8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Rerangka Teori dan Literatur
2.1.1
Pendapatan
Salah satu pertimbangan yang paling mendasar bagi pihak yang akan
mengambil keputusan memasuki sebuah bisnis adalah jumlah pendapatan yang akan
diperoleh dari operasi usaha dalam periode tertentu. Dalam bisnis, pendapatan adalah
jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa kepada konsumen. Bagi investor, pendapatan kurang
penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah
dikurangi oleh beban. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari
penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan
yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi
perusahaan yang dijual sahamnya kepada publik, karena semua itu ditujukan agar
menarik para investor untuk berinvestasi ke dalam perusahaan tersebut.
Menurut Keiso, Weygandt, dan Warfield (2011:955) pendapatan adalah arus kas
masuk bruto dari manfaat ekonomi selama satu periode yang timbul dalam aktivitas
normal suatu entitas ketika arus masuk mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain
kenaikan yang berkaitan dengan kontribusi dari peserta ekuitas.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2010:23:1), pendapatan mempunyai arti
yaitu penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang dikenal dengan
sebutan yang berbeda seperti penjualan, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, royalti,
dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana income
memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas.
|
9
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.6 dalam
Skousen, Albrecht, dan Stice (2008:159) mendefinisikan pendapatan yaitu Inflows
or other enchancement of assets of an entity or settlements of its liabilities (or a
combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or
carrying out other activities that constitute the entitys ongoing major or central
operations. Dimana artinya adalah pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan
aktiva lainnya sebuah entitas atau dari pengurangan hutangnya (atau sebuah
kombinasi dari keduanya) yang berasal dari penyerahan barang, penyerahan jasa,
atau melakukan aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau sentral entitas
yang terus berlangsung.
2.1.1.1
Sumber dan Jenis Pendapatan
Sumber dan jenis pendapatan merupakan suatu unsur yang perlu mendapat
perhatian khusus sebelum membahas masalah pengakuan pendapatan lebih lanjut.
Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang kurang tepat dapat
mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh dan berhubungan erat
dengan masalah pengukuran pendapatan tersebut.
Menurut Baker, Lembke, King, dan Jeffery (2008) menyatakan bahwa laba
(income) dapat berasal dari sejumlah sumber daya namun pendapatan (revenue)
hanya berasal dari kegiatan utama perusahaan, untuk itu daoat dibedakan jenis-jenis
penerimaan yang dimasukkan (dicatat) ke dalam pendapatan dengan jenis-jenis
penerimaan yang bukan merupakan pendapatan.
Sejalan dengan pendapat Barker, Lambke, King, dan Jeffery di atas, IAI
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2010:23:1) membagi pendapatan
menjadi tiga jenis yaitu:
1) Penjualan barang.
|
10
Barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang
dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau
tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual kembali.
2)
Penjualan jasa.
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu
yang disepakati oleh perusahaan. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu
atau lebih dari satu periode. Beberapa kontrak penjualan jasa yang timbul
dari kontrak arsitek, tidak dibahas dalam pernyataan.
3)
Penggunaan aset perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti, dan deviden.
Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbukan pendapatan
dalam bentuk:
a)
Bunga-pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah
terhutang kepada perusahaan.
b)
Royalti-pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang
perusahaan, misalnya paten, merk dagang, hak cipta, perangkat lunak
komputer.
c)
Dividen-distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi mereka dari jenis modal tertentu.
2.1.1.2
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi tersebut akan memperoleh sebuah entitas. Pengakuan
merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui seagai pendapatan. Pengakuan
|
11
perlu dilakukan pada saat yang tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan
pendapatan.
Menurut SFAC No. 3 yang dikemukakan oleh Keiso, Weygandt, dan
Warfield yang diterjemahkan oleh Salom, E. (2011:516) pengakuan didefinsikan
sebagai berikut:
Proses untuk mencatat dan memasukkan secara formal suatu pos dalam
akun dan laporan keuangan entitas. Pengakuan tidak sama dengan realisasi,
meskipun keduanya kadang-kadang digunakan bergantian untuk menerangkan suatu
hal dalam literatur dan praktik akuntansi. Realisasi
adalah proses mengkonversi
sumber daya dan hak nonkas menjadi uang dan peling tepat digunakan dalam
akuntansi dan pelaporan keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara
tunai atau klain atas kas.
Menurut Keiso, Weygandt, dan Warfield yang diterjemahkan oleh Salim, E.
(2011:515-516) prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
menetapkan bahwa
pendapatan diakui pada saat (1) direalisasi dan (2) dihasilkan.
Oleh karena itu pengakuan pendapatan yang tepat meliputi tiga hal:
1)
Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau
klaim atas kas (piutang).
2)
Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam
pertukaran segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas
dengan jumlah yang diketahui.
3)
Pendapatan dihasilakan (earned) apabila entitas bersangkutan pada
hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni,
apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah
selesei.
|
12
Menurut Keiso, Weygandt, dan Warfield (2011:955) prinsip pengakuan
pendapatan mengindikasikan bahwa pendapatan diakui ketika ada kemungkinan
memberikan keuntungan ekonomi kepada perusahaan dan keuntungan tersebut dapat
diukur secara andal. Pengakuan pendapatan pada transaksi penjualan produk dibagi
menjadi 4, yaitu:
1)
Revenue Recognition at point of sale
Ada dua masalah yang harus diatasi dalam akuntansi untuk transaksi penjualan,
yaitu:
a.
Measurement of sales revenue
b.
Recognition of sales revenue
2)
Revenue recognition for long-term contracts (construction)
Pada umumnya pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
digunakan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses
menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, dalam
situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan.
Contohnya adalah akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang yang
menggunakan metode persentase penyelesaian.
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi
jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi.
1)
Percentage of Completion Method
Menurut Stice, E. K., Stice, J. D., & Skousen, K. F. (2010:404),
konsep umum persentase penyelesaian adalah sebagai berikut. Dalam
metode persentase penyelesaian, perusahaan mengakui pendapatan dan
|
13
biaya pada kontrak karena berlangsung menuju penyelesaian daripada
menunda pengakuan item ini sampai kontrak selesai. Jumlah pendapatan
yang diakui setiap periode berdasarkan beberapa ukuran kemajuan
menuju penyelesaian. Ini memerlukan perkiraan biaya yang belum akan
dikeluarkan. Perubahan estimasi biaya masa depan timbul secara normal,
dan penyesuaian yang diperlukan dibuat pada tahun perkiraan yang
direvisi. Dengan demikian, pendapatan dan biaya harus diakui pada tahun
tertentu dan dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya yang sudah diakui.
Sebagai pekerjaan yang sedang berlangsung di dalam kontrak, biaya
yang terjadi dibebankan pada persediaan. Jumlah laba yang diperoleh
setiap periode juga dibebankan ke akun aset. Dengan demikian akun
persediaan yang dinilai berdasarkan nilai realisasi bersih.
Metode persentase penyelesaian (percentage of completion method)
mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya
kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang. Menunda
pengakuan pos-pos ini sampai seluruh kontrak diselesaikan berarti salah
menyajikan upaya (biaya) dan pencapaian (pendapatan) dalam periode
akuntansi interim. Untuk menerapkan metode persentase penyelesaian,
perusahaan harus mempunyai beberapa dasar
atau standar untuk
mengukur kemajuan ke arah penyelesaian pada tanggal interim tertentu.
Ada dua pendekatan dalam metode persentase penyelesaian yang
dapat digunakan untuk mengakui pendapatan, yaitu:
1.
Pendekatan fisik
2.
Pendekatan biaya
|
![]() 14
Untuk perhitungan persentase penyelesaian dengan pendekatan
biaya, salah satu metodenya adalah dengan cost-to-cost basis. Menurut
Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011:968) rumusan dari cost-to-cost
basis adalah sebagai berikut:
Persentase yang didapatkan dari perhitungan biaya yang terjadi atas
total biaya selanjutnya digunakan dalam menentukan pengakuan atas
pendapatan dan laba kotor.
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui
setiap periode dapat diperoleh dengan cara:
Pendapatan (laba kotor) Pendapatan (laba kotor) Pendapatan
yang akan diakui
- yang diakui dalam
= Periode
sampai tanggal ini
periode sebelumnya
berjalan
2)
Cost Recovery (Zero-Profit) Method
Digunakan saat kriteria untuk menggunakan percentage of
completion tidak terpenuhi atau ketika ada bahaya
yang melekat dalam
kontrak diluar normal, resiko bisnis yang berulang-ulang.
Dua jenis kerugian yang dapat menjadi nyata dalam kontrak jangka
panjang:
1)
Rugi pada periode berjalan dengan kontrak yang menguntungkan.
|
![]() 15
Kondisi ini muncul ketika pada saat konstruksi ada peningkatan yang
signifikan dalam estimasi total biaya kontrak, tetapi peningkatan
tersebut tidak menghilangkan semua keuntungan yang ada dalam
kontrak. Menurut percentage of completion method, kenaikan estimasi
biaya membutuhkan sebuah penyesuaian pada saat periode berjalan,
terlebih laba kotor yang diakui pada proyek periode sebelumnya.
Perusahaan mencatat penyesuaian ini sebagai kerugian pada periode
berjalan karena merupakan perubahan estimasi akuntansi.
2)
Kerugian pada kontrak yang tidak menguntungkan.
Perkiraan biaya pada akhir periode berjalan dapat menunjukkan
bahwa kerugian akan berakibat pada saat penyelesaian kontrak. Pada
percentage of completion dan cost recovery method, perusahaan harus
mengakui pada periode berjalan hilangnya seluruh kontrak yang
diharapkan.
3)
Revenue recognition for services
Kontrak Servis mengikuti kriteria yang sama dengan kontrak jangka
panjang, yaitu untuk mengakui pendapatan:
Harus dapat diukur dengan andal
Manfaat ekonomi yang besar kemungkinan
Tingkat penyelesaian harus dapat diukur dengan andal, dan
Biaya harus andal
Pada saat jasa diberikan dengan melakukan lebih dari satu tindakan,
pendapatan harus diakui sebagai berbagai tindakan yang membentuk
|
16
seluruh transaksi yang terjadi. Metode ini dapat diterapkan dengan
cara
yang sedikit berbeda dengan tiga rangkaian dari keadaan yang berbeda:
a.
Sejumlah tidakan tertentu yang identik atau mirip. Jumlah yang sama
dari pendapatan dicatat untuk setiap tindakan yang diharapkan akan
dilakukan. Contohnya, pengolahan bankir hipotek bulanan adalah
sebuah aplikasi yang tepat untuk metode ini.
b.
Sejumlah tindakan tertentu yang didefiniskan tetapi tidak identik.
Pendapatan yang diakui berdasarkan metode persentase penyelesaian
dengan menggunakan beberapa ukuran yang sesuai, seperti biaya yang
dikeluarkan untuk biaya total untuk menentukan persentase
penyelesaian. Misalnya, sebuah sekolah korespondensi yang
menyediakan evaluasi kemajuan, pelajaran, dan ujian mungkin
menggunakan metode ini.
c.
Sejumlah tindakan yang tidak ditentukan identik atau tindakan yang
sama dengan periode tetap untuk kinerja.
Pendapatan diakui dengan
metode garis lurus selama periode tertentu, kecuali jika ada bukti
bahwa metode lain yang lebih mencerminkan pola kinerja.
Keanggotaan dua tahun dimana fasilitas grup kesehatan yang tersedia
untuk penggunaan anggota sepanjang masa adalah contoh aplikasi
yang sesuai dari metode garis lurus.
4)
Revenue recognition for multipe-deliverable arragements
Pada umumnya, semua unit dalam multiple deliverable
arrangements (berbagai penyampaian dalam suatu pengaturan) dianggap
unit terpisah dari akuntansi, dengan ketentuan:
|
17
a.
Barang yang disampaikan memiliki nilai kepada pelanggan dengan
cara berdiri sendiri.
b.
Pengaturan mencakup hak umum pemebelian relatif terhadap item
yang disampaikan.
c.
Pengiriman atau kinerja dari item yang tidak terkirim dianggap
mungkin dan secara substansial dalam pengendalian penjual.
2.1.1.3
Biaya
Biaya dalam
perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan ini
dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan
oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam
menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak, maka terlebih
dahulu harus dipahami lebih lanjut mengenai pengertian tentang biaya secara luas.
Istilah biaya sering kali disalahartikan oleh sebagian pihak. Biaya dan beban
terkadang dianggap sama padahal terdapat perbedaan dari makna tersebut. Biaya
adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan yang belum habis masa
manfaatnya, sehingga masih harus dibebankan pada periode berikutnya. Sedangkan
beban mencakup semua biaya yang telah dikeluarkan perusahaan yang telah habis
pakai yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), pengertian biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas
diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
|
18
Menurut Enstain (2012), biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan
berguna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba. Walaupun tampak
ada perbedaan, namum pada dasarnya semua itu memiliki persamaan, yaitu biaya
adalah
pengorbanan ekonomis yang diukur dengan nilai uang untuk memperoleh
barang atau jasa.
2.1.2
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan
merupakan
suatu
instrumen
yang
sangat
penting
untuk menilai
kinerja
keuangan
perusahaan
maupun
instansi
tertentu
dalam satu
periode akuntansi. Laporan keuangan berisi informasi-informasi berkaitan dengan
kinerja keuangan, pengungkapan non-keuangan, serta informasi lainnya yang
bernilai bagi pengguna laporan keuangan.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (revisi 2009) per 21 april
2009 menjelaskan bahwa:
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian
besar
kalangan
pengguna
laporan
dalam pembuatan
keputusan
ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka. (h: 1.05).
Menurut
PSAK
1
(Revisi 2009)
laporan keuangan
yang
lengkap terdiri
dari
komponen-komponen berikut ini:
1)
laporan posisi keuangan pada akhir periode; Laporan posisi keuangan terdiri
dari:
a)
aset yang diklasifikasikan menjadi aset lancar dan aset tidak lancar;
|
19
b)
liabilitas
yang
diklasifikasikan
menjadi
liabilitas
jangka
pendek
dan jangka panjang;
c)
ekuitas yang diklasifikasikan menjadi
hak
non pengendali dan ekuitas
yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk.
2) laporan laba rugi komprehensif selama periode;
Entitas
menyajikan
seluruh pos pendapatan dan beban
yang diakui
dalam satu periode:
a)
Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif,atau
b)
Dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah);
(ii)laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan
komprehensif).
3) laporan perubahan ekuitas selama periode;
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:
a)
Total
laba
rugi
komprehensif
selama
suatu
periode,
yang
menunjukkan
secara terpisah
total
jumlah
yang
dapat
diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
b)
Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK
25;
c)
Untuk
setiap
komponen
ekuitas,
rekonsiliasi
antara
jumlah
tercatat
pada
awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-
masing perubahan yang timbul dari laba rugi; masing-masing pos
|
20
pendapatan komprehensif lain; dan transaksi dengan pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik yang menunjukkan secara terpisah
kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak
kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang
pengendalian.
4)
Laporan Arus kas selama periode
Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 mengatur
persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
5)
Catatan atas laporan keuangan
a)
Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan;
b)
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan
di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan
c)
Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan.
2.1.3
Pengungkapan (disclosure) dalam Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses
mengkomunikasikan laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang
penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor
publik diluar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan.
|
21
Seberapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya tergantung
pada keahlian pembaca, tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (mauren, 2011).
Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:
1) Pengungkapan cukup (adequate dislosure)
Merupakan
pengungkapan
minim
yang disyaratkan
oleh
peraturan
yang
berlaku,
di mana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan
benar oleh investor.
2) Pengungkapan wajar (fair disclosure)
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan
etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada
semua pemakai
laporan
dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
3) Pengungkapan penuh (full disclosure)
Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang
diungkapkan secara
relevan.
Pengungkapan
penuh
memiliki kesan
penyajian
informasi
secara melimpah, sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak
baik.
2.1.4 Intrepretasi Standar Akuntansi 21 Konstruksi Real Estat
Dengan dikeluarkannya PPSAK No. 7 tentang Pencabutan PSAK 44:
Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat maka Dewan Standar Akuntansi
Keuangan memutuskan unuk mengadopsi ISAK 21: Kontruksi Real Estat.
Pengaturan untuk pengakuan pendapatan dari perjanjian konstruksi real estat dalam
ISAK 21 berbeda secara sangat signifikan dengan pengaturan dalam SAK
sebelumnya yang dijadikan acuan , yaitu PSAK 44: Akuntansi Aktivitas
Pengembangan Real Estat.
|
22
ISAK 21 memberikan pedoman bagaimana untuk menentukan apakah
kesepakatan untuk pembangunan real estat adalah dalam lingkup PSAK 23 (revisi
2010): Pendapatan atau PSAK 34 (revisi 2010): Kontrak Konstruksi. Apabila
pembeli dapat menetukan elemen struktural utama desain real estat, maka mengacu
pada PSAK 34 (revisi 2010): Kontrak Konstruksi. Sedangkan apabila pembeli
memiliki kemampuan terbatas untuk mempengaruhi desain real estat atau hanya
menentukan perubahan kecil atas desain awal, maka mengacu pada penjualan barang
dalam PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan.
2.1.4.1
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam ISAK 21 dibagi menjadi dua bagian yaitu:
-
Komponen untuk Konstruksi Real Estat yang diidentifikasi dalam suatu
perjanjian yang juga melibatkan komponen lainnya.
-
Perjanjian untuk konstruksi real estat.
Dalam hal ini penentu apakah suatu perjanjian Konstruksi Real Estat
termasuk dalam ruang lingkup PSAK 34 (revisi 2010): Kontrak
Konstruksi
atau PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan
bergantung pada
ketentuan yang ada. Apabila perjanjian tersebut memenuhi definisi
kontrak konstruksi maka perjanjian tersebut masuk ke dalam PSAK 34
(revisi 2010). Apabila perjanjian tersebut memenuhi definisi Pendapatan
maka Perjanjian tersebut masuk ke dalam PSAK 23 (revisi 2010).
|
![]() 23
Gambar 2.1 Perjanjian Konstruksi Real Estat
2.1.4.1.1
PSAK 34 (revisi 2010) Mengenai Kontrak Konstruksi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang
digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai
pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan permasalahaan
dan bidangnya yang sudah dikelompokkan masing-masing.
Salah satu PSAK adalah PSAK No 34 (revisi 2010)
mengenai Kontrak
Konstruksi yang terjadi pada perusahaan yang bergerak di industri Konstruksi.
Kontrak Konstruksi
diterapkan ketika perjanjian memenuhi definisi Kontrak
Konstruksi yang dijelaskan dalam PSAK 34 (revisi 2010) paragraf 02: Kontrak
Konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi
suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau
saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok
penggunaan. Artinya pembeli dapat menentukan elemen struktural yang utama dari
desain yaitu suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk konstruksi suatu
aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling
Apakah pembeli dapat menentukan elemen
struktural yang utama dari desain, atau tidak
dapat menentukan elemen struktural pada
saat konstruksi sedang dalam penyelesaian?
PSAK 23 (revisi 2010)
Pendapatan
PSAK 34 (revisi 2010)
Kontrak Konstruksi
YA
TIDAK
|
24
tergantung dalam hal
rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok
penggunaan.
Suatu kontrak konstruksi mungkin dinegosiasikan untuk membangun
sebuah aset tunggal seperti jembatan, bangunan, bendungan, pipa, jalan, kapal dan
terowongan. Kontrak konstruksi juga berkaitan dengan sejumlah aset yang
berhubungan erat atau saling tergantung satu sama lain dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.
Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara yang dalam
pernyataan ini digolongkan sebagai kontrak harga tetap dan kontrak biaya-plus.
Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa kontraktor telah
menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap yang telah ditentukan
per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan kenaikan
biaya. Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi yang mana kontraktor
mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah
ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan tetap.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menerbitkan Pernyataan
Standar Akuntansi keuangan (PSAK) 34 revisi 2010. Sebelum PSAK 34 (revisi
2010) diterbitkan, perusahaan konstruksi menggunakan PSAK 34 (1994) tentang
Akuntansi Kontrak Konstruksi. PSAK 34
(revisi 2010) berisi tentang Kontrak
Konstruksi yang mengadopsi seluruh pengaturannya dalam IAS 11 Construction
Contracts
per 1 januari 2009. Dengan diterbitkannya PSAK 34 (revisi 2010) ini,
diharapkan terciptanya proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan
keuangan.
|
![]() 25
Tabel 2.1 Iktisar Perubahan PSAK 34
Dalam PSAK
34 (revisi 2010) ada beberapa definisi dari istilah-istilah
umum yang berhubungan dengan PSAK ini, yaitu:
Kontrak Biaya Plus
adalah Kontrak Konstruksi yang mana kontraktor
mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau
telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya
atau imbalan tetap.
Kontrak Harga Tetap
adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa
kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif
tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal
tunduk pada ketentuan-ketentutan kenaikan biaya.
2.1.4.1.1.1
Pendapatan Kontrak
Dalam PSAK 34 (revisi 2010) disebut pendapatan kontrak (contract
revenue), apabila:
1)
Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak.
2)
Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran
insentif:
Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan
Dapat diukur secara andal.
Perihal
PSAK 34 (revisi 2010)
PSAK 34 (1994)
Atribusi dan
alokasi biaya ke
kontrak
Biaya peminjaman dapat diatribusikan pada
aktivitas kontrak secara umum dan dapat
dialokasikan pada kontrak tertentu
Tidak mengatur hal
tersebut
Pembebanan
biaya kepada
pelanggan
Termasuk biaya administrasi umum dan biaya
pengembangan yang penggantiannya ditentukan
dalam persyaratan kontrak
Tidak mengatur hal
tersebut
|
26
Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan
mengenai perubahaan dalam lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan berdasarkan kontrak. Penyimpangan dimasukkan ke
dalam pendapatan kontrak, jika:
-
Kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui
penyimpangan dan jumlah pendapatan yang timbul dari
penyimpangan tersebut.
-
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Klaim adalah jumlah yang ditagihkan kontraktor kepada pelanggan
atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak
termasuk dalam nilai kontrak. Klaim hanya dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
-
Negosiasi telah mencapai tingkat akhir sehingga kemungkinan
besar pelanggan akan menerima klaim tersebut.
-
Jumlah klaim kemungkinan besar akan disetujui oleh
pelanggan tersebut dan dapat diukur secara andal.
Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang diberikan kepada
kontraktor apabila standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah
terpenuhi atau terlampaui. Pembayaran insentif dimasukkan dalam
pendapatan kontrak jika:
-
Kontrak tersebut telah cukup pelaksanaannya sehingga
kemungkinan besar akan memenuhi atau melampaui standar
pelaksanaan.
-
Jumlah pembayaran insentif tersebut dapat diukur secara
andal.
|
27
Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima
atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh beragam
ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi
sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian.
Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu
periode ke periode berikutnya. Misalnya:
(a)
Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau
klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada
periode setelah periode dimana kontrak pertama kali disetujui.
(b)
Jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat
meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
(c)
Jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul
akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut.
(d)
Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output,
pendapatan kontrak meningkat juka jumlah unit meningkat.
2.1.4.1.1.2
Biaya Kontrak
Biaya dalam kontrak konstruksi menurut PSAK 34 (revisi 2010) dibagi
kedalam dua bagian, yaitu:
a.
Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu. Contohnya
seperti biaya pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan yang
digunakan dalam konstruksi; penyusutan sarana dan prasarana yang
digunakan dalam kontrak; biaya pemindahan sarana, peralatan, dan
bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak; biaya penyewaan
sarana dan peralatan; biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara
|
28
langsung berhubungan dengan kontrak; estimasi biaya pembetulan dan
jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul selama masa jaminan;
klaim dari pihak ketiga.
b.
Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan
dapat dialokasikan pada kontrak tersebut, termasuk asuransi, biaya
rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan
dengan kontrak tertentu, biaya jaminan, dan overhead
konstruksi.
Overhead konstruksi meliputi biaya-biaya seperti penyiapan dan
pemrosesan gaji karyawan konstruksi.
c.
Biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi
kontrak dapat mencakup beberapa biaya administrasi umum dan biaya
pengembangan yang penggantiannya ditentukan dalam persyaratan
kontrak.
Dalam
halaman 34.9 alinea 30 dijelaskan mengenai pengakuan
pendapatan dan beban kontrak dan juga dalam kaitannya dengan metode percentage
completion: pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap
penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian.
Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang
terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban,
dan laba, yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara
proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai cakupan
aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode.
|
29
2.1.4.1.2
PSAK 23 (revisi 2010) Mengenai Pendapatan
Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan 23 (revisi 2010) paragraf 06 menyatakan bahwa: Pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama
suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari konstribusi penanaman modal.
PSAK 23 mengatur mengenai pendapatan dalam ruang lingkup penjualan
barang, penjualan jasa, dan penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan deviden. Dalam kriteria, PSAK 23 (revisi 2010)
mengakui bahwa pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima. Jika hasil transaksi penjualan barang atau jasa dapat diestimasi
dengan andal, maka pendapatan diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian
transaksi pada akhir periode pelaporan. Tetapi apabila tidak dapat diukur dengan
andal maka pendapatan diukur pada nilai wajar barang atau jasa yang diserahkan,
disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
Pendapatan yang termasuk dalam PSAK 23 (revisi 2010) dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu:
1.
Kriteria Pendapatan untuk Penjualan Barang
Diakui sebagai pendapatan dari
penjualan barang apabila entitas
disyaratkan untuk menyediakan jasa bersamaan dengan material
konstruksi dalam rangka memenuhi kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan real estat kepada pembeli.
Pendapatan dari penjualan
barang diakui sesuai dengan paragraf 13 jika seluruh kondisi berikut
terpenuhi, yaitu:
|
30
1) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang
secara signifikan kepada pembeli;
2) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait
dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian
efektif atas barang yang dijual;
3) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
4) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan
5) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara andal.
Pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan bersamaan waktunya
dengan pemindahan hak milik barang atau pemindahan penguasaan
barang tersebut kepada pembeli. Hal ini umumnya terjadi pada penjualan
eceran dimana pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi apda
saat pemindahan hak milik atau pemindahan penguasaan hak atas barang.
Adakalanya suatu perusahaan akan menahan risiko signifikan dari
kepemilikan dimana transaksi tersebut bukan merupakan suatu penjualan
sehingga tidak terjadi pengakuan pendapatan. Dalam PSAK 23
(revisi
2010) menyatakan perusahaan dapat menahan risiko kepemilikan dengan
berbagai cara, yaitu:
a) Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan
pelaksanaan suatu hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin
sebagaimana biasanya;
|
31
b) Apabila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tergantung
pada pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang
yang bersangkutan;
c)
Apabila penerimaan barang tergantung pada instalasinya dan
instalasi tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang
belum diseleseikan oleh perusahaan;
d) Apabila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian
berdasarkan alasan yang ditentukan dalam kontrak dan perusahaan
tidak dapat memastikan apakah akan terjadi retur.
Pendapatan diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Dalam
beberapa kasus, kemungkinan hal tersebut terjadi sangat kecil sampai
imbalan diterima atau faktor ketidakpastian dihilangkan. Misalnya,
belum ada kepastian bahwa pemerintah asing akan memberi izin
pengiriman imbalan atas penjualan di negara asing. Jika izin diberikan,
maka ketidakpastian tersebut hilang dan pendapatan diakui. Namun, jika
ketidakpastian timbul dari kolektibilitas jumlah tertentu yang telah amsuk
dalam pendapatan, maka jumlah yang tidak tertagih atau jumlah tertentu
jumlah pemulihan yang kemungkinannya tidak besar lagi diakui sebagai
beban bukan sebagai penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang
diakui semula.
2.
Kriteria Pendapatan untuk Penjualan Jasa
Ketentuan PSAK 23 ( 2010:23:5) paragraf 19 menyatakan bahwa
Apabila hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat
diestimasi secara andal, maka pendapatan sehubungan dengan transaksi
|
32
tersebut diakui dengan mengacu pada tingkat penyelesaian dari transaksi
pada akhir periode pelaporan. Hasil transaksi dapat diestimasi secara
andal jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
a)
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
b) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan
transaksi tersebut akan mengalir ke entitas.
c)
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal.
d) Biaya yang timbul untuk transaksi tersebut dapat diukur secara
handal.
Dalam PSAK 23 (revisi 2010) paragraf 23
juga dijelaskan mengenai
tingkat penyelesaian suatu transaksi dimana metode tersebut dapat
mengukur dengan andal jasa yang diberikan dan metode yang digunakan
tergantung dari sifat transaksi. Metode tersebut antara lain sebagai
berikut:
a)
Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan;
b)
Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase
dari total jasa yang harus dilakukan; dan
c)
Proporsi biaya
yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi
estimasi total biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang
mencerminkan jasa yang dilaksanakan hingga tanggal tersebut.
Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilakukan atau yang
harus dilakukan dimasukkan ke dalam estimasi total biaya
transaksi tersebut.
|
33
IAI (2010:23:6) juga merasa penting untuk membuat peraturan untuk
transaksi penjualan jasa yang tidak dapat diestimasi dengan andal, yang
tidak diestimasi dengan andal tapi besar kemungkinan biaya yang terjadi
dapat diperoleh kembali, dan yang tidak dapat diestimasi dengan andal
dan kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan diperoleh kembali dalam
paragraf 25 sampai 27. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut:
Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tiak dapat diestimasi
dengan andal, pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan
beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.
Selama tahap awal suatu transksi, sering kali terjadi bahwa hasil
transaksi tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal. Namun demikian,
besar kemungkinan terjadi bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh
kembali biaya transaksi yang terjadi. Oleh karena itu, pendapatan yang
diakui hanya yang berkaitan dengan biaya yang telah terjadi yang
diharapkan dapat diperoleh kembali. Karena hasil transaksi tersebut tidak
dapat diestimasi dengan andal, tidak ada laba yang diakui.
Jika hasil dari suatu transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan
kecil kemungkinan biaya yang terjadi akan diperoleh kembali,
pendapatan tidak diakui dan biaya yang terjadi diakui sebagai beban.
Biala kondisi yang semula mengakibatkan estimasi hasil kontrak tidak
dapat dilakukan denghan andal tidak lagi ada, pendapatan diakui sesuai
dengan paragraf 19.
3.
Pendapatan dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen dengan cara:
a)
Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan
hasil efektif aktiva tersebut;
b)
Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan;
c)
Dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui apabila
hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
|
34
Bila:
a)
Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir ke entitas.
b)
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Perusahaan mengakui pendapatannya bila besar kemungkinan manfaat
ekonomi sehubungan dnegan transaksi terseut akan diperoleh
perusahaan. Namun, bila ketidakpastian timbul tentang kolektabilitas
sejumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak
dapat ditagih, atau jumlah yang pemulihannya tidak lagi besar
kemungkinannya, diakui sebagai beban daripada penyesuaian jumlah
pendapatan yang diakui semula.
Biaya menurut PSAK 23 (revisi 2010) diakui secara bersamaan dengan
pendapatan yang didapat perusahaan sesuai dengan pendapatan yang diterima dari
penjualan barang, penjualan jasa atau penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
2.1.4.2
Perbedaan Pengakuan Pendapatan ISAK 21, PSAK 34 (revisi 2010)
dan PSAK 23 (revisi 2010
Dalam kriteria PSAK 23 (revisi 2010) mengakui bahwa pendapatan diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jika hasil transaksi
penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, maka pendapatan diakui dengan acuan
pada tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan. Tetapi apabila
tidak dapat diukur dengan andal maka pendapatan diukur pada nilai wajar jasa yang
diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer,
|
35
sedangkan pada kegiatan konstruksi yang bersifat jangka panjang, hal tersebut sulit
ditentukan dikarenakan penyelesaian akhir kontrak tidak pada tahun yang sama.
ISAK 21 yang membahas mengenai pengakuan pendapatan aktivitas dalam
suatu perjanjian kontruksi real estat. Jika pembeli dapat menentukan elemen
struktural utama desain real estat, maka hal ini mengacu kepada PSAK 34. Dan jika
pembeli memiliki kemampuan terbatas untuk mempengaruhi desain real estat atau
hanya menentukan perubahaan kecil atas desain awal, maka mengacu kepada
penjualan barang dalam PSAK 23. Hal tersebut bergantung kepada ketentuan yang
ada dalam perjanjian dan seluruh fakta dan kondisi yang ada dalam menentukan
apakah perjanjian suatu kontruksi masuk dalam ruang lingkup ISAK 21 atau tidak.
PSAK 34 diterapkan ketika perjanjian memenuhi definisi kontrak konstruksi
yang dijelaskan dalam PSAK 34 (revisi 2010) halaman 34.2, baris 29 : suatu
kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk kontruksi suatu aset atau suatu
kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam
hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.
2.1.4.3 Pengungkapan
Sesuai dengan ISAK 21 paragraf 20 dan 21 ada beberapa pengungkapan yang harus
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan industri real estat, yaitu:
a)
Jika entitas mengakui pendapatan menggunakan metode persentase
penyelesaian untuk perjanjian yang memenuhi kriteria PSAK 23 (revisi 2010)
pendapatan, paragraf 13 secara berkelanjutan sebagai konstruksi berjalan (liat
paragraf 17), maka entitas mengungkapkan:
|
![]() 36
Bagaimana entitas menentukan perjanjian yang memenuhi seluruh
kriteria dalam PSAK 23 (revisi 2010) paragraf 13 secara berkelanjutan
sebagai konstruksi berjalan;
Jumlah pendapatan yang timbul dari perjanjian tersebut pada periode;
Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian dari
perjanjian yang sedang berjalan.
b)
Untuk perjanjian yang dijelaskan diatas yang masih berjalan pada akhir
periode pelaporan, entitas juga mengungkapkan:
Jumlah agregrat biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi rugi
yang terjadi) pada tanggal pelaporan; dan
Jumlah uang muka yang diterima.
2.2
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian Muhammad Enstain
(2012) yang berjudul Analisis
Penerapan PSAK 34 (revisi 2010) atas pengakuan pendapatan dan biaya pada PT.
IKPT menyatakan 5 hal. Pertama, perusahaan mengakui pendapatan dan biayanya
serta cara penghitungannya adalah dengan menggunakan metode persentase
penyeleseian (percentage of completion method) dimana pendapatan dapat diakui
berdasarkan kemajuan pekerjaan yang sedang dikerjakan. Perusahaan hanya
menggunakan metode percentage of completion
pada proyek yang bersifat EPC
(Engineering Procurement, Construction), proyek di luar itu, jangka pendek maupun
panjang, perusahaan hanya mencatat actual
saja. Kedua, perusahaan
menggunakan
metode cost approach
dalam proses pengakuan pendapatan dan biayanya, yaitu
dengan penentuan pendapatan yang dapat diakui melalui proses pengaitan langsung
dari biaya yang terjadi saat ini. Ketiga, tidak menggunakan metode revenue
|
37
approach dikarenakan perusahaan akan sulit dalam mempertanggungjawabkan dan
menjabarkan selisih biaya yang terjadi antara biaya yang terjadi dengan biaya hasil
pengaitan dari total pendapatan. Keempat, perusahan tidak ada jurnal penutup untuk
akun Gross Amount due to
dan Gross Amount due from karena pada proyek telah
berakhir, kedua akun akan menajdi nol dengan sendirinya. Kelima, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pendekatan biaya dengan
pendekatan pendapatan dalam hal keandalan pelaporan keuangan perusahaan.
Dalam penelitian Ridwan (2012) yang berjudul Penerapan Pengakuan
Pendapatan dengan Menggunakan PSAK 34 Terbaru (revisi 2010) pada Perusahan
Konstruksi PT.PP (PERSERO) menyatakan 2 hal. Pertama, perusahaan
menggunakan metode pendekatan dengan pendekatan fisik dalam mengakui
pendapatannya. Kedua, metode dengan pendekatan biaya (cost to cost) memberikan
sebuah gambaran yang lebih nyata dan wajar dibandingkan dengan menggunakan
pendekatan fisik. Hal ini dikarenakan persentase yang didapat adalah berdasarkan
biaya yang keluar pada saat proyek tersebut berjalan.
Panjaitan (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik spesifik
perusahaan terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan perusahaan real estate
dan properti di BEI. Penelitian ini mengambil 36 sampel selama
periode 2005 dan
2006. Simpulan yang dihasilkan adalah hasil uji hipotesis menunjukkan adanya
pengaruh karakteristik
spesifik
perusahaan
yang
mempengaruhi tingkat
pengungkapan
laporan keuangan dan dari 8 variabel independen hanya variabel
ukuran perusahaan dan Return On Equity yang memiliki pengaruh signifikan.
Menurut Michelle (2010) dalam artikel yang berjudul IFRIC 15 and The
Malaysian Property Segement with another new standard setting its path towerds the
Malaysian property industry, should developers brace? menyatakan bahwa pada
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() 38
saat IFRIC 15 diterapkan akan mempengaruhi pajak penghasilan dan selama periode
transisi dari IFRIC 15, kewajiban pajak yang terjadi sebelum pendapatan atau
keuntungan diakui, dan standar akuntansi yang diterapkan secara restrospektif yang
berarti penyesuaian pada pembukuan saldo harus dibuat sebelum periode tanggal
efektif IFRIC 15. Menurut Michelle seharusnya IFRIC 15 seharusnya tidak
mengurangi profitabilitas keseluruhan proyek, waktu pengakuan pendapatan banyak
menyimpang dari bentuk aslinya. Kemudian lagi, bagaimana
prinsip
pencocokan
berlaku untuk
biaya yang terkait dengan
pendapatan
yang
diterima melalui
periode
akuntansi yang berbeda? Mungkin
membangun dan menjual
semua dalam tahun
keuangan yang sama?
2.3
Kerangka Pemikiran
ISAK 21
Konstruksi Real Estat
Pengakuan
Pendapatan
Pengungkapan
Laporan Keuangan
PSAK 23
(revisi 2010)
Pendapatan
PSAK 34
(revisi 2010)
Kontrak
Konstruksi
|