.
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar
Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2009,
2)
kebutuhan informasi yang diperlukan oleh :
1.
Investor adalah untuk membantu apakah harus membeli, menahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
|
20
2.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
3.
Pemberi pinjaman adalah untuk membantu memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
adalah membantu
mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5.
Pelanggan adalah mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau
mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada
perusahaan.
6.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan untuk menetapkan kebijakan pajak
dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
7.
Masyarakat, di mana Laporan Keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.2.5
Bentuk-Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Warren, Reeve dan Fess (2009,
19) suatu Laporan Keuangan terdiri
atas :
1.
Laporan Laba Rugi (Income Statement) yaitu ringkasan pendapatan dan beban
untuk suatu periode waktu tertentu.
|
21
2.
Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owners Equity)
yaitu ringkasan
perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama suatu periode waktu
tertentu.
3.
Laporan Posisi Keuangan (Balance Sheet)
yaitu daftar aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik pada tanggal tertentu.
4.
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) yaitu ringkasan penerimaan dan
pengeluaran kas selama suatu periode waktu tertentu.
Menurut
Skousen, Stice dan Stice (2009,
8) ada satu lagi bentuk Laporan
Keuangan yaitu Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement) yang
berisikan estimasi dan pertimbangan yang digunakan dalam menyusun Laporan
Keuangan. Di mana Catatan ini juga menampung catatan dan skedul tambahan serta
informasi lainnya. Misalnya, laporan tersebut mungkin menampung informasi tambahan
yang relevan dengan kebutuhan pemakai neraca laporan laba rugi. Mungkin pula
mencakupi penggunaan tentang resiko dan ketidakpastian yang mempengaruhi
perusahaan dan setiap sumber daya dan kewajiban (obligation) yang tidak dicantumkan
dalam neraca (seperti cadangan mineral). Informasi segmen-segmen industri dan
geografi serta pengaruhnya pada perusahaan akibat perubahan harga dapat juga
disediakan dalam bentuk informasi tambahan.
|
22
2.2.6
Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Menurut Skousen,
Stice dan Stice (2009,
24) suatu laporan keuangan akan
memuat unsur-unsur sebagai berikut
1.
Aktiva, yaitu harta perusahaan yang diperoleh perusahaan di masa lalu dan
dikendalikan oleh perusahaan, yang akan bermanfaat bagi operasional
perusahaan di masa mendatang.
2.
Kewajiban, yaitu pengorbanan yang akan terjadi di masa yang akan datang yang
disebabkan adanya transaksi di masa lalu.
3.
Ekuitas, yaitu sisa kepentingan pada aktiva yang merupakan hak dari pemilik.
4.
Investasi pemilik, yaitu suatu kenaikan dalam ekuitas, merupakan hasil dari
penyetoran oleh pemilik, entitas lain, yang biasanya berupa aktiva, ataupun hal
lain yang berharga (something valuable).
5.
Distribusi pemilik, yaitu suatu penurunan ekuitas entitas dihasilkan dari
penyetoran entitas tersebut kepada pemiliknya.
6.
Laba komprehensif, yaitu suatu peningkatan ekuitas perusahaan di luar dari
investasi pemilik.
7.
Pendapatan, yaitu semua pemasukan yang diperoleh perusahaan dari operasional
rutinnya, baik bertambahnya aktiva ataupun kewajiban yang telah dilunasi.
8.
Beban,
yaitu semua penggunaan aktiva atau timbulnya kewajiban perusahaan
dari operasional rutinnya.
9.
Keuntungan, yaitu kenaikan ekuitas perusahaan yang berasal dari operasional
tidak rutin perusahaan.
10. Kerugian, yaitu penurunan ekuitas perusahaan yang timbul dari operasional tidak
rutin perusahaan.
|
23
2.3
Analisis Laporan Keuangan
2.3.1
Definisi Analisis Laporan Keuangan
Skousen,
Stice dan Stice (2009,
1186) mengatakan bahwa analisis laporan
keuangan adalah pemeriksaan atas hubungan antara angka-angka laporan keuangan dan
kecenderungan angka-angka tersebut selama suatu periode waktu tertentu.
Bernstein dan Wild (2008,
4) juga mengemukakan bahwa analisis laporan
keuangan adalah aplikasi dari alat-alat dan teknik-teknik analisis untuk laporan
keuangan dan data terkait untuk analisis bisnis sebagai dasar estimasi dan referensi.
Dari kedua definisi yang dikutip di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan (financial statement analysis)
adalah suatu alat dan teknik untuk
menganalisis hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dengan tendensi
yang terjadi selama beberapa periode, untuk menghasilkan suatu informasi yang berguna
agar dapat mengetahui performa yang telah dicapai oleh perusahaan. Hal ini dapat
membantu para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi
(economic decision making).
Kecenderungan (trends) suatu laporan keuangan merupakan suatu hasil analisis
yang dilakukan dalam beberapa periode tertentu untuk memperkirakan hasil kegiatan
suatu perusahaan di masa yang akan datang. Kecenderungan ini dapat dicari dengan
mengadakan suatu pembandingan laporan keuangan beberapa periode.
2.3.2
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Bernstein dan Wild (2008,
33) ada lima perangkat penting untuk
analisis keuangan yaitu :
1.
Comparative financial statement analysis.
|
24
2.
Common-size financial statement analysis.
3.
Ratio analysis.
4.
Cash flow analysis.
5.
Valuation.
Menurut Munawir (2008,
36) teknik analisis yang biasa digunakan dalam
analisis laporan keuangan adalah :
1.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik
analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih dengan menunjukkan :
a.
Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b.
Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c.
Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
d.
Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.
e.
Persentase dari total.
2.
Tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik
analisis untuk mengetahui tendensi dari keadaan keuangannya, apakah
menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
3.
Laporan dengan persentase per komponen (common size statement),
adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada
masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui
struktur permodalannya dan komposisi pembiayaan yang terjadi
dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
|
25
4.
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisis
untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode
tertentu.
5.
Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis)
adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah
uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang
kas selama periode tertentu.
6.
Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan
dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7.
Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu
analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu
perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor
suatu periode dengan dengan laba yang dianggarkan untuk periode
tersebut.
8.
Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis), adalah suatu analisis
untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui
berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat
penjualan.
|
26
2.3.3
Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis)
biasanya dilakukan
untuk mengetahui posisi dan performa keuangan perusahaan, dan memperkirakan
performa keuangan perusahaan di masa yang akan datang, yang akan digunakan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.
Munawir (2008, 31) mengatakan bahwa dalam menganalisis dan menilai posisi
keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama
untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisis adalah :
1.
Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih, di mana kewajiban tersebut pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi kewajiban kepada kreditur dan kewajiban kepada intern
perusahaan.
2.
Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3.
Profitabilitas atau rentabilitas, adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan
menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas
suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba
|
27
yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah
modal perusahaan tersebut.
4.
Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-
hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa
mengalami hambatan atau krisis keuangan.
2.4 Profitabilitas
2.4.1 Definisi Profitabilitas
Menurut Wild,
John J,
Subramanyam, K.r Halsey, Robert F (2009: 462)
profitabilitas adalah :
Profitability analysis is critically important for all users but especially
for equity investors and creditors. For equity investor, income is often
the single most important determinant of changes in security values.
Measuring and forecasting income is among the critical tasks of
investors......
Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan
pengelolaan laba yang dilakukan oleh manajemen, karena sesuai dengan hipotesis biaya
politik bahwa tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya
harapan dari regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan
kompensasi kepada mereka berupa pembayaran pajak kepada regulator dan program
sosial kepada masyarakat. Selain itu, profitabilitas menjadi ukuran penting untuk
menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat
|
![]() 28
keputusan dalam membeli atau menahan bahkan menjual saham suatu perusahaan
tertentu. Rasio profitabilitas perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan
perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.
a. Return On Assets
Menurut Brigham and Houston (2013: 101), Return On Asset adalah :
Return on Assets is the ratio of net income assets measures the return
on total assets after interest and taxes.
Menurut Barry E. Cushing (2008: 289), Return On Assets adalah :
Return on Assets measures profitability before interest is paid to a
firms lenders and before any withdrawals or retained earning are
claimed by firms owners.
Secara sederhana ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
ROA =
Return on Assets ( ROA ) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva
yang digunakan untuk beroperasi , perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya apabila Return on Assets ( ROA ) yang negatif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian.
b. Return On Equity
Menurut Harrison dan Horngren dalam buku Financial Edition (2008:
812) menjelaskan bahwa Return On Equity adalah :
This ratio shows the relationship between net income and common
stockholders investment in the company.
|
![]() 29
Sedangkan menurut Stephen A. Ross, Randolph W. Wester, dan Bradford
D. Jordan (2005: 70), Return On Equity adalah :
A measure of how the stockholder fared during the year. Because
benefiting shareholders is our goal, ROE is in an accounting sense, the
these bottom line measure of performance.
Rasio ini merupakan gabungan dari beberapa rasio keuangan lainnya
yang penting dalam mengukur profitabilitas,yaitu :
ROE =
Makin tinggi nilai ROE ini, maka makin besar pengembalian atas modal yang
diinvestasikan oleh pemegang saham. Sebaliknya apabila nilai dari ROE rendah maka
besar pengembalian atas modal yang diinvestasikan oleh pemegang saham semakin
sedikit.
c. Net Profit Margin
Menurut Alexandri, Moh Benny
(2008: 200), Net Profit Margin
adalah
rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.
Menurut Weygandt, Kieso, Kimmel (2008: 803), definisi dari Net Profit
Margin adalah A meansure percentage of dollar of sales that results in net
income.
Net Profit Margin ini dirumuskan sebagai berikut :
NPM
=
Net Income after tax
Total Sales
|
![]() 30
Berdasarkan definisi
definisi diatas dapat disimpulkan NPM adalah laba
bersih yang diperoleh perusahaan atas penjualan sehingga menumbuhkan kepercayaan
para investor untuk membeli saham perusahaan tersebut.
d. Total Assets Turnover
Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2009: 688) :
Asset turnover measures how efficiently a company uses its assets to
generate sales. Its determined by dividing net sales by average assets.
Pengertian lain menurut Warren, Reeve, dan Fees (2005: 704) :
Ratio of net sales to assets is a profitability measure that shows how
effectively a firm utilities its assets.
Menurut Kieso,Weygandt ,dan
Warfield (2011: 586) TATO dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Total Asset Turnover =
Dari pernyataan dua orang tersebut maka dapat dikatakan bahwa total asset
turnover digunakan untuk mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan
penjualan. Ukuran ini mengindikasikan efisiensi, dimana perusahaan menggunakan
semua aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Secara umum semakin tinggi rasio
Total Asset Turnover
berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Dengan kata lain asset yang sama dapat memperbesar volume
penjualan apabila total asset turnover ditingkatkan atau diperbesar.
|
31
2.4.2
Analisis Profitabilitas
Kemampuan suatu perusahaan di dalam menghasilkan laba bersih tergantung
dari bagaimana manajemen melakukan operasional perusahaan dengan cara yang efektif
dan efisien. Efektif berarti perusahaan melakukan operasionalnya sesuai dengan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sedangkan efisien berarti perusahaan dalam
melaksanakan operasionalnya, melakukan cara-cara yang tepat sehingga dapat menekan
biaya yang terjadi..
Warren,
Reeve dan Fess (2009,
704) mengatakan bahwa fokus analisis
profitabilitas adalah pada hubungan antara hasil operasional dan sumber daya yang
tersedia. Bernstein dan Wild (2008, 619) juga menyatakan bahwa analisis profitabilitas
melebihi pengukuran akuntansi seperti penjualan, biaya pokok, dan beban operasional
dan non-operasional, untuk menilai sumber daya, resolusi, pengukuran, dan hubungan
ekonomi.
|
![]() 32
a.
Rasio dalam Analisis Profitabilitas
Gambar 2.2. Rasio-Rasio dalam Analisis Profitabilitas
Sumber : Diadaptasi dari Stickney, Clyde P., Financial Reporting and Statement Analysis : A Strategic
Perspective, 3rd ed, (1996, lampiran).
b.
Return on Assets
Diterjemahkan secara umum, Return on Assets (RoA)
berarti suatu tingkat
pengembalian atas seluruh investasi pada aktiva perusahaan.
Menurut John J. Wild
(2010,
10) tingkat pengembalian aktiva mengukur
keberhasilan perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan pendapatan
(earning), tidak tergantung dari pembiayaan aktiva tersebut.
RETURN ON COMMON SHAREHOLDERS EQUITY
ACCOUNT RECEIVABLE TURNOVER
RETURN ON ASSETS
ASSET TURNOVER
PROFIT MARGIN
INVENTORY TURNOVER
FIXED ASSET TURNOVER
COMMON EARNINGS LEVERAGE
RASIO ANALISIS PROFITABILITAS
|
![]() 33
Besarnya tingkat RoA dapat diketahui sebagai berikut :
Assets
al
AverageTot
ings
terestEarn
MinorityIn
pense
InterestEx
tax)
NetIncome
RoA
1
(
Dari rumus di atas :
1.
Net Income berarti laba bersih perusahaan setelah dikurangi dengan besarnya
pajak penghasilan yang dikenakan atas laba perusahaan.
2.
Di dalam akuntansi laba bersih dihitung setelah pengurangan beban bunga
(interest expense) yang mana merupakan beban pembiayaan
(financing costs).
Untuk mencari tingkat RoA
berarti perusahaan harus menyesuaikan nilai laba
bersih setelah pajak dengan menambahkan biaya pembiayaan. Namun yang
dimasukkan haruslah beban bunga setelah pajak sehingga harus dikalikan dengan
tarif setelah pajak.
3.
Minority Interest Earnings berarti laba bersih perusahaan yang merupakan hak
pemegang saham minoritas (minority interest), dab biasanya di dalam
perusahaan konsolidasi biasanya laba minoritas ini dikurangkan. Untuk
mengetahui besarnya laba bersih operasional, laba minoritas ini harus
ditambahkan pada laba bersih setelah pajak
4.
Average Total Assets
menunjukkan rata-rata investasi perusahaan dalam
aktivanya, yang dicari dengan menjumlahkan nilai aktiva awal periode dengan
nilai aktiva akhir periode kemudian dibagi dua.
|
![]() 34
c.
Profit Margin
Profit Margin
(marjin laba) merupakan suatu indikasi atas kemampuan
perusahaan menghasilkan laba operasional (operating income)
pada nilai penjualan
tertentu.
Rumus mencari besarnya Profit Margin (PM) adalah :
Sales
ings
terestEarn
MinorityIn
pense
InterestEx
tax)
NetIncome
PM
1
(
d.
Asset Turnover
Asset Turnover merupakan suatu indikasi mengenai seberapa cepat dana yang
ditanamkan dalam aktiva perusahaan dapat dikonversikan dalam kas.
Rumus dari Asset Turnover (AT) adalah :
alAssets
AverageTot
Sales
AT
Dilihat dari rumus RoA, Profit Margin, dan Asset Turnover
dapat ditarik suatu
persamaan bahwa nilai RoA adalah sama dengan nilai Profit Margin dikalikan dengan
nilai Asset Turnover.
e.
Return on Common Shareholders Equity
Stickney (1996, 109) menyebukan bahwa :
The rate of return on common shareholders equity (RoCE) measures the return
to common shareholders after subtracting from revenues not only operating
expenses (for example, cost of goods sold, selling and administration expenses,
income taxes) but also the costs of financing debt and equity securities that are
senior to common
stock. The latter includes interest expense on debt and
dividends on preferred stock (if any).
|
![]() 35
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
sEquity
lder'
monShareho
AverageCom
nds
tockDivide
preferredS
NetIncome
RoCE
RoCE
sering disebut juga Return on Equity (RoE), adalah merupakan
suatu tingkat hasil yang diterima oleh pemegang saham biasa (common stock
shareholders).
RoCE dapat dicari juga dengan rumus :
CSL
CEL
RoA
RoCE
Hubungan antara RoA dengan RoCE adalah bahwa hasil pengembalian
atas aktiva akan dibagikan kepada kreditur, pemegang saham preferen, dan
pemegang saham biasa.
f.
Account Receivable Turnover
Analisis Account Receivable Turnover merupakan analisis secara spesifik
dari analisis Asset Turnover. Analisis ini akan memberikan indikasi seberapa
cepat nilai piutang dagang yang dimiliki perusahaan dapat dikonversikan
menjadi uang tunai.
Secara perhitungan matematika rumus Account Receivable Turnover
(ART) :
AverageAR
Account
NetSalesOn
ART
|
![]() 36
g.
Inventory Turnover
Analisis ini juga merupakan perluasan dari analisis Asset Turnover, yang
memberikan indikasi seberapa cepat persediaan perusahaan dapat dijual.
Secara perhitungan matematika dirumuskan sebagai berikut :
entories
AverageInv
sSold
CostOfGood
urnover
InventoryT
h.
Fixed Asset Turnover
Rasio ini mengukur relasi antara nilai penjualan dan nilai investasi di dalam
property, plant, and equipment. Analis harus memperhatikan perubahan dalam rasio ini
secara seksama karena perusahaan biasanya berinvestasi dalam aktiva tetap untuk
menghasilkan nilai penjualan yang lebih tinggi di periode yang akan datang.
Rumus dari rasio ini :
edAssets
AverageFix
Sales
sTurnover
FixedAsset
i.
Common Earnings Leverage (CEL)
The Common Earnings Leverage (CEL) Ratio
merupakan suatu indikasi atas
proporsi dari laba operasional yang dialokasikan kepada pemegang saham biasa.
Perumusannya adalah :
ings
terestEarn
MinorityIn
pense
InterestEx
t)
NetIncome
ividends
preferredD
NetIncome
CEL
1
(
|
![]() 37
2.5
Likuiditas
2.5.1
Definisi Likuiditas
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010: 668), rasio likuiditas adalah :
Liquidity ratios measure the short term ability of the company to pay its
maturing obligations and to meet unexpected needs for cash.
2.5.2
Analisis Likuiditas
Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2010:668) ada 4 jenis rasio
likuiditas antara lain:
Current ratio is a widely used measure for evaluating a companys
liquidity and short-term debt-paying ability.
s
liabilitie
current
assets
current
Ratio
Current
Acid-test ration is a measure of a companys immediate short-
term liquidity.
s
liabilitie
current
R
A
investment
cash
Ratio
test
acid
/
Number of days it takes to collect accounts receivable
)
360
/
(
/
Sales
R
A
average
period
Collection
number of days an average inventory item takes to sell
.
)
360
/
(COGS
inventory
average
inventory
sell
to
Days
|