7
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Analisis Perusahaan
2.1.1
Analisis Fundamental
 
Pada saat melakukan analisis penilaian saham, investor bisa
melakukan analisis fundamental secara top-down
untuk menilai prosek
perusahaan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan faktor-
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan beberapa
alternatif keputusan tentang di mana alokasi investasi akan dilakukan, serta
dalam bentuk apa investasi tersebut dilakukan.
Setelah mendapatkan hasil
dari analisis ekonomi hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan
analisis industri. Analisis industri merupakan analisis yang didasari pada hasil
analisis ekonomi untuk menentukan industri mana saja yang akan dipilih. 
Hasil dari analisis industri kemudian digunakan dalam analisis
perusahaan. Analisis perusahaan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
perusahaan-perusahaan atau saham mana saja yang menguntungkan sehingga
layak dijadikan investasi (Tandelili,2011:398). 
2.1.2
Definisi Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan memiliki
manfaat untuk mengambil sebuah keputusan. Menurut Fahmi (2011:1)
diperlukan proses
perbandingan, evaluasi, dan analisis
tren akan membantu
investor dalam memprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Hasil
  
8
dari laporan keuangan yang telah di analisis secara tersirat menjelaskan
bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan. 
 
Analisis laporan keuangan 
menurut Fahmi
(2011:66) dapat
memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Oleh
karena itu, analisis laporan keuangan hendaknya dilakukan denan cermat
dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat sehingga informasi yang
dihasilkan dapat dipercaya.
2.1.3
Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut
Kasmir (2012:68), tujuan dari analisis laporan keuangan
adalah:
1.
Mengetahui bagaimana kondisi perusahaan terkini yang berhubungan
dengan aset, kewajiban, ekuitas dan berbagai hal yang berhubungan
dengan keberhasilan yang telah dicapai.
2.
Berdasarkan kondisi perusahaan yang ada, maka akan diketahu
kelemahan-kelemahan perusahaan yang akan berguna bagi pemulihan
atau perbaikan perusahaan dimasa akan datang.
3.
Tidak hanya kelemahan-kelemahan saja yang akan diketahui ketika
melakukan analisis laporan keuangan tetapi kelebihan-kelebihan juga
akan dapat diketahui.
4.
Berdasarkan kelemahan dan kelebihan yang ada, maka kita dapat
menentukan langkah apa yang akan dilakukan untuk tujuan perbaikan
maupun dalam usaha mempertahakan posisi perusahaan.
  
9
5.
Melakukan penilaian terhadap hasil kinerja manajemen dalam
menjalankan strategi-strategi dan juga dapat digunakan sebagai
pembanding usaha sejenis dimana industri perusahaan berada.
2.1.4
Teknik Dasar Dalam Analisis Laporan keuangan
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan. Adapun langkah-langkah yang
perlu diperhatikan
(Kasmir,2012:69):
1.
Langkah pertama yaitu mengumpulkan data keuangan dan berbagai data
yang mendukung dan berhubungan dengan data keuangan tersebut.
2.
Melakukan perhitungan atau perkiraan dengan rumus-rumus tertentu
yang memasukkan angka dan sesuai dengan standart yang ada. Hal ini
bertujuan
untuk mendapaykan angka-angka yang kemudian dapat
digunakan sebagai pembanding.
3.
Berdasarakan hasil dari perhitungan tersebut, langkah selanjutnya adalah
melakukan interpretasi atau penafsiran terhadap hasil  perhitungan
tersebut.
4.
Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan membuat laporan
atas apa yang sudah dilakukan serta memberikan rekomendasi yang
dibutuhkan untuk membantu perbaikan yang terkait dengan perusahaan.
Pada  prakteknya terdapat dua  metode analisis laporan keuangan yaitu
analisis komparatif
dan analisis common size
(Kasmir 2012:69).Kedua
analisis di atas bertujuan untuk pengenalan terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan.
Pemilihan atas analisis mana yang dipakai dalam menganalisis
  
10
bergantung kepada calon investornya sendiri. Namun, dapat dikatakan bahwa
analisis rasio popular dalam diskusi manajemen sehari-hari, terutama
mengenai rasio profitabilitas. Profitablitas menjadi penting
bagi perusahaan
dikarenakan rasio ini menjadi tolak ukur keberhasilan manajemen dalam
menjalankan usaha yang dipercayakan kepadanya. 
2.1.4.1   Analisis Komparatif 
Analisis komparatif disebut juga dengan analisis horizontal. Analisis
komparatif dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk
beberapa periode.
Analisis ini dapat dilakukan baik untuk neraca maupun
laporan laba rugi.
Hasil dari analisis ini dapat membantu investor dalam
melihat perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun. Selain itu, terdapat
beberapa jenis teknik analisis laporan keuangan lainnya menurut kasmir
(2012:70) yaitu:
1.
Analisis perbandingan antara laporan keuangan
Pada analisis perbandingan anatara laporan keuangan, hal pertama
yang dilakukan adalah dengan melakukan perbandingan laporan
keuangan dari period eke periode laporan keuangan. 
2.
Analisis tren atau tendensi 
Pada analisis ini
yang perlu dilakukan adalah melakukan
perhitungan atau perbandingan  dari periode ke periode sehingga akan
terlihat apakah terdapat perubahan yang dialami perusahaan dari period
eke periode. 
  
11
3.
Analisis persentase per komponen 
Pada analisis ini yang dilakukan hanya membandingkan seluruh
komponen yang ada di dalam laporan keuangan suatu perusahaan.
4.
Analisis rasio
Merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahuo hubungan
pos-pos yang ada dalam satu
laporan keuangan atau pos-pos antara
laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
2.1.4.2   Analisis Common Size
Analisis common size atau analisis vertikal merupakan analisis
yang dilakukan terhadap satu periode laporan keuangan saja. Analisis
dilakukan  antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang
diperoleh  hanya untuk satu periode saja dan perkembangan tidak dari
periode ke 
periode. Analisis common size
mensyaratkan adanya
standartirasi format 
laporan keuangan. Keberadaan format laporan
keuangan yang 
terstandarisasi akan mempermudah melihat
perbandingan antara pos  laporan keuangan. 
2.1.5   Definisi Analisis Rasio
Rasio keuangan menurut James C. Van Horne (Kasmir: 2012:104)
merupakan  indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan
membagi satu
angka dengan angka lainnya. Sedangkan menurut Fahmi (2011:107)
rasio keuangan penting gunanya bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan
dalam 
menentukan perusahaan mana yang dapat membayar deviden.
Hasil dari
analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai acuan dalam
menganalisis kondisi
  
12
kinerja suatu perusahan baik dalam jangka waktu pendek atau panjang. Lain lagi
dengan yang dikatakan oleh Warsidi dan Bambang (Fahmi,2011:108) bahwa:
“Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perubahan
yang menjelaskan prestasi perusahaan yang menjelaskan berbaai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam kondisi
keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend
pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan risiko dan peluang yang
melekat pada perusahaan yang bersangkutan.”    
2.1.5.1 Hubungan Rasio Keuangan dan Kinerja Keuangan
Menurut James C.Van Horne dan John M.Wachowicz
(Fahmi,2011:108) bahwa “ To evaluate the financial condition and
performance of a firm, the financial analyst needs certain yardstick. The
yardstick frequently used 
is a ratio, index, relating two pieces of financial
data of to each other. Sedangkan menurut Gitman (Fahmi,2011:108) “ Ratio
analysis involoves methods of calculating and interpreting financial ratio to
asses the firm’s performance. The basic inputs to ratio analysis are firm’s
income statement and balance sheet”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya
keterkaitan hubungan antara rasio keuangan dan kinerja perusahaan. Investor
dapat menggunakan hasil rasio sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Oleh karena itu hendaknya pengelolaan penilaian kinerja perusahaan
hendaknya bermanfaat.
2.1.5.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan 
 
Berikut manfaat yang didapatkan dalam melakukan analisis rasio
keuangan (Fahmi,2011:109):
1.
Analisis rasio keuangan yang dilakukan bermanfaat bagi penilaian
kinerja perusahaan dan juga prestasi atas apa yang telah dilakukan
oleh manajemen dalam merencanakan dan melaksanakan strategi-
  
13
strategi yang telah dilakukan.
Selain itu, pihak manajemen juga
dapat melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dialami oleh
perusahaan.
2.
Analisis rasio keuangan yang dilakukan selain bermanfaat bagi
pihak internal, juga dapat bermanfaat bagi pihak eksternal.
Contohnya, bagi kreditur hasil dari perhitungan rasio keuangan
akan bermanfaat dalam menentukan apakah suatu perusahaan layak
dalam diberikan pinjaman.
3.
Selain itu, hasil dari kinerja perusahaan juga berguna bagi seluruh
stakeholder dalam melakukan penilaian.
2.1.5.3
Keunggulan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (Fahmi,2011:109) analisis rasio
mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1.
Hasil dari perhitungan rasio berupa angka yang bearti dapat
dengan mudah dipahami dan ketika hasilnya dilaporkan, maka
hasil dari informasi dan dapat menghasilkan informasi yang
lebih sederhana ketika hasil tersebut dilaporkan kepada pihak
yang berkepentingan.
2.
Hasil dari analisis perhitungan rasio suatu perusahaan, dapat
digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis di
tengah-tengah industri. Hal ini akan bermanfaat dalam
penentuan atau pertimbangan pengambilan keputusan dimasa
yang akan datang.
  
14
3.
Baiknya prediksi atau menjalankan suatu strategi yang
dilakukan akan bermanfaat bagi perusahaan dalam menentukan
ukuran atau size suatu perusahaan.
2.1.5.4
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 
Saat melakukan analisis laporan keuangan, terdapat beberapa
kendala dalam mempercayai 100%
hasil dari rasio keuangan. Hal ini
dikarenakan adanya kondisi yang belum tentu terjadi seperti hasil
perhitungan.
Menurut J. Fred Weston (Kasmir,2011:117) menyebutkan
beberapa kelemahan rasio keuangan seperti:
1.
Data keuangan disusun dari data akuntansi. Kemudian, data
tersebut ditafsirkan dengan berbagai macam cara, misalnya
masing-masing perusahaan menggunakan: 
a)
Metode penyusutan yang berbeda untuk menentukan
nilai 
penyusutan terhadap aktivanya, sehingga
menghasilkan nilai 
penyusutan setiap periode juga
berbeda, atau
b)
Penilaian persediaan yang ada. 
2.
Adanya manipulasi data artinya dalam menyusun data, pihak
penyususn tidak jujur dalam memasukan angka-angka ke laporan
keuangan yang mereka buat. Akibatnya hasil perhitungan rasio
keuangan tidak menunjukan hasil sesungguhnya.
3.
Perlakuan pengeluaran
untuk biaya-biaya antar satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya berbeda. Misalnya biaya riset dan
pengembangan, biaya perencanaan pensiun, merger, jaminan
kualitas pada barang jadi dan cadangan kredit macet. 
4.
Penggunaan tahun fiskal yang berbeda, juga dapat menghasilkan
perbedaan.
5.
Pengaruh musiman mengakibatkan rasio komparatif akan ikut
berpengaruh. Kesamaan rasio keuangan yang telah dibuat dengan
standart industri belum menjamin perusahaan berjalan normal dan
telah dikelola dengan baik.
Sedangkan menurut Fahmi (2011:110), terdapat beberapa kelemahan
dengan digunakannya analisis rasio keuangan yaitu:
1.
Analisis rasio yang dilakukan merupakan indikasi awal dalam melihat
bagaimana kondisi suatu perusahaan dalam suatu periode penelitian
  
15
tertentu. Hasil dari perhitungan analisis rasio ini juga bersifat relative
dimana setiap orang akan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda.
2.
Analisis rasio yang dilakukan menggunakan data yang diberikan oleh
perusahaan, dimana hal ini dapat saja terjadi human error
atau
kecurangan yang sengaja dilakukan sehingga akan mengurangi dari
tingkat ketepatan hasil perhitungan.
Jadi berdasarakan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
rasio keuangan tidak dapat dijadikan satu-satunya analisis yang dilakukan
investor dalam kegiatan investasi. Hendaknya analisis rasio keuangan hanya
dijadikan landasan dalam menganalisis.
2.1.5.5
Mengatasi Kelemahan Rasio Keuangan
 
Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki dalam rasio keuangan
memang tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu,ada beberapa solusi
yang
dapat
dilakukan dalam mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada. Menurut
Fahmi
(2011:111) solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi
permasalahan dalam rasio keuangan adalah:
1.
Berdasarkan hal di atas yang mengatakan bahwa rasio keuangan
merupakan indikasi awal maka diperlukan analisis non keuangan yang
perlu dilakukan dalam mengatasi kelemahan tersebut.
2.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hal selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah dengan membandingkan dimana hal ini berguna untuk
melihat apa yang menjadi penyebab selisih yang ada.
  
16
3.
Membuat keputusan yang baik dan benar diperlukan perhitungan yang
matang dan diperlukan kehati-hatiaan. Oleh karna itu, pihak manajemen
perlu melakukan berbagai analisis dan tidak hanya melakukan analisis
rasio keuangan saja. 
2.1.5.6  Jenis-Jenis rasio keuangan 
  Rasio keuangan memiliki berbagai kegunaan bergantung kepada
siapa penggunanya. Rasio keuangan dapat digunakan bagi akademis
maupun
investor. Oleh karena itu, terdapat empat
jenis rasio yang dapat digunakan
dalam analasis sesuai dengan kegunaan masing-masing. Berikut keempat
terdapat jenis rasio yang dapat digunakan dalam analisis rasio keuangan
(Kasmir,2011:110), yaitu:
 
2.1.5.6.1  Rasio Likuiditas
Menurut Westton (Kasmir,2011:110) rasio likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuji kewajiban jangka pendek. Selain itu, rasio likuiditas
juga dapat digunakan untuk menunjukan dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik
kewajiban jangka pendek mampun jangka panjang.
Menurut Fahmi (2011:116) rasio likuiditas penting
dikarenakan kegagalan dalam membayar kewajiban dapat
menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio ini mengukur pada
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat
aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hhutang lancanya.
Rasio likuiditas juga merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Terdapat dua macam
  
17
hasil penilaian trhadap pengukuran rasio ini, yaitu apabila prusahaan
mampu memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut
likuid dan sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban tersebut atau tidak mampu, dikatakan illikuid
(Kasmir,2011:112). 
Berikut adalah tujuan dan manfaat yang didapat dari hasil
rasio likuiditas (Kasmir,2011:132):
1.
Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
atau hutang
yang segerajatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,
kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya
dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.
2.
Untuk mengukur kemampua perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya,
jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama
dengan satu tahun atau sama dengan satu tahun,
dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
3.
Untuk mengukur atau membandingkan anta4ra jumlah sediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.
4.
Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan
yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5.
Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar hutang.
 
Rasio likuiditas memiliki beberapa jenis rasio-rasio. Berikut
 
beberapa rasio utama dari rasio likuiditas:
  
18
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas
solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kebutuhan utang ketika jatuh tempo (Fahmi,2011:121). Berikut rumus
current ratio:
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang.
Ketersedian uang kas dapat ditunjukan dari tersedianya dana kas atau
setara dengan kas seperti rekening gito atau tabungan di bank
(Kasmir,2011:138). Berikut rumus Cash Ratio: 
2.1.5.6.2   Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menurut Fahmi (2011:116) merupakan rasio
yang menunjukkan bagaimana perusahaan mampu untuk mengelola
hhutangnya dalam rangka memperoleh keuntungan dan juga mampu
untuk melunasi kembali hutangnya. Sedangkan menurut Kasmir
(2011:151) rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hhutang.
Pengukuran rasio solvabilitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan
yaitu mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman
digunakan untuk pemodalan dan melalui pendekatan rasio laba rugi.
  
19
Menurut Kasmir (2011:153)  tujuan perusahaan dengan
menggunakan rasio solvabilitas adalah:
1. Mengetahui keadaan keuangan perusahaan khususnya dalam
hal kewajiban. Beberapa hal yang bisa kita ketahui adalah
bagaimana posisi keuangan perusahaan terhadap kewajibannya
apakah ada keseimbangan antara nilai aktiva dan modal.
2. Berdasarkan penilaian keseimbangan tersebut, kita dapat
mengetahui apakah perusahaan tersebut dalam hal pendanaan
dibiayain oleh hutang atau tidak. 
3. Hasil dari penilaian pendanaan yang dilakukan oelh
perusahaan, kita dapat melakukan penilaian apakah terdapat
pengaruh secara langsung terhadap perusahaan tersebut.
Rasio solvabilitas
memiliki beberapa jenis rasio-rasio. Berikut
beberapa rasio utama dari rasio solvabilitas:
Rasio kewajiban terhadap Modal ( Debt to Total Asset Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva atau dengan kata lain seberapa besar aktiva
perusahaan
dapat dibiayai oleh hutang
atau seberapa besar hutang
perusahaan dapat berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
(Kasmir,2011:156). Berikut rumus Debt to Total Asset Ratio:
 
  
20
2.5.6.3 Rasio Aktivitas 
Rasio aktivitas
menurut Kasmir (2011:114) merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Hasil dari rasio ini akan kita gunakan
sebagai bahan analisis awal apakah suatu perusahaan dapat
menjalankan usahanya dengan efesien atau tidak.  
Menurut Kasmir (2011:173) rasio aktivitas memberikan
banyak  manfaat bagi semua pihak. Berikut ini adalah beberapa tujuan
yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas
antara lain :
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan pihutang selama satu
periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam pitang ini
berputar dalam satu periode.
2.
Untuk menghitung hari rata-rata penagihan pihutang, di mana
hasil
perhitungan ini menunjukan jumlah hari pihutang
tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
3. Untuk menghitung berapa hari rata-rata sediaan tersimpan
dalam gudang.
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam modal
kerja berputar dalam saru periode atau beberapa penjualan
yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan.
Berikut beberapa manfaat yang didapat dari rasio aktivitas:
1.
Dalam bidang persediaan, manajemen dapat mengetahui hari
rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang. Hal ini
dibandingkan degan target yang telah ditentukan atau rata-
  
21
rata industri. Kemudian perusahaan dapat pula
membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa
periode yang lain.
2.
Dalam bidang modal kerja dan penjualan, manajemen dapat
mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam modal kerja
berputar dalam satu periodenatau dengan kata lain, berapa
penjualan yang dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang
digunakan.
Rasio aktivitas memiliki beberapa jenis rasio-rasio. Berikut
beberapa rasio utama dari rasio aktivitas:
Rasio Perputaran Total Ativa ( Total Asset Turnover)
Rasio perputaran total aktiva merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva, semakin besar rasio ini maka dapat dikatakan
perusahaan semakin baik dalam menggunakan seluruh aset
perusahaan dalam menciptakan penjualan, dan
sebaliknya(Kasmir,2011:185). Berikut rumus Total Asset Turnover:
 
2.5.6.4  Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan
perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam
suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukan dari laba
yang dihasilkan 
dari
penjualan atau dari pendapatan investasi.
  
22
Profitabilitas perusahaan dapat dikatakan baik apabila mampu
memenuhi target laba yang telah ditetapkaa dengan menggunakan
aktiva atau modal yang dimiliki (Kasmir,2011:114).
Berdasarkan sudut pandang investor, indikator penting dalam
menilai prospek suatu perusahaan di masa akan datang adalah dengan
meilhat pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin,2010). 
Tujuan dan manfaat yang didapat dari dilakukannya analisis
rasio profitabilitas menurut Kasmir (2011:198) adalah :
1.
Kita dapat melihat bagaimana produktivitas pendanaan
yang dilakukan oleh perusahaan yang diharapkan dalam
menghasilkan keuntungan yang diinginkan baik dari modal
sendiri atau pinjaman. 
2.
Berdasarkan keuntungan yang di dapat, kita dapat melihat
bagaimana perkembangan sutau perusahaan dari period eke
periode.
3.
Untuk menilai laba bersih yang mampu didapatkan oleh
perusahaan.
 
Rasio profitabilitas
memiliki beberapa jenis rasio-rasio.
Berikut   beberapa rasio utama dari rasio profitabilitas:
Tingkat Pengembalian Aset (Return on asset)
Rasio yang menunjukan hasil atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Return of Invesment atau yang lebih
dikenal dengan
Return on Asset ini  merupakan suatu ukuran
  
23
mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya
(Kasmis,2011:202). Berikut rumus Return on Asset:
Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai asetnya. Hasil dari rasio ini dapat
digunakan sebagai indikator jika semakin besar rasionya maka
perusahaan tersebut mampu menggunakan aset yang dimiliki secara
efektif untuk menghasilkan laba. 
Tingkat Pengembalian Ekuitas (Return on equity)
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan
ekuitasrasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. (Kasmir,2011:204). Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik dikarenakan posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, begitupula sebaliknya. 
2.1.6
Analisis Ekonomi
Menurut Tandelilin (2010:339), analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga
analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya.
Tahap ini penting dilakukan dikarenakan adanya kecenderungan hubungan yang kuat
antara apa yang terjadi pada lingkungan makro ekonomi
dan kinerja suatu pasar
modal. 
  
24
Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian akro karena
nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return
yang
disyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh
perusahaan lingkungan makro ekonomi.
2.1.7
Variabel Makro ekonomi
Lingkungan makro ekonomi
adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi
perusahaan sehari-hari (Tandelilin,2010:341). Kegiatan operasional suatu perusahaan
dapat
terpengaruh dari berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun luar
perusahaan. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi return dan laba suatu perusahaan.
Sebagai contoh 
salah satu faktor makro ekonomi
yaitu tingkat inflasi di
Indonesia. Kenaikan tingkat inflasi segaris lurus dengan kenaikan pendapatan  dan
biaya perusahaan. Namun, apabila peningkatan biaya produksi tidak dapat
diimbangin dengan kenaikan harga oleh suatu perusahaan. Maka, tingkat
profitabilitas suatu perusahaan akan mengalami penurunan. 
Berdasarkan hal tersebut jelas bagi investor harus cerdik dalam mengambil
keputusan dalam melakukan investasi. Investor hendaknya melihat secara lebih luas
dalam melakukan analisis terhadap tindakan investasi yang dilakukan. Tidak cukup
hanya melakukan analisis perusahaan ataupun analisis laporan keuangan. Namun,
investor hendaknya melakukan analisis terhadap analisis ekonomi dan analisis
industri. Penguasaan yang baik dalam memahami dan meramalkan kondisi makro
ekonomi di masa yang akan datang dapat mendatangkan keuntungan bagi investor.  
  
25
Berikut beberapa variabel makro ekonomi (Tandelilin,2011:342) yaitu inflasi,
tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar,dll. Namun, variabel makro
ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Inflasi 
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga barang atau jasa untuk menarik
secara umum dan terus-menerus, Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja
tidak bisa disebut inflasi, demikian pula kenaikan harga yang bersifat sementara
juga bukan inflasi. diperlukan
jumlah uang yang semakin banyak atau dengan
jumlah uang yang sama maka jumlah barang yan dibeli semakin berkurang. 
2.
Tingkat bunga
Bunga adalah beban atau biaya yang dibebankan kepada peminjam oleh pemberi
pinjaman. Tingkat bunga yang dimaksudkan dalam variabel makro ekonomi
pada penelitian ini adalah bunga yang tercantum di dalam surat berharga.
3.
Kurs Rupiah
Kurs dapat dibedakan menjadi dia, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs
nominal adalah harga relatif dari ata uan dua negara sedangkan kurs riil adalah
harga relatif dari barang-barang kedua negara tersebut.
2.1.8
Imbal Hasil Saham 
Keuntungan merupakan sesuatu yang diharapkan oleh investor dalam
berinvestasi. Keuntungan yang di dapat merupakan imbalan atas keberanian investor
dalam menanggung risiko (Tandelili,2010:102). Maka, return saham dapat dihitung
sebagai berikut:
Keterangan:
  
26
R
= Return saham
Pt
= Harga saham sekarang
Pt-1
= Harga saham periode lalu
2.1.9
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andre Hernendiastoro pada tahun
2005 yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kondisi Ekonomi Terhadap
Return Saham dengan Metode Intervalling” dengan periode pengambilan data 2001-
2003. Metode yang digunakan adalah uji regresi berganda dan sederhana (parsial).
Variabel-variabel pada karakteristik perusahaan pada penelitian ini adalah current
ratio, debt to equity ratio, return on assets,dan price earning ratio. Sedangkan untuk
variable makro ekonomi menggunakan tingkat inflasi, suku bunga, dan kurs valuta
asing. Hasil dari penelitian ini adalah selama 2001-2003 dengan interval pengamatan
3 bulan, 6 bulan, dan 12bulan dapat diketahui bahwa ROA dan suku bunga
berpengaruh terhadap return
saham untuk interval 3 bulanan dan 6 bulanan.
Sedangkan untuk periode12 bulanan hanya suku bunga saja ang berpengaruh
terhadap return saham.
Berdasarkan uji
F
, pada periode 3 bulanan dan 6 bulanan variable
CR,DER,ROA, PER,tingkat bunga, tingkat inflasi dan kurs secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return aham, dan pada interval 12
bulanan CR,DER,ROA, PER , tingkat bunga dan kurs saja yang secara simultan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham.
Sedangkan untuk uji –t
selama dengan periode pengamatan 3 bulanan dan 6 bulanan dapt dikethui bahwa
hanya ROA dan suku bungan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return
aham. Pada periode pengamatan 12 bulanan hanya variable sukbunga yang
mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham.
  
27
Hasil pengujian koefisiensi determinasi pada periode pengamatan 3 bulanan 
adalah 7,1%, 6 bulanan 16,7% dan 12 bulanan 41,7% dimana perubahan return
saham apda interval 3 bulanan dan 6 bulanan (7,1% dan 16,7%) dapat dijelaskan oleh
adanya perubahan ROA dan suku bunga, sedangkan untuk periode 12 bulanan dapat
dijelaskan oleh variasi perubahan suku bunga. Penelitian dengan periode 3 bulanan
dan 6 bulanan mendapatkan hasil hipotesis bahwa ROA dan suku bunga dapat
diterima. Pada periode 12 bulanan hipotesis tingkat bunga dapat diterima.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Auliyah dan Hamzah pada tahun
2006
yang berjudul “ Analisis
Karakteristik Perusahaan, Industri, dan Makro
ekonomi Terhadap Return dan Beta Saham Syahriah” dengan periode pengambilan
data keuangan periode dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2005. Metode
yang digunakan adalah uji anova atau F-test. Variabel-variabel pada karakteristik
perusahaan pada  penelitian ini adalah earing per share, devidend payout, leverage,
current ratio, return on investmen, dan cyclicality. Sedangkan, pada variabel industri
yang digunakan adalah variabel antara industri manufaktur dan non manufaktur
dengan ukuran nilai 0 untuk industri kecil dan 1 untuk industri besar yang
dikelompokkan berdasarkan nilai dari total aset perusahaan. Variabel makro ekonomi
yang digunakan adalah kurs rupiah terhadap dolar dan Produk Domesti Bruto (PDB).
. Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel-variabel karakteristik perusahaan,
indutri, dan makro ekonomi
tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat 5%
terhadap return saham syariah tetapi berpengaruh secara signifikan pada beta saham
syariah. Pengujian secara parsial dengan t-test menunjukan bahwa tidak ada satu pun
variabel-variabel karakteristik perusahaan, indutri, dan makro ekonomi berpengaruh
secara signifikan pada return saham syariah, sedangkan variabel-variabel
karakteristik perusahaan, indutri, dan makro ekonomi
terhadap beta saham yang
  
28
mempunyai pengaruh signifikan pada tingkat 5% adalah cyclicality, kurs rupiah
terhadap dollar dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Sedangkan berdasarnya penelitian yang dilakukan oleh Naswar pada tahun
2008 dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Return
Saham Syariah di Indonesia” dengan periode waktu pengambilan data 2000-2006.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan model
ekomometrika. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengaruh tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat suku bungan SBI. Hasil dari
penelitian ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return
saham syariah di Indonesia, sedangkan untuk variabel
suku bunga SBI menghasilkan hal sebaliknya yaitu berpengaruh negatif dan
berpengaruh signifikan terhadap return saham syariah di Indonesia. 
Pada tahun 2012 dilakukan penelitian serupa oleh Prasetio dengan judul
“Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio Keuangan Perusahaan
Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada Sub-Sektor Komponen dan Otomotif
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Periode pengambilan data yaitu pada tahun
2008-2011 dengan variabel rasio keuangan Current ratio (CR), Debt to Equity
(DER), Return On Asset (ROA), sedangkan untuk variabel makro ekonomi yang
digunakan adalah inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga. Metode analisis yang
digunakan adalah dengan analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi klasik
normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Pengujian tingkat
signifikan variabel menggunakan metode uji F dan uji T. Hasil dari penelitian ini
adalah variabel inflasi, ROA,DER, dan CR secara bersamasama berpengaruh
siginifikan terhadap return saham. Secara parsial, variabel inflasi, nilai tukar, suku
  
29
bunga, dam ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadapt return saham hanya
DER dan CR yang berpengaruh signifikan terhadap return saham. 
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Prasetio dengan judul “Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan Rasio
Keuangan Perusahaan Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada Sub-Sektor
Komponen dan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Namun, terdapat
beberapa perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu :
1.
Variabel-variabel yang digunakan berbeda, dimana pada penelitian terdahulu
variabel kinerja perusahaan yang digunakan adalah Current ratio (CR), Debt to
Equity (DER), Return On Asset (ROA), sedangkan untuk variabel makro
ekonomi yang digunakan adalah inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga.
Current ratio (CR), Debt to Equity (DER), Return On Asset (ROA), sedangkan
untuk variabel makro ekonomi yang digunakan adalah inflasi, nilai tukar dan
tingkat suku bunga.
Pada penelitian ini variabel-variabel yang kinerja
perusahaan yang digunakan adalah Return On Asset (ROA)
dan Return On
Equity (ROE) sedangkan untuk variabel makro ekonomi yang digunakan adalah
nilai tukar dan tingkat suku bunga.
2.
Pemilihan sampel yang berbeda, dimana pada penelitian terdahulu hanya Sub-
Sektor Komponen dan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil semua industri non
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengambilan
data 2010-2012.
  
30
2.1.10 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 
2.1.10.1
Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return saham
Menurut Tandelilin (2010:361) ROA merupakan gambaran suatu
perusahaan menghasilkan laba yang didapat
dari kemampuan aset-aset yang
dimiliki suatu perusahaan. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang
baik, demikian pula sebaliknya (Kasmir,2011:202). Hal ini yang akan
mempengaruhi pola pikir investor dalam mengambil keputusan dalam
melakukan investasi.
2.1.10.2
Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham
Menurut Tandelilin (2010:361) ROE merupakan gambaran suatu
perusahaan menghasilkan laba yang didapat dengan cara memaksimalkan
aset-aset yang dimiliki. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian
yang diharapkan investor juga semakin besar, sehingga memungkinkan untuk
banyak investor untuk mencari saham (Kasmir,2011:204).
2.1.10.3
Pengaruh Tingkat Bunga terhadap Return Saham 
Tingkat bunga di suatu negara dapat mempengaruhi return saham
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan
oleh Tandelilin (2010:343) bahwa tingkat bunga yang tinggi merupakan
sinyal negatif dikarenakan adanya peningkatan suku bunga yang disyaratkan
dalam investasi pada suatu saham.
2.1.10.4
Pengaruh Nilai Tukar  terhadap Return Saham
Nilai tukarterhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi
perekonomian yang mengalami inflasi (Tandelilin 2010:344). Hal ini bisa
dijelaskan dengan fakta adanya penurunan biaya impor untuk bahan baku dan
adanya penurunan tingkat suku bunga. Namun, melemahnya nilai
  
31
tukarterhadap mata uang asing dapat melemahkan daya beli masyarakat. Hal
ini dapat memicu adanya penurunan tingkat keuntungan investasi dalam
rupiah.
2.2 
Hipotesis
Penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara rasio profitabilitas
(ROA dan ROE) dan variabel makro ekonomi
terhadap return saham, maka posisis
ROA, ROE, dan beberapa variabel makro ekonomu sebagai variabel bebas serta
return saham sebagai variabel terikat. Berdasarkan variabel tersebut hipotesis yang
akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
Ho1
:Ada pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat return saham
secara parsial.
Hi1
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat return
saham secara parsial.
Ho2   
: Ada pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap tingkat return saham
secara parsial.
Hi2
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap tingkat return
saham secara parsial.
Ho3
: Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat bunga
terhadap tingkat return
saham secara parsial.
Hi3
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat bunga
terhadap tingkat
return saham secara parsial.
Ho4   
: Ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap return saham
secara parsial.
Hi4   
: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara nilai tukar terhadap tingkat
return saham secara parsial.
  
32
Ho5
:
Ada pengaruh yang signifikan antara ROA,ROE, tingkat bunga, 
dan nilai
tukarterhadap tingkat return saham secara 
simultan.
Hi5
:
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROA,ROE, tingkat bunga,
dan nilai tukar terhadap tingkat return saham secara simultan.