20
tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup bukti untuk mendukung tujuan
audit tersebut.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temua
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja
audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Rekomendasi harus disajikan
dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit operasional, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan)
sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan.
2.2.5 Jenis- Jenis Audit Operasional
Menurut Tunggal (2008:28), jenis-jenis audit operasional terdiri dari:
1.
Fungsional
Seperti yang tersirat dari namanya, audit operasional berkaitan dengan sebuah
fungsi atau lebih dalam suatu organisasi, misalnya fungsi pemasaran, fungsi
|