9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Pasar Modal
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1), Pasar modal merupakan tempat
diperjual belikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang,
ekuitas (saham), instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar
modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya.
Dan menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:5), efek yang
diterbitkan dan diperdagangkan dalam pasar modal Indonesia adalah : saham (stock),
saham preferen (preferred stock), obligasi (bond), obligasi konversi (convertible
bond), right, warrant, reksadana, kontrak berjangka, kontrak opsi saham (single
stock option), surat utang negara (SUN), dan instrumen syariah (obligasi syariah,
reksadana syariah)
Menurut Preethi dan Santhi (2012:1), Pasar modal adalah pasar umum untuk
perdagangan saham perusahaan dan derivatif dengan harga saham yang disetujui. Ini
disebut efek, tercatat di bursa saham serta investor swasta diperdagangkan. Hal ini
tergantung pada permintaan dan pasokan harga yang bervariasi..
Menurut
Susanto dan Subardi (2010:1), Pasar modal adalah pasar bagi
instrumen finansial misalnya obligasi dan saham jangka panjang (lebih dari satu
tahun jatuh temponya). Terdapat dua macam pasar modal yaitu, pasar modal perdana
(primary market) dan pasar sekunder (secondary market).
Menurut Hariyani dan Serfianto (2010:1),
Pasar
modal (capital market)
merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu
|
10
negara. Salah satu ciri-ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah
adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang baik.
2.1.1
Manfaat Keberadaan Pasar Modal
Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:2), beberapa manfaat dari
keberdaaan pasar modal adalah sebagai berikut :
1.
Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.
2.
Memberikan wahana investasi bagi investor
sekaligus memungkinkan
upaya diversifikasi.
3.
Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi
negara.
4.
Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
5.
Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan
mempunyai prospek.
6.
Menjadi alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan
dengan risiko yang bisa di perhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas,
dan diversifikasi investasi.
7.
Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses
kontrol sosial.
8.
Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan dan
pemanfaatan manajemen profesional.
2.2
Pengertian Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5), Saham (stock) dapat di
definisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.
Menurut Situmorang, Mahardika, Listiyarini (2010:1),
Saham adalah surat
berharga (efek) yang berbentuk sertifikat guna menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan.
Semakin banyak saham yang dimiliki seseorang dalam suatu
perusahaan, berarti jumlah uang yang diberikan keperusahaan itu juga semakin besar,
demikian juga penguasaan orang tersebut dalam perusahaan itu semakin tinggi.
|
11
2.2.1
Jenis-Jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:6), ada beberapa sudut untuk
membedakan saham, yaitu :
1.
Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham
terbagi atas 2 yaitu
saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferred stock). Saham biasa merupakan saham yang penempatan
pemiliknya terhadap pembagian dividen dan hak atas kekayaan
perusahaan bisa dilikuidasi. Saham preferen merupakan saham yang dapat
menghasilkan pendapatan tetap tetapi bisa juga tidak mendatangkan hasil
seperti keinginan investor.
2.
Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas
2 macam
saham yaitu
saham atas unjuk (bearer stocks) dan saham atas nama
(registered stocks). Saham atas unjuk (bearer stocks), merupakan saham
yang tidak ditulis nama sehingga mudah dipindah tangankan dari satu
investor ke investor lainnya. Saham atas nama (registered stocks),
merupakan saham yang nama pemiliknya ditulis jelas dan peralihannya
harus melalui prosedur tertentu.
3.
Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat di kategorikan atas
5 jenis yaitu saham unggulan (blue-chips stocks), merupakan saham dari
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi atau sebagai leader di industri
yang sejenis dan konsisten dalam pembayaran dividen. Saham pendapatan
(income stocks), saham dari emiten yang mampu untuk membayar dividen
lebih dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
Saham pertumbuhan (growth stocks
well-known), saham
dari emiten
yang pertumbuhan pendapatan yang tinggi dan sebagai leader di industri
|
12
sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Ada juga saham dari emiten yang
tidak sebagai leader
dalam industri namun memiliki ciri growth stock
yaitu saham pertumbuhan (growth stocks
lesser-known). Saham
spekulatif (speculative stocks), yaitu saham perusahaan yang tidak bisa
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang,
meskipun belum pasti.
Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu
saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum
biasanya emiten ini bergerak dalam produk
yang salalu di butuhkan oleh masyarakat sehari-hari.
2.2.2
Keuntungan Membeli Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:9), ada dua keuntungan yang
diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :
dividen, dividen
merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
oleh
perusahaan penerbit saham
tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan dividen yang di bagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai atau pula berupa dividen saham. Capital gain,
capital gain merupakan
keuntungan yang di dapatkan dari
selisih antara harga beli
dan harga jual
saham. Kemudian ada juga saham bonus (jika ada), saham bonus
merupakan
saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang
diambil dari agio saham. Agio saham sendiri merupakan
selisih antara harga jual
terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran
umum di pasar perdana.
|
13
2.2.3 Risiko Investasi Pada Saham
Menurut Charlie (2010:50), kerugian investasi saham adalah membeli saham
terlalu tinggi, menjual terlalu rendah, harga saham merosot, perusahaan emiten
merugi, dampak inflasi, dan bursa global anjlok.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2011:10), saham dikenal dengan
karakteristik imbal hasil tinggi, risiko tinggi (high risk, high return). Artinya,
saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi
namun
juga berpotensi risiko tinggi. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2010:10)
risiko investor yang memiliki saham, diantaranya :
tidak mendapat dividen
dikarenakan perusahaan mengalami kerugian, lalu ada juga capital loss
yang
dikarenakan investor menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga
belinya.
Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang
makin besar akibat penurunan harga, maka seorang investor reloa menjual saham
dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan penghentian kerugian (cut loss).
Disamping risiko tersebut, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya yaitu :
1.
Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika perusahaan bangkrut, maka akan berdampak secara langsung kepada
saham perusahaan tersebut. Sesuai peraturan pencatatan saham di Bursa Efek,
jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di-delist. Dalam kondisi
dilikuidasi, pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding
kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan
dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang
|
14
obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru
dibagikan kepada pemegang
saham.
2.
Saham dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan
dikeluarkan dari pencatatan bursa efek alias di-delist. Suatu saham
perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja buruk. Saham yang
telah di-delist
tentu tidak lagi diperdagangkan dibursa. Meskipun saham
tersebut tetap dapat diperdagangkan di luar bursa, tidak terdapat patokan
harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga
sebelumnya.
3.
Saham Dihentikan Sementara (Suspensi)
Jika suatu saham di suspensi alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas
Bursa Efek. Dengan demikian investor tidak dapat menjual sahamnya hingga
suspensi dicabut. Suspensi biasanya berlangsung dalam waktu singkat,
misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, tetapi dapat pula
berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.
2.3
Analisis Saham
Dalam memprediksi harga suatu saham terdapat dua cara/teknik untuk
menganalisis saham yang biasa dipakai oleh investor/manajer investasi. Dua teknik
analisis tersebut adalah analisis fundamental (fundamental analysis) dan analisis
teknikal (technical analysis).
1.
Analisis Fundamental (Fundamental Analysis)
Menurut Sawidji, Lie Ricky, dan Joni (2012:79) menyatakan Analisis
fundamental adalah analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi
ekonimo, politik, dan keamanan secara global dan juga tiap-tiap negara di
|
15
dunia, terutama negara-negara pemilik mata uang kuat, seperti Amerika
Serikat, Kanada,
Inggris, Swiss, Jepang, China, Singapura, Australia, dan
New Zealand.
Menurut Wira (2011:3), Analisis fundamental memperhitungkan
berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis
industri, analisis ekonomi dan pasar makro-mikro.
2.
Analisis Teknikal (Technical Analysis)
Menurut Susanto
dan Sabardi (2010:29), Analisis teknikal adalah
suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan
kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara mempelajari grafik
harga saham, volume perdagangan indeks harga saham gabungan.
Sedangkan menurut Veter (2010:145), Analisis Teknikal adalah analisis
yang tanpa harus melhat laporan keuangan perusahaan, tetapi cukup melihat
tampilan grafik harga pada layar.
Dan bila menurut Peter (2011:180),
Analisis Teknikal adalah pergerakan harga saham sehari-hari yang biasanya
digunakan untuk investasi jangka pendek.
Kemudian menurut Singh dan
Kumar (2011:47),
Analisis teknikal adalah peramalan saat harga keuangan
masa depan berdasarkan pemeriksaan saat harga masa lalu. Analisis teknis
membantu investor untuk mengantisipasi harga di masa depan saham.
Analisis teknis menggunakan grafik yang menunjukkan harga dari waktu ke
waktu.
Menurut Tandelilin
(2009:392), Analisis Teknikal adalah teknik
untuk memprediksi arah pergerakan saham dan indikator pasar lainnya
berdasarkan pada data pasar historis seperti informasi harga dan volume.
Teknikal analis mengklaim bahwa analisis teknikal yang paling dapat
|
16
diandalkan untuk saham aktif diperdagangkan
(Morris, 1995)
dalam jurnal
Candlestick technical trading strategies: Can they create value for
investors?.
Analisa teknikal dikenal secara luas di antara para pedagang saham
(dikenal dengan sebutan trader atau broker) dan para profesional dibidang
keuangan. Namun dalam dunia akademis dianggap sebagai pseudosains atau
voodoo finance karena analisa teknikal merupakan sesuatu yang diharamkan
(anathema) dalam dunia akademis. Menurut Hakan dan Adnan, Banyak hasil
survei menunjukkan penerimaan luas analisis teknik di antara praktisi. Taylor
(2000) melaporkan bahwa setidaknya 90% dari anggota Bursa Efek London
menempatkan beberapa berat dalam proses pengambilan keputusan mereka
pada beberapa bentuk analisis teknis, pada beberapa horizon waktu, meskipun
anggota berat relatif memberikan peningkatan analisis teknis sebagai
cakrawala prakiraan menurun.
Dengan demikian, analisa yang terbaik untuk melakukan analisa
perdagangan saham adalah analisis
teknikal dikarenakan analisis
ini
menggunakan grafik dan indikator-indikator lain.
2.3.1
Prinsip Analisis Teknikal
Menurut Vibby (2010:40), terdapat 3 prinsip yang menjadi dasar dalam
analisis teknikal, yaitu :
1.
Segala sesuatu yang mempengaruhi gerakan sebuah bursa telah tercemin pada
nilai harga saham yang telah terjadi sebelumnya.
Segala sesuatu tersebut
terdiri keadaan ekonomi, politik, fundamental perusahaan, termasuk juga
kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya seperti adanya
peperangan, gempa bumi, dan lain sebagainya, telah tercemin dalam nilai
|
17
harga saham yang terjadi dan terbentuk dalam riwayat grafik harga/chart.
Pergerakkan harga merupakan pengaruh perubahan dari permintaan dan
penawaran (supply & demand).
2.
Harga selalu bergerak dalam sebuah pola kecenderungan/trend. Dalam
analisis teknikal, pergerakan nilai sebuah harga akan mengikuti dan
membentuk sebuah pola kecenderungan/trend, baik itu bergerak naik, turun,
maupun bergerak menyamping. Dalam pergerakan nilai harganya, terdapat
pola kencenderungan berkelanjutan/continuation, hingga pada suatu titik
jenuh pergerakan nilai harga yang melambat dan memberikan peringatan
sebelumnya yang kemudian
menciptakan sebuah pola kecenderungan
pembalikan arah/reversal.
3.
Pola-pola tindakan yang terjadi dalam sebuah bursa/market
akan selalu
berulang-ulang. Pergerakan historis
dapat dijadikan acuan untuk
memprediksi pergerakan harga dimasa yang akan datang karena
menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar. Pola-pola
kecenderungan yang terjadi dalam sebuah bursa saham, biasanya akan terus
mengalami pengulangan yang sama dalam suatu bingkai waktu tertentu dan
selalu mengalami pengulangan dari waktu ke waktu.
Dalam analisis teknikal, terdapat istilah-istilah yang penting untuk diketahui,
yaitu :
a.
Chart
b.
Trend
c.
Support and resistance
|
![]() 18
2.3.2
Grafik Analisis Teknikal
Menurut Hidayat (2010:130) Chart dapat diartikan sebagai gambaran para
pelaku pasar dalam melakukan aktivitas jual-beli yang digambarkan dalam bentuk
grafik-grafik.
Kemudian menurut
McFarlin
& Collins
(2011:49), Grafik dapat
menjadi alat analisis yang kuat karena mereka dapat membuat lebih mudah untuk
mengidentifikasi tren jangka panjang dan jangka pendek, atau kurangnya tren.
Selanjutnya, data historis memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi tingkat
support dan resistance, area konsolidasi harga dan daerah volatilitas tinggi.
Menurut Vibby (2010), Analisa teknikal mempunyai tiga jenis grafik yang
mendasar antara lain :
1.
Line Charts adalah grafik dalam bentuk garis yang menghubungan titik-titik
harga
penutupan (clossing price) dalam suatu periode perdagangan tertentu.
Gambar 2.1 Line Charts
|
![]() 19
2.
Bar Chart
Bar chart merupakan sebuah grafik riwayat data nilai harga suatu saham yang
hanya terbentuk dari garis-garis pergerakan nilai harga, nilai pembukaan,
nilai harga tertinggi, nilai harga terendah, dan nilai harga penutupan dari
gerakan suatu saham dalam sebuah periode waktu tertentu pada sebuah
pergerakan di bursa saham/market. Garis sebelah kiri menunjukkan harga
pada saat pembukaan, sedangkan garis sebelah kanan menujukkan harga
penutupan.
Gambar 2.2 Bar Chart
3.
Candlestick chart
Candlestick chart merupakan grafik yang dipakai oleh jepang pada abad ke
18 untuk menentukan pergerakan harga beras pada saat itu. Hampir sama
dengan bar chart, candlestick
atau disebut juga candle charts merupakan
grafik yang menunjukkan harga tertinggi, harga terendah, harga pembukaan
dah harga penutupan. Di samping itu candlestick
secara mendalam
|
![]() 20
mengungkapkan pola dorongan beli dan jual dibalik pembentukan batang
candle yang terjadi sehingga penggunanya dapat dengan mudah menganalisis
perubahan tren yang terjadi. Perbedaan dari Bar chart
adalah bentuknya
secara visual lebih mudah dibaca dan diartikan, serta sangat mudah
membedakan kenaikan dan penurunan harga suatu gerakan saham dari
perbedaan warnanya. Warna gelap menunjukkan kejatuhan harga dari nilai
harga pembukaannya, sementara warna putih menunjukkan kenaikan harga
dari nilai harga pembukaannya. Dalam candlestick terdapat 2 dasar, yaitu :
a.
Bullish Candle
adalah saat penutupan lebih tinggi dari pada saat
pembukaan (biasanya berwarna hijau atau putih)
b.
Bearish Candle
adalah saat penutupan lebih rendah dari pada saat
pembukaan (biasanya berwarna merah atau hitam)
(Sumber : onlinetradingconcepts.com)
Gambar 2.3 Candlestick Basics
Dalam dasar candlestick terdapat 3 bagian utama, yaitu :
a.
Upper Shadow : Garis vertikal di antara harga tertingginya 1 hari pada
saat penutupan (Bulish candle) atau pembukaan (Bearish candle).
|
![]() 21
b.
Real Body :
Perbedaan antara pembukaan dan penutupan, bagian
berwarna dari candlestick.
c.
Lower Shadow :
Garis vertikal antara harga terendah dalam 1 hari pada
saat pembukaan (Bullish candle) atau penutupan (Bearish candle).
(Sumber :
Gambar 2.4 Candlestick chart
|
![]() 22
Menurut Wira (2010:41), terdapat banyak sekali bentuk pola dalam candlestick
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Pola Netral
-
Spinning Tops
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.5 Spinning Tops
Pola ini terbentuk bila ada body pendek di tengah shadow
yang tidak
terlalu panjang. Bentuk ini menunjukan terjadinya fluktuasi dalam kisaran
sempit. Pasar sedang berusaha melakukan konsolidasi. Bila terjadi pola
spinning tops
terus-menerus, sebaiknya anda melakukan trading jangka
pendek atau wait and see.
|
![]() 23
2.
Pola Kontinuitas
-
Marubozu
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.6 Marubozu
Bentuk candle ini terjadi bila body
penuh tanpa shadow. Bentuk ini
mengindikasikan pasar yang sangat yakin (confident). Biasanya trend
yang terjadi akan berlanjut (bullish atau bearish).
-
White candle and black candle
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.7 White and Black candle
Bentuk candle seperti diatas juga dapat dilihat sebagai pola kontinuitas
bulish atau bearish, walaupun karakternya tidak sekuat marubozu.
|
![]() 24
-
Three White Soldier and Three Black Crows
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.8 Three White Soldier and Three Black Crows
Bila marubozu muncul secara berurutan, maka pola kontinuitas yang
ditunjukkan juga semakin kuat. Jika dilihat dari pola ini seperti tangga.
Bila bullish
dinamakan three white soldier, sedangkan bila bearish
dinamakan three black crows.
Ciri three white soldier :
1.
Biasanya muncul saat pasar sedang downtrend (bearish).
2.
Ada tiga white marubozu / white candle dengan body panjang.
3.
Setiap candle ditutup pada level yang semakin tinggi.
4.
Harga pembukaan candle berada diantara body atau harga penutupan
candle sebelumnya.
5.
Setelah muncul, pasar akan naik lagi ke atas.
|
![]() 25
Ciri three black crows :
1.
Biasanya muncul saat pasar sedang uptrend (bullish).
2.
Ada tiga black marubozu / black candle dengan body panjang.
3.
Setiap candle ditutup pada level yang semakin rendah.
4.
Harga pembukaan candle berada diantara body atau harga penutupan
candle sebelumnya.
5.
Setelah muncul, pasar akan turun lagi ke bawah.
3.
Pola Reversal
-
Doji, longleg doji
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.9 Doji, Longleg doji
Bentuk candle
ini adalah pola reversal
yang paling sering dan paling mudah
ditemui, yaitu tipe candlestick dimana harga pembukaan sama atau hampir sama
dengan harga penutupan sehingga hanya terlihat garis tipis ditengah shadow. Doji
biasanya menunjukkan adanya pergantian trend, baik bearish
ataupun bullish.
Jadi anda perlu waspada jika mendapati adanya doji.
|
![]() 26
-
Gravestone doji and Dragonfly doji
(Sumber : stockcharts.com)
Gambar 2.10 Gravestone Doji and Dragonfly Doji
Gravestone Doji
terbentuk ketika harga pembukaan, terendah, dan penutupan
semuannya sama. Sedangkan harga tertinggi membentuk suatu bayangan atas dan
panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa pembeli mendominasi perdangangan
dan menarik harga lebih tinggi selama sesi. Namun, pada akhir sesi penjual
muncul kembali dan mendorong harga kembali dan mendorong harga kembali ke
arah level pembukaan dan sesi rendah. Dragonfly
Doji
terbentuk ketika harga
pembukaan, tertinggi, dan penutupan semuanya sama . sedangkan harga
terendah membentuk bayangan. Hal ini mengindikasikan bahwa penjual
mendominasi perdagangan dan menarik harga lebih rendah selama sesi. Menurut
Cahyadi (2012), Pola grafik candlestick sifatnya kebanyakan memberikan
petunjuk mengenai perubahan arah
sehingga cocok dipakai sebagai penanda
apakah sebuah tren akan berubah arah atau tidak. Pada
kondisi sideways,
candlestick juga masih dapat digunakan karena dapat juga menjadi penanda dari
perubahan gerakan bolak-balik yang singkat.
|
27
2.4
Bollinger Bands
Bollinger bands digunakan untuk mengukur voltalitas dari pasar. Umumnya
indikator ini memberikan informasi mengenai apakah pasar sedang sepi ataupun
pasar sedang ramai. Ketika pasar sedang sepi bollinger bands
akan menyempit
sedangkan jika pasar sedang ramai bollinger bands akan melebar. Bollinger bands
diciptakan oleh John Bollinger pada awal tahun 1980-an untuk membantu
membandingkan voltalitas dan harga efektif dalam suatu periode. Bollinger bands
sendiri sebenarnya terdiri atas tiga buah garis yang membentuk semacam sabuk
pembatas terhadap pergerakan harga. Namun dalam penerapannya garis tengah
bollinger bands
seringkali tidak ditampilkan karena memang garis tengah tersebut
hanyalah garis moving averages
biasa.
Apabila terjadi ketidak seimbangan antara
permintaan dan penawaran, maka bollinger bands akan lebih melebar dibandingkan
kondisi seimbang.
Evans dalam Journal of Technical Analysis
(2008),
ia mengutip
pernyataan John Bollinger yaitu
"Ketika harga bergerak di luar band, merupakan
kelanjutan dari tren saat ini tersirat.".
Menurut Kannan, Sekar, Sathik, dan Arumugam, Bollinger Bands
didasarkan pada simple movieng average. Hal ini karena simple moving average
digunakan dalam perhitungan standar deviasi. Bagian atas band adalah dua deviasi
standar di atas moving average, band yang lebih rendah adalah dua standar deviasi di
bawah moving average, dan band tengah adalah moving average itu sendiri.
Sebagai volatility indicator, sebenarnya bollinger bands tidak berdiri sendiri.
Indikator ini biasanya digunakan hanya sebagai
indikator awal untuk mengukur
harga relatif dan volatility (volatile = mudah berubah volatility = tingkat kecepatan
dalam berubah).
|
![]() 28
(Sumber : http://finance.yahoo.com/q/ta?s=ELTY.JK)
Gambar 2.12 Bollinger Bands
Bollinger Bands memiliki tiga garis utama yang bergerak mengikuti rata-rata
pergerakan harga sepanjang periode tertentu. Garis utama Bollinger Bands yang
diberada di tengah gerakan (middle band) dan menjadi tolok ukur merupakan garis
rata-rata pergerakan harga yang dihitung secara sederhana (simple moving average).
Sementara dua garis lainnya ditempatkan pada bagian atas dan bawah (upper &
lower band) dihitung berdasarkan +/- 2 standar deviasi dari garis rata-rata (MA).
Upperband = Middle band + 2 standar deviasi
Middle band= MA periode 20
Lowerband = Middle band -2 standar deviasi
|
![]() 29
(Sumber : mifx.com)
Gambar 2.13 Bollinger bands, MA20 & STD 2
2.5
Stochastic Oscillator
Dikembangkan oleh George C. Lane pada akhir 1950-an, Stochastic
Oscillator
merupakan indikator momentum yang menunjukkan lokasi relatif dekat
dengan kisaran tinggi-rendah di atas sejumlah set periode. Menurut sebuah
wawancara dengan Lane, Stochastic Oscillator
"tidak mengikuti harga, tidak
mengikuti volume atau sesuatu seperti itu Ini mengikuti kecepatan atau momentum
harga.. Sebagai aturan, perubahan momentum arah sebelum harga." Sebagai
divergensi tersebut, bullish dan bearish dalam Stochastic Oscillator dapat digunakan
untuk pembalikan pertanda. Ini adalah sinyal, pertama, dan
yang paling penting
bahwa Lane diidentifikasi. Lane juga digunakan osilator ini untuk mengidentifikasi
banteng dan menanggung set-up untuk mengantisipasi pembalikan masa depan.
Stochastic Oscillator
juga berguna untuk mengidentifikasi tingkat overbought
dan
oversold.
Overbought
dan oversold
memiliki arti bahwa pasar telah bergerak
terlalu
jauh dan terlalu cepat, sehingga membutuhkan koreksi dalam waktu dekat. Stochastic
|
30
juga merupakan bagian dari Oscillator
yang menggunakan fixed range 0 sampai
100. Dengan area ekstrim berada di area 70 (80) dan 30 (20).
Stochastic Oscillator
terdiri dari dua garis
yaitu %K adalah garis yang tercepat,
merupakan perbandingan dari harga close
dikurang low periode tertentu dan harga
high dikurang low periode tertentu. %D adalah garis yang lebih lambat, merupakan
average dari %K sepanjang periode tertentu.
Penggunaan Stochastic Oscillator:
1.
Standarnya, pembacaan diatas 70 diasumsikan sebagai overbought, dan area
30 adalah area oversold. Namun banyak analis lebih mengatakan area ekstrim
80 dan 20 jauh lebih representatif.
2.
Secara teori, Sinyal buy
dalam Stochastic Oscillator
akan muncul pada saat
%K bergerak ke atas memotong %D yang terjadi di bawah area 30 dan
keduanya (%K & %D) mengarah keatas.
3.
Sinyal sell
muncul pada saat %K bergerak ke bawah memotong %D yang
terjadi di atas area 70, dan keduanya mengarah kebawah
4.
Divergence
dan convergence
terjadi ketika harga bergerak membentuk
highest high atau lowest low tetapi stochastic oscillator tidak pada saat yang
sama tidak membentuk highest high
atau lowest low. Sinyal ini
penggunaannya mirip dengan penggunaan indikator lain seperti MACD dan
RSI.
|
![]() 31
(Sumber : mifx.com)
Gambar 2.14 Stochastic Oscillator
2.6
Indikator Trend, Support, dan Resistance.
Trendline indicator memiliki kegunaan utama untuk mengetahui tren yang
sedang terjadi dengan rentang periode yang ada (meskipun demikian trendline
indicator
dapat juga digunakan untuk mengetahui hal lainnya seperti support dan
resistance point, dsb).
Menurut majalah Indotraderpedia (2013:12), Trendline sebagai
garis lurus
yang menghubungkan low
(untuk up trendline) dan high
(untuk down trendline).
Semakin banyak titik yang dihubungkan oleh trendline, semakin signifikan trendline
tersebut. Selain itu, semakin lama jangka waktu trendline tersebut, semakin berarti
trendline
tersebut dan semakin signifikan jika terjadi penetrasi atas
trendline
tersebut.
Menurut Vibby (2010:132), menyatakan bahwa support
adalah tingkat
dukungan bawah harga pada harga pasar pada saat itu, dimana minat beli seharusnya
dapat untuk menguasai tekanan penjualan dan mempertahankan sehingga harga tidak
jatuh. Sedangkan resistance adalah tahanan harga diatas harga pasar saat itu, dimana
|
32
tekanan penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai minat pembelian dan
akan mempertahankan agar tidak naik tinggi dari level tersebut.
|