Start Back Next End
  
29
untuk greenwash’
reputasi perusahaan, yaitu membuat perusahaan
terlihat
seperti perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungannya, padahal
sebenarnya tidak. (seperti dikutip Dennis D. Hirsch, 2010:26). 
Makower (2009) mengatakan “The lack of a uniform standard, or set of
standards, defining environmentally responsible companies means that
anyone can make green claims, regardless of whether their actions are
substantive, comprehensive, or even true. Want to put solar panels on the
roof of your toxics-spewing chemical company? You can be a green
business!” (seperti yang dikutip Eric Koester, 2010:9).
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli di atas, bahwa istilah ‘green’
tidaklah sembarangan bisa digunakan. Ada persyaratan-persyaratan yang
harus dipenuhi, yang membuat sebuah perusahaan dapat menggunakan label
green’ dan ada akreditasi atau penilaian terhadap sejauh mana perusahaan itu
menerapkan konsep ‘green’ ke dalam bisnisnya.
Untuk itu, sangatlah diperlukan ecolabel
untuk secara sah menyatakan
apakah sebuah perusahaan/bisnis termasuk green
business dan menyediakan
standar-standar dalam penerapan konsep tersebut.
Ecolabels
are
an attempt
to standardize and clearly communicate
the
environmental impacts of a product to customer (Gil Friend, 2009:72).
Lebih lanjut lagi, Gil menjelaskan bahwa ecolabel
dan standar-standarnya
tidak hanya melindungi konsumen, tetapi juga melindungi para bisnis dengan
mencegah mereka melakukan pengakuan yang palsu (Gil Friend, 2009:72)
Gil Friend (2009:72)
juga menjelaskan bahwa ecolabel
adalah alat
komunikasi
yang bagus. Dengan memberikan label kepada perusahaan,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter