7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Ragi
Ragi adalah suatu macam tumbuh-
tumbuhan bersel satu yang
tergolong kedalam keluarga cendawan. Ragi berkembang biak dengan suatu
proses yang dikenal dengan istilah pertunasan, yang menyebabkan terjadinya
peragian. Peragian adalah istilah umum yang mencangkup perubahan
gelembung udara dan yang bukan gelembung udara ( aerobic dan anaerobic )
yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pembuatan roti, sebagian
besar ragi berasal dari mikroba jenis Saccharomyces Cerevisiae. Ragi
merupakan bahan pengembang adonan dengan produksi gas karbondioksida
(Mudjajanto Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti (2009 : 24).
Menurut US.Wheat Assosiates, (2008
: 20), ragi terdiri dari sejumlah
kecil enzym, termasuk protease, lipase, invertase, maltase
dan zymase.
Enzym yang penting dalam ragi adalah invertase, maltase dan zymase.
Enzym invertase dalam ragi bertanggung jawab terhadap awal aktivitas
fermentasi. Enzym ini mengubah gula (sukrosa) yang terlarut dalam air
menjadi gula sederhana yang terdiri atas glokosa dan fruktosa. Gula
sederhana kemudian dipecah menjadi karbondioksida dan alkohol. Enzym
|
8
amilase yang terdapat dalam tepung mampu memproduksi maltose yang
dapat dikonsumsi oleh ragi sehingga fermentasi terus berlangsung. Proses
pengembangan adonan dapat terjadi apabila ragi dicampur dengan bahan-
bahan lain dalam pembuatan roti, maka ragi akan menghasilkan CO2. Gas
inilah yang menjadikan adonan roti menjadi mengembang. Proses
pengembangan adonan yang dilakukan oleh ragi ditunjang oleh penggunaan
bahan lain yaitu gula sebagai sumber energi.
Menurut Mudjajanto Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti ( 2009
: 25), jenis
ragi ada tiga yaitu :
(1). Compressed Yeast.
Jenis ragi tersebut mengandung 70% kadar air. Penyimpanannya harus
pada suhu rendah, agar kemampuannya dalam pembentukan gas terjaga.
Penyimpanan terbaik pada suhu 1° C.
(2). Active dry yeast.
Jenis ragi tersebut mengandung kadar air 7,5% -
9%. Sebelum dipakai
ragi harus direndam air terlebih dahulu dengan perbandingan 4 : 1 ( 4 Kg
air : 1 Kg dry yeast ) dengan suhu air ± 10 menit.
(3). Instant dry yeast
Ragi jenis ini hampir sama dengan active dry yeast. Bedanya, ragi ini
tidak perlu direndam sebelum dipakai. Jika bungkus sudah dibuka, ragi
|
9
tersebut harus segera digunakan. Contoh ragi jenis ini
yang beredar di
pasar yaitu fermipan.
Ragi yang dipakai dalam pembuatan roti dan bakpao biasanya jenis
Instant dry yeast yang pemakaiannya lansung dicampurkan dengan bahan
lainnya. Menurut Mudjajanto Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti (2009 : 40
), penggunaan ragi 1,5
2 % dari total tepung terigu. Menurut Mudjajanto
Eddy Setyo dan Lilik Noor Yulianti (2009 : 24), Fungsi ragi adalah:
(1). Mengembangkan adonan dengan memproduksi gas CO2 .
(2). Memberikan rasa dan aroma.
(3). Memperlunak gluten.
2.1.1 Ragi Alami
Ragi alami adalah mikroorganisme dari bahan-bahan alami yang
didapatkan dari hasil fermentasi tanpa memerlukan bahan tambahan buatan.
Mikroorganisme dalam bahan-bahan alami menggunakan glukosa serta
memproduksi karbondioksida, aroma alkohol, dan asam-asam organik.
menggunakan mikroorganisme bermanfaat yang berasal dari bahan-bahan
alami. (Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami, Sangjin Ko 2012:6)
Manfaat dengan menggunakan ragi alami dalam adonana adalah:
|
10
1.
Mudah dicerna. Selama proses fermentasi, berbagai mikroorganisme
mengubah senyawa pada roti menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna.
2.
Membentuk tekstur yang empuk. Berbagai macam mikroorganisme
dapat menghasilkan pelembab seperti trehalose yang dapat
menghambat retrogradasi pati pada roti sehingga
keempukan roti
menjadi lebih tahan lama.
3.
Umur simpan yang panjang tanpa pengawet. Berbagai
mikroorganisme keasaman dan menghasilkan senyawa antibakteri pada
adonan sehingga roti dapat disimpan lebih lama.
4.
Kaya akan rasa dan aroma. Selama proses fermentasi, berbagai
metabolit dari mikrooganisme memberikan rasa dan aroma yang unik
dan beragam.
5.
Menyehatkan. Selama proses fermentasi banyak enzim-enzim
bermanfaat yang baik untuk kesehatan dihasilkan. Para ahli telah
melaporkan bahwa mikroorganisme-mikroorganisme dalam roti yang
difermentasi secara alami sangat efektif sebagai antikolesterol,
antikanker, dan antioksidan.
|
11
2.1.2 Prinsip Ragi
Proses ragi alami difermentasi, ini merupakan metode untuk
menangkap mikroorganisme yang efektif seperti yeast, bakteri asam laktat
untuk membuat roti. Pertama-tama siapkan toples yang telah disterilisasi, air,
dan beberapa bahan yang mengandung gula atau karbohidrat seperti sukrosa
pada buah, sayur, dan tepung. Kemudian letakkan bahan-bahan tersebut di
toples, simpan pada suhu ruang (25-27
o
C) selama beberapa hari.
Mikroorganisme di permukaan buah akan mulai tumbuh dan mengkonsumsi
gula. Selama fermentasi, bakteri yang memiliki pertumbuhan paling cepat
akan tumbuh pertama kali, pada saat itu jika ragi berasal dari pati makan akan
dipecah menjadi molekul gula oleh bakteri. Selama pertumbuhan bakteri
asam laktat tersebut pH akan menurun sehingga bakteri umum lainnya tidak
dapat tumbuh, tapi yeast tetap dapat tumbuh pada kondisi pH rendah dan
yeast tersebut menghasilkan karbondioksida dan alcohol. Berdasarkan teori,
yeast tumbuh dengan baik pada kondisi aerobic (ada oksigen), tapi kondisi
anaerobic (tak ada oksigen) dianjurkan pada proses pembuatan ragi karena
jika yeast ditumbuhkan secara aerobic memungkinkan terjadinya
kontaminasi. Ragi sebaiknya di simpan pada suhu yang tetap karena jika suhu
fluktuatif mikrobia menjadi stress. Kebutuhan gula juga harus tercukupi
selama proses fermentasi. Jika gula tidak cukup, bakteri yang berbahaya akan
|
![]() 12
tumbuh dan yeast akan melemah. ( Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami,
Sangjin Ko, 2012: 10)
Gambar 2.1Sumber: Roti Sehat & Lezat dengan Ragi Alami, Sangjin Ko
2.1.3 Bahan untuk Membuat Ragi Alami
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Gula merupakan sumber
energi
untuk pertumbuhan yeast, jadi bahan apa pun yang mengandung
sumber karbondioksida dan dapat dimakan, dapat digunakan untuk membuat
ragi. Misalkan bunga yang dapat dimakan, sayuran, rempah-rempah dan buah
dari kebun. Dengan menuang air kedalam bahan-bahan tersebut mikrobia
dapat tumbuh. Bahan yang digunakan untuk membuat ragi tidak perlu dicuci
karena pada permukaan bahan tersebut mengandung mikrobia yang efektif
untuk proses fermentasi. Jadi sebaiknya gunakan bahan organik, karena
bahan-bahan kimia, misalnya pupuk dan pestisida dapat mengganggu proses
fermentasi.
|
13
Ada beberapa bahan yang dapat difermentasi tapi tidak aplikatif untuk
membuat roti, misalnya papaya, nanas, dan kiwi karena mengandung enzim
protease. Saat membuat adonan, gluten akan rusak oleh enzim protease
sehingga berpengaruh terhadap pengembangan adonan. Sebelum anda
membuat ragi dengan bahan tersebut, sebaiknya nonaktifkan enzim dengan
pemanasan kemudian fermentasikan pada suhu ruang untuk menumbuhkan
mikrobia.
Berdasarkan bahan-bahan Sangjin Ko(2012:9) mengklasifikasikan
menjadi:
a.
Metode bubuk sereal
Metode ini sangat umum dan sederhana untuk membuat ragi. Bahan yang
umum digunakan adalah adonan asam rye, adonan asam putih, adonan
asam gandum utuh. Metode ini lebih stabil dibandingkan metode lain,
sehingga dapat diterapkan pada setiap roti. Pembuat roti di San Francisco,
Amerika juga masih menggunakan adonan asam.
b.
Metode Sakarifikasi
Pada dasarnya pati tidak dapat digunakan oleh yeast untuk pertumbuhan
karena molekul pati yang besar. Pati harus dipecah menjadi molekul yang
kecil seperti glukosa. Proses ini disebut sakarifikasi. Metode ini dapat
dilakukan dengan menambahkan sumber karbohidrat dengan
|
14
mikroorganisme yang dibutuhkan pada ragi. Metode ini dapat dibuat dari
berbagai macam sumber karbohidrat, tapi umumnya dari
kentang, beras,
dan ketan. Fermentasi dapat dilakukan oleh malt, koji (Aspergillus
oryzae), atau ragi tape. Dengan metode ini anda tidak perlu
menambahkan gula karena enzim dari kapang tersebut dapat mengubah
karbohidrat menjadi gula yang dapat difermentasi. Metode ini sangat
stabil terutama untuk membuat roti manis.
c.
Buah Segar
Anda dapat membuat ragi alami, misalnya dari anggur, stroberi, apel,
pisang, dan sirsak. Jika ingin lebih berhasil membuat ragi, sebaiknya
gunakan buah saat musimnya, karena lingkuangan saat musim buah
tersebut akan menentukan mikroorganisme yang tumbuh. Jangan cuci
buah karena mikroorganisme yang efektif untuk fermentasi juga terdapat
dalam kulit buah. Jadi sebaiknya gunakan buah organik, sehingga tidak
membahayakan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Tambahkan gula
atau madu untuk keberhasilan proses fermentasi. Jika kita menggunakan
buah yang tidak asam sebaiknya tambahkan air jeruk nipis untuk
menurunkan pH.
d.
Buah kering
Anda dapat menggunakan kismis, fig kering, atau kurma. Buah kering
biasanya butuh waktu lebih lama untuk proses fermentasi dibandingan
|
15
buah segar, jadi kita harus mengaduknya sekali sehari sebelum proses
fermentasi dimulai.
e.
Sayuran
Ketika membuat ragi dari sayuran, anda dapat menggunakan umbi-
umbian, seperti kentang manis, singkong, uwi, dan wortel. Tapi jika
menggunakan sayuran hijau, tambahkan gula atau madu karena sayuran
hijai tidak memiliki gula yang dapat difementasi dan aktivitas
fermentasinya lambat. Jangan gunakan bawang bombay dan bawang putih
untuk membuat ragi karena baunya tidak enak.
2.1.4 pH dan Ragi
pH adalah salah satu faktor penting untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme tergantung pada pH karena
dalam mempengaruhi aktivitas enzim. Setiap jenis mikroorganisme memiliki
kondisi optimal pH yang berbeda-beda. Bakteri biasanya tumbuh pada pH 6-8
atau kondisi netral, tapi yeast dan jamur dapat tumbuh pada pH 4-6. Awalnya,
ragi memiliki pH 5-7 dan dapat menurun bila ada pertumbuhan bakteri asam
laktat sedangkan bakteri yang lebih menyukai kondisi netral akan mati. Jadi
tidak perlu khawatir akan adanya bakteri yang berbahaya.
Ada beberapa jamur yang dapat tumbuh pada ragi yang dapat
menghasilkan racun seperti mikotoksin dari Aspergillus flavus dan fusarium
|
16
spp. Jamur tersebut lebih menyukai karbohidrat, kondisi asam, dan kondisi
aerobic (banyak oksigen) untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu sebaiknya
gunakan kondisi anaerobic (tanpa oksigen) untuk membuat ragi. Sebaiknya
control pH jika menginginkan ragi yang lebih stabil. Anda juga harus
memperhatikan jika menggunakan sayuran untuk bahan ragi alami. Jika pH
dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ragi adalah basa, maka
akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikrobia sehingga ragi
menjadi bau. Jika ingin membuat ragi yang baik, dapat menambahkan air
jeruk nipis untuk menurunkan pH. Tapi jika menggunakan keasamannya
tinggi seperti jeruk nipis, fermentasi akan berjalan lebih lambat. (Roti Lezat
& Sehat dengan Ragi Alami, Sangjin Ko 2012:11)
2.1.5 Menyimpan Ragi Alami
Cara Penyimpanan ragi alami menurut Sangjin Ko (2012:30):
1. Metode Refresh
Ragi dapat di simpan dengan cara memberinya makan secara teratur. Ini
merupakan metode yang paling baik. Namun, jika ragi tidak dirawat atau
diabaikan, akan terkontaminasi. Tidak baik jika melakukan refresh lebih
dari empat kali.
2. Metode penyimpanan dingin (dalam lemari es)
|
17
Simpan ragi pada suhu rendah (5
0
C). Ragi dapat digunakan untuk 3-7
hari. Tetapi setelah disimpan dalam lemari es, lebih baik ragi di-refresh
sebelum digunakan.
3. Metode Kering
Dengan metode ini, ragi dapat disimpan selam kurang lebih 1 tahun.
Sebarkan atau oles ragi di atas kertas minyak lalu keringkan pada tempat
sejuk dan berangin. Setelah kering, buat menjadi bubuk dan simpan
dalam wadah kedap udara. Anda dapat menambahkan sekitar 1sdm ragi
bubuk ini saat akan membuat ragi baru.
2.2 Fermentasi
Menurut Wayne Gisslen (Profesional Baking: 2012), Fermentasi
adalah proses dimana ragi bereaksi terhadap gula dan mengubahnya menjadi
karbondioksida dan alkohol.
Menurut Sangjin Ko
(2012:8), Fermentasi adalah proses
mikroorganisme yang tumbuh dari bahan seperti buah atau sayur yang
memecah pati menjadi gula. Hasil dari fermentasi gula adalah etanol, asam
laktat, asetat dan karbondioksida.
Menurut Paula Figoni( 2008:292), faktor yang
mempengaruhi fermentasi
ragi:
|
18
1. Temperatur adonan, Ragi tidak akif pada temperature 32
o
F-34
o
F(0
o
C-1
o
C)
dan mulai aktif ketika temperature 50
o
F(10
o
C). Pada saat 120
o
F(50
o
C)
fermentasi mulai melambat dan sel-sel ragi mulai mati dan fermentasi
berkahir pada saat 140
o
F(60
o
C)
2. Jumlah garam, garam dapat memperlambat fermentasi ragi, penggunaan
garam yang sesuai
3. Jumlah Gula, penggunaan gula yang cukup dapat meningkatkan aktifitas
ragi( sekitar 5%, baker percentage). Penggunaan 10% memperlambat
fermentasi.
4. Tipe gula yang di pakai, sukrosa, glukosa, dan fruktosa dapat berfermentasi
dengan cepat, maltose berfementasi dengan lambat sedangkan laktosa
tidak berfermentasi sama sekali.
5. pH dari adonan, pH yang optimum adalah 4 sampai 6. Di atas atau di
bawah pH tersebut fermentasi berjalan lambat
6. Jumlah Ragi, jumlah ragi yang banyak tentu mempercepat fermentasi,
tetapi penggunaan ragi yang terlalu banyak dapat memberikan rasa ragi
yang tidak diinginkan, selain itu dapat membuat adonan capai.
7. Tipe ragi yang dipakai, produk ragi yang di jual ke bakers mengandung
fermentasi ragi yang cepat dan bagus untuk adonan yang mebutuhkan
waktu cepat.
|
19
2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Metode Fermentasi
Sangjin Ko mengelompokan metode fermentasi menjadi tiga, single-
step fermentation, independent two-step fermentation, and simultaneous two-
step fermentation. Karakteristik fermentasi berbeda tergantung pada
metodenya:
a. Single-step Fermentation
Metode ini paling sederhana dibandingkan dua metode yang lain. Yeast
langsung dapat menggunakan gula dari buah yang digunakan untuk membuat
ragi. Buah yang digunakan misalnya kismis, anggur, apel.
b. Independent two-step Fermentation
Metode ini memiliki dua tahap fermentasi, karena yeast tidak dapat
menggunakan pati secara langsung. Tahap sakarifikasi oleh enzim seperti
malt dibutuhkan sebelum proses fermentasi. Mula-mula pati harus dihirolisis
menjadi maltose oleh enzim, kemudian yeast menggunakan maltose tersebut
untuk fermentasi. Bahan yang digunakan misalnya ragi dari nasi merah.
c. Simultaneous two-step Fermentation
Dalam metode ini, proses sakarifikasi dan fermentasi berlangsung bersamaan
tidak seperti independent two-step fermentation. Pati tidak dapat digunakan
yeast, oleh karena itu amylase berperan dalam memecah karbohidrat
bersamaan dengan yeast. Sebagai enzim tambahan, biasanya digunakan ragi
|
20
tape dan koji. Metode ini dapat menghasilkan ragi yang baik dan lebih sedikit
risiko terkontaminasi.
|
21
2.3 Membuat Ragi Alami
Bahan dan alat yang di butuhkan:
-
Toples Kaca
-
50g Apel (dipotong kecil-kecil)
-
100ml Air
-
1sdm Gula kastor
Cara membuat :
1. Cuci toples dengan sabun dan bilas dengan air bersih beberapa kali sampai tak ada
sisa sabun dalam toples karena dapat menggangu proses fermentasi. (Jangan
menggunakan spons saat mencuci toples karena mengandung banyak bakteri)
2. Siapkan panic berisi air, masukan toples bersih ke dalamnya, lalu nyalakan api
kompor. Saat air mendidih, tutup panci selama 5 menit. Setelah itu keluarkan toples
dan dinginkan di tempat bersih.(Sebaiknya gunakan air matang atau air murni untuk
membuat ragi)
3. Timbang bahan-bahan, masukan ke dalam toples steril dan aduk rata kemudian
tutup toples. (Jangan tutup toples terlalu rapat karena dapat meledak atau pecah
akibat banyaknya gas karbon dioksida yang dihasilkan selama fermentasi)
4. Aduk perlahan-lahan sehari sekali, jangan diaduk lagi setelah fermentasi dimulai.
Tanpa pengadukan, ragi akan menjadi bulukan. Namun, Jika terus diaduk selama
|
22
fermentasi berlangsung dapat membuat rasanya lebih asam karena munculnya bakteri
berbahaya.
5.Fermentasikan selama 3-5 hari pada suhu ruang (25-27
o
C) dan cek ragi setiap hari.
Lebih baik simpan ragi dalam kotak Styrofoam sehingga suhunya tidak banyak
berubah-ubah. Ragi apel telah siap jika ada banyak gelembung udara. Dan simpan di
lemari es (Dapat disimpan selama 2 minggu)
6. Saring apel yang telah difermentasi sehingga diperoleh cairannya
7. Anda dapat membuat ragi kembali dengan menggunakan 1% ragi apel yang sudah
jadi.
2.3.1 Membuat Ragi Biang
Langkah ini dilakukan untuk membuat ragi alami lebih kuat dan lebih murni. Ragi
biang yang sehat didapatkan setelah menambahkan air dan tepung beberapa kali.
Ragi A (Hari Pertama)
Bahan : 100ml cairan ragi. 100 gr tepung
Cara membuat : Campur tepung dengan cairan ragi di dalam toples atau wadah
plastic. Tutup dan diamkan selama 18-24jam pada suhu ruang (sekitar 25
o
C)
Ragi B (Hari Kedua)
Bahan: Ragi A, 100gr tepung, 100 ml air, 2gr garam
|
23
Cara Membuat : Jika adonan sudah mengembang dua kali lipat, campur dengan 100
gr tepung terigu, 2gr garam, dan 100ml air di dalam toples atau wadah plastic. Tutup
dan diamkan selama 12 jam pada suhu ruang. Pada tahap ini ragi sudah siap dipakai
2.4 Bakpao
Bakpao atau bakpau adalah makanan asal Tiongkok; yaitu roti kukus terbuat
dari tepung berbentuk bulat, didalamnya diisi daging atau kacang hijau atau variasi
isian lainnya. Bakpao juga disebut Roda bemo, mengacu pada bentuknya yang masif.
(Hersri Setiawan : Kamus Gestok 2010)
Menurut Diah Surjani (2012 : 4)bakpao adalah hidangan tradisional Cina.
Kata Bakpao berasal dari "bak" yang berarti daging babi dan "pao" yang berarti
bungkus. Memang pada zaman dahulu bakpao identik dengan daging babi. Namun
kini di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim konotasi bakpao tidak
lagi demikian. Kini pengertian umum dari bakpao adalah hidangan dari tepung
terigu, difermentasi, diberi aneka isian dan dimatangkan dengan cara dikukus.
2.4.1 Sejarah Bakpao
Sejarah Bakpao sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik
sepanjang masa, Sanguó Yany
ì. Zhuge L
iang (181
234) adalah salah satu ahli
strategis terbaik China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan
penemu legendaris bakpao.
|
24
Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi
pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri Tiongkok
saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk menumpas
pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan The Southern Campaign
Suku selatan itu disebut juga Nanman atau orang barbar dari selatan. Raja di
daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah
mengalahkan Meng Huo 7 kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat
pembebasan ketujuhnya Meng Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan
memberontak lagi kepada Shu Guo (saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena
Tiongkok masih terpecah menjadi tiga negara: Shu, Wu, Wei).
Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu ditentang oleh
jenderal-jenderalnya: Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika dia memberontak
lagi? , Liang dengan tenang menjawab: Aku dengan mudah dapat menangkapnya
kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang mengalahkan
hatinya
Zhuge Liang tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti
Meng Huo lainnya dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat
pemimpin daerah selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo
bisa memimpin daerah selatan untuk setia kepada Shu.
|
25
Pada peperangan yang terakhir, yang ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat
Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi pegunungan. Dilembah itu Liang
menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika melihat kereta itu, Meng Huo langsung
tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke lembah itu.
Setelah pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu,
ternyata kereta itu tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja
pasukan Shu yang sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang
penuh bubuk mesiu itu dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah
itu, dan dalam sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir
semua pasukan Meng Huo.
Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali:
Jasaku sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada
Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya
menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara. Setelah kejadian ini, Meng Huo
kembali ditangkap pasukan Liang.
Ketika Liang menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng
Huo dan berkata: Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda
untuk bertarung kembali . Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: Tujuh
kali tertangkap, tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian
seperti ini seharusnya tidak
pernah dan tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih
|
26
punya upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu!
Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge
Liang harus melewati sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja
ada gelombang besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang
kemudian meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo
berkata: Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu
harus melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai
Karena Liang tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue
yang menyerupai kepala manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut
bakpao (baozi).
Sekarang, meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya, bakpao
telah populer di seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional Cina. Posisi
bakpao bahkan sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada film Shaolin.
2.4.2 Resep Bakpao
Resep bakpao yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
-
150g
Tepung Terigu Protein Sedang
-
30g
Tepung Tang Mien
-
100g
Ragi biang
-
25g
Gula kastor yang telah di haluskan
|
27
-
12g
Susu Bubuk
-
85ml
Air
-
15g
Mentega Putih
-
1sdt
Garam
Cara Membuat:
1. Timbang bahan-bahan yang di perlukan.
2. Campurkan bahan-bahan kering terlebih dahulu tepung terigu, tepung tang mien,
gula kastor, susu bubuk, garam, dan ragi biang. Lebih baik garam jangan langsung
dicampurkan berdekatan dengan ragi, karena bisa membuat proses fermentasi
melambat.
3. Masukan air lalu aduk sampai rata setelah itu campurkan mentega putih lalu aduk
sampai kalis
4. Setelah adonan kalis, potong dan timbang adonan(@50g) lalu bentuk bulat.
Letakan adonan secara berurutan dan diamkan selama 30menit pada suhu ruang.
5. Ambil adonan yang sudah agak mengembang, bentuk adonan lalu isi dengan
filling lalu letakan adonan di kertas roti dan biarkan adonan mengembang hinga 2
kali pada suhu ruang selama 90-120 menit.
6. Panaskan kuali dan isi dengan air, biarkan air mendidih. Lalu letakan adonan yang
sudah mengembang, lalu tutup kuali dengan penutupnya, kukus selama 7 menit dan
bakpao sudah siap untuk disajikan.
|
28
2.4.3 Tips Anti Gagal Membuat Bakpao
Tips anti gagal membuat bakpao menurut Diah Surjani (2012: 5)
1. Persiapan bahan
-
Gunakan tepung terigu protein sedang supaya tekstur bakpao menjadi lembut dan
ringan. Warna bakpao dihasilkan juga lebih putih
-
Tepung tang mien juga bisa di pakai, ini adalah sari dari tepung gandum.
Pemakaian tepung ini akan menghasilkan bakpao yang lebih lembut, empuk, dan
seratnya lebih halus.
-
Lemak yang dipakai untuk membuat bakpao adalah mentega putih atau margarine.
Pemakaian lema bertujuan supaya tekstur bakpao tidak kering. Penggunaan mentega
putih akan membuat bakpao lebih putih sedangkan pemakaian margarine akan
membuat warna bakpao yang kekuningan. Minyak goring bisa dipakai dengan
jumlah cairan yang harus disesuaikan.
-
Cairan yang digunakan untuk membuat bapao adalah air atau susu cair. Sebaiknya
cairan dalam keadaan dingin agar tekstur bakpao tetap halus dan lembut.
2. Fermentasi adonan
Pembuatan bakpao membutuhkan fermentasi adonan. Kini di pasaran ada ragi
instan khusus untuk adonan bakpao yang sudah mengandung baking powder, bread
improver. Bila memakai pengembang jenis ini, kurangi pemakaian baking powder.
|
29
Ragi instan yang di gunakan harus masih dalam keadaan hidup hal ini dapat di uji
dengan mencampurkan 1 sdt ragi instan, 1 sdt gula dan 50 ml air, aduk dan diamkan
selama 10 menit. Bila tumbuh buih berarti ragi masih dalam keadaan baik.
Fermentasi adonan biang cukup selama 30 menit. Setelah diuleni, fermentasi
kedua cukup 15 menit dan fermentasi ketiga sebelum dipakai sekitar 15 menit. Tetapi
bila membuat bakpao dalam suhu ruangan yang dingin maka waktu fermentasi bisa
di tambahkan sekitar 15 menit lagi. Sebaliknya bila suhu udara sangat panas maka
waktu fermentasi bisa lebih pendek, kurangi sekitar 5 menit. Fermentasi yang
berlebihan akan mengakibatkan bakpao menjadi keriput setelah matang karena
bakpao akan mengembang besar kemudian mengempis lagi.
3. Membuat isian
Buatlah isian sebelum membuat adonan bakpao. Isian yang matang harus
sudah dalam keadaan dingin saat diisikan. Bahkan apabila akan membuat dalam
jumlah banyak, isian dapat disiapkan beberapa hari sebelumnya dan disimpan dalam
freezer. Agar awet dan tidak mudah basi, isian matang harus dimatangkan dengan
sempurna dan sebelum disimpan harus didinginkan hingga suhu ruang.
4. Mengaduk
Proses mengaduk diperlukan saat membuat biang. Pada pembuatan biang
adonan tidak perlu diuleni atau diaduk hingga kalis, cukup hingga tercampur rata dan
adonan terlihat homogen.
|
30
5. Menguleni
Uleni adonan bakpao hingga terasa lembut dan tidak melekat pada wadah.
Tingkat kalis adonan bakpao berbeda dengan adonan roti, kalau pada adonan roti
adonan kalis berarti harus dapat ditarik hinga tipis tanpa putus, untuk adonan bakpao
cukup hingga terasa lembut dan tidak melekat pada wadah. Untuk menguleni adonan
bakpao dapat menggunakan mikser khusus adonan roti. Namun jangan samapi over
mixing, karena adonan akan menjadi basah dan lengket kembali, sehingga bakpao
sulit dibentuk dan jika matang akan kempis dan keriput
6. Membuat adonan berwarna
Gunakan pewarna makanan berkualitas baik, pilih pewarna makan yang
kental dengan pemakaian yang sedikit saja sebab pewarna yang terlalu cair dapat
membuat adonan menjadi basah danlengket. Gunakan tusuk sate yang dicelup
ke
dalam pewarna untuk menghindari terlalu banyak menuangkan pewarna. Jika
menginginkan pewarna alami yang lebih sehat, campurkan ubi ungu, labu kuning, air
daun suji, ubi merah, dan lain-lain ke dalam adonan. Jika membuat adonan yang
terdiri dari satu warna saja, lebih baik pewarna dicampur dalam cairan pada saat
membuat adonan, hasilnya akan lebih rata.
7. Membulatkan adonan
|
31
Setelah adonan biang dicampur bahan lain dan diuleni hingga kalis. Lalu
adonan dibagi sesuai kebutuhan. Setelah itu adonan dibentuk bulat supaya hasil akhir
permukaan kulit bakpao lebih mulus dan teksturnya menjadi lebih halus.
8. Membentuk
Adonan bakpao dapat dibentuk macam-macam, misalnya kepang, mawar,
binatang, dan lain-lain. Biasanya bakpao yang dibuat menjadi aneka bentuk agaka
sedikit lebih kenyal dibanding yang berbentuk polos. Bila ingin membuat dalam
jumlah banyak, sebaiknya bakpao dibentuk sederhana saja supaya tidak memakan
waktu lama karena akan mempengaruhi fermentasi. Terlalu lama dibentuk-bentuk
dapat menyebabkan bakpao menjadi bantat.
9. Mengukus
Alat utama untuk membuat bakpao adalah dandang atau alat pengukus. Bila
ingin membuat bakpao dalam jumlah banyak perhitungkan besarnya alat pengukus.
Jika alat pengukus yang dimiliki kapasitasnya tidak terlalu besar maka sebaiknya
setiap kali membuat adonan satu resep saja. Adonan bakpao yang terlalu lama
menunggu "giliran" untuk dikukus akan berfementasi lebih lama sehingga bisa
mengempis dan keriput setelah matang.
Air di dalam alat pengukus harus benar-benar mendidih ketika bakpao
dimasukkan. Sebaiknya kukus bakpao dengan alat pengukus yang tutupannya
berbentuk kerucut untuk mengindari tetesan air. Dalam tutup yang berbentuk kerucut
|
32
tetesan air akan turun dan jatuh di tepi bukan di tengah. Terkena tetesan air dapat
menyebabkan permukaan bakpao menjadi bergelombang. Bila menggunakan alat
pengukus yang bertutup kaca cembung, bungkus tutupnya dengan serbet bersih agar
uap air terserap serbet dan tidak langsung menetes. Demikian juga jika menggunakan
kukusan bambu sebaiknya tutupnya dibungkus dengan kain.
Gunakan api sedang saja, sebab panas yang berlebihan justru akan membuat
bakpao terlalu cepat mengembang dan mengempis kembali begitu dikeluarkan dari
kukusan. Mengukus bakpao tidak perlu terlalu lama; cukup sekitar 7 menit saja.
Pengukusan yang terlalu lama dapat menyebabkan permukaan bakpao menjadi
keriput dan timbul bercak-bercak berwarna kekuningan.
10. Kemasan dan penyimpanan
Setelah bakpao matang dan dingin simpanlah selalu dalam wadah tertutup.
Bakpao dapat disimpan dalam lemari es, setelah dimasukkan ke dalam wadah
tertutup keda udara agar tidak kering. Bila akan dikonsumsu hangatkan sebentar
sekitar 5 menit dengan cara mengukusnya kembali.
Bakpao yang dikonsumsi sendiri setelah matang sebaiknya disimpan dalam
wadah/ container plastik kedap udara sedangkan bila untuk dijual, gunakan kemasan
boks karton atau kantong kertas. Bakpao yng di bentuk menarik sebaiknya dikemas
dalam boks yang tutupnya terbuat dari plastik mika tembus pandang agar isinya
terlihat.
|
33
2.5 Tepung
Berfungsi sebagai jaringan dan kerangka dari roti sebagai akibat dari
pembentukan gluten karena protein yang terkadung dalam tepung terigu yang tidak
larut dalam air akan menyerap air dan membentuk gluten dimana akan menahan gas
yang dihasilkan dari proses yeast ( ragi instant ) .
Jenis-Jenis Tepung Terigu
1.Protein rendah atau kunci
Dengan kadar protein 8% -9% , dihasilkan dari penggilingan 100% gandum jenis soft
dan mempunyai sifat gluten yang lemah . Cocok digunakan untuk membuat cake ,
biskuit , cookies dan kue kering.
2. Protein sedang atau segitiga
Dengan kadar protein 10%-11% , dihasilkan dari penggilingan campuran gandum
soft dan hard dan mempunyai sifat gluten yang sedang . Cocok digunakan untuk
membuat mie dan roti
3.Protein tinggi atau cakra
Dengan kadar protein 11%-12% , dihasilkan dari penggilingan 100% gandum jenis
hard dan mempunyai sifat gluten yang kuat. Cocok digunakan untuk membuat roti
dan mie.
(Ny.liem)
|
34
2.6 Air
Hampir semua makanan mengandung air , bahkan di makanan kering pun
masi mengandung air 1 persen . air memiliki 3 wujud , cair , padat dan gas , banyak
mineral yang terpecah dan komponen lain yang hilang dalam air , sehingga air dapat
membawa rasa dan nutrisi bergizi. (Profesional cooking edisi ke 6 , Wayne Gisslen
2012: 66)
Air digunakan untuk membuat kelembaban dan teksture serta untuk
meninggkatkan rasa mulut hasil panggangan. ( baking fundamental 2007: 49)
Air digunakan untuk memecah molekul penting baik besar maupun kecil (
How Baking Works 30:2008)
Air merupakan bahan yang sangat penting dalam pembentukan adonan.
Struktur adonan dapat dimanipulasi dengan mengubah kandungan air. Gluten tidak
akan terbentuk tanpa penambahan air. Air yang berlebih dapat membenuk kondisi
yang ideal untuk aktivitas enzim, yang dapat melemahkan
ikatan gluten dan
terkadang adonan menjadi lebih lengket. Adonan yang kering cenderung bersifat
lebih kuat, remahan adonan lebih empuk. Sedangkan air yang berlebih membuat
adonan menjadi lebih melebar, memiliki lubang, dan teksturnya kenyal. (Sangjin Ko
2012:3)
|
35
2.7 Gula
Gula ialah bahan untuk menambahkan rasa manis dan memberikan
kelembutan teksture , memberikan warna , menambah daya tahan dengan menjaga
kelembapan , menjadi bahan pembuat cream ketika dicampur dengan telur, serta
mempersiamkan makanan untuk ragi. ( Profesional baking edisi ke 6
, Wayne
Gisslen 2012: 37)
Berfungsi sebagai makanan yeast pada saat proses fermentasi serta
memberikan warna pada kulit dan rasa pada kue . sifat gula yang hidroskopis
(kemampuan menahan air ) sehingga dapat memperbaiki self life. ( Ny. Liem , 2010)
Gula bermanfaat memberikan rasa manis, mengempukan roti. Dalam
penggunaan jumlah sedikit, gula membantu yeast menghasilkan karbondioksida
untuk mengembangan adonan.( Sangjin Ko 2012:4)
2.8 Garam
Garam ialah hal terpenting dalam pembuatan product , garam lebih dari
sekedar menambah rasa , garam juga memiliki fungsi sebagai , penguat gluten dalam
roti serta , memperlambat pertumbuhan ragi maka dari itu garam pentiung dalam
pembuatan pengontrolan fermentasi dalam adonan serta mencegah pertumbuhan ragi
yang tidak diinginkan . ( Profesional Baking edisi ke 6 , Wayne Gisslen , 2012:60)
Garam dibutuhkan untuk mempertahankan daya tahan tubuh , ini sangat dibutuhkan
untuk pencernaan , pernapasan , transportasi nutrisi dan transportasi pergerakan
syaraf. (Baking Fundamental 2007:50)
|
![]() 36
Garam berperan menguatkan struktur gluten, menambah aroma, serta
mempertajam rasa manis pada produk jadi. Struktur adonan yang kuat dapat
meningkatkan kemampuan adonan memerangkap gas karbondioksida dari proses
fermentasi sehingga volume adonan menjadi lebih baik. Penambahan sedikit garam
juga dapat mencegah terjadinya over fermentasi pada ragi. (Sangjin Ko, 2012:3)
2.9 Bahan dan Alat untuk Membuat Ragi alami
2.9.1 Bahan
1. Apel
Gambar 2.2
2. Air
Gambar 2.3
|
![]() 37
3. Gula
Gambar 2.4
4. Toples Kaca
Gambar 2.5
|
![]() 38
2.9.2 Proses membuat Ragi alami
1.
Masukkan air ke dalam toples kaca
Gambar 2.6
2.
Masukkan Apel yang telah di potong
Gambar 2.7
3.
Masukkan Gula
|
![]() 39
Gambar 2.8
4.
Aduk perlahan
Gambar 2.9
5.
Tutup dan biarkan apel itu berfementasi selama 2 hari
Gambar 2.10
6.
Ragi Telah siap bila banyak gelembung udara
|
![]() 40
Gambar 2.11
7.
Saring air ragi
Gambar 2. 12
8.
Campurkan air ragi dengan tepung
Gambar 2.13
|
![]() 41
9.
Aduk rata dan biarkan mengembang 18-24jam
Gambar 2.14
10. Setelah mengembang, campur air dan tepung lagi, biarkan mengembang
Gambar 2.15
|
![]() 42
11. Ragi biang siap di pakai
Gambar 2.16
2.10 Bahan dan Alat untuk membuat Bakpao
2.10.1 Bahan
1. Tepung Terigu
gambar 2.17
2. Tepung Tang Mien
|
![]() 43
gambar 2.18
3. Susu Bubuk
gambar 2.19
4. Gula kastor yang telah di haluskan
gambar 2.20
5. Garam
|
![]() 44
gambar 2.21
6.Ragi Instan
gambar 2.22
7. Mentega Putih
Gambar 2.23
|
![]() 45
8. Air
Gambar 2.24
2.10.2 Alat
1. Spatula Plastik
gambar 2.25
2. Bowl
gambar 2.26
|
![]() 46
3. Timbangan
gambar 2.27
4. Alat Pengukus atau Kuali
gambar 2.28
5. Penutup Kuali
gambar 2.29
|
![]() 47
6. Kompor Gas
gambar 2.30
7. Kertas Bakpao
gambar 2.31
2.11 Proses Membuat Bakpao
1.
Timbang bahan-bahan dan campurkan tepung terigu, tepung tangmien, gula,
susu bubuk dan garam
|
![]() 48
Gambar 2.32
2.
Masukan ragi biang dan air
Gambar 2.33
|
![]() 49
3.
Aduk sampai rata
Gambar 2.34
4.
Campurkan Mentega putih
Gambar 2.35
5.
Uleni adonan kurang lebih 20 menit
|
![]() 50
Gambar 2.36
6.
Bagi menjadi @50g
Gambar 2. 37
7.
Bulatkan dan biarkan mengembang selama 30 menit
Gambar 2.38
Gambar 2.39
|
![]() 51
8.
Pipihkan adonan dan isi dengan filling
Gambar 2. 40
Gambar 2.41
9.
Bulatkan adonan dan letakan di kertas bakpao lalu biarkan mengembang
Gambar 2.42
Gambar 2.43
10. Panaskan air di kuali sampai mendidih
Gambar 2.44
11. Letakan bakpao yang sudah siap dikukus
|
![]() 52
Gambar 2.45
12. Tutup kuali dan kukus selama 7 menit
Gambar 2.46
13. Bakpao sudah siap dihidangkan
|
53
Gambar 2.47
|
![]() 54
2.12 Kerangka Berfikir
Aroma
Warna
Rasa
Bentuk
Tekstur
Ragi Alami dari Apel
Kelebihan
Kekurangan
1. Dari bahan alami
2. Sehat
3. Bahan yang mudah untuk ditemukan
1. Waktu fermentasi lama
2. Belum dikenal banyak orang
Bakpao
Kelebihan
Kekurangan
1.Bahannya mudah didapat
2.Mudah untuk di buat
1. Daya simpan tidak terlalu lama
Uji Organoleptik Hasil Jadi Bakpao Dengan Menggunakan Ragi Instan dan
Ragi Alami
|
55
|