![]() 9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1E-Commerce
2.1.1 Pengertian E-Commerce
Menurut David Baum, pengertian e-commerce adalah: ECommerceis a
dynamic set of technologies, applications, and businessprocess that link
enterprise, consumers, and communities throughelectronic transactions and
the electronic exchange of goods, services,and information ,( Baum dalam
Purbo, 2000 : 2).
Dalam teori David Baum, disampaikan bahwa bukan hanya
prosestransaksi dan proses servis melalui teknologi elektronik yang
menjadibagian dari e-commerce, akan tetapi proses penyampaian
informasimelalui teknologi elektronik juga merupakan bagian dari e-
commerce.
Electronic Commerce (EC) adalah suatu konsep yang
menjelaskanproses pembelian, penjualan dan pertukaran produk, servis dan
informasimelalui jaringan komputer yaitu internet (Turban, 2010).
MenurutKalakota (1999) EC dapat dilihat dari sudut pandang :
Sudut pandang komunikasi, EC merupakan pengiriman barang,
servis,informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer.
Sudut pandang bisnis proses, EC adalah aplikasi teknologi yang
dapatmelakukan transaksi bisnis dan arus kerja yang otomatis.
Sudut pandang servis, EC merupakan peralatan yang dapat
memenuhikeinginan perusahaan, konsumen dan managemen untuk
|
![]() 10
memotongbiaya servis selama pengembangan kualitas barang dan
peningkatankecepatan layanan pengiriman.
Sudut pandang online, EC menyediakan kemampuan untuk membelidan
menjual produk dan informasi melalui internet dan layanan
onlinelainnya.
Secara umum ada tiga tipe EC yaitu:
B2C (Business to Customer), dalam B2C transaksi online dibuat
antarabisnis dengan konsumen secara individual. Contoh : pesanan
bukusecara online, pembelian tiket pesawat terbang.
B2B (Business to Business), dalam B2B bisnis membuat transaksionline
dengan bisnis lain. Contoh : Layanan online atau pembelianbahan bakar.
B2E (Business to Employee), dalam B2E informasi dan servis
dibuatsecara online untuk para pekerja. Contoh : Pelatihan online
danperbankan online.
EC dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu pure EC dan partikel EC.
Pure EC menerangkan semua bagian dalam EC menggunakandimensi digital
baik dalam produk, proses dan pengiriman.Pure EC sulituntuk dilakukan
karena apabila produk dalam bentuk hard goods makapengiriman tidak dapat
dilakukan melalui dimensi digital.Sedangkanyang kedua adalah partial EC,
menjelaskan bahwa EC menggunakansemua kemungkinan untuk
menggabungkan dimensi digital dan physical.Dalam penelitian ini akan
digunakan metode partial EC, dimanaproduk yang dijual berupa produk hard
goods sehingga pengirimandilakukan melalui jasa pengiriman sedangkan
pembayaran dilakukansecara digital melalui kartu kredit, yang ditunjukkan
melalui simulasisederhana.
|
![]() 11
2.1.1 Keuntungan E-commerce
Menurut Purbo dan Wahyudi (2001, p5), keuntungan yang
dapatdiperoleh dengan adanya e-commerce adalah:
Revenue stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin
lebihmenjajikan, yang tidak dapat ditemui di sistem transaksi
tradisional.
Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Memperluas jangkauan (global reach).
Meningkatkan customer loyalty.
Meningkatkan supplier management.
Mempersingkat waktu produksi.
Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
2.2 HTML
Menurut Diar Puji Oktavian (2010, p13), HTML(Hyper Text Markup
Language) adalah suatu bahasa yang dikenali oleh web browser untuk menampilkan
informasi dengan lebih menarik dibandingkan dengan tulisan text biasa (plain text).
Sedangkan web browser adalah program komputer yang dikunakan untuk membaca
HTML, kemudian menerjemahkan dan menampilkan hasilnya secara bisul ke layar
komputer.
2.3 Website
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman
halamanyang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak,data
animasi, suara, video dan atau
gabungan dari semuanya, baik yang bersifatstatis
|
![]() 12
maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang salingterkait
dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman(hyperlink).
Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, danisi
informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila
isiinformasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua
arahberasal dari pemilik serta pengguna website.
Untuk menyediakan sebuah website, maka unsur-unsur penunjangnyaantara
lain:
Nama Domain (URL)
Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisktempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainyayang akan
ditampilkan di situs.
Scripts/Bahasa Program adalah bahasa yang digunakan untukmenerjemahkan
setiap perintah dalam situs pada saat diakses. Jenis scriptssangat menentukan
statis, dinamis, interaktifnya, atau bisa dibilangperforma sebuah situs. Jenis-
jenis scripts yang banyak dipakai paradesigner antara lain HTML, ASP, PHP,
JSP, Java Scripts, Java Applets dansebagainya.
2.4 Web Database
Menurut Barry Eaglestone dan Mick Ridley (Web Database System,2001),
sistem database dapat dihubungkan ke internet untuk digunakan melaluiweb. Berikut
ini adalah tipe-tipe dari koneksi yang dapat digunakan:
Remote Connection : Sebuah sistem database, dimana dapat di akses
melaluiweb dimanapun user berada.
Client-Server Architectures : Ini adalah bentuk umum untuk program
aplikasidatabase menggunakan internet.
|
![]() 13
Distributed Database : Beberapa DBMS mempunyai fasilitas
untukmengijinkan bagian tertentu dari database disimpan pada komputer
yangberbeda-beda. Data tersebut didistribusikan diletakkan di tempat-
tempatberbeda, dan hal ini tidak disadari oleh user.
2.5Hypertext Preprocessor (PHP)
PHP (Hyertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting
yangdigunakan untuk aplikasi web yang dinamis dan interaktif. Hal ini berarti
bahwaPHP bekerja dalam dokumen HTML, untuk membuat dokumen HTML
tersebut bisamenghasilkan isi yang diminta. Anda dapat mengubah halaman website
andamenjadi sebuah aplikasi web, tidak hanya berupa halaman-halaman statis
denganinformasi yang tidak sering diperbaharui dimana mungkin untuk personal
websitemasih mungkin digunakan, tetapi tidak untuk penggunaan dalam lingkungan
bisnisataupun pendidikan.
Cara kerja halaman yang menggunakan PHP : (Castagnetto,2000,p60)
Ketikasebuah permintaan/request untuk sebuah halaman web dari browser, maka
webserver akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Membaca permintaan/request dari browser
Mencari halaman pada server
Melakukan instruksi-instruksi yang disediakan dalam PHP untuk
memodifikasihalaman web
Mengirimkan kembali halaman web ke browser melalui internet atau intranet
Bahasa pemrograman PHP memiliki beberapa kelebihan dibandingkandengan
bahasa pemrograman lainnya, antara lain:
Kecepatan akses yang tinggi (karena code di embedded di dalam web server).
|
![]() 14
Dapat bekerja dalam berbagai webserver (Apache, IIS, Microsoft
PersonalWebServer) dan sistem operasi yang berbeda pula.
PHP merupakan freeware/opensource
Karena dijalankan pada webserver, maka secara otomatis program
yangdihasilkan bersifat multiuser
2.6SQL
Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2002) SQL dikemukakansebagai
suatu bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data dalam database relational.
Bahasa ini secara de facto merupakan bahasa standar yang digunakandalam
manajemen database relational. Saat ini hampir semua server databaseyang
mendukung bahasa ini untuk melakukan manajemen terhadap datanya.
Standarisasi
Standarisasi SQL dimulai pada tahun 1986, ditandai
dengandikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering
disebutdengan SQL86. Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun
1989kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal
denganSQL92.
Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 ataudisebut
juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensipada
SQL92. Saat ini sebenarnya tidak ada server database yang 100persen
mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing servermemiliki
kebudayaan masing-masing.
Pemakaian dasar
Secara umum, SQL terdiri dari dua bahasa, yaitu Data
DefinitionLanguage (DDL) dan Data Manipulation Language
|
15
(DML).Implementasi DDL dan DML berbeda untuk tiap DBMS, namun
secaraumum implementasi tiap bahasa ini memiliki bentuk standar
yangditetapkan ANSI. Pada bagian ini akan dibahas penggunakan
bentukpaling umum yang dapat digunakan pada kebanyakan DBMS.
Data Definition Language (DDL)
DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, sertamenghapus
database dan objek-objek yang diperlukan dalam database,misalnya Table,
View, User, dan sebagainya. Secara umum, DDL yangdigunakan adalah
CREATE untuk membuat objek baru, USE untukmenggunakan objek,
ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada,danDROP untuk menghapus
objek. DDL biasanya digunakan olehadministrator database dalam
pembuatan sebuah aplikasi database.
Contoh : CREATE DATABASE Product, USE Product, ALTER Table
MsUser ADD PhoneNumber null, DROP Table MsUser
Data Manipulation Language (DML)
DML digunakan untuk memanipulasi data yang ada dalam
suatutabel. Perintah yang umum dilakukan adalah :
a.
SELECT
Perintah yang paling sering digunakan pada SQL, sehingga
kadangkadangistilah Query dirujukkan pada perintah SELECT.
SELECTdigunakan untuk menampilkan data dari satu atau
lebih tabel,biasanya dalam sebuah database yang sama.
Contoh : Select * From MsUser
b.
INSERT
Untuk menambah data dalam tabel
|
16
Contoh : Insert into MsUser
values(MS00000001,Anthoni,12345)
c.
UPDATE
Untuk mengubah data
Contoh : Update Personal_info Set salary = salary * 1.03
d.
DELETE
Untuk menghapus data
Contoh : Delete from MsUser where UserId=MS00000001
2.7Teori Basis Data
2.7.1 Pengertian Data
Mengacu pada pendapat Connoly
dan Begg (2010) Data
dikemukakansebagai suatu deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang
dihadapi dan jembatanantara komponen mesin dan komponen manusia.
2.7.2 Pengertian Database
Mengacu pada pendapat Connolly dan Begg (2010) database
dikemukakansebagai sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada
suatu subjek tertentupada tujuan tertentu pula atau susunan record
operational data lengkap dari suatuorganisasi atau perusahaan, yang
diorganisir dan disimpan secara reintegrasi dengan menggunakan metode
tertentu dalam komputer sehingga mampumemenuhi informasi yang
optimal yang dibutuhkan oleh para pengguna.
Database merupakan bagian sangat penting dalam sebuah proses
pengolahandata. Data tersebut harus dapat diakses dengan urutan yang
berbeda-beda secaralogis dengan cara yang relatif mudah.
2.7.3 Arsitektur Basis Data
|
![]() 17
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010, p86), ada
tigalevel arsitektur basis data (Three-Level ANSI-SPARC Architecture)
yaitu:
External Level
Level ini merupakan view basis data pada user. Setiap user
mempunyai viewmasing-masing tergantung kebutuhan
informasi dari user tersebut.
Conceptual Level
Level ini menggambarkan data apa saja yang disimpan dalam
basis data danhubungan antara data-data tersebut.
Internal Level
Level ini merupakan
reperesentasi fisik dari basis data yang
ada dikomputer. Level ini menggambarkan bagaimana data
disimpan dalam suatubasis data.
2.7.4 Sistem Basis Data
Sistem basis data merupakan kumpulan dari program aplikasi
yangberinteraksi dengan basis data (Connolly dan Begg, 2010, 54).
Jadi, sistem basis data ialah kombinasi dari beberapa program
aplikasidengan basis data yang telah berjalan sehingga keseluruhan
sistemterkomputerisasi tersebut memungkinkan pengguna menelusuri
kembali danmengubah informasi sesuai kebutuhan.
2.7.5 Database Ralational
Database Relational merupakan database yang dalam
gambaranpenggunaannya merupakan kumpulan dari tabel-tabel, dimana
tabel tersebutterdiri dari baris dan kolom, atau dengan kata lain terdiri
|
![]() 18
dari kumpulan recorddan field. Tabel tersebut kemudian dihubungkan
dengan satu field di tabel lainyang disebut sebagai key.
Pada database relational terdapat dua jenis field yang
dapatmenggambarkan hubungan, yaitu primary key dan foreign key.
Primary Key adalah suatu field yang menghubungkan satu tabel dengan
tabel lainnya.Foreign key merupakan sebuah field yang digunakan
sebagai field tujuan yangdihubungkan dengan field dari tabel
pemanggil.Hubungan antar tabel dalam database relational dapat dibagi
menjaditiga, yaitu:
Hubungan one to one, ialah hubungan antar tabel dimana satu isi
recordpada satu tabel hanya dapat berhubungan dengan satu
record pada tabellainnya.
Hubungan one to many atau many to one, ialah hubungan antar
tabeldimana satu isi record pada satu tabel dapat berhubungan
dengan beberaparecord pada tabel lainnya atau sebaliknya.
Hubungan many to many, ialah hubungan antar tabel dimana satu
isi recordpada tabel X dapat berhubungan dengan beberapa record
pada tabel X.
2.7.6 Database Management System (DBMS)
2.7.6.1 Pengertian Database Management System (DBMS)
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p66),DBMS adalah suatu sistem software yang memungkinkan
user untuk mendefinisikan, menciptakan, memelihara dan
mengontrolpengaksesan terhadap suatu basis data.
2.7.6.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS
|
19
Keuntungan DBMS menurut Connolly (2010, p77)
adalahsebagai berikut :
1. Mengontrol redundansi data
2. Data yang konsisten
3. Banyak informasi dari sejumlah data yang sama
4. Membagi (sharing) data
5. Meningkatkan integritas data
6. Meningkatkan keamanan
7. Standarisasi
Kerugian DBMS menurut Connolly (2010, p80) adalah
sebagaiberikut :
1. Kompleksitas
2. Ukuran
3. Biaya DBMS
4. Penambahan biaya piranti keras
5. Performa
6. Resiko kesalahan yang tinggi
2.7.6.3 Fungsi DBMS
Fungsi DBMS dapat dilihat sebagai berikut :
1. Penyimpanan, pengembalian dan peng-updatean data
2. Memperbolehkan user untuk mengakses
3. Pendukung transaksi
4. Layanan pengontrolan data yang sama
5. Layanan perbaikan
6. Layanan hak akses
|
20
7. Pendukung untuk komunikasi data
8. Layanan integritas data
9. Layanan untuk meningkatkan data yang tetap
(independence)
10. Layanan utilitas (kegunaan)
2.7.7 Database Language
Setiap pengguna basis data memerlukan bahasa pemrograman
yangdapat dipakai sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dalam basis data,
secaraumum dikenal dua bahasa, yaitu:
1. Data Definition Language (DDL) : bahasa yang dipakai untuk
menjelaskanobjek dari bahasa data. DDL memungkinkan
pengguna untukmenspesifikasikan tipe dan struktur data serta
batasan pada data yangtersimpan pada basis data.
2. Data Manipulation Language (DML) : bahasa yang dipakai
untukmemanipulasi objek data dari basis data. DML dipakai untuk
operasiterhadap isi basis data (insert, update, delete, select).
2.7.8 Normalisasi
2.7.8.1 Pengertian Normalisasi
Menurut Connolly(2010, p415), normalisasi adalah suatu
teknikyang menghasilkan himpunan relasi dengan properti yang
diinginkanberdasarkan kebutuhan data dari sebuah perusahaan.
2.7.8.2 Tahap-tahap Normalisasi
1.
Unnormalized Form (UNF)
Menurut Connolly(2010, p430), UNF adalah suatu tabel
yang berisikan satu atau lebih kumpulan data yang berulang
|
![]() 21
(repeating group). Repeating group ialah sebuah/himpunan
atribut di dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai
(multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel tersebut.
2.
First Normal Form (1NF)
Menurut Connolly(2010, p430), suatu relasi dikatakan
1NF jika titik temu tiap baris dan kolom pada relasi tersebut
mengandung satu dan hanya satu nilai. Sebuah relasi akan
berada dalam bentuk 1NF jika repeating groupnya sudah
hilang
3.
Second Normal Form (2NF)
Menurut Connolly(2010, p434), suatu relasi
dikatakan2NF jika relasi tersebut berada pada 1NF dan setiap
atributyang bukan primary key bergantung sepenuhnya
terhadapprimary key.
4.
Third Normal Form (3NF)
Menurut Connolly(2010, p436), suatu relasi
dikatakan3NF jika relasi tersebut berada dalam bentuk 1NF
dan 2NF,dan tidak ada atribut yang bukan primary key
bergantungsecara transitif terhadap primary key.
2.7.9 Entity RelationshipModelling
2.7.9.1 Entity Types
Menurut Connolly(2010, p372), tipe entitas
adalahsekumpulanobjek dengan properti yang sama yang
diidentifikasi oleh perusahaan.Representasi Diagramatik dari
Entitas :
Nama Entitas
|
22
2.7.9.2 Relationship Types
Menurut Connolly(2010, p334),
tipe relasi adalah
sekumpulanentitas yang memiliki relasi satu sama lain.
Relationship Occurence adalah suatu gabungan yang
dapatdiidentifikasikan secara unik, yang meliputi satu kejadian
dari setiaptipe entitas yang berpartisipasi.
2.7.9.3 Atribut
Menurut Connolly (2010, p338), Atribut ialah
sebuahpropertidari sebuah entitas atau tipe relasi. Atribut terdiri
dari :
1.
Simple and Composite Attributes
Simple attributes adalah atribut yang terdiri dari komponen
tunggaldengan keberadaan independent (tetap). Atribut
simple kadangdisebut juga komponen atomik (tidak bisa
dibagi).
Composite attributes adalah atribut yang terdiri dari
banyakkomponen dengan keberadaan independent (tetap).
2.
Single-Valued and Multi-Valued Attributes
Single-Valued attributes adalah atribut yang memiliki nilai
tunggaluntuk masing
masing kejadian dari sebuah
entitas.
|
23
Multivalued attributes adalah atribut yang memiliki
banyak nilaiuntuk masing
masing kejadian dari sebuah
entitas.
3.
Derived Attributes
Derived attribute adalah atribut yang menggantikan
sebuah nilaiyang diturunkan dari nilai atribut yang
berhubungan atau kumpulandari atribut, tidak perlu pada
jenis entitas yang sama.
2.7.10 Database System Development Life Cycle (DSDLC)
Database System Development Life Cycle (DSDLC) adalah
tahapantahapanterstruktur yang harus dilakukan untuk merancang
aplikasi sistembasis data. Tahapan pada DSDLC tidak harus berurutan,
tapi dapat melibatkanbeberapa pengulangan ke tahapan sebelumnya
melalui feedback loops.
Tahapan-tahapan pada DSDLC tersaji pada gambar 2.1 berikut:
|
![]() 24
Gambar 2.1 Database System Development Life Cycle
1.
Database Planning
Tujuan dari database planning (Connolly dan Begg 2010,
p313)adalah merencanakan agar tahap-tahap dari aplikasi basis data
dapatdirealisasikan dengan seefektif dan seefisien mungkin.
2.
System Definition
Tujuan dari system definition (Connolly dan Begg 2010,
p316)adalah menggambarkan ruang lingkup dari sistem basis data
termasuk userview yang utama.
3.
Requirement Collection and Analysis
Requirement Collection and Analysis (Connolly dan Begg
2010,p316) adalah proses pengumpulan kebutuhan dan analisis
informasi tentangsuatu perusahaan dan menggunakan informasi ini
|
25
untukmengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem yang
baru.
4.
Database Design
Database design (Connolly dan Begg 2010, p320)
adalah
suatuproses menciptakan perancangan untuk basis data yang
mencakupkeseluruhan operasi dan tujuan-tujuan perusahaan. Dalam
database desing terdapat tiga fase utama, yaitu perancangan koseptual,
perancangan logika dan perancangan fisikal.
5.
DBMS Selection
Tujuan dari DBMS selection (Connolly dan Begg 2010,
p325)adalah untuk memilih DBMS yang tepat untuk mendukung sistem
basisdata. Tahapan-tahapannya antara lain:
1.
Mendefinisikan syarat-syarat sebagai referensi
2.
Daftar singkat dua atau tiga produk
3.
Evaluasi produk
4.
Merekomendasikan pilihan dan memproduksi laporan
6.
Application Design
Tujuan application design (Connolly dan Begg 2010, p329)
ialahmerancang antarmuka pengguna dan program aplikasi yang
digunakandalam memproses basis data. Dua aspek dalam merancang
aplikasi yaitu:
1.
Perancangan transaksi
Transaksi (Connolly dan Begg 2010, p288) ialah
rangkaian aksi yangdilakukan oleh seorang pengguna yang
|
26
mengakses atau mengubah isidari basis data tersebut. Ada tiga
jenis transaksi yaitu:
Retrieval transaction
Digunakan untuk mendapatkan data yang
ditampilkan pada layaratau pada pembuatan laporan
Update transaction
Digunakan untuk memasukkan data baru,
menghapus data lama ataumemodifikasi data yang ada
pada basis data.
Mixed transaction
Mencakup pengambilan dan pengubahan data.
2.
Perancangan antarmuka pengguna
Elemen-elemen dalam merancang suatu antarmuka
pengguna (Connollydan Begg 2010, p289) antara lain:
Penetapan judul yang bermakna
Instruksi-instruksi yang dapat dipahami
Bentuk form yang menarik secara visual
Penggunaan istilah atau singkatan yang konsisten
Pemberian tanda penyelesaian
7.
Prototyping (optional)
Prototyping (Connolly dan Begg 2010, p333) merupakan
prosesmembangun sebuah model kerja dari aplikasi basis data. Tujuan
utamanyaialah untuk memungkinkan pengguna menggunakan prototype
untukmengidentifikasi fitur-fitur yang bekerja dengan baik pada sistem
sertakekurangannya, dan memberikan saran bagi peningkatan kerja
|
27
sistem ataubahkan memberi masukan terhadap pengembangan/fitur-
fitur baru kedalam sistem basis data.
8.
Implementation
Implementation (Connolly dan Begg 2010, p333)
merupakanrealisasi fisikal dari desain basis data dan desain aplikasi.
9.
Data Conversion and Loading
Data Conversion and Loading (Connolly dan Begg 2010, p334)
adalah suatu prosesmengirim data yang ada ke dalam basis data barudan
mengubah aplikasi yang ada untuk dijalankan pada basis data baru.
10. Testing
Testing (Connolly dan Begg 2010, p334) merupakan suatu
prosesmengeksekusi sistem basis data dengan tujuan untuk
menemukankesalahan.
11. Operational Maintainance
Operational Maintainance (Connolly dan Begg 2010,
p335)merupakan suatu proses memonitor dan memelihara sistem yang
diikutidengan instalasi.
2.7.11
Perancangan Basis Data
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010, p467),
tahap utamadari siklus hidup aplikasi basis data ialah perancangan basis
data. Tahap inidimulai setelah analisis secara menyeluruh dari
kebutuhan perusahaan yangdikerjakan. Tahap-tahap dalam perancangan
basis data yaitu:
|
28
2.7.11.1
Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p467),perancangan basis data konseptual adalah proses dari
konstruksi sebuahmodel informasi yang digunakan dalam
sebuah perusahaan, bebas daripertimbangan semua fisikal.
Langkah 1 Membangun Model Data Konseptual Lokal untuk
Setiap View
Bertujuan untuk membangun model data
konseptual darisebuah perusahaan untuk setiap
view yang spesifik.
Langkah 1.1 Mengidentifikasi tipe entitas
Langkah pertama dalam membangun model data
konseptualadalah dengan mendefinisikan objek
objek utama user.Objek-objek ini merupakan tipe
tipe entitas untuk modeltersebut. Salah satu
metode mengidentifikasikan entitasadalah dengan
memeriksa spesifikasi kebutuhan user
denganmengidentifikasikan kata benda. Setelah
tipe
tipe entitastersebut diidentifikasikan,
pemberian nama untuk tiap
tiapentitas haruslah
jelas bagi user. Nama dan deskripsi
entitassebaiknya disimpan pada kamus data. Jika
sebuah entitasdikenal dengan nama lain yang
disebut dengan sinonim ataualias, maka disimpan
juga pada kamus data.
|
29
Langkah 1.2 Mengidentifikasi tipe relasi
Untuk mengidentifikasikan tipe relasi dapat
dilakukan
dengan mencari kata kerja pada spesifikasi
kebutuhan user.Pada umumnya relasi bersifat
biner, yaitu relasi tersebutberada hanya diantara
dua tipe entitas. Namun perlu jugadiperhatikan
adanya relasi kompleks yang melibatkan
lebihdari dua tipe entitas dan relasi rekursif yang
melibatkanhanya satu tipe entitas. Setelah
mengidentifikasikan relasi,langkah selanjutnya
adalah menentukan multiplicity setiaprelasi.
Batasan multiplicity digunakan untuk memeriksa
danmemelihara kualitas data. Deskripsi relasi dan
batasan batasan multiplicity harus disimpan
dalam kamus data.
Langkah 1.3 Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut
dengan tipeentitas dan relasi
Pada langkah ini dilakukan identifikasi tipe-tipe
dari faktamengenai entitas dan relasi yang telah
dipilih untuk mewakilibasis data. Untuk
melakukan langkah ini biasanya dicari katabenda
atau frase kata benda dari spesifikasi kebutuhan
user.
Langkah 1.4 Menentukan domain atribut
|
30
Bertujuan untuk menentukan batasan atribut di
modeldatakonseptual lokal. Domain adalah
kumpulan nilai
nilai yangdiizinkan untuk satu
atau lebih atribut. Contoh domain untukatribut
Jenis Kelamin pada tabel staff adalah
sebuahkarakter tunggal yang bernilai hanya L
(untuk laki
laki)atau P (untuk perempuan).
Sebuah model data yang baikmenspesifikasikan
domain untuk setiap atribut dan meliputi:
1. Kumpulan nilai
nilai yang diizinkan untuk
atribut
2. Ukuran dan format atribut
Setelah domain atribut diidentifikasikan, nama
namadomain dan karakteristiknya disimpan pada
kamusdata.
Langkah 1.5 Menentukan atribut candidate key dan primary
key
Candidate key adalah kunci yang unik atau tidak
mungkinkembar atau berbeda dengan yang lain,
dapat dipakai untukmengidentifikasikan satu
baris dalam tipe entitas. Compositekey adalah
candidate key yang terdiri dari dua atau
lebihatribut. Primary key adalah candidate key
yang dipilihsebagai kunci primer untuk
mengidentifikasikan setiapentitas. Alternate key
|
31
adalah candidate key yang tidak terpilihmenjadi
primary key. Foreign key adalah sebuah atribut
ataukumpulan atribut dalam satu relasi yang sama
dengancandidate key dari beberapa relasi
(mungkin relasi yangsama).
Langkah 1.6 Mempertimbangkan menggunakan konsep
enchanced
modeling (langkah optional)
Bertujuan untuk mempertimbangkan
konsepenhancedmodeling seperti spesialisasi atau
generalisasi, agregasi dankomposisi. Pada tahap
ini jika memilih pendekatanspesialisasi,
diusahakan untuk memperhatikan
perbedaanantara entitas dengan mendefinisikan
satu atau lebih subclassdari sebuah entitas
superclass. Jika menggunakan
pendekatangeneralisasi, diusahakan untuk
mengidentifikasikan fitur fitur umum antar
entitas untuk mendefinisikan sebuah
entitassuperclass generalisasi. Pendekatan
agregasi digunakanuntuk merepresentasikan
hubungan mempunyai suatuataubagian dari
antara tipe
tipe entitas, dimana yang
satumerepresentasikan keseluruhan dan
yanglainnya sebagaibagiannya. Komposisi
|
32
digunakan untuk merepresentasikansebuah
asosiasi antara tipe
tipe entitas yang
terdapatkepemilikan yang kuat dan
keterhubungan antarakeseluruhan dan
bagiannya.
Langkah 1.7 Memeriksa model data berulang (redundancy)
Bertujuan untuk memeriksa adanya redundansi
padamodeldata. Ada 3 aktivitas pada tahap ini,
yaitu:
1. Memeriksa kembali relasi one- to-one (1 : 1)
Pada saat mengidentifikasi entitas, mungkin
akanteridentifikasi dua entitas yang
merepresentasikanobjekyang sama pada
perusahaan. Untuk kejadian ini, keduaentitas
tersebut harus digabungkan. Jika primary Key
berbeda, pilih salah satu primary key tersebut
dan biarkanyang lain sebagai alternate key.
2. Menghilangkan relasi yang redundansi
Suatu relasi dikatakan redundan jika informasi
yang samadapat diperbolehkan melalui relasi
yang lain. Model datayang baik seminimal
mungkin tidak memiliki relasi yangredundan.
3. Mempertimbangkan dimensi waktu
Dimensi waktu dari relasi sangat penting
ketika menilairedundansi.
|
33
Langkah 1.8 Validasi model konseptual lokal dengan transaksi
pengguna
Bertujuan untuk memastikan bahwa model
konseptualmendukung kebutuhan transaksi yang
diperlukan bagi view. Dua pendekatan yang
mungkin dilakukan untuk memastikanbahwa
model data konseptual lokal mendukung
transaksiyang dibutuhkan adalah:
1. Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa apakah semua informasi (entitas,
relasi, danatributnya) yang dibutuhkan oleh
setiap transaksi telahdisediakan oleh model,
dengan mendokumentasikansebuah deskripsi
dari kebutuhan transaksi.
2. Memakai jalur transaksi
Memvalidasi model data terhadap transaksi
yangdibutuhkan yang melibatkan diagram
yangmerepresentasikan jalur setiap transaksi
dalam EntityRelationship Diagram.
Langkah 1.9 Meninjau kembali model data konseptual dengan
pengguna
Pada langkah ini model
data konseptual lokal
ditinjau ulangoleh user. Model data konseptual
meliputi EntityRelationship Diagram dan
dokumentasi pendukung yangmenggambarkan
|
34
model data tersebut. Jika terjadi anomalipada
model data, maka harus dilakukan perubahan
yangmungkin memerlukan pengulangan langkah
langkahsebelumnya. Proses ini terus diulang
sampai model datatersebut benar benar menjadi
representasi aktual dariperusahaan.
2.7.11.2 Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p467, perancangan basis data logikal adalah suatu proses
membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam
sebuah perusahaan berdasarkansebuah model data spesifik
tetapi bebas dari DBMS dan pertimbanganfisikal lainnya.
Langkah 2 Membangun dan Melakukan Validasi Model Data
Logikal Lokal untuk Setiap View
Bertujuan untuk membangun model data logikal
dari modeldata konseptual lokal yang
merepresentasikan view tertentudari perusahaan
dan memvalidasikan model tersebut
untukmenjamin agar strukturnya benar
(menggunakan tekniknormalisasi) dan
mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Langkah 2.1 Menghilangkan fitur-fitur yang tidak kompatibel
denganrelational model (tahap optional)
|
35
Pada tahap ini, struktur ditransformasikan ke
bentuk yanglebih mudah ditangani oleh sistem.
Tujuan dari tahap iniadalah:
1. Menghilangkan tipe relasi biner many-to-
many(*:*)
2. Menghilangkan tipe relasi rekursif many-to-
many (*:*)
3. Menghilangkan tipe relasi kompleks
4. Menghilangkan atribut yang multi-valued
Langkah 2.2 Mendapatkan relasi untuk model data logikal
lokal
Bertujuan untuk membuat relasi untuk model
data
logika lokal untuk mewakili entitas, relasi
dan atribut yang telahdiidentifikasi. Berbagai
relasi yang dapat dihasilkan daristruktur model
data, diantaranya :
-
Tipe entitas kuat
-
Tipe entitas lemah
-
Tipe relasi binari one-to-many (1 : *)
-
Tipe relasi binari one-to-one (1 : 1)
-
Relasi rekursif one-to-one (1 : 1)
-
Tipe relasi superclass / subclass
-
Tipe relasi binari many-to-many (* : *)
-
Tipe relasi kompleks
-
Atribut multi-valued
|
36
Langkah 2.3 Validasi relasi menggunakan normalisasi
Bertujuan untuk memvalidasikan relasi di dalam
model datalogikal lokal menggunakan teknik
normalisasi. Prosesnormalisasi terdiri dari
Unnormal Form (UNF), First NormalForm
(1NF), Second Normal Form (2NF) dan Third
NormalForm (3NF).
Langkah 2.4 Validasi relasi dengan transaksi pengguna
Tujuan untuk memastikan bahwa relasi di dalam
model datalogikal lokal mendukung kebutuhan
transaksi bagi view.Validasi transaksi seperti ini
sudah dilakukan pada langkah1.8, namun
dilakukan kembali untuk mengecek relasi
relasiyang diciptakan pada rancangan logikal
juga mendukungtransaksi user.
Langkah 2.5 Mendefinisikan batasan integritas (integrity
constraints)
Bertujuan untuk mengecek batas integritas
yangdirepresentasikan kedalam model data
logikal. Ada 6 tipebatasan integritas, yaitu:
1. Required data
Beberapa atribut harus memiliki sebuah nilai
yangvalid(tidak mengandung null). Contoh :
setiap anggota staf harus memiliki hubungan
posisi job (seperti supervisoratau asisten).
|
37
2. Attribute domain constraints
Setiap atribut memiliki sebuah domain. Dengan
kata lainsekumpulan nilai harus sah. Contoh :
jenis kelamin untukanggota staff boleh M atau
F, jadi domain atributuntuk jenis kelamin
adalah karakter tunggal. Batasan iniharus
diidentifikasi dalam kamus data.
3. Multiplicity
Multiplicity merepresentasikan batasan relasi data
di dalam sistem basis data.
4. Entity integrity
Primary key dari sebuah entitas tidak boleh null.
Contoh:setiap baris dari relasi staff harus
memiliki nilai untuk
atribut primary key.
5. Referential integrity
Foreign key menghubungkan setiap baris dari
relasianakuntuk baris kedalam relasi induk
dengan mencocokkancandidate key-nya.
Referential integrity maksudnya adalahjika
foreign key berisi sebuah nilai, yang nilainya
harusmenunjukan baris yang ada pada relasi
induknya.
6. General constraints
|
38
Terakhir, batasan umum harus diperhatikan.
Meng-updateentitas mungkin dikontrol oleh yang
memiliki hakpembatas.
Langkah 2.6 Meninjau kembali model data logikal lokal
dengan pengguna
Bertujuan untuk memastikan bahwa model data
logikal lokaldan dokumen pendukung yang
mendeskripsikan model yangsesuai dengan view.
Model data logikal telah selesai
dandidokumentasikan. Pada tahapan ini, model
logikal dandokumentasi tersebut di-review
dengan user.
Langkah 3 Membangun dan Melakukan Validasi Model Data
Logikal Global
Bertujuan untuk mengkombinasikan model data
logikal lokal individu menjadi sebuah model data
logikal global yang mewakili perusahaan.
Langkah 3.1 Menggabungkan model data logikal lokal ke
model global
Bertujuan untuk menggabungkan model data
logikal lokalkedalam model data logikal global
yang merepresentasikansemua user view dari
sebuah sistem basis data. Kegiatandalam tahap
ini terdiri dari:
|
39
1. Menggabungkan model data logikal lokal ke
dalam modelglobal.
2. Memvalidasikan model data logikal global
3. Meninjau kembali model data logikal global
dengan user
Langkah 3.2 Validasi model data logikal global
Bertujuan untuk melakukan validasi relasi-relasi
yang dibuatdari model data logikal global
dengan menggunakan tekniknormalisasi dan
menjamin relasi tersebut mendukungtransaksi
yang diperlukan, jika diperlukan.
Langkah 3.3 Memeriksa untuk perkembangan kedepan
Bertujuan untuk menentukan adanya perubahan
dan menilaiapakah model data logikal bisa
menampung perubahan ini.
Langkah 3.4 Meninjau kembali model data logikal global
dengan
pengguna
Bertujuan untuk menjamin bahwa model data
logika globaladalah perwakilan yang benar dari
sebuah perusahaan.
2.7.11.3Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut Thomas M. Connolly dan Carolyn Begg (2010,
p467),perancangan sistem basis data fisikal adalah suatu
proses menghasilkandeskripsi dari implementasi sistem basis
|
40
data pada media sekunder yangmenjelaskan relasi dasar,
organisasi file, dan indeks yang digunakan untukmengakses
data seefisien mungkin dan batasan-batasan integritas
yangdiasosiasikan serta ukuran keamanannya.
Langkah 4 Menerjemahkan Model Data Logikal Global untuk
TargetDBMS
Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data
relasional darimodel data logikal global yang
dapat diimplementasikan padaDBMS pilihan.
Bagian pertama dari proses ini
memerlukanperbandingan informasi yang
dikumpulkan selamaperancangan sistem basis data
logikal dan didokumentasikanpada kamus data.
Bagian kedua dari proses ini
menggunakaninformasi tersebut untuk
menghasilkan desain relasi dasar.Proses ini
memerlukan pengetahuan yang mendalam
mengenaifungsionalitas yang ditawarkan oleh
DBMS pilihan.
Langkah 4.1 Merancang relasi-relasi dasar
Bertujuan untuk memutuskan relasi dasar
yangdiidentifikasikan pada model data logikal
global ke dalam target DBMS. Untuk memulai
perancangan fisikal, pertamaharus menyusun dan
memahami informasi tentang relasiyang
|
41
menghasilkan perancangan sistem basis data
logikal.Kebutuhan informasi ini bisa berupa
kamus data dan definisirelasi yang
menggambarkan penggunaan Database
DesignLanguage (DBDL).
Langkah 4.2 Merancang perwakilan dari data yang didapat
(derived data)
Bertujuan untuk merepresentasikan semua data
yang telahdidapat pada model data logikal global
kedalam DBMSpilihan. Atribut yang nilainya
dapat diperoleh denganmemeriksa nilai dari
atribut lain disebut atribut yang didapatatau
atribut
hasil kalkulasi. Langkah pertama
adalahmemeriksa model data logikal dan kamus
data untukmenghasilkan daftar semua atribut
yang didapat. Padaperancangan sistem basis data
fisikal, atribut yang telahdiperoleh dapat
disimpan di dalam sistem basis data
ataudikalkulasikan setiap kali diperlukan.
Perancang harusmemperhatikan biaya tambahan
untuk menyimpan data yangtelah diperoleh dan
menjaganya agar tetap konsisten dengandata
operasional dari mana data tersebut diperoleh
atau biayauntuk mengkalkulasikan atribut
tersebut setiap kalidiperlukan.
|
42
Langkah 4.3 Merancang batasan perusahaan (enterprise
constraints)
Bertujuan untuk merancang batasan perusahaan
pada DBMSpilihan. Update terhadap data dapat
dibatasi oleh aturanperusahaan yang mengatur
transaksi dunia nyata.Perancangan batasan ini
tergantung pada pemilihan DBMSyang akan
digunakan. Beberapa DBMS
menyediakanfasilitas ini, namun ada juga yang
tidak menyediakannyasehingga untuk
menentukan batasan harus dilakukan
padaprogram aplikasi.
Langkah 5 Merancang perwakilan fisikal
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
optimaluntuk menyimpan relasi dasar dan indeks
yang diperlukanuntuk mendapatkan performa yang
dapat diterima, yang manaadalah sebuah cara
dalam relasi yang akan ditangani padapenyimpanan
secondary.
Langkah 5.1 Menganalisa transaksi
Bertujuan untuk memahami fungsi transaksi yang
akandijalankan pada sistem basis data dan
analisis transaksi yangpenting. Dalam analisis
transaksi, terdapat beberapa kriteriadiantaranya:
|
43
1. Transaksi yang sering dijalankan
akan
memiliki pengaruhyang penting pada hasil.
2. Transaksi yang kritis untuk beroperasi pada
bisnis
3. Waktu selama harian atau mingguan ketika
dapatmeningkatkan permintaan pada sistem basis
data
Langkah 5.2 Memilih organisasi file
Bertujuan untuk menentukan organisasi file yang
efisienuntuk setiap relasi dasar. Salah satu tujuan
utama dalamperancangan sistem basis data fisikal
adalah untukmenyimpan dan mengakses data
dengan jalur yang efisien.
Langkah 5.3 Memilih indeks
Bertujuan untuk menentukan dengan
penambahan indeksakan meningkatkan performa
dari sistem atau tidak. Kriteriamemilih atribut
untuk ordering atau clustering tuple, antaralain:
a. Atribut yang paling sering digunakan untuk
operasi join sehingga operasi join tersebut
menjadi lebih efisien, atau
b. Atribut yang paling sering digunakan untuk
mengaksestuple pada sebuah tabel berdasarkan
urutan atributtersebut.
|
44
Jika urutan ordering yang dipilih adalah kunci
dari tabel,indeks akan menjadi primary index
namun jika bukan kunci,indeks akan menjadi
clustering index. Indeks sekundermenyediakan
sebuah mekanisme untuk menspesifikasikankey
tambahan untuk relasi dasar yang dapat
digunakan untukmengambil data lebih efisien.
Langkah 5.4 Memperkirakan kebutuhan kapasitas disk
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah kapasitas
disk yangakan dibutuhkan oleh sistem basis data.
Memperkirakanpenggunaan kapasitas disk
tergantung pada DBMS yangdipakai dan
perangkat keras yang digunakan
untukmendukung sistem basis data. Secara
umum, estimasididasarkan pada ukuran setiap
baris dan jumlah baris dalamsetiap tabel. Selain
itu perlu juga dipertimbangkan apakahsetiap tabel
akan bertumbuh dan sebaiknya akan
faktorpertumbuhan ini dimasukkan ke dalam
perhitungankebutuhan kapasitas disk.
Langkah 6 Merancang view pengguna
Bertujuan untuk merancang user view yang
diidentifikasiselama tahapan pengumpulan
|
45
kebutuhan dan analisis darisiklus aplikasi sistem
basis data. User view mendefinisikan apayang
dibutuhkan dari aplikasi sistem basis data dari
sudutpandang jabatan tertentu (misalnya manajer
atau supervisor)atau area aplikasi perusahaan
(seperti pemasaran, personalia,atau pengendalian
stok). Perancangan dari user view individualharus
didokumentasikan secara lengkap.
Langkah 7 Merancang mekanisme keamanan
Bertujuan untuk merancang mekanisme keamanan
untuksistem basis data yang dispesifikasi oleh user.
-
Keamanan Sistem
Meliputi akses dan penggunaan sistem basis data
padatingkatan sistem seperti username dan
password.
-
Keamanan Data
Meliputi akses dan penggunaan objek sistem basis
data(seperti relasi dan view) dan tindakan yang
memungkinkanuser untuk memanipulasi objek.
Langkah 8 Mempertimbangkan pengenalan dari redundansi
yangterkontrol
Bertujuan untuk menentukan apakah penerapan
redundansidalam situasi terkontrol dengan
|
46
mengurangi aturan normalisasiakan meningkatkan
performa sistem. Seringkali rancangansistem basis
data yang ternormalisasi tidak mampumenyediakan
efisiensi pemrosesan yang maksimum
sehinggadenormalisasi dilakukan untuk mencapai
performa yangdiinginkan. Namun perlu
dipertimbangkan beberapa faktor
berikut:
a. Denormalisasi menyebabkan implementasi
menjadi lebihkompleks.
b. Denormalisasi seringkali mengurangi
fleksibilitas.
c. Denormalisasi dapat mempercepat pengambilan
data
namun memperlambat update.
Denormalisasi untuk mempercepat transaksi yang
seringdilakukan atau transaksi kritis dapat
diaplikasikan pada situasiberikut:
1. Menggabungkan one-to-one (1 : 1)
Menguji kembali relasi one-to-one (1 : 1)
menentukan efekdari kombinasi
relasi kedalam
relasi tunggal. Kombinasiseharusnya hanya
memperhatikan untuk relasi yang seringdirelasi dan
yang tidak sering direlasikan.
|
47
2. Menduplikasi atribut atribut yang bukan kunci
di dalam relasi one to many (1 : *) untuk
mengurangi join.
3. Menduplikasi atribut
atribut foreign key
didalam relasione to many (1: *)
4. Menduplikasi atribut dalam many to many (* : *)
relasiuntuk mengurangi join
5. Mempelajari kelompok repetisi
6. Membuat tabel kutipan
7. Membagi relasi
Langkah 9 Mengawasi (monitor) dan tuning sistem operasi
Bertujuan untuk mengawasi sistem operasional
danmeningkatkan performa sistem untuk
memperbaiki keputusanrancangan yang kurang
tepat atau adanya perubahankebutuhan.
Perancangan awal sistem basis data secara
fisikalseharusnya tidak dianggap statis, melainkan
harusdipertimbangkan sebagai sebuah perkiraan
dari kinerjaoperasional. Setelah perancangan awal
telahdiimplementasikan, maka diperlukan
pengawasan sistem danpenyetelannya sebagai hasil
dari pengamatan kinerja danperubahan kebutuhan.
2.8Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan level tertinggi di dalam Data Flow
Diagramyang hanya terdiri dari satu simbol proses yang menggambarkan sistem
|
![]() 48
secarakeseluruhan. Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar)
sistemyang akan dibuat.
Diagram konteks berisi siapa saja yang memberi data (dan data apa saja)
kesistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang
harusdihasilkan sistem. Jadi, yang dibutuhkan adalah
(1) Siapa saja pihak yang akanmemberikan data ke sistem.
(2) Data apa saja yang diberikannya ke sistem.
(3)Kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan.
(4) Apa saja isi/ jenislaporan yang harus dihasilkan sistem.
Kata Siapa di atas dilambangkan dengankotak persegi (disebut dengan
terminator), dan kata apa di atas dilambangkandengan aliran data (disebut
dengan data flow), dan kata sistem dilambangkandengan lingkaran (disebut
dengan process).
Gambar 2.2 Elemen Diagram Konteks
2.9 Use Case Diagram
Definisi
Mengacu pada pendapat Jason T.Roff (2003) pengertian use case
diagram dapat dikemukakan sebagai berikut :
|
![]() 49
-
Use case diagram digunakan untuk memodelkan dan menyatakan
unitfungsi/layanan yang disediakan oleh sistem (atau bagian sistem
:subsistem atau class) ke pemakai.
-
Use case diagram dapat dilingkupi dengan batasan sistem yang
diberilabel nama sistem.
-
Use case diagram adalah sesuatu yang menyediakan hasil yang
dapatdiukur ke pemakai atau sistem eksternal.
Karakteristik :
-
Use case diagram adalah interaksi atau dialog antara sistem dan
actor,termasuk pertukaran pesan dan tindakan yang dilakukan oleh
sistem.
-
Use case diagram diprakarsai oleh actor dan mungkin
melibatkanperan actor lain. Use case harus menyediakan nilai
minimal kepadasatu actor.
-
Use case diagram
bisa memiliki perluasan yang
mendefinisikantindakan khusus dalam interaksi atau use case lain
mungkin disisipkan.
-
Use case diagram memiliki objek use case yang disebut
skenario.Skenario menyatakan urutan pesan dan tindakan tunggal.
Komponen Pembentuk Use Case Diagram
1.
Actor
Pada dasarnya actor bukanlah bagian dari use case diagram,namun
untuk dapat terciptanya suatu use case diagram diperlukanbeberapa actor.
|
![]() 50
Mengacu pada pendapat Jason T.Roff (2003)
actormempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat,
sistemlain) yang berinteraksi dengan sistem. Sebuah actor mungkin
hanyamemberikan informasi inputan pada sistem, hanya menerima
informasidari sistem atau keduanya menerima, dan memberi informasi
padasistem.
Actor hanya berinteraksi dengan use case, tetapi tidak
memilikikontrol atas use case. Actor digambarkan dengan stick man .
Actordapat digambarkan secara secara umum atau spesifik, dimana
untukmembedakannya kita dapat menggunakan relationship.
Gambar 2.3 : Gambar Actor
2.
Use Case
Mengacu pada pendapat Jason T.Roff (2003) use case
dapatdikemukakan sebagai suatu gambaran fungsionalitas dari suatu
sistem,sehingga customer atau pengguna sistem paham dan
mengertimengenai kegunaan sistem yang akan dibangun.
Catatan : Use case diagram adalah
penggambaran sistem dari
sudutpandang pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan Ude
|
![]() 51
case lebih dititikberatkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem,bukan
berdasarkan alur atau urutan kejadian.
Cara menentukan Use Case dalam suatu sistem
a)
Pola perilaku perangkat lunak aplikasi.
b)
Gambaran tugas dari sebuah actor.
c)
Sistem atau benda yang memberikan sesuatu yang
bernilaikepada actor.
d)
Apa yang dikerjakan oleh suatu perangkat lunak
(bukanbagaimana cara mengerjakannya).
Gambar 2.4 : Gambar Use Case
Relasi dalam Use Case
Ada beberapa relasi yang terdapat pada use case diagram :
a)
Association, menghubungkan link antar element.Generalization,
disebut juga inheritance (pewarisan), sebuahelemen dapat merupakan
spesialisasi dari elemen lainnya.
b)
Dependency, sebuah element bergantung dalam beberapa carake
element lainnya.
c)
Aggregation, bentuk assosiation dimana sebuah elemen berisielemen
lainnya.
Tipe relasi / stereotype yang mungkin terjadi pada use case diagram
a)
include : kelakuan yang harus terpenuhi agar sebuah event
dapatterjadi, dimana pada kondisi ini sebuah use case adalah
bagiandari use case lainnya.
|
![]() 52
b)
extends : kelakuan yang hanya berjalan di bawah kondisi
tertentuseperti menggerakkan alarm.
c)
communicates : mungkin ditambahkan untuk asosiasi
yangmenunjukkan asosiasinya adalah communicates association .
Inimerupakan pilihan selama asosiasi hanya tipe relationship
yangdibolehkan antara actor dan use case.
ContohUse Case Diagram pada sistem perbankan
|
![]() 53
Gambar 2.5 : Contoh Use Case Diagram
2.10 Class Diagram
Mengacu pada pendapat Jason T.Roff (2003) class diagram dapat
dikemukakan sebagai suatu gambaran struktur dan deskripsi class, package, dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti hubungan dinamis, pewarisan,
asosiasi, dan agregasi. Sesuai perkembangan class model, class dapat
dikelompokkan menjadi package. Sehingga dapat membuat diagramyang terdiri
atas package.
Bagian Class Diagram
Class Diagram memiliki tiga area pokok :
-
Nama (dan stereotype)
-
Atribut
-
Metode
Gambar 2.6 : Contoh Class Diagram
Komponen Class Diagram
Class Diagram mempunyai 3 komponen, antara lain :
a.
Entity Classes
|
![]() 54
o
Segala sesuatu (concrete, conceptual, event dan state)
dapatdijadikan suatu entity dalam suatu class.
o
Metode penentuan Entity Class
-
Client Interview
-
Mempelajari dokumen yang sudah ada
b.
Interfaces Classes
o
Pada Interfaces Classes terdapat 3 komponen
pendukung, antaralain :
-
User Interface
-
Data Communication Interfaces
-
Sistem Control
o
Class dapat merupakan implementasi dari sebuah
interface, yaituclass abstrak yang hanya memiliki
metoda.
o
Interface tidak dapat langsung diinstanisasi, tetapi
harusdiimplementasi dahulu menjadi sebuah class.
Dengan demikianinterface pendukung resolusi
metoda pada saat run time.
c.
Control Classes
Control classes merupakan suatu class yang difungsikan
untukmengatur Entity Classes dan Interfaces Classes.
Hubungan antar Class
o
Asosiasi
Hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class
yangmemiliki atribut berupa class lain atau class yang harus
|
55
mengetahuieksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan
arah query antarclass.
o
Agregasi
Hubungan yang menyatakan bagian (terdiri atas..). Beberapa
classdapat mempunyai hubungan agregasi jika salah satu class
berisiatribut-atribut yang ada pada class lain.
o
Pewarisan
Hubungan hierarki antar class. Class dapat diturunkan dari class
laindan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya
danmenambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak
dari classyang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah
generalisasi.
o
Hubungan Dinamis
Rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class
kepadaclass lain.Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan
menggunakansequence diagram.
2.11Sequence Diagram
Mengacu pada pendapat Jason T.Roff (2003) sequence diagram dapat
dikemukakan sebagai suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar
obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut.
Sequence diagram ini juga menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan
oleh obyek-obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu. Obyek-obyek
tersebut kemudian diurutkan dari kiri ke kanan, aktor yang menginisiasi
interaksi biasanyaditaruh di paling kiri dari diagram.
|
![]() 56
Pada diagram ini, dimensi vertikal merepresentasikan waktu. Bagian
palingatas dari diagram menjadi titik awal dan waktu berjalan ke bawah sampai
denganbagian dasar dari diagram. Garis vertikal, disebut lifeline, dilekatkan
pada setiapobyek atau aktor. Kemudian, lifeline tersebut digambarkan menjadi
kotak ketikaobyek melakukan suatu operasi, kotak tersebut disebut activation
box. Obyekdikatakan mempunyai live activation pada saat tersebut.
Pesan yang dipertukarkan antar obyek digambarkan sebagai sebuah
anakpanah antara activation box pengirim dan
penerima. Kemudian diatasnya
diberikanlabel pesan. Salah satu contoh sequence diagram digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.7 : Gambar Sequence Diagram
Tujuan penggunaan sequence diagram
o
Mengkomunikasikan requirement kepada tim teknis karena diagramini
dapat lebih mudah untuk dielaborasi menjadi model design.
|
57
o
Merupakan diagram yang paling cocok untuk mengembangkan
modeldeskripsi usecase menjadi spesifikasi design.
2.12Eight Golen Rules
Mengacu pada pendapat Ben Shneiderman dan Catherine Plaisant (2010)
mengemukakan 8 (delapan) aturan yang dapat digunakan sebagai petunjuk
dasar yang baik untuk merancang suatu user interface. Delapan aturan ini
disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu :
1.
Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
2.
Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan
kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi,
perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.
3.
Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpanbalik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting,dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakanmerupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya
lebihsubstansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan
tombolpada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4.
Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok
denganbagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif
|
58
akanmemberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan
dapatmempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
5.
Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak
dapatmelakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem
dapatmendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme
yangsedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
6.
Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena
penggunamengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan,
sehinggapengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain
yangbelum biasa digunakan.
7.
Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespontindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa
bahwasistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang
sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada
responden.
8.
Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang
sederhanaatau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan,
serta diberikancukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan
urutan tindakan.
|