Start Back Next End
  
17
Eric Koester (2010:7) juga menyebutkan bahwa kurangnya keseragaman dalam
definisi ‘green’, ‘green business’ dan ‘sustainability’ dan berbagai istilah lain
memberikan tantangan bagi para pengusaha yang bergerak dibidang ‘green’.
Melalui jurnal “Comparative Advantage & Green Business”, Ernst & Young
(2008:11) mengemukakan bahwa “green business adalah suatu hal yang relatif
baru, dan sebuah istilah yang tidak terdefinisi dengan baik sehingga dapat
diinterpretasi dengan berbagai cara yang berbeda oleh orang atau organisasi
yang berbeda. Apa yang dianggap sebagai ‘green’ oleh sebuah organisasi bias
jadi tidak sama oleh organiasasi lainnya”.
Walaupun begitu, inti dasar dari sebuah green business adalah fokusnya pada
keberlanjutan, dalam segi lingkungan dan sumber daya (Ernst & Young’s
Comparative Advantage & Green Business Report, 2012:12)
Menurut Eric Koester (2010:8), dalam bukunya yang berjudul Green
Entrepreneur Handbook, dituliskan bahwa “In general, green business are just
like any other business in that they must create sufficient profits to continue to
operate. The difference lies in what else green business concern themselves
with – weighing the value of sustainability and human capital, for instance. 
Dia juga menambahkan bahwa sebuah green business membutuhkan komitmen
yang seimbang antara profitabilitas (finance), keberlanjutan (sustainability) dan
kemanusiaan (humanity) (Eric Koester, 2010:8).
Berdasarkan jurnal
Dennis D.Hrisch
(2010:11)
green business
didefinisikan
sebagai “voluntary actions by a private firm that seeks to achieve better
environmental performance and, simultaneously, to make the company more
competitive.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter