9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Laporan Keuangan
1.
Menurut PSAK 1 (IAI, 2002 : par 47)
Laporan keuangan adalah Laporan yang menggambarkan dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
2.
Menurut PSAK 1 no:1 (revisi 2009)
Laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
3.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan
Keuangan (2006:105)
Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu.
4.
Menurut Sutrisno dalam bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan
(Teori, Konsep, dan aplikasi)
Laporan keuangan merupakan
hasil akhir dari prosisi akuntans yang
meliputi dua laporan utama yakni, Neraca dan Laporan Laba Rugi.
2.1.1
Tujuan laporan keuangan
Berdasarkan PSAK 1 revisi tahun 2009, Tujuan dari pembuatan
laporan keuangan berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan sebagai berikut :
|
10
1.
Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
2.
Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun
demikian,laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang
mungkindibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena
secara umummenggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu,
dan tidakdiwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3.
Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship),
ataupertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakankepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan ataupertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar
mereka dapat membuatkeputusan ekonomi; keputusan ini mungkin
mencakup, misalnya, keputusanuntuk menahan atau menjual investasi
mereka dalam perusahaan atau keputusanuntuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
2.1.2
Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. Laporan arus kas selama periode;
e.
Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
pentingdan informasi penjelasan lainnya; dan
|
11
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketikaentitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
ataumembuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitasmereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.1.3
Jenis Laporan Keuangan
Mengacu pada pendapat Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011:21)
setiapperusahaan mempersiapkan empat laporan keuangan yang digunakan
untukmencatat data keuangan perusahaan, yaitu:
1.
Laporan laba rugi (income statement), menyajikan pendapatan dan beban
serta hasil dari keuntungan bersih ataupun kerugian bersih dari
suatuperusahaan pada waktu tertentu.
2. Laporan perubahan ekuitas (retained earnings statement),
menyajikanperubahan ekuitas pada waktu tertentu.
3. Laporan posisi keuangan (statement of financial position),
menyajikanlaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan
pada waktutertentu.
4. Laporan arus kas (statement of cash flows), menyajikan informasi
yangtertuju pada kas masuk (penerimaan) dan kas keluar (pengeluaran)
padawaktu tertentu.
2.2
Pengertian PSAK
PSAK merupakan kepanjangan dari Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
diperbaharui secara terus menerus sejak tahun 1994. Pembaharuan terhadap
|
12
PSAK ini diharapkan agar perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan
yang lebihmemenuhi standar-standar akuntansi.
PSAK menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuanganbertujuan umum (general purpose financial statements) yang
selanjutnya disebutlaporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan
laporan keuanganperiode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
entitas lain. Pernyataanini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan
keuangan, struktur laporankeuangan, dan persyaratan minimum isi laporan
keuangan yang dapat dipercaya,dapat diandalkan, relevan dan dapat
diperbandingkan.
2.3
Aset Tak Berwujud
Menurut PSAK No. 19 revisi 2010 aset tak berwujud adalah aset
nonmoneteryang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik.Ditambahkan Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011:406) menyatakan
bahwaIntangible asset are rights, privileges, and competitive advantages
that resultfrom the ownership of long-lived assets that do not possess
physical substances.
Berdasarkan definisi tersebut, tiga elemen harus disesuaikan sebelum
sebuahitem bisa didefinisikan sebagai aset tak berwujud yaitu:
1.
Dapat diidentifikasi
Aset tak berwujud harus bisa
diidentifikasi untuk memisahkannya
darigoodwill. Sebuah aset dapat diidentifikasi sesuai dengan kriteria aset
takberwujud ketika aset tersebut dapat dipisahkan atau dibedakan dari
entitasdan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau
|
13
ditukarkan,baik
secaraindividual atau bersama dengan kontrak terkait,
aset teridentifikasi, atauliabilitas teridentifikasi, terlepas apakah entitas
bermaksud untuk melakukanhal tersebut atau timbul dari hak kontraktual
atau hak legal lain, terlepasapakah hak tersebut dapat dialihkan atau
dipisahkan dari entitas atau dari hakdan kewajiban lain.
2.
Pengawasan
Suatu entitas bisa mengendalikan aset tak berwujud ketika mengacu
kepada kekuatan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang
mengalirdari sumber daya yang mendasari
dan kekuatan untuk
membatasi akseskepada pihak lain atas manfaat tersebut.
3.
Manfaat Ekonomi di Masa Depan
Manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset tak berwujud
sepertipendapatan yang didapat dari penjualan produk atau jasa, atau
manfaatlainnya yang dihasilkan dari penggunaan aset tak berwujud oleh
entitas untukmenunjukkan manfaat ekonominya di masa depan.
2.3.1
Ruang Lingkup PSAK 19
1.
Goodwill
Beams, et al (2009:28) mendefinisikan goodwill sebagai the excess
of the investment cost over the fair value of assets received. Mengestimasi
goodwill membutuhkan spekulasi, sehingga jumlah yang dapat dikapitalisasi
sebagai goodwill adalah porsi yang tersisa dari harga beli setelah seluruh aset
dan liabilitas baik yang tangible maupun yang intangible telah dinilai.
|
14
2.
Research and Development
Merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan
baru. Dapat berupa pencarian, evaluasi dan seleksi final untuk penerapan atas
penemuan riset atau pengetahuan lain. Pencarian atas alternatif bahan baku,
peralatan, produk, proses, sistem atau jasa; dan perumusan, desain, evaluasi,
dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan,
produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau ditingkatkan.
3.
Aset Tidak Berwujud
Berdasarkan pendapat Kieso, Weygandt dan Warfield (2011:623)
terdapat enam kelompok jenis dari aset tak berwujud yaitu:
1. Aset tak berwujud yang terkait dengan pemasaran (Marketing-related
intangible assets)
Aset tak berwujud yang terkait dengan pemasaran digunakan dalam
pemasaran atau promosi produk atau jasa. Contohnya yaitu merek dagang
atau nama dagang, susunan dewan direksi di surat kabar, nama domain
Internet, dan nama perjanjian nonpersaingan.
Bentuk yang paling umum atas aset tak berwujud yang berkaitan
dengan pemasaran adalah merek dagang (trademark) atau nama dagang
(trade name) merupakan suatu kata, frasa, atau simbol yang membedakan
atau mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk tertentu.
2.
Aset tak berwujud yang terkait dengan pelanggan (Customer-related
intangible assets)
Aset tak berwujud yang terkait dengan pelanggan dalam bentuk
interaksi dengan pihak luar. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan
|
15
pesanan atau catatan produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang
terikat kontrak maupun yang tidak.
3.
Aset tak berwujud yang berhubungan dengan seni (Artistic-related
intangible assets)
Aset tak berwujud yang terkait dengan seni termasuk hak kepemilikan
naskah drama, karya sastra, karya musik, gambar-gambar, foto, dan materi
video dan audiovisual. Hak cipta melindungi hak kepemilikan ini.
Hak cipta (copyrights) merupakan hak yang diberikan pemerintah
kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas
kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta diberikan selama umur penciptanya
ditambah 70 tahun dan memberikan kepada pemilik, atau pewarisnya, hak
eksklusif untuk memproduksi ulang dan menjual suatu pekerjaan artistik
atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak dapatdiperbaharui. Biaya untuk
memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat dikapitalisasi,
tetapi biaya penelitian dan pengembangan yang terlibat harus dibebankan
pada saat terjadinya.
4.
Aset tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak (Contract-related
intangible assets)
Aset tak berwujud yang berhubungan dengan kontrak merupakan nilai
dari hak yang muncul dari perjanjian kontrak. Contoh dari waralaba
(franchise) yaitu perjanjian lisensi, ijin bangunan, hak siaran, dan kontrak
jasa, atau pasokan. Bentuk umum dari aset tak berwujud yang
berhubungan dengan kontrak adalah waralaba (franchise). Franchisor,
yang telah mengembangkan suatu konsep atau produk yang unik
melindungi konsep atau produknya dengan paten, hak cipta, merek
|
![]() 16
dagang, atau nama dagang. Franchisee
memperoleh hak untuk
memanfaatkan ide-ide atau produk franchisor dengan menandatangani
perjanjian waralaba.
5.
Aset tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi
(Technologyrelatedintangible assets)
Aset tak berwujud yang berhubungan dengan teknologi
berkaitandengan inovasi atau kemajuan teknologi. Contoh dari teknologi
yangdipatenkan dan rahasia dagang diberikan oleh pemerintah ataupun
bagiandari pemerintah.Paten (patent) memberikan kepada pemegangnya
hak eksklusif untukmenggunakan, membuat, dan menjual suatu produk
atau proses selamaperiode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran
dari pihak lain.
2.3.2
Pengakuan dan Pengukuran
Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu
menunjukkan bahwa
pos tersebut harus memenuhi krItiria tertentu.
Persyaratan ini diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
atau mengembangkan secara internal aset tidak berwujud dan biaya yang
terjadi kemudian untuk menambahkan, mengganti sebagian, atau
memperbaiki aset tersebut. Kriteria yang harus dipenuhi :
(a)
Definisi aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter
yang dapat diidentifikasi
tanpa wujud fisik. Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas
dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik
|
![]() 17
secara tersendiri atau
bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau
liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk
melakukan hal tersebut; atau
timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak
tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak
dan kewajiban-kewajiban lainnya.
(b) Kriteria pengakuan
Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari aset tersebut; dan
biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan,
entitas menggunakan asumsi rasional dan dapat dipertanggungjawabkan yang
merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku
sepanjang masa manfaat aset tersebut.
2.3.2.1
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis, jika aset
tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis,
maka biaya dari aset tidak
berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akusisinya.
Proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan dari pihak
diakuisisi memenuhi kriteria aset takberwujud jika:
memenuhi definisi aset; dan
teridentifikasi, misalnya dapat dipisahkan atau timbul dari kontrak atau hak
legal lainnya.
|
18
2.3.2.1.1
Pengukuran Nilai Wajar Aset Tidak Berwujud yang Berasal dari
Kombinasi Bisnis
Aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis mungkin
dapat dipisahkan, namun harus dipisahkan bersama dengan aset berwujud
atau tidak berwujud lainnya. Misalnya, judul publisitas sebuah majalah
mungkin tidak dapat dijual secara terpisah dari database
pelanggan majalah
tersebut, atau merek dagang dari suatu air mineral pegunungan mungkin
berhubungan dengan suatu mata air tertentu dan tidak dapat dijual terpisah
dari mata airnya. Dalam kasus yang demikian, pihak pengakusisimengakui
sekelompok aset sebagai aset tunggal yang terpisah dari goodwill jika nilai
wajar dari setiap aset di dalam kelompok tersebut tidak dapat diukur secara
andal.
Kuotasi harga pasar di pasar aktif memberikan estimasi nilai wajar
yang paling andal untuk sebuah aset tidak berwujud. Harga pasar yang tepat
biasanya adalah harga penawaran saat ini. Jika harga penawaran saat ini tidak
tersedia, maka harga terkini dari transaksi serupa dapat menjadi dasar untuk
mengestimasi nilai wajar aset, sepanjang
tidak terdapat perubahan keadaan
ekonomi yang signifikan antara tanggal transaksi dan tanggal dimana nilai
wajar aset diestimasi.
Jika tidak terdapat pasar aktif untuk aset tidak berwujud, nilai wajar
dari aset tersebut adalah jumlah yang entitas bersedia bayar untuk
mendapatkan aset tersebut, pada tanggal akuisisi, dalam suatu transaksi wajar
antara pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan, (berdasarkan
tersedianya informasi terbaik).
Dalam menentukan nilai tersebut, entitas
mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset sejenis.
|
![]() 19
2.3.2.1.2
Pengeluaran Lebih Lanjut yang Muncul dari Kegiatan Penelitian
dan Pengembangan
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang :
Terkait
dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan
pada perolehan secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui
sebagai aset tak berwujud; dan
Terjadi setelah akuisisi proyek tersebut harus di bukukan.
Dalam menerapkan persyaratan atas tahap riset dan pengembangan
maka pengeluaran berikutnya atas proyek penelitian dan pengembangan yang
sedang berjalan, (baik proyek tersebut diperoleh terpisah atau dari kombinasi
bisnis dan proyek tersebut diakui sebagai aset tidak berwujud):
Diakui sebagai beban saat terjadinya jika merupakan pengeluaran penelitian
Diakui sebagai beban saat terjadinya jika merupakan pengeluaran
pengembangan yang tidak memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aset tidak
berwujud.
Ditambahkan kepada jumlah tercatat dari proyek penelitian dari
pengembangan dalam proses jika biaya pengembangan tersebut memenuhi
kriteria pengakuan.
2.3.2.2
Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal
Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai
aset karena goodwill tersebut bukan
merupakan suatu sumber daya
teridentifikasi (tidak dapat dipisahkan dan tidak timbul dari kontrak atau hak
legal) yang dikendalikan oleh entitas dan bisa diukur secara andal menurut
biaya perolehannya.
|
20
Selisih antara nilai pasar entitas dan jumlah tercatat aset bersih
teridentifikasi dapat mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi
nilaientitas tersebut. Namun, selisih tersebut tidak bisa dianggap sebagai
biaya perolehan aset tidak berwujud yang dikendalikan oleh entitas.
Pada PSAK 22 Goodwill yang Diakui Sebelumnyaentitas menerapkan
pernyataan ini secara prospektifuntuk goodwill yang diperoleh dari
kombinasi bisnis yangtanggal akuisisinya sebelum 1 Januari 2011. Oleh
karena itu,entitas:
(a) menghentikan amortisasi goodwill sejak awal periodetahun buku yang
dimulai pada atau setelah 1 Januari2011;
(b) mengeliminasi jumlah tercatat yang terkait denganakumulasi
amortisasi sehubungan penurunan goodwillpada awal periode tahun
buku yang dimulai pada atausetelah tanggal 1 Januari 2011; dan
(c) melakukan uji penurunan nilai atas goodwill sesuaidengan PSAK 48
(revisi 2009): Penurunan Nilai Asetsejak awal periode tahun buku
yang dimulai pada atausetelah 1 Januari 2011.
Sedangkan untuk goodwill negatif yang Diakui Sebelumnya
Pada awal periode tahun buku yang dimulai pada atausetelah 1
Januari 2011 yang berasal dari kombinasi bisnis yangtanggal akuisisinya
sebelum 1 Januari 2011, jumlah tercatatgoodwill negatif dihentikan
pengakuannya dengan melakukanpenyesuaian terhadap saldo laba awal
periode tahun buku yangdimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
|
![]() 21
2.3.2.3
Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal
Dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan
secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses
dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi dua tahap:
2.3.2.3.1
Tahap Riset
Entitas tidak mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset
(atau dari tahapan riset pada proyek internal). Pengeluaran untuk
penelitian
(atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai
beban pada saat terjadinya. Pada tahap riset sebuah proyek internal,
entitas tidak dapat menunjukkan
bahwa aset tidak berwujud yang ada
akan memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan.
Dengan demikian, pengeluaran untuk riset selalu diakui sebagai
beban
pada saat terjadinya.
2.3.2.3.2
Tahap Pengembangan
Suatu aset tidak berwujud yang timbul dari pengembangan
(atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek internal) diakui
jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
Kelayakan teknis penyelesaian aset tidak berwujud tersebut
sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual;
maksud
untuk menyelesaikan aset tidak berwujud tersebut dan
menggunakannya atau menjualnya;
kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tidak
berwujud tersebut;
|
![]() 22
bagaimana aset tidak berwujud akan menghasilkan kemungkinan
besar manfaat ekonomi
masa depan. Antara lain entitas harus
mampu menunjukkan adanya pasar bagi keluaran aset tidak
berwujud atau pasar atas aset tidak berwujud itu sendiri, atau, jika
aset tidak berwujud itu akan digunakan secara internal, entitas
mampu menunjukkan kegunaan aset tidak berwujud tersebut;
tersedianya sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya
lainnya untuk menyelesaikan pengembangan aset tidak berwujud
dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut; dan
kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang
terkait dengan aset tidak bewujud selama pengembangannya.
Contohcontoh kegiatan pengembangan adalah:
desain, konstruksi, serta pengujian purwarupa dan model sebelum
produksi atau sebelum digunakan;
desain, peralatan,jig , cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan
teknologi baru;
desain, konstruksi, dan operasi, pabrik percontohan, yang
skalanya tidak ekonomi, untuk produksi komersial; dan
desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan,
produk, proses, sistem, atau jasa, yang baru atau yang diperbaiki.
Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan
dan hal yang secara
substansi
serupa yang dihasilkan secara internal
tidak diakui sebagai aset tidak berwujud.
Pengeluaran dalam rangka
menghasilkan merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar
|
![]() 23
pelanggan dan hal
secara
substansi sama yang dihasilkan secara
internal tidak dapat dibedakan dengan biaya untuk mengembangkan
usaha secara keseluruhan. Oleh karena itu, halhal tersebut tidak
diakui sebagai aset tidak berwujud.
2.3.3
Pengakuan Beban
Pengeluaran atas aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban pada
saat terjadinya, kecuali:
Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud
yang memenuhi kriteria pengakuan
Sesuatu yang takberwujud tersebut diperoleh melalui suatu kombinasI bisnis
dan tidak dapat diakui sebagai aset takberwujud. Jika
demikian halnya,
makapengeluaran tersebut merupakan bagian dari goodwill
pada tanggal
akuisisi.
untuk kegiatan penelitian selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya,
Contoh lain dari pengeluaran yang diakui sebagai beban saat
terjadinya adalah:
Pengeluaran untuk kegiatan perintisan (biaya perintisan), kecuali apabila
pengeluaran ini termasuk dalam biaya perolehan pos aset tetap. Biaya
perintisan dapat mencakup biaya pendirian, seperti biaya hukum dan biaya
kesekretariatan / administratif yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan
badan hukum, pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau fasilitas baru
(biaya pra-pembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau
meluncurkan produk atau proses baru (biaya pra-operasional)
|
![]() 24
pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
pengeluaran untuk kegiatan iklan dan promosi;
pengeluaran dalam rangka relokasi dan reorganisasi sebagian atau seluruh
entitas.
Beban masa lalu tidak diakui sebagai. Pengeluaran
atas unsur aset
tidak berwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh
diakui sebagai bagian dari biaya (harga perolehan) aset tidak berwujud
dikemudian hari.
2.3.4
Pengukuran Setelah Pengakuan
Semua aset dalam kelompok tersebut harus dicatat dengan menggunakan
model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
2.3.4.1
Model Biaya dan Model Revaluasi
Setelah pengakuan awal
dengan model biaya,
aset tak berwujud
berwujud dicatat pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Setelah pengakuan awal dengan model revaluasi, aset takberwujud
dicatat pada jumlah
revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi amortisasi dn akumulasi rugi penurunan nilai setelah
tanggal revaluasi. Untuk tujuan revaluasi berdasarkan Pernyataan ini, nilai
wajar ditentukan dengan menggunakan referensi dari pasar aktif. Revaluasi
harus dilakukan secara reguler sehingga
pada tiap akhir periode pelaporan
sehingga
pada tiap akhir periode pelaporan
jumlah tercatat aset tidak
berwujud tersebut memiliki perbedaan yang material dengan nilai wajarnya.
Model revaluasi tidak memperbolehkan:
|
![]() 25
revaluasi aset tidak berwujud yang sebelumnya belum pernah diakui sebagai
aset; atau
Pengakuan awal aset tidak berwujud pada jumlah (tertentu) selain dari
biayanya.
Frekuensi revaluasi tergantung dari volatilitas nilai wajar aset tidak
berwujud yang direvaluasi. Jika nilai wajar aset yang direvaluasi berbeda
secara material dari jumlah tercatatnya, maka dibutuhkan adanya revaluasi
lebih lanjut. Beberapa aset tidak berwujud mungkin mengalami perubahan
nilai wajar yang signifikan, untuk itu dibutuhkan revaluasi tahunan.
Revaluasi tahunan tersebut tidak perlu dilakukan untuk aset tidak berwujud
yang perubahan nilai wajarnya tidak signifikan.
Jika suatu aset tidak berwujud dalam sekelompok aset yang
direvaluasi tidak dapat direvaluasi karena tidak terdapat pasar aktif untuk aset
tersebut, maka harus dicatat pada harga perolehannya dikurangi akumulasi
amortilisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Jika nilai wajar dari aset tidak berwujud yang direvaluasi tidak lagi
dapat ditentukan dengan referensi pasar aktif, jumlah tercatat aset haruslah
adalah jumlah
revaluasian
pada tanggal terakhir kali revaluasi dilakukan
dengan referensi (nilai) pasar aktif dikurangi akumulasi biaya penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.Jika nilai wajar aset dapat ditentukan dengan
referensi pasar aktif pada tanggal setelah tanggal pengukuran, model
revaluasi diterapkan mulai tanggal tersebut.
Jika jumlah tercatat aset tidak berwujud meningkat akibat revaluasi,
maka kenaikan
tersebut
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan
terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kaenaikan
|
26
tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah
penurunan nilai aset yang sama akibat revaluasi yang pernah diakui
sebelumnya dalam laporan rugi laba.
Jika jumlah tercatat aset tidak berwujud turun akibat revaluasi,maka
penurunan tersebut diakui dalam laporan rugi laba. Namun, penurunan
tersebut harus diakui pada pendapatan komprehensif lain sepanjang tidak
melebihi saldo surplus revaluasi
atas aset tersebut. Penurunan
nilai yang
diakui dalam
pendapatan komprehensif lain tersebut mengurangi jumlah
akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi.
2.3.5
Umur Manfaat
Entitas menilai apakah masa manfaat aset tidak berwujud terbatas
atau tak terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau
jumlah unit serupa yang dihasilkan
selama masa manfaat.
Aset tidak
berwujud dianggap oleh entitas memiliki umur
manfaat tak terbatas jika,
berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat
pada saat ini atas periode yang mana aset diperkirakan menghasilkan arus kas
neto untuk entitas.
Faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat aset
tidak berwujud, termasuk:
(a) harapan manfaat aset bagi entitas dan apakah aset dapat dikelola secara
efisien oleh tim manajemen lain;
(b) daur hidup tipikal dari aset dan informasi umum mengenai estimasi umur
manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa;
(c) keusangan teknis, teknologi, komersial atau jenis lain dari keusangan;
|
27
(d) stabilitas industri dimana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar
atas produk atau jasa yang dihasilkan aset;
(e)
perkiraan atas tindakan kompetitor atau kompetitor potensial;
(f)
tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat
ekonomis masa depan dari aset dan kemampuan entitas serta niat entitas
untuk mencapai tingkat tersebut;
(g) periode pengendalian aset dan
batasan
hukum atau batasan serupa dalam
pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang berhubungan; dan
(h) apakah umur manfaat aset bergantung pada umur manfaat aset lain entitas.
2.3.6
Aset Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat Terbatas
2.3.6.1
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Jumlah tersusutkan aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas
dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Amortisasi
dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada
lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi
sesuai dengan cara yang
dimaksudkan oleh manajemen. Amortisasidihentikan pada tanggal yang lebih
awal antara ketika aset dikelompokan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual
(atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang digolongkan dalam aset
yang dimiliki untuk dijual). Metode amortisasi yang digunakan harus
menggambarkan pola konsumsi entitas atas manfaat ekonomis masa depan.
Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara andal, digunakan metode
garis lurus. Amortisasi yang dibebankan setiap periode diakui dalam laporan
laba rugi kecuali ada pernyataan yang
mengijinkan atau mensyaratkan
amortisasi tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat aset lain.
|
28
Berbagai metode amortisasi untuk mengalokasikan jumlah
penyusutan suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya.
Metode-metode tersebut meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun
dan metode unit produksi. Metode yang digunakan dipilih berdasarkan pola
konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dan diterapkan
secara konsisten dari periode ke periode lainnya.
2.3.6.2
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Periode amortisasi dan metode amortisasi
aset takberwujud dengan
umur manfaat terbatas ditelaah setidaknya setiap akhir tahun buku.
Jika
perkiraan masa manfaat aset berbeda secara signifikan dengan estimasi
sebelumnya, maka periode amortisas disesuaikan
2.3.7
Aset Tidak Berwujud Ddengan Masa Manfaat Tak Terbatas
Penelaahan penilaianumur
manfaat suatu aset tidak berwujud yang
tidak diamortisasi ditelaah setiap periode untuk menentukan apakah peristiwa
dan kondisi dapat terus mendukung
atau penelitian bahwa umur
manfaat
tetap tak terbatas. Jika tidak, maka perubahan umur
manfaat yang muncul
dari
tak terbatas menjadi terbatas diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
2.3.8
Pengungkapan
2.3.8.1
Umum
Suatu entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelompok aset
takberwujud, yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lain:
(a)
umur manfaat tidak
terbatas atau terbatas
dan, jika umur
manfaat terbatas,
umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan.
|
29
(b)
metode amortisasi yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan umur
manfaat terbatas;
(c)
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan
akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
(d)
pos
dalam laporan laba rugi
komprehensif yang mana amortisasi aset tidak
berwujud termasuk (didalamnya);
(e)
pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan:
i.
penambahan, secara terpisah mengindikasikan aset tidak berwujud
dari pengembangan internal, yang diperoleh secara terpisah, dan yang
diperoleh melalui kombinasi bisnis;
ii.
Aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau
termasuk dalam kelompok aset lepasan dan dikelompokan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan ketentuan Aset Tidak Lancar yang
Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan penghapusan
lainnya;
iii.
peningkatan atau penurunan selama periode tersebut yang berasal dari
revaluasi sesuai dan dari pengakuan kerugian penurunan nilai atau
pembalikan dalam penapatan komprehensif lainnya yang sesuai
dengan): Penurunan Nilai Aset (jika ada);
iv.
kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan rugi laba selama
periode sesuai dengan: Penurunan Nilai Aset (jika ada);
v.
kerugian penurunan nilai yang dibalik dalam laporan rugi laba selama
periode sesuai dengan : Penurunan Nilai Aset (jika ada);
vi.
setiap amortisasi yang diakui selama periode;
|
30
vii. selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran
laporan keuangan ke
mata uang penyajian , dan penjabaran
operasi luar negeri ke
mata
uang penyajian yang digunakan entitas; dan
viii. perubahaan lainnya pada jumlah tercatat aset selama periode..
Entitas juga mengungkapkan:
(a) Untuk aset tidak berwujud yang dinilai dengan masa manfaat tak terbatas,
jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung penilaian masa manfaat ta
kterbatas tersebut. Dalam memberikan alasan, entitas harus menjelaskan
faktor signifikan dalam menentukan aset tersebut memiliki masa manfaat tak
terbatas.
(b) deskripsi, mengenai jumlah tercatat dan sisa periode amortisasi dari tiaptiap
aset tidak berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas.
(c)
untuk aset tidak berwujud yang dimiliki dengan jaminan (hibah) pemerintah
dan awalnya diakui pada nilai wajar
i.
nilai wajar pada pengakuan awal atas asetaset tersebut;
ii.
jumlah tercatatnya ; dan
iii.
apakah aset tersebut diukur setelah pengakuan dengan model biaya
atau model revaluasi.
(d) eksistensi dan jumlah tercatat dari aset tidak berwujud yang kepemilikannya
dibatasi dan jumlah tercatat aset yang menjadi jaminan atas liabilitas.
(e) nilai kontrak untuk akuisisi aset tidak berwujud.
2.3.8.2
Pengeluaran Riset (Penelitan) dan Pengembangan
Entitas harus mengungkapkan nilai keseluruhan (agregat) dari biaya
penelitian dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama
periode.Pengeluaran riset dan pengembangan terdiri atas seluruh pengeluaran
yang secara langsung dapat diatribusikan ke penelitian dan pengembangan.
|