7
Bab 2
Landasan Teori
2.1 Teori Tanda Baca
Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan·da n 1 yang
menjadi alamat
atau yang
menyatakan sesuatu: dari
kejauhan terdengar sirene --
bahaya; 2
gejala: sudah tampak -- nya; 3 bukti: itulah --
bahwa mereka tidak mau bekerja
sama;
4
pengenal; lambang: kontingen Indonesia mengenakan --
Garuda
Pancasila; 5
petunjuk; -- baca
tanda yang
dipakai dl sistem ejaan (seperti
titik,
koma, titik dua).
Ada lima belas tanda baca yang dikenal, baik dalam bahasa inggris maupun
bahasa Indonesia. (1) tanda titik(.), (2) tanda koma(,), (3) tanda titik koma(;), (4)
tanda dua titik(:), (5) tanda hubung(-), (6)tanda pisah(--), (7) tanda ellipsis(
), (8)
tanda Tanya(?), (9) tanda seru(!), (10) tanda kurung((
)), (11) tanda kurung
siku([
]), (12) tanda petik(
), (13) tanda petik tunggal(
), (14) tanda garis
miring(/), (15) tanda penyingkat atau apostrof(`).
Sedangkan, dalam bahasa Jepang, tanda baca yang digunakan berbeda dengan
tanda baca yang digunakan dalam bahasa Indonesia. New Generation Publishing
Institute (????????) (2001), mengungkapkan bahwa ada sepuluh
jenis
tanda baca yang termasuk dalam kutouten(???)atau disebut juga dengan
yakumono (??) yang digunakan dalam bahasa Jepang, yaitu;
|
8
1.
Kuten(??)atau
maru(?)
Tanda baca ini (?)penggunaannya hampir sama dengan tanda baca
titik (.), yaitu untuk mengakhiri suatu kalimat dan diletakkan di akhir
kalimat. Tanda baca ini menunjukkan jeda sebelum kalimat
selanjutnya. Contoh :
????????????
2.
Touten(??)atau
ten(?)
Fungsi touten (?) dalam bahasa Jepang mirip dengan fungsi koma (,)
dalam bahasa Indonesia. Touten juga menandakan jeda tetapi letaknya
di tengah kalimat. Penggunaan touten lebih luas daripada koma dalam
bahasa Inggris, touten dapat diletakkan di manapun untuk memberikan
jeda dalam satu kalimat. Contoh :
????????????????
3.
Kagikakko (???)
Kagikakko (
??
) adalah penanda ucapan dalam Bahasa Jepang.
Penggunaannya hampir mirip dengan penggunaan tanda petik (
)
dalam bahasa Indonesia. Contoh :
????????
|
9
4.
Nijuukagikakko (?????)
Penggunaan nijuukagikakko (??) sangat jarang dibandingkan dengan
penggunaan kagikakko, fungsinya mirip dengan tanda petik
tunggal
(
) yaitu untuk menyatakan suatu kutipan dalam sebuah kutipan.
Contoh:
????????????????????????????
????!?
5.
Nami dasshu (?????)
Nami dasshu
(~)dalam bahasa Jepang memiliki fungsi untuk
menunjukkan rentang misalnya; waktu, nomor, dsb(4~9,5?~8
?). Terkadang digunakan juga untuk menarik keluar bunyi vokal
(????~), menunjukkan darimana sesuatu berasal(????
~)
, menunjukkan anak judul
(~?????~)
.
6.
Nakaten (??)atau
nakaguro(??)
Nakaten
(
·
) biasanya digunakan untuk memisahkan dua kata yang
ditulis dalam huruf katakana, misalnya nama orang asing. Tujuannya
agar pembaca tidak bingung saat membacanya. Contoh :
???·???
|
10
7.
Gimonfu(???)
Kegunaan tanda baca gimonfu (?) sama dengan fungsi tanda tanya (?)
dalam bahasa inggris yaitu untuk menandai kalimat tanya. Bedanya,
dalam bahasa Jepang sebenarnya tidak mengenal tanda tanya, karena
secara gramatikal kalimat tanya sudah ditandai dengan partikel ?.
Tapi dalam bahasa tulisan yang tidak formal, tanda ini sering
digunakan untuk menggantikan nada bertanya yang tidak dapat
diungkapkan melalui tulisan. Contoh :
?????
8.
Kantanfu(???)
Baik fungsi maupun kesan yang ditimbulkan oleh kantanfu
(!) sama
seperti kegunaannya dalam bahasa inggris, tetapi kita tidak akan
pernah menemukannya dalam bahasa Jepang formal sama seperti
gimonfu. Contoh :
??!
9.
Odoriji (???)
Fungsi dari Odoriji adalah untuk menunjukkan pengulangan yang
terdapat pada bahasa Jepang. Tanda baca ini tidak ditemukan pada
bahasa Inggris. Bentuk dari tanda baca ini juga berbeda sesuai dengan
aksara yang digunakan, pada huruf kanji tanda yang digunakan adalah
|
11
(?), sedangkan pada huruf hiragana
tandanya adalah (?), dan pada
huruf katakana digunakan tanda (
?
). Contoh :
??????
10. Ioriten (??)
Ioriten
(?) adalah tanda
baca khusus yang
digunakan dalam
pertunjukkan teater Noh. Oleh karena itu, tanda ini tidak pernah
muncul dalam penggunaan sehari-hari. Tanda ini menunjukkan awal
dari lagu pemain selanjutnya.
2.2 Konsep Tanda Baca Koma
Tanda Baca koma(,) dalam bahasa Indonesia, digunakan untuk membantu
pembaca memahami ragam bahasa tulisan yang tidak memiliki intonasi ataupun
jeda seperti ragam bahasa lisan. Fungsi koma dalam bahasa Indonesia sendiri
tidak hanya satu, setidaknya ada duabelas fungsi koma menurut Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional(2000. Hal 56-60). Keduabelas fungsi ini dibagi
berdasarkan penggunaannya dalam kalimat. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya
adalah; (1) membagi unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, (2)
memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya, (3)
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat mendahului induk
kalimat, (4)
dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung kalimat yang
terdapat di awal kalimat (5) memisahkan kata O, ya, wah, aduh, kasihan dari kata-
kata yang lain dalam kalimat, (6) dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii)
|
12
bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, dan (iii) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan, (7) menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka, (8) di antara bagian-bagian dalam catatan kaki,
(9) dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga, (10) dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka, (11) dipakai untuk mengapit keterangan tambahan
yang sifatnya tidak membatasi, (12) dipakai dibelakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat untuk menghindari salah baca.
Dalam penulisan bahasa Jepang, tanda
baca touten
sering digunakan untuk
mempermudah pembaca membagi kalimat. Menurut Abe (2009)
??(?)???????????????¹?????????
??????????????????????????????
???????????????????????????????
??????????????????????????????
??????????????????????????????
??????????
Touten
(,) bukan merupakan simbol untuk bernafas.Itu merupakan tanda
visual untuk menunjukkan makna keseluruhan dalam satu kalimat.Jika
touten diletakkan di posisi yang tepat dapat menghilangkan kesulitan dalam
memahami makna kalimat.Hasilnya, kalimat menjadi mudah dibaca dan
dimengerti. Kadang-kadang juga dapat menghindarkan kita dari
kesalahpahaman makna.Touten memiliki peran yang sangat besar.
Karena
fungsinya yang sangat beragam, fungsi touten dalam bahasa Jepang
akan dijelaskan dalam teori di bawah ini.
|
13
2.3 Teori Fungsi Touten
Dalam teorinya, Takayama
(2007)
mengungkapkan bahwa ada 10 pola
penggunaan touten dalam bahasa Jepang, yaitu pada saat;
1.
Setelah setsuzokujoshi (????)(?·??·??·?·?·?
?·???·??·?
??)
Contoh:
???????????????????????
2.
Setelah dokuritsu-go (???)(?????????????
?
?)
Contoh:
???????????????????
3.
Setelah setsuzokushi (???)(???????????????
??????????
??)
Contoh:
?????????????
4.
Jika verba,
kata sifat dan konjungsi yang memiliki peran yang sama
berada dalam satu kalimat.
Contoh:
????????????????
?????????????
|
14
5.
Diletakkan setelah kata keterangan waktu atau keadaan, untuk
membatasi seluruh pernyataan
Contoh:
?????????????????????
6.
Posisi hubungan antara shugo (??)?jutsugo (??)?dan shushoku-
go (
???
) telah berubah
Contoh:
??????????????????
?????????????
7.
Setelah subjek yang panjang dan subjek yang memiliki jarak dengan
predikatnya.
Contoh:
?????????????????????
????????????????????????
8.
Untuk mencegah kebingungan menarik makna kalimat dan membantu
memahami maknanya.
Contoh:
?????????????????
|
15
9.
Untuk memberikan jeda pada saat membaca dengan keras.
Contoh:
?????????????????????????
10. Sebelum tanda kurung ?? untuk menandakan percakapan.
Contoh:
???????????????????????
|