10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Musik
Kata ‘musik’
berasal dari bahasa Yunani, yaitu
mousike. Menurut
Kamus Besar Miriam-Webster, musik berarti suatu komposisi atau kombinasi
berbagai bunyi atau suara. Komposisi bunyi atau suara tersebut merupakan
kombinasi deretan frekuensi bunyi yang berbeda-beda di dalam suatu interval
nada.
Miller (2005:4) dalam
buku
The Complete Idiot’s Guide To Music
Theory mengemukakan bahwa, Music is a succession of tones arranged in a
specific rhythm.” Yang artinya menyatakan bahwa musik
adalah rangkaian
dari nada-nada yang disusun dalam ritme yang spesifik.
Sedangkan menurut dari Schneck dan Berger (2006:31) dalam buku
The Music Effect
mengemukakan bahwa, “The term “music” refers to
specific combinations of sound attributes, as embedded in what are
traditionally considered to be the six elements of music: rhythm, melody,
harmony, timbre, dynamics, and form.” Yang artinya
istilah “musik”
mengacu pada kombinasi spesifik dari atribut suara, sebagai sesuatu yang
tertanam secara tradisional di dalam enam unsur musik: ritme, melodi,
harmoni, timbre, dinamika, dan bentuk.
Dari kedua definisi di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa
musik adalah suatu kumpulan atau gabungan dari beberapa rangkaian suara
yang dikombinasikan dan disusun secara spesifik.
  
11
Musik tidak memiliki arti atau sebuah definisi yang sama. Setiap
orang dapat mengartikan musik secara berbeda satu sama lainnya, tergantung
pada sudut pandang orang tersebut, seperti William Shakespeare
menyebutkan
bahwa musik adalah makanan dari
cinta. Bahkan seorang
matematika Jerman dan philosopher yang bernama Gottfried Wilhelm
Leibniz mengganggap bahwa musik terdengar seperti matematika. Terkadang
apa yang menjadi sebuah musik bagi seseorang dapat berarti sebuah suara
yang mengganggu bagi orang lain.
Musik itu sendiri memiliki peranan yang sangat penting
di dalam
kehidupan sehari-hari, yakni digunakan sebagai komunikasi, hiburan, dan
lainnya.Banyak orang yang menyatakan musik merupakan bagian dari hidup
mereka, mereka hidup dan bekerja untuk musik, dan
mengganggap bahwa
musik adalah suatu kebutuhan pokok mereka dan mereka tidak dapat hidup
tanpa musik.
Berdasarkan Jurnal CommIT, Vol.1
No.2 (2007:1) mengemukakan
bahwa dalam kehidupannya, manusia tidak pernah terlepas dari pengaruh seni
yang berbentuk musik, dan seni dikenal sebagai cara manusia
mengekspresikan dirinya.
2.1.1
Elemen Musik
Jurnal Bahasa dan Seni Vol.10 No.1 (2009:17) mengatakan
musik adalah sebuah cabang seni yang eksistensinya berupa nada-
nada yang diformulasikan ke dalam elemen-elemen dasar musik,
antara lain elemen melodi, harmoni, ritme, bentuk, ekspresi, dan
sebagainya. 
  
12
Schneck dan Berger (2006:33) dalam buku The Music Effect
menjelaskan bahwa, “Music, too, is controlled system organized
through six basic elements, increasing
in size, content, volume, and
function.”
Yang artinya adalah musik dikendalikan sistem yang
diselenggarakan melalui enam elemen dasar, yang meningkat dalam
ukuran, konten, volume, dan fungsi.
Berikut adalah 6 (enam) elemen musik menurut Schneck dan
Berger (2006:34-35), yakni:
1.
Ritme merupakan
kombinasi kompleks dari tiga sifat yang
berbeda dan bekerja secara serentak, yaitu:
Pulse
(nadi), yaitu komponen musik yang kompleks
berupa “beat”, yang mampu
menangkap perhatian
seseorang, yang dapat segera disadari dan dirasakan oleh
telinga dan seluruh tubuh.
Pace (kecepatan), merupakantempo pada pulse, yaitu jarak
cepat atau lambat antara satu titik ke titik berikutnya, yang
menetapkan berapa banyak “tik-tok” pada musik dalam
jangka waktu tertentu.
Pattern (pola),adalah penggabungan lagu dengan beberapa
kalimat yang diucapkan atau dinyanyikan oleh suara
yang
berbeda. Pattern
bersifat bebas, menyediakan ilusi-ilusi
informatif yang bertujuan memberikan perhatian.
2.
Melodi merupakanhubungan yang berurutan dari satu nada ke
nada yang lainnya dan seterusnya. Unsur
melodi mewujudkan
  
13
empat
karakteristik
yang saling terkait(empat
kata “P”), dan
berpengaruh pada sistem pendengaran manusia, yaitu meliputi:
-
Nada
-
Prosodi
("pidato lagu," menyampaikan
pola ritmik,
kecepatan dan
fitur
lain
yang menjadi suatu ciri
emosi
yang melekat dalam serangkaian nada)
-
Frase (kalimat musik)
-
Profil
(bentuk aliranmelodi, disebut sebagai
melodi
kontur).
3.
Harmoni merupakan superposisi arsitektur dan penggabungan
yang terjadi dari beberapa nada (polifoni = banyak suara), satu
di atasyang lain, resonansinya terdengar pada saat yang sama,
mengalir secara vertikal dan horizontal. Variabel harmoni dari
jarak disonan (tidak menyenangkan, menjengkelkan)
dan
konsonan (menyenangkan, nyaman)
ada dimana saja,
sekalipun di dalam fungsi fisiologis.
4.
Timbre merupakan
tekstur pada suara, dan merupakan hasil
fenomenal dari kenyataan bahwa generator suara tidak
bergetar dengan cara yang sama sepanjang seluruh isinya.
5.
Dinamik di dalam istilah musikmerupakan volume dari suara.
Di dalam istilah fisiologis, dinamik merujuk kepada kualitas
gerakan tubuh, seperti kuat, lemah, kaku dan seterusnya.
6.
Bentuk seluruh elemen-elemen
di atas dimasukkan ke dalam
konfigurasi (morfologi) secara keseluruhan, operasional,
  
14
sistematis, struktural
yang dikenal sebagai bentuk sebuah ide
atau dorongan.
2.1.2
Genre Musik
Musik itu sendiri dapat dibagi berdasarkan genre,
menurut
Frith (2004:7) dalam buku
Popular Music Analysis
mengemukakan
bahwa genre adalah, “A set of musical events (real or possible) whose
course is governed by a definite set of socially accepted rules”. Yang
artinya adalah sebuah kumpulan acara musik (nyata atau mungkin)
tentu saja diatur oleh sejumlah aturan yang pasti diterima secara
sosial. 
Genre pada musik pada dasarnya banyak jenis dan ragam. Ada
beberapa negara yang memiliki musik yang memiliki genre
musik
yang mencerminkan budaya  negara mereka, salah satunya seperti di
Indonesia memiliki musik yang ber-genre dangdut yang tidak dimiliki
oleh negara lainnya.
Berikut adalah tipe-tipe genre
musik modern
Amerika menurut Holt (2007:15), yaitu:
Blues (country blues, urban blues, Chicago West Side blues)
Jazz (tradisional, swing, bebop, cool jazz)
Country Music
(old-time/traditional, bluegrass, honky-tonk,
Nashville Sound)
Rock (rock and roll, classic rock, glam rock)
Soul/R&B (R&B, Memphis soul, Motown, soul-funk,
contemporary R & B)
  
15
Salsa
(salsa dura, salsa romantica, soul salsa, dance club
salsa)
Heavy Metal
(black metal, death metal, doom metal, speed
metal, trash metal)
Dance (disco, techno, house, trance, ambient)
Hip-hop (old-school, East Coast, West Coast, gangsta rap)
2.1.3
Genre Jazz
Jazz
merupakan
salah satu genre
yang sudah berumur lebih
dari seratus tahun yang telah mengalami berbagai perubahan. Jazz
merupakan salah satu
genre
musik yang luar biasa. Banyak orang-
orang yang jatuh cinta kepada genre
musik ini ketika pertama kali
mendengarkannya. Banyak musisi yang terkenal karena permainannya
di musik jazz ini seperti Louis Armstrong, Miles Davis dan lainnya.
Musik jazz memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan
dengan musik lainnya. Sutro dalam
bukunya yang berjudul "Jazz for
Dummies 2nd
Edition
(9:2006)
mengemukakan ciri-ciri musik genre
jazz, yaitu sebagai berikut:
a.
Improvisasi
(Improvisation), yaitu
ketika
seorang
musisi jazz
menciptakan apa yang
dia mainkan
pengumpulan
inspirasi
dari
melodi atau
akord
lagu
tetapi terkadang
menciptakan
seluruhnya dari awal.
b.
Suara
individu
(Individual Voices), yaitu
penggabungan
kuantitas catatan, ungkapan, kecepatan, nada, dan
kehalusan
  
16
seperti menekan senar
pada gitar
atau varietas
pernapasan
pada alat musik tiup.
c.
Ayunan (Swing), yaitu
momentum ke depan
jazz, sebuah beat
yang membuat
Anda
ingin menggerakkan
atau
menari
atau
memukul tangan Anda di atas meja.
d.
Sinkopasi
(Syncopation), yaitu cara seorang musisi jazz
menempatkan catatan dan aksen sebelum
dan setelah beat
dengan cara yang menekankan beat
dan tetap bergerak.
Sinkopasi adalah sesuatu
yang membuat suara jazz begitu
berbeda dari ritme yang lebih teratur dari musik klasik atau
pop.
2.1.4
Musik Restoran
Kegunaan musik itu sendiri bermacam-macam dan biasa
digunakan di berbagai tempat umum sebagai sarana penghibur orang-
orang disekitarnya.
Salah satunya yaitu di restoran,
musik dapat
menjadi salah satu unsur daya tarik konsumen
di restoran tersebut.
Menurut Brown dalam buku
The Restaurant Manager’s Handbook
(2007)
mengemukakan bahwa, “Properly selected background music
builds upon your restaurant theme and brand and helps draw in
specific customers.” Yang artinya ialah pemilihan musik dengan latar
belakang yang tepat dapat dibangun berdasarkan dengan tema dan
merek sebuah restoran, sehingga dapat menarik sejumlah konsumen
tertentu.
  
17
Dapat dikatakan bahwa musik juga dapat berperan sebagai alat
pemasaran, hal
ini diperkuat oleh
Katsigris dan Thomas (2009:221)
dalam buku yang berjudul Design and Equipment for Restaurant and
Foodservice
dengan mengemukakan pernyataan berikut,
Use of
Music. Finally, because music is so often viewed as a marketing tool,
we can’t overlook its role in the restaurant environment. Many casual
and theme restaurants make a considerable investment in sound
systems, making music a part of their atmosphere.”
Yaitu kegunaan
dari musik.Pada akhirnya, karena musik sering dipandang sebagai alat
pemasaran, kita tidak dapat mengabaikan perannya di dalam
lingkungan restoran.Banyak restoran kasual dan bertema membuat
investasi yang cukup besar dalam sound system, membuat musik
bagian dari atmosfir mereka.
Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan yang
dikemukakan
oleh Mill (2001:179)
bahwa musik dapat
memberikan
kontribusi yang signifikan
terhadap pendapatan
sebuah restoran.
Musik memiliki
kemampuan untuk
menciptakan suasana
yang
mendorong
konsumen
untuk memiliki
pengalaman bersantap.
Operator harus memilih musik dan peralatan pemutar musik yang
mendukung dan berkonsistensi dengan menu, dekorasi, pencahayaan
dan semua elemen lainnya. 
Berikut adalah beberapa pilihan ketika memilih musik untuk
sebuah restoran, yaitu:
  
18
Foreground atau background
Salah satu pertimbangan ketika memilih musik itu
baik atau
tidak adalah menentukan musik tersebut termasuk foreground
(terdengar jelas) atau background
(terdengar jauh). Suatu
restoran
yang memilih musik foreground
memiliki tujuan
untuk
memperkuat tema restoran
tersebut. Dan sebaliknya,
sebuah restoran fine-dining
akan memilih musik background,
seperti light classical
atau jazz
untuk menciptakan suasana
lingkungan yang lebih halus. Sesudah operator memilih antara
musik background atau foreground, sistem proses suara harus
dipilih berdasarkan dengan volume dan tingkat kekuatan
restoran yang dibutuhkan.
Programmed Music Service
Program musk biasa dimaksud juga sebagai musik rekaman.
Tipe dari servis ini dipancarkan baik melalui sinyal radio kabel
biasa atau dari satelit siaran langsung,
yang dimana disajikan
dari reseptif yang kecil di langit-langit atau pesawat penerima
yang terpasang di sound system.
Priority-disks
Kebanyakan operator yang memilih priority-disks
adalah
karena
priority  disk
memberikan alternatif. Priority-disk
disesuaikan dengan pilihan musik yang dihasilkan oleh
program jasa.
  
19
CD danJukeboxes
Untuk operasional yang tidak menemukan musik rekaman
yang sesuai dan yang menganggap priority-disk terlalu mahal,
maka dapat menggunakan sebuah CD player.
Selain itu,
musik di dalam sebuah restoran
memiliki beberapa
fungsi
lain
seperti yang dikemukakan oleh Miller
(2006:87), yaitu
sebagai berikut:
Menyadari kenikmatan
dari melodi yang disukai atau dari
pertunjukkan yang terkenal.
Menutupi percakapan bersifat pribadi
dari meja yang
berdekatan.
Membuat sebuah tempat makan yang kosong menjadi terasa
tidak kosong.
Menginduksi relaksasi dan mengatur konsistensi suasana hati
dengan masakan yang disajikan.
Mendorong pegawai untuk bertahan pada rutinitas yang
membosankan dengan menyediakan kesenangan yang tidak
menggangu pergerakan dan interaksi mereka.
2.2
Suasana Hati (Mood)
Menurut
Hansel dan
Damour
(2006:154)
dalam
buku Abnormal
Psychology
menyatakan bahwa, “Psychologists define mood as much more
than just an emotional (feeling) state. They regard mood as a state that also
includes emotional, cognitive, motivational, and even physical components.”
Yang artinya bahwa pakar psikolog mendefinisikan suasana hati lebih dari
  
20
sekedar menyatakan emosi (perasaan).
Mereka menganggap suasana hati
sebagai sebuah pernyataan yang juga termasuk emosi, kognitif, motivasi, dan
bahkan komponen fisik.
Sedangkan menurut Mondimore, M.D. (2006:3) pada buku
Depression, The Mood Disease mengemukakan bahwa, “Mood all the time to
describe a complicated set of feelings, both psychological and physical, that
affect our behavior toward others, our productivity, our ability to relax and
have fun, and our attitude about ourselves.Yang artinya bahwa suasana hati
secara keseluruhan mendeskripsikan sebuah hubungan
yang
rumit dari
perasaan, baik itu secara psikologis maupun fisik, yang mempengaruhi
tingkah laku
kita terhadap orang lain, produktivitas kita, kemampuan kita
untuk bersantai dan bersenang-senang, dan sikap kita tentang diri kita sendiri.
Dan menurut Hawkins dan Mothersbaugh (2010:481)
dalam buku
Consumer Behavior Building Marketing Strategy Eleventh Edition
mengemukakan bahwa, “Moodsare transient feeling states that are generally
not tied to a specific event or object. They tend to be less intense than
emotions and may operate without the individual’s awareness.” Artinya
suasana hati adalah pernyataan perasaan sementara yang biasanya tidak
terikat terhadap suatu peristiwa atau objek tertentu.Mereka cenderung kurang
intens daripada emosi dan dapat beroperasi tanpa kesadaran individu.
Dari pernyataan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa suasana
hati adalah sebuah pernyataan dari perasaan yang sedang dialami manusia,
yang dapat beroperasi tanpa kesadaran manusia itu sendiri dan
dapat
mempengaruhi tingkah laku, kognitif, semangat dan produktifitasnya.
  
21
Suasana hati pada seseorang pada dasarnya dapat digambarkan pada
kondisi baik atau buruk. Kondisi suasana hati seseorang biasanya
terpengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan seseorang.Pada
saat suasana hati seseorang di dalam keadaan baik maka kita akan merasa
lebih bertenaga, bersemangat dan memiliki pemikiran yang positif
dalam
menjalani kegiatan sehari-hari, dalam menikmati waktu ketika bersama orang
lain, dan siap menghadapi tantangan yang datang. 
Sedangkan ketika suasana hati kita berada di dalam kondisi yang
buruk maka akan menyebabkan perasaan yang berbeda ketika memiliki
suasana hati yang baik, kita dapat berpikir dan melihat segala sesuatu dari sisi
negatifnya, merasa tidak memiliki semangat dan tenaga untuk menjalani
kegiatan sehari-hari, bahkan terkadang kita merasa bahwa orang-orang
disekitar kita sangat menjengkelkan dan mudah membuat kita sakit hati,
bahkan hanya karena hal yang sepele dan suka merasa bersalah atas apa yang
telah dilakukan. Sehingga ketika kita merasa bahwa suasana hati kita di
dalam kondisi yang buruk maka kita sering memilih untuk menyendiri.
Hansel and Damour (2006:154) dalam buku
Abnormal Psychology
menyatakan, ”Mood not only influences how we feel, but also how we think,
act, sleep, eat, and live.” Artinya suasana hati seseorang tidak hanya dapat
mempengaruhi perasaan seseorang tetapi juga dapat mempengaruhi pola
pikir, tindakan, tidur, makan dan hidup seseorang.
2.2.1
Keadaan Suasana Hati
Suasana hati seseorang dapat berada dalam keadaan normal
atau tidak normal. Suasana hati yang berada dalam keadaan tidak
normal biasanya disebut abnormal.
Menurut Mondimore, M.D.
  
22
(2006:5) dalam buku Depression, The Mood Disease
mengemukakan
bahwa:
A good mood is frequently normal, but a bad mood can
be normal as well. For example, when good things
happen to us, we generally find ourselves in a good
mood. When we are beset by problems, disappointments,
and setbacks, it is normal to be in a bad mood.
Artinya bahwa suasana hati yang baik dapat dikatakan sebagai
suasana hati yang dalam keadaan normal, tetapi suasana hati yang
buruk dapat dikatakan normal juga. Contohnya, ketika kita mengalami
hal baik, kita berada pada suasana hati yang baik. Ketika kita sedang
dilanda oleh masalah atau kekecewaan, suasana hati yang baik dapat
berubah menjadi buruk. Dari pernyataan tersebut
dapat diambil
kesimpulan bahwa suasana hati yang normal adalah bagaimana
tanggapan atau respon dari suasana hati terhadap sesuatu yang sedang
atau sudah terjadi sesuai dengan sebagaimana mestinya.
Suasana hati yang
abnormal dapat dikategorikan sebagai
gangguan pada suasana hati. Hansel and Damour
(2006:154) dalam
buku
Abnormal Psychology
mengungkapkan,
Mood disorders are
characterized by moods of extreme intensity or duration that are
debilitating and often seem ‘out of content’.” Yang artinya
gangguan
suasana hati ditandai dengan
suasana hati yang berada dalam
intensitasatau jangka waktu ekstrim yang melemahkan dan sering
terlihat ‘keluar dari konten’.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa gangguan suasana hati
biasanya berada dalam
keadaan suasana hati yang baik atau buruk
dalam intensitas dan jangka waktu yang lebih dari biasanya.
  
23
Suasana hati dapat berubah naik atau turun sesuai dengan
pengalaman yang terjadi dalam hidup mereka.
Dalam perubahan
tersebut suasana hati dapat menjadi sangat rendah, yang biasa disebut
dengan depresi,
atau dapat menjadi sangat tinggi,
yang biasa disebut
dengan mania.
Hansel and Damour (2006:154) dalam buku
Abnormal
Psychology
mendeskripsikan bahwa, “Depression A state of
abnormally low mood, with emotional, cognitive, motivational, and/or
physical features.
Mania A state of abnormally high mood, with
emotional, cognitive, motivational, and/or physical features.”
Yang
artinya depresi adalah sebuah keadaan ketidaknormalan suasana hati
yang rendah, dengan emosi, kognitif, motivasi, dan/atau ciri-ciri fisik.
Mania adalah sebuah keadaan ketidaknormalan suasana hati yang
tinggi, dengan emosi, kognitif, motivasi, dan/atau ciri-ciri fisik.
2.2.2
Dimensi Suasana Hati
Menurut David (2000:4), “Moods are transient episodes of
feeling or affect”, yang artinya suasana hati adalah episode peralihan
dari perasaan atau dari suatu dampak.
David (2000:33) dalam buku Mood and Temperament
menyatakan pernyataan sebagai berikut:
The negative affect dimension represents the extent to
which one is (nonspecifically) experiencing some type of
negative mood, such as feelings of nervousness, sadness,
irritation, and guilt. In contrast, Positive affect reflects
the extent to which one is experiencing some type of
positive mood, such as feelings of joy, energy,
enthusiasm, and alertness
  
24
Artinya dimensi pengaruh negatif mencerminkan sejauh mana
(tidak spesifik) seseorang mengalami beberapa jenis suasana hati
negatif, seperti perasaan cemas, sedih, iritasi, dan rasa
bersalah.Sebaliknya, dimensi pengaruh positif mencerminkan sejauh
mana seseorang mengalami beberapa jenis suasana hati positif, seperti
perasaan sukacita, energi, antusiasme, dan kewaspadaan.
Berdasarkan Jurnal Mood
and Human Performance:
Conceptual, Measurement and Applied Issues oleh Lane (2006:121)
mengemukakan, “Eight mood dimensions are proposed to provide a
more balanced assessment of positive mood and negative mood.”
Artinya delapan dimensi suasana hati memberikan penilaian yang
seimbang dari suasana hati positif dan suasana hati negatif.
Dalam Journal of Personality and Social Psychology
Vol.55,
No. 1, 102-111 (1988:103) oleh Mayer dan Gaschke
mengemukakan
8 (delapan) kondisi suasana hati berdasarkan dimensinya, yaitu:
1.
Dimensi suasana hati positif (baik)
-
Suasana hati dalam keadaan senang: bahagia,
bersemarak.
-
Suasana hati dalam keadaan penuh cinta: penuh kasih,
perhatian.
-
Suasana hati dalam keadaan tenang: teduh, puas
-
Suasana hati dalam keadaan semangat: aktif, segar
2.
Dimensi suasana hati negatif (buruk)
-
Suasana hati dalam keadaan cemas: gelisah, gugup
-
Suasana hati dalam keadaan marah: menggerutu, kesal
  
25
-
Suasana hati dalam keadaan lelah: letih, mengantuk
-
Suasana hati dalam keadaan sedih: suram, sendu
2.3
Hubungan Musik dengan Suasana Hati
Hubungan musik dengan suasana hati adalah musik dapat
mempengaruhi suasana hati seseorang.
Menurut Djohan (2008:30) di dalam
buku Psikologi Musik mengemukakan:
Kekuatan pengaruh musik ini tidak terbatas hanya pada bahasa
dan persepsi seseorang terhadap objek mati seperti melukis,
tetapi lebih diperluas oleh interaksi interpersonal. Eksperimen
yang menarik lainnya oleh
Bouhuys, Bloem dan Groothuis
(1995) mengenai pengaruh musik dalam persepsi aktual
terhadap ekspresi emosi pada wajah. Pertama-tama subjek
mendengarkan musik yang gembira dan sedih, lalu diperlihatkan
wajah yang gembira, sedih, dan netral. Kemudian subjek
diminta untuk memilih dari antara suasana hati pada wajah yang
ditayangkan tersebut. Setelah mendengar musik yang sedih,
subjek memilih raut wajah netral untuk mengekspresikan
kesedihan dan kurang gembira, meskipun emosi serupa tidak
tampak dalam gambar wajah yang ditayangkan. Penemuan ini
memberikan waktu bagi kita untuk berpikir mengenai dunia
nyata dan objektifitas.
Suasana hati yang disebabkan oleh musik merubah perhatian,
persepsi, dan memori serta mempengaruhi keputusan seseorang terhadap
kondisinya. Hodges (1999:304) menuliskan dalam buku Handbook of Music
Psychology,
Eagle (1971) mengukur suasana hati yang ada dari pendengar
dengan sepuluh-pernyataan Test for Existing Mood
(TEM).
Dua puluh
kutipan lagu, baik vocal dan instrumental, dimainkan untuk 274 jurusan
perguruan tinggi musik dan
mencatat respon suasana hati mereka dengan
lima-pilihan skala perbedaan. Hasil dari studi menunjukkan bahwa:
1.
Suasana hati yang ada dari pendengar dipengaruhi suasana hati
yang
merespon musik.
  
26
2.
Urutan dari musik yang dimainkan
tidak mempengaruhi tanggapan
suasana hati pendengar terhadap musik.
3.
Suasana hati pendengar merespon musik dengan penilaian berbeda
padasetiap musik vocal dan instrumental.
Hal ini diperkuat oleh Wheeler (1985), dalam studinya dari hubungan
karakteristik kepribadian untuk suasana hati dan kesenangan setelah
mendengar musik, menyelidiki pengaruhnya terhadap suasana hati pendengar
sebelum mendengarkan musik dan perubahan suasana hati pendengar setelah
mendengarkan musik. Hal itu tampak bahwa
musik dapat mempengaruhi
perubahan suasana hati, bergantung terhadap suasana hati sebelum orang
tersebut mendengarkan musik dan apakah mereka menikmati musik tersebut.
Terdapat beberapa jurnal yang menjelaskan hubungan antara musik
dengan suasana hati, diantaranya adalah:
1.
Berdasarkan The Journal of Service Marketing
Vol. 10, Iss. 2
(1996:10)
mengemukakan bahwa musik diidentifikasi
sebagai suatu
lingkungan pelayanan konsumen yang dapat distimulasikan, seluruh
pengaruh potensial akan berdampak pada bagaimana konsumen
bertindak, apa yang mereka beli, dan bagaimana kepuasan mereka
terhadap pelayanan. Jurnal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh
musik terhadap suasana hati.
2.
Berdasarkan Jurnal Music and Mood
(2011:7) mengemukakan bahwa
musik yang menenangkan mampu memberikan pengaruh terhadap
suasana hati seseorang, musik secara khusus bersifat baik bagi
seseorang yang mengalami gangguan suasana hati, memiliki masalah
dalam berkonsentrasi, dan bagi yang membutuhkan relaksasi.
  
27
2.4
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber: Penulis (2013)
2.5
Hipotesis
Penulis menetapkan hipotesis terhadap masalah penelitian sebagai berikut:
H0
: Tidak ada pengaruh musik jazz yang signifikan terhadap suasana
hati konsumen di MoodZ Gastrobar.
H1
: Ada pengaruh music
jazz
yang signifikan terhadap suasana hati
konsumen di MoodZ Gastrobar.
Musik
Ritme
Melodi
Harmoni
Dinamik
Timbre
Form
Suasana Hati
Suasana Hati Baik
-
Senang
-
Penuh Cinta
-
Tenang
-
Semangat
Suasana Hati Buruk
-
Cemas
-
Marah
-
Lelah
-
Sedih