11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teori-teori umum yang menjadi
landasan dalam penelitian, diantaranya:
2.1.1 Komunikasi Publik
2.1.1.1 Definisi Komunikasi Publik
Komunikasi Publik adalah pertukaran dengan sejumlah orang yang berada
dalam organisasi atau yang diluar organisasi, secara tatap muka atau melalui media.
Komunikasi publik berorientasi kepasa si pembicara atau sumber, melibatkan
sejumlah besar penerima. Pada komunikasi publik kurang terdapat interaksi antara si
pembicara dengan si pendengar dan bahasa yang digunakan dalam komunikasi
publik lebih umum supaya dapat dipahami oleh pendengar (Arni Muhammad,
2011:197).
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi Publik
Fungsi dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk memberikan
informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya aktivitas-
aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu komunikasi publik juga
bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat diluar
organisasi seperti pemakai jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan
masyarakat umumnya (Arni Muhammad, 2011:197-198).
|
12
Komunikasi publik mempunyai keterkaitan dalam penelitian ini dikarenakan
dalam penelitian ini, publik baik itu didalam atau diluar organisasi mempunyai peran
sebagai yang memberikan pandangan atau citra yang dibentuk oleh perusahaan.
Meskipun dalam teori ini berorientasi pada sumber atau pembicara namun hasil
akhirnya adalah publik, jadi dengan teori ini diharapkan dapat mengetahui kebutuhan
dari publik itu sendiri.
2.1.2 Public Relations
2.1.2.1 Definisi Public Relations
Begitu banyak definisi yang timbul seiring perkembangan Public Relations
saat ini, agar tidak rancu maka akan dikemukakan beberapa definisi Public Relations
menurut beberapa ahli (Butterick, 2012:8), diantaranya;
1.
John E. Marston, Public Relations adalah kegiatan komunikasi persuasif
dan terencana yang didesain untuk mempengaruhi publik yang
signifikan.
2.
Frank Jefkins, Public Relations
adalah sebuah sistem komunikasi untuk
menciptakan niat baik.
3.
Tony Greener, Public Relations adalah presentasi positif suatu organisasi
kepada keseluruhan publiknya.
4.
Grunig & Hunt, Public Relation adalah manajemen komunikasi antara
organisasi dengan publiknya.
Jadi bila dapat disimpulkan maka secara garis besar Public Relations adalah
suatu kegiatan atau pekerjaan yang mengatur atau membuat suatu sistem yang
|
13
diterapkan dimana sistem tersebut diolah untuk menyampaikan satu pesan atau hal
baik kepada khalayak agar menimbulkan feedback yang positif.
2.1.2.2 fungsi Public Relations
Adapun fungsi-fungsi Public Relations menurut Cutlip & Center adalah:
1.
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2.
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan
opini publik kepada perusahaan.
3.
Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan perusahaan
untuk kepentingan umum.
4.
Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan publik, baik
internal maupun eksternal.
2.1.2.3 Ruang Lingkup Public Relations
Menurut Cutlip-Center-Broom, perkembangan mutakhir menunjukan bahwa
ruang lingkup pekerjaan humas kini sudah mencakup seluruh bentuk kegiatan
komunikasi (Morissan, 2010:14-29), diantaranya:
1.
Publisitas,
yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang,
organisasi atau perusahaan ke media massa. Dengan kata lain, publisitas
adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media
massa.
2.
Pemasaran, dalam praktiknya pekerjaan bagian pemasaran meliputi
antara lain melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk,
menetukan harga, melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuan
|
14
pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan
dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi
perusahaan.
3.
Public Affairs, didefinisikan sebagai bidang khusus public relations yang
membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan
komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian
public affairs, yaitu pemerintah dan masyarakat lokal. Pemerintah
meliputi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
4.
Manajemen Isu, merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk
melihat kecendrungan isu atau opini publik yang muncul ditengah
masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan
tanggapan atau respons yang sebaik-baiknya. Tanggapan yang baik
diperlukan agar isu atau opini publik itu tidak berkembang secara negatif
sehingga merugikan perusahaan atau agar isu tidak berkembang menjadi
konflik yang tidak diinginkan. Upaya organisasi atau perusahaan untuk
melihat kecendrungan isu atau opini publik yang muncul dilakukan
melalui riset atau penelitian.
5.
Lobi, adalah bidang khusus humas yang membangun dan
memelihara
hubungan dengan pemerintah utamanya untuk tujuan memengaruhi
peraturan dan perundang-undangan.
6.
Hubungan Investor, menurut Cutlip adalah bidang khusus dari humas
korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling
menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam
masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.
|
15
2.1.3 Citra
2.1.3.1 Definisi Citra
Citra atau Pencitraan adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap
perusahaan, organisasi atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan agar
bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu
perusahaan atau organisasi (Elvinaro Ardianto, 2011:62)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian Citra
adalah: (1) kata
benda, gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai
pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual
yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar
yang khas dalam karya prosa atau puisi (Elvinaro Ardianto, 2011:62)
Frank Jefkin
(Elvinaro Ardianto, 2011:63), Pakar PR dari inggris,
mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang
muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Citra adalah kesan
yang
diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau
kenyataan.
2.1.3.2 Jenis Citra
Menurut Frank Jefkins (Nova, 2011:291) Citra atau pencitraan dikelompokan
pada beberapa jenis, yaitu diantaranya:
1.
Citra Bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang
atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam
mengenai pandanganluar terhadap organisasinya.
|
16
2.
Citra yang berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi.
3.
Citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen.
4.
Citra perusahaan atau Citra lembaga (corporate image) adalah citra dari
suatu organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki
citra perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya.
5.
Citra majemuk (multiple image), banyaknya jumlah pegawai (individu),
cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat
memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi
atau perusahaan secara keseluruhan.
2.2 Teori Khusus
Pada penelitian ini teori yang menjadi landasan tidak hanya dalam teori
umum saja, untuk lebih memudahkan maka digunakan beberapa teori khusus yang
dijadikan konsep dalam penelitian, yaitu:
2.2.1 Media Relations
2.2.1.1 Definisi Media Relations
Berikut adalah pengertian dari Media Relations yang dikemukakan oleh para
ahli (Rini Darmastuti, 2012:42) diantaranya:
1.
Frank Jefkins, Media Relation adalah usaha untuk mencari publikasi atau
penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam
|
17
rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari
organisasi perusahaan yang bersangkutan.
2.
Lesly, Media Relations adalah kegiatan yang berhubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespons kepentingan
media terhadap organisasi.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa media relations adalah proses menjalin
hubungan baik dengan media, dimana hubungan ini diharapkan memberi keuntungan
bagi kedua belah pihak baik perusahaan maupun media. Hal ini mengenai adanya
mendapatkan publikasi oleh media mengenai perusahaan yang mana publikasi
tersebut akan diterima oleh masyarakat dan mempengaruhi image perusahaan atau
organisasi tersebut.
2.2.1.2 Fungsi Media Relations
Philip Lesley, penulis buku Public Relations Handsbook
mengemukakan
fungsi media relations (Nova, 2011:210), yaitu sebagai berikut:
1.
Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah
organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2.
Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan
berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi.
3.
Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi.
4.
Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan
kebijaksanaan.
5.
Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi
saling percaya dan menghormati.
|
18
2.2.1.3 Jenis Media Relations
Ada banyak cara yang bisa dijadikan alat untuk melakukan hubungan media,
dimana alat ini
adalah yang biasa digunakan untuk mengkomunikasikan program,
acara atau aktivitas kehumasan perusahaan (Nurudin, 2008:5), yaitu:
1.
Newsletter (Majalah Intern Perusahaan) dan brosur, merupakan media
untuk promosi perusahaan. Didalamnya berisi tentang informasi
perkembangan, kemajuan perusahaan dan segala kegiatan peusahaan.
2.
Acara khusus, Acara yang tidak rutin. Misalnya peluncuran produk baru
atau perusahaan pindah tempat, hal ini digunakan untuk
menginformasikan perusahaan juga untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
3.
Press Tour, kegiatan ini biasanya diselenggarakan oleh suatu perusahaan
atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan pada kegiatan
tersebut, mereka mengajak wartawan untuk menikmati objek wisata yang
menarik.
4.
Laporan Tahunan, berupa laporan perkembangan dan kemajuan
perusahaan selama satu tahun terakhir. Biasannya berisi mengenai
informasi yang baik saja hal ini dikarenakan untuk menjaga image positif
perusahaan.
5.
Pensponsoran, biasa disebut sponsorship. Misalnya, perusahaan
mensponsori
acara yang diadakan organisasi atau lembaga lain.
Keuntungannya adalah memperkokoh kredibilitas perusahaan.
6.
Poster, dibuat untuk kepentingan mengenalkan produk atau citra
perusahaan.
|
19
7.
Iklan, merupakan sarana yang sering dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan akan membeli jam tayang, ruangan, ataupun koran/majalah
dengan biaya yang besar. Iklan bisa berbentuk advertorial,
yakni iklan
yang bercerita.
8.
Pengumpulan Uang (fundraising), merupakan program yang dilakukan
oleh perusahaan, tetapi bukan untuk kepentingan perusahaan. Perusahaan
sekedar menjadi alat penyalur dana yang terkumpul, setelah itu
digunakan untuk kegiatan lembaga lain.
9.
Seminar dan Program Latihan, kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan disamping motivasi lain untuk menjaga image perusahaan itu
sendiri. Acara seminar biasanya berhubungan dengan bidang perusahaan.
10.
Majalah Dinding, cara ini sudah jarang dilakukan perusahaan karena
cendrung membuang waktu. Namun, majalah dinding juga punya
manfaat sebagai salah satu sarana informasi dan aktivitas perusahaan,
paling tidak juga bisa mejadi hiasan dinding.
11.
Pameran, event
ini bisa manjadi ajang promosi produk perusahaan itu
sendiri atau perusahaan yang mengadakan acara, sedangkan pesertanya
produk-produk dari perusahaan lain. Kelebihan acara ini adalah
masyarakat tidak selalu curiga bahwa perusahaan hanya menekan
kepentingan pragmatis saja.
12.
Selebaran, ada beberapa jenis selebaran yang dikemukakan oleh Frank
Jefkins (1991), diantaranya: Leaflet, Folder, Brochures, Broadsheet,
Catalogues, Time Tables, Picture Poscard, Hotel Stationary, Stuffer,
Diaries, Telephone number reminder, Swing Tags, Guarantee cards,
Price List ad order from.
|
20
Selain alat-alat media tersebut, hubungan media juga terkait langsung dengan
kegiatan atau acara-acara media
(Rini Darmastuti, 2012: 181). Acara ini dilakukan
untuk menjalin hubungan media itu sendiri. Diantaranya:
1.
Konfrensi Pers (press conference), biasanya pihak humas berinisiatif
untuk melakukan pertemuan dengan para wartawan tentang suatu topik
pembicaraan yang sedang hangat dibicarakan.
2.
Kunjungan Pers (facility visit), seringkali sebuah perusahaan
mengundang wartawan untuk berkunjung ke perusahaannya. Acara ini
biasanya terkait dengan peluncuran suatu produk atau bentuk dari
promosi yang dilakukan perusahaan.
3.
Resepsi Pers (press conference),
acara ini adalah kumpul-kumpul
kalangan pers. Sifat kegiatan ini lebih menyenangkan, terorganisasi dan
terencana. Salah satu tujuan acara ini adalah mendekatkan diri antara
kalangan pers dan pihak perusahaan.
4.
Road Show, acara ini dilakukan ke sejumlah tempat untuk
mempromosikan produk perusahaan. Acara ini juga jelas tidak akan
dilewatkan oleh wartawan karena mempunyai nilai berita.
2.2.1.4 Pentingnya Media Relations Bagi Public Relations
Menurut PRO Universitas Winconsin-River Fall, Barbara Averill (1997),
Media Relations
hanyalah salah satu bagian public relations, namun bisa menjadi
perangkat yang sangat penting dan efisien, begitu kita bisa menyusun pesan yang
bukan saja diterima, tetapi juga dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah
membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita (Iriantara, 2005:28).
|
21
2.2.2 Citra Perusahaan
2.2.2.1 Definisi Citra Perusahaan
Citra Perusahaan adalah suatu kesan yang dimiliki suatu organisasi secara
total dan berasal dari perilaku dan reputasi. (Elvinaro Ardianto, 2011:59) Elinor
Salame, dalam bukunya The Company Image mengatakan, identitas perusahaan
adalah apa yang senyatanya ada pada atau ditampilkan perusahaan. Identitas
menampilkan jati diri perusahaan. Sedangkan Citra adalah persepsi perusahaan
kepada masyarakat tentang apa dan siapa mereka. Identitas perusahaan dapat
membedakan perusahaan yang satu dengan yang lain. (Sutojo,2004:13-14)
2.2.2.2 Fungsi Citra Perusahaan
Menurut Siswanti Sutojo (Elvinaro Ardianto, 2011:61), citra perusahaan yang
baik dan kuat mempunyai manfaat: pertama,
daya saing jangka menengah dan
panjang yang mantap. Perusahaan berusaha memenangkan persaingan pasar dengan
menyusun strategi pemasaran taktis. Kedua, menjadi perisai selama masa krisis,
sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat
perusahaan dengan citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis. Ketiga,
menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset
perusahaan. Keempat, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. Kelima,
menghemat biaya operasional karena citranya baik.
2.2.2.3 Jenis Citra Perusahaan
Menurut Siswanto Sutojo (2004:42), ada tiga jenis citra yang ditonjolkan
perusahaan, yaitu:
|
![]() 22
1.
Citra Eksklusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaan-
perusahaan besar. Yang dimaksud dengan eksklusif adalah kemampuan
menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada konsumen dan
pelanggan.
2.
Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut
pandai menyajikan
produk baru yang model dan desainnya tidak sama
dengan produk sejenis yang beredar di pasaran.
3.
Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang
mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya
murah.
2.3 Kerangka Teori Penelitian Kualitatif
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.4 State of The Art
Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya mengenai upaya membangun
citra positif perusahaan dengan menggunakan strategi media relations yang dijadikan
|
23
acuan dalam penelitian ini, dan pada bagian ini juga dijelaskan alasan yang
membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang pernah ada:
1.
STRATEGI
MEDIA RELATIONS DALAM
MEMPROMOSIKAN
RESTAURANT SATOO
HOTEL SHANGRI-LA JAKARTA
oleh
Grace Kenny, Skripsi tahun 2011, Universitas Bina Nusantara. Penulisan
ini bertujuan untuk mengamati dan
meneliti mengenai strategi yang
dilakukan divisi public relations
dalam mempromosikan restaurant
SATOO
yang ada di Hotel Shangri-La Jakarta. Manfaat penulisan ini
adalah dapat memberikan
masukan
untuk dapat lebih mempromosikan
restaurant SATOO yang ada disana.
Dalam meneliti mengenai strategi
media relations yang dilakukan oleh divisi public relations, penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan melakukan
wawancara dengan pihak internal hotel dan tamu yang terdiri dari tamu
yang pernah
menginap di Hotel Shangri-La Jakarta serta mengetahui
restaurant SATOO dan tamu yang khusus datang ke resturant SATOO
dan tidak menginap di Hotel Shangri-La Jakarta. Penulis memperoleh
data dari
hasil wawancara dan observasi, serta didukung oleh database
dari divisi public relations.
Setelah penulis menganalisis dan mengolah
hasil yang diperoleh bahwa strategi yang dilakukan adalah melalui
strategi media relations seperti mengirim press release, megadakan
special event dan kegiatan media relations lainnya sudah cukup berjalan
dengan baik. Hal ini dilihat dari banyaknya publikasi yang ada di
majalah, koran, atupun website.
|
24
2.
STRATEGI MEDIA RELATIONS MRCCC SILOAM HOSPITALS
SEMANGGI DALAM MEMBANGUN CITRA
oleh Siera Margaretha
Yosepha, Skripsi Tahun 2012, Universitas Bina Nusantara. Penulisan ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi media relations
yang
dilakukan Public Relations MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dalam
membangun citra dan untuk mengetahui hambatan yang dialami dalam
melakukan strategi media relations
serta bagaimana cara mengatasinya.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif,
dimana proses penelitian dilakukan
dengan memahami fenomena yang
ada dan
berdasarkan fakta yang terjadi. Sifat dari penelitian ini adalah
deskriptif, dimana hasil penelitian dijabarkan secara sistematis. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu bahwa PR
MRCCC telah menjalin hubungan cukup baik dengan pihak media.
Kegiatan media relations
yang paling rutin dilakukan oleh PR MRCCC,
yaitu mengundang rekan-rekan wartawan dalam setiap event yang
diadakan dan membuat press release. Selain itu, PR
juga melakukan
publikasi dengan mengirimkan artikel mengenai kesehatan yang
berhubungan dengan MRCCC kepada pihak media serta membuat iklan
di berbagai media cetak. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini,
yaitu bahwa strategi media relations yang dilakukan PR MRCCC belum
optimal. Selama ini PR MRCCC belum pernah melakukan kegiatan CSR
dan media gathering yang sangat berpengaruh dalam menjalin keakraban
dengan para rekan media. Selain itu, juga terdapat beberapa hambatan
yang dialami PR MRCCC, yaitu event-event yang direncanakan jaraknya
|
25
terlalu berdekatan, PR
bukan dari lulusan komunikasi sehingga kurang
memahami peran-peran PR,
dan jumlah staf yang sangat minim juga
menjadi penghalang bagi kinerja PR
yang kurang optimal. Beberapa
hambatan tersebut dirasakan dapat menghambat proses dibangunnya citra
MRCCC Siloam Hospitals Semanggi sebagai rumah sakit khusus kanker
swasta pertama di Indonesia.
Bila dibandingkan dengan kedua penelitian diatas, yang membedakan
penelitian ini adalah tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengamati dan
mengetahui strategi media relations untuk mempertahankan citra yang digunakan
pada PT Intiland Development Tbk. Dalam penelitian ini dijabarkan kegiatan-
kegiatan dan strategi media relations yang sering dilakukan oleh Intiland.
|