7
BAB 2
Landasan Teori
2.1 Teori Kelas Kata (??)
     Sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, dalam bahasa Jepang
juga mengenal
kelas kata atau hinshi (??). Pada setiap kelas kata (hinshi) tersebut memiliki fungsi
masing-masing dalam pembentukan  kalimat bahasa Jepang. Pengertian hinshi (
?
?) menurut Masuoka dan Takubo (1993, hal.4) adalah :
     ?????????????????????????????????
?????????????????????????
Terjemahan :
Bahasa adalah
materi dari kalimat dan befungsi secara stabil
dalam menyatukan
kalimat. Hal yang membagi jenis kata berdasarkan perbedaan fungsi inilah yang
disebut dengan kelas kata.
    Kelas kata atau hinshi (??) terbagi kedalam beberapa jenis, berikut adalah jenis-
jenis hinshi (??) menurut Sakakura (1992, hal.317) 
1.
Doushi (??) atau verba
Merupakan salah satu jenis kata yang dapat digunakan untuk menyatakan
aktivitas, maupun keberadaan. Doushi (??) dapar mengalami perubahan dan
dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh doushi
(??), yaitu aruku
(berjalan), shinjiru (percaya), taberu (makan).
  
8
2.
Keiyoushi (???) atau ajektiva-i
Biasa disebut kata sifat golongan satu. Setiap kata yang termasuk dalam
keiyoushi (???) selalu berakhiran i dalam bentuk kamusnya, dapat menjadi
predikat, serta dapat menjadi adverbia yang menerangkan kata lain dalam sebuah
kalimat. Keiyoushi (???) juga memiliki beberapa perubahan bentuk. Contoh :
atsui (panas), chiisai (kecil).
3.
Keiyoudoushi (????) atau ajektiva-na
Adalah kata yang berdiri sendiri serta merupakan kata sifat golongan dua,
memiliki perubahan sendiri yang berbeda dengan kata sifat golongan satu atau
keiyoushi (???). Contoh dari keiyoudoshi (????), yaitu jyouzu (pandai),
kirei (cantik).
4.
Meishi (??) atau nomina
Yaitu kata-kata yang menunjukan nama suatu tempat, benda, orang, peristiwa,
dan keadaan. Meishi
(??) dapat berdiri sendiri dan dapat menjadi subjek.
Meishi (??) juga tidak memiliki perubahan pada bentuk. Kata yang termasuk
ke dalam meishi (??), yaitu kaban (tas), Kyouto (kota Kyoto), hikari (cahaya).
5.
Rentaishi (???) atau promina
Kelas kata ini masuk dalam kelompok jiritsugo yang tidak mengenal konjugasi
yang digunakan untuk menerangkan nomina. Rentaishi (???) ini tidak bisa
menjadi subjek atau predikat serta tidak  memiliki perubahan bentuk. Contoh :
sono (itu), kono (ini).
6.
Fukushi (??) atau adverbia
Merupakan kata-kata yang menerangkan verba, ajektiva, dan adverbia yang
lainnya tidak dapat berubah bentuk dan berfungsi menyatakan keadaan atau
  
9
derajat dari suatu aktivitas, suasana, maupun perasaan pembicara. Contoh fukushi
(??), yaitu totemo (sangat), amari (agak).
7.
Kandoushi (???) atau interjeksi
Ialah kata-kata yang dapat berdiri sendiri dan pada umumnya menyatakan
ekspresi, perasaan, cara memanggil, cara menjawab, dan sebagainya. Kandoushi
(???) tidak dapat menjadi subjek dan tidak memiliki perubahan bentuk.
Contoh : aa, ara, are.
8.
Setsuzokushi (???) atau konjugasi
Yaitu kata yang dapat berdiri sendiri dan berfungsi untuk menyatakan hubungan
antara kalimat atau bagian kalimat atau frase dengan frase. Setsuzokushi (???)
tidak bisa menjadi subjek, objek, predikat, ataupun  kata yang menerangkan kata
lain serta tidak memiliki perubahan bentuk. Contoh kata-kata yang masuk
kedalam setsuzokushi
(???), yaitu dakara
(oleh sebab itu), soshite
(lalu),
tatoeba (misalnya).
9.
Jodoushi (???) atau verba bantu
Jenis kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri, dapat berubah bentuk, dan banyak
melekat pada doushi
(??), keiyoushi (???), serta pada jodoushi (???)
lain. Contoh : ~rareru (bentuk pasif), ~nai (bentuk negatif).
10. Joshi (
??
)
atau partikel
Merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dan tidak memiliki perubahan
bentuk. Apabila kata ini terpisah dari kata lain, maka kata ini tidak mempunyai
arti. Joshi (??) hanya berfungsi untuk menyambung kata-kata jiritsugo dalam
pembentukan kalimat bahasa jepang dan menentukan arti kata tersebut. Contoh
Joshi (??), yaitu ga, wa, o, e, ni, no.
  
10
2.2 Teori Joshi
     Pada halaman ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi dari joshi menurut
ahli bahasa Jepang, Masuoka (2000, hal.49) menjelaskan sebagai berikut :
???????????????????????????????
?? ?????????????????????????
Terjemahan :
Joshi
berfungsi sebagai penghubung antara suatu kata dengan kata lainnya, suatu
klausa dengan klausa lainya, serta berfungsi juga sebagai kata bantu dan subjek yang
menghubungkan dengan kata benda.
     Sedangkan menurut Chino (2006, hal.7) menyatakan bahwa sebuah partikel
mungkin dapat didefinisikan sebagai bagian yang tak dapat ditafsirkan dalam sebuah
percakapan, memiliki kemutlakan, arti tersendiri yang bebas ikatan, melengkapi
dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan yang dengan demikian , ia
menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya
terdiri dari partikel saja mungkin tidak akan bermakna apa-apa.
     
Istilah
joshi
(??) ditulis dengan dua buah kanji ; pertama kanji jo (?) dapat
dibaca juga tasukeru (???) yang berarti bantu, membantu, atau menolong.
Sedangkan kanji shi (?) memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba (??)
yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang
menerjemahkan joshi (??) dengan istilah kata bantu. Akan tetapi ada juga yang
menerjemahkan joshi
(??) kedalam bahasa Indonesia dengan istilah postposisi.
Pemakaian istilah postposisi
ini berdasarkan pada letak joshi
(??) pada kalimat
yang selalu menempati (posisi di belakang) setelah kata yang lain.  Contohnya pada
kalimat  ??????????????????
yang terdiri dari lima
frasa
atau bunsetsu  (??) yaitu ????????????????????? . Di
  
11
antara frasa atau bunsetsu
tersebut mengandung joshi
(??), yaitu ?, ?, dan ?
yang ketiganya menempati posisi setelah nomina. Akan tetapi,
joshi
(??) tidak
hanya dapat dipakai setelah nomina, tapi dapat dipakai juga setelah verba, ajektiva-i,
ajektiva-na, dan lain-lain.
     Selain dengan istilah kata bantu dan postposisi, ada juga yang menerjemahkan
joshi
(??) dengan istilah partikel. Pemakaian istilah partikel ini tampaknya ada
kaitannya dengan penerjemahan joshi (??) kedalam bahasa Inggris. Sebab dalam
kamus Jepang-Inggris, istilah joshi
(
??
) sering dterjemahkan menjadi particle
yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi partikel.
     Kawashima (1992, hal.1) mengemukakan pengertian joshi sebagai berikut :
1.
A
particle (joshi) in the Japanese language follows a word to:
a)
Shows its relationship to other words in a sentence, and/or
b)
Give that word a particular meaning or nuance
2.
Unlike verb, adjective, and adverbs, particles are not inflected, and therefore
stay in the same form regardless of where they appear in a sentence.
3.
Generally, particles are considered to be equivalent
to prepositions,
conjunctions and interjections of the English
language; of these three, the
majority of particles belong to the first category.
4.
A
particle should always be placed after the word it modifies, which means
that in translating them into English, the word order should be changed.
Terjemahan :
1.
Partikel (joshi) menurut bahasa Indonesia adalah kata untuk :
a)
Menunjukan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain dalam sebuah
kalimat, atau
b)
Memberikan arti khusus atau nuansa pada kata tersebut.
2.
Tidak seperti verba, adjektiva, dan adverbial, partikel tidak  berubah bentuk dan
oleh karena itu partikel mempunyai bentuk yang sama tanpa memperdulikan
dimana partikel tersebut muncul dalam satu kalimat.
3.
Secara umum, partikel dianggap sama dengan preposisi, konjungsi, dan interjeksi
dalam bahasa inggris; dari ketiga jenis ini, sebagian besar partikel termasuk
dalam kategori yang pertama yaitu preposisi.
4.
Sebuah partikel selalu diletakan setelah kata yang diubahnya, yang berarti bahwa
pada waktu menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris, susunan katanya harus
diubah.
  
12
      Penggunaan joshi
(partikel) dalam bahasa Jepang
sangat penting karena dapat
mempengaruhi arti atau makna dari kalimat bahasa Jepang
tersebut. Seperti yang
diketahui joshi
(partikel) bahasa Jepang
sangat banyak dibandingkan bahasa lain.
Dan tidak jarang diantaranya ada yang memiliki makna yang sama. Para ahli bahasa
Jepang
mengelompokan joshi menjadi beberapa kelompok dan memiliki fungsi yang
bermacam-macam. Menurut Asano (2008, hal.15) mengklasifikasikan joshi
(??)
menjadi empat macam, yaitu :
1.
Fukujoshi (???)
????????????????????????????????
????????????????????????????????
?????????
Terjemahan :
Fukujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara satu kata
dengan kata sesudahnya, seperti kata keterangan. Fukujoshi terdiri dari wa, mo, koso,
sae, shika, nara, demo, kurai gurai, dake, bakari dan sebagainya.
2.
Setsuzokujoshi (????)
???????
(??????????????)???????
????~???????????????????????????
????????????????????????????????
???????
Terjemahan :
Setsuzokujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara kata
sebelum setsuzokujoshi
dengan kata sesudahnya, biasa dipakai setelah hyogen.
Setsuzokujoshi terdiri dari keredo, nagara, ga, shi, mono, no dan sebagainya.
3.
Kakujoshi (???)
???????????????????????????????
???????????????????????????????
  
13
Terjemahan :
Kakujoshi
adalah joshi
yang berfungsi untuk menunjukan hubungan antara kata
benda dengan kata lainnya dalam suatu kalimat. Kakujoshi terdiri dari ga, wo, ni, de,
to, e, kara, made, yori dan sebagainya.
4.
Shuujoshi (???)
????????????????????????????????
???????????????????????????????
??????????
Terjemahan :
Shuujoshi
adalah joshi
yang berfungsi untuk menunjukan perasaan pembicara dan
sering digunakan pada ragam bahasa lisan. Shuujoshi terdiri dari kai, kashira, ze, zo,
kke, tomo, wa, sa, na, yo, ne dan sebagainya.
     Dari penjelasan macam-macam joshi
(??) atau partikel diatas, penulis hanya
akan membahas joshi (partikel) e
(
?
)
yang masuk kedalam kelompok partikel
kakujoshi (???).
2.3 Teori Fungsi Partikel e (?) Dalam Kakujoshi
     Partikel e
(
?
) merupakan salah satu partikel yang ada dalam bahasa Jepang,
partikel ini masuk kedalam jenis joshi
(partikel) kakujoshi
(???). Sebelum
penulis menjelaskan lebih lanjut apa fungsi dari partikel e
(?) tersebut akan
dijelaskan terlebih dahulu pengertian tentang kakujoshi (???).
     Sedangkan menurut Masuoka & Takubo (2000, hal.1)
mengemukakan mengenai
pengertian kakujoshi (???).
      ??????????????????
???????????
? 
??????????????????????????????
??
???
????????
???????????????
???????????????????????????????
  
14
???????????????????????????????
???????????????
??????????
???
??????
Terjemahan :
Struktur dari sebuah kalimat dibentuk dari sebuah predikat dan beberapa nomina
sebagai pelengkap. Seperti pada contoh (Taro memberitahukan hal tersebut kepada
Hanako melalui telepon), dibentuk dari sebuah predikat yaitu “Taro”, “Hanako”,
“Telepon”, “hal tersebut”, terhadap contoh kalimat ini, partikel ?, ?, ?, ?
berfungsi menunjukan ikatan antara
nomina dengan
predikat inilah yang disebut
kakujoshi.
     Selanjutnya menurut Kawashima (1992, hal.30) mengemukakan bahwa karakter
huruf ?digunakan sebagai partikel yang dibaca e
meskipun sebenarnya dibaca he.
Penempatan setelah kata benda yang mengacu pada tujuan, arah, atau menunjukan
suatu perbuatan. Biasanya partikel e (?) diikuti oleh kata-kata : ????????
??????????????????????????????????
??????????????????????????????????
??????????.
     Berikut adalah fungsi partikel e (?)
yang dibagi menjadi 3 bagian diikuti dengan
contoh kalimat menurut Kawashima (1992, hal.32)
1.
Menunjukan tujuan atau arah sebuah peristiwa terjadi. Contohnya :
A) ??????????
B) ???????????????
C) ?????????????????
D)
??????????????????
2.
Menunjukan poin atau tujuan terakhir dari suatu peristiwa. Contohnya :
A) ????????????
B)
????????????????
  
15
C) ?????????????????????????????
3.
Ditujukan untuk orang atau hal yang terjadi secara langsung.
A) ????????????????
B)
???????????????????
     Dari beberapa penjelasan menurut Kawashima di atas membuktikan bahwa
penggunaan partikel e (?) sebagai kakujoshi yang diletakan setelah noun atau kata
benda dan diikuti oleh kata keterangan.