6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Model Persamaan Simultan
Model persamaan simultan merupakan persamaan yang memiliki ciri variabel
endogen (variabel terikat) pada suatu persamaan  menjadi variabel penjelas pada
sistem persamaan yang lainnya (Gujarati, 2004:729). Dilihat dari variabel-variabel
yang digunakan, model persamaan simultan dengan model persamaan regresi tidak
jauh berbeda karena sama-sama memiliki varibel bebas dan variabel terikat. 
Namun pada model persamaan simultan tidak lagi menggunakan penyebutan
variabel bebas dan variabel terikat tetapi menggunakan penyebutan variabel eksogen
dan endogen. Perbedaan penyebutan ini dikarenakan pada persamaan regresi variabel
terikat hanya bisa dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terikat tidak bisa
mempengaruhi
variabel bebasnya. Berbeda dengan model persamaan simultan,
kedua variabel (bebas dan terikat) dapat saling mempengaruhi. Variabel yang saling
mempengaruhi ini dimasukkan kedalam variabel endogen sedangkan variabel
eksogen merupakan variabel yang digunakan tetapi tidak saling mempengaruhi.
Variabel endogen merupakan variabel terikat pada persamaan simultan sedangkan
variabel eksogen merupakan variabel bebasnya.
Bentuk persamaan umum model simultan dengan k
variabel endogen dan m
variabel eksogen adalah seperti pada persamaan 2.1 hingga persamaan 2.3.
(2.1)
  
7
(2.2)
(2.3)
Dimana:
,
, dan
= variabel endogen (dimana, k = jumlah variabel endogen yang
digunakan),
ß
= nilai koefisien variabel endogen,
hingga
= variabel eksogen (dimana, m = jumlah variabel eksogen yang
digunakan),
d
= nilai koefisien variabel eksogen, dan
e
= residual pada persamaan tersebut.
Dengan menggunakan data runtun waktu dengan dua variabel endogen dan satu
variabel eksogen serta sejumlah p
lag optimal maka persamaan simultannya sebagai
berikut:
(2.4)
 
(2.5)
Dimana:
t
= waktu (t= 1,2,…,n. dimana n = jumlah data), dan
p
= nilai lag yang diperoleh pada uji lag optimal.
  
8
2.2
Vector Autoregression (VAR)
Vector Autoregression (VAR) adalah metode ekonometrik yang berguna untuk
menguji antar variabel pada
model yang memiliki dampak dinamis (Ozcelebi,
2011:133). Keunggulan metode analisis VAR menurut Widarjono yang dikutip oleh
Hadiyatullah (2011:25-26) yaitu:
a.
Pada metode VAR hanya ada variabel endogen.
b.
Pada setiap variabel endogen dapat dibuat model secara terpisah.
Secara umum model VAR dapat ditulis sebagai berikut (Ozcelebi, 2011:133):
(2.6)
Untuk lebih jelas pengunaanya, model umum VAR menggunakan dua variabel
endogen dengan satu lag optimal (p) sebagai berikut:
   
(2.7)
   
(2.8)
Dimana
dan
 
= variabel endogen pada waktu ke- t,
ß
=  nilai parameter model,
dan
 
= residual pada waktu ke-
dari variabel x dan y, dan
t
= waktu (t= 1,2,.., n dan n = jumlah data).
Estimasi parameter metode VAR dilakukan dengan metode Ordinary Least
Square (OLS) (Kumar, 2010: 27) pada masing - masing persamaan seperti berikut:
  
    
(2.9)
  
9
Dimana:
   
(2.10)
      
(2.11)
s = variabel bebas (variabel endogen yang mempengaruhi), dan
z = variabel terikat (variabel endogen yang dipengaruhi).
Dengan metode tersebut akan diperoleh nilai estimasi dari model sehingga dapat
diketahui besar nilai estimasinya.
2.2.1 Uji Signifikansi Parameter
Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan dua uji, yakni:
2.2.1.1 Uji Serentak 
Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-
sama.
1.
Hipotesis:
H
0
: ß1
= ß2
= … = ß
p
= 0
H1 : sedikitnya satu ß ? 0
2.
Tingkat signifikan dilambangkan dengan a
3.
Nilai F hitung (tipe Const):
 
(2.12)
  
10
Dimana:
SSR = jumlah  kuadrat regresi pada masing-masing model persamaan,
SSE = jumlah kuadrat residual pada masing-masing model persamaan,
s = Jumlah variabel bebas,
n = Jumlah data, dan
p = lag optimal.
4.
Kiteria pengujian:
Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai f
tabel. Nilai f tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe
persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe
persamaan yang digunakan sebagai berikut:
a. Tipe None:
~ Tolak H
0
b. Tipe Const:
~ Tolak H
0
c. Tipe Trend:
~ Tolak H
0
d. Tipe Both:
~ Tolak H
0
2.2.1.2 Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel
bebas terhadap variabel terikat.
1.
Hipotesis:
H
0
: ß
i
= 0
H1
: ß
i
? 0
2.
Tingkat signifikan dilambangkan dengan a
3.
Nilai t hitung:
(2.13)
  
11
Dimana:
ß
i
 
= koefisien variabel ke-i (i= 1,2,…,s),
=
standar eror variabel ke-i.
4.
Kiteria pengujian
Pada kriteria pengujian ini, nilai f hitung dibandingkan dengan nilai t
tabel. Nilai t tabel berbeda-beda, menyesuaikan dengan tipe
persamaan yang digunakan. Kriteria pengujian berdasarkan tipe
persamaan yang digunakan sebagai berikut: 
a.
Tipe None:
~ Tolak H
0
b.
Tipe Const:
~ Tolak H
0
c.
Tipe Trend:
~ Tolak H
0
d.
Tipe Both:
~ Tolak H
0
2.2.2
Pemilihan Model VAR
Dalam memilih bentuk model VAR ada beberapa uji yang harus dilakukan,
diantaranya uji stasioner. Jika data terbukti telah stasioner maka dilanjutkan ke
langkah pemilihan lag optimal dan setelah itu perhitungan estimasi model VAR.
jika data tidak stasioner maka data dilanjutkan dengan uji kointegrasi. Untuk tetap
mendapatkan model VAR maka pada uji kointegrasi, variabel yang digunakan
harus terbukti tidak memiliki kointegrasi antar variabelnya sehingga dapat
dilakukan first difference
pada data-data variabel tersebut dan model tersebut
dinamakan VAR first difference.
Berikut Gambar 2.1 alur pemilihan model
simultannya:
  
12
Gambar 2.1 Gambaran Pemilihan Model
2.3
Stasioner Variabel
Dalam menentukan penggunaan metode VAR maka harus terlebih dahulu
dipastikan apakah variabel yang digunakan memiliki data yang bersifat stasioner.
Variabel stasioner adalah variabel yang memiliki sebaran data disekitar nilai rata-rata
pada variabel tersebut (Hill, Griffith, dan Lim, 2011:339). Salah satu metode yang
umum digunakan untuk mengetahui kestasioneran data adalah uji Dickey-Fuller
(DF). Hipotesis pengujian ini adalah:
H
0
: ? = 0 (Data Tidak stasioner)
H1
: ? < 0 (Data Stasioner)
Hipotesis nol ditolak jika
dimana t =
. Dengan t
sebagai nilai uji stasioner dan
sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff 
(2012:44) nilai tabel kritis stasioner diambil dari Hamilton (1994) dan Dickey-Fuller
(1981).
Pada uji Dickey-Fuller terdapat beberapa persamaan uji, yakni:
1.
Tanpa konstanta dan tanpa trend (None)
   
(2.14)
Pengujian Stasioner
Stasioner
Lag
Optimal
VAR
Model
Tidak
Stasioner
Kointegrasi
VEC
Model
Differencing
Data
Tidak
Kointegrasi
  
13
2.
Dengan konstanta dan tanpa trend (Drift)
 
    
(2.15)
3.
Dengan konstanta dan trend (Trend)
 
    
(2.16)
Dimana
dan
adalah residual. ? merupakan nilai parameter
yang akan diujikan, a adalah nilai konstanta dan
adalah koefisien trend.
2.4
Lag Optimal
Penentuan lag optimal ini menggunakan metode Akaike information criterion
(AIC). Penentuan lag optimal dilihat dari pemodelan VAR yang menghasilkan nilai
AIC yang terkecil. Pengujian AIC mengikuti persamaan sebagai berikut (Rosadi,
2011: 217) :
             
                    
 
(2.17)
Dimana:
adalah jumlah kuadrat residual,
n = jumlah data,
p
= lag optimal AIC
k
= jumlah variabel endogen,
= matriks residual pada waktu ke-t (t=1,2,…,n), dan
= matriks residual (transpose).
2.5
Kointegrasi Variabel
Kointegrasi merupakan kondisi kombinasi linier antar variabel yang tidak
stasioner (Hill, Griffith, dan Lim, 2011: 488). Metode yang digunakan pada uji
  
14
kointegrasi adalah johansen cointegration test. Nilai dari uji tersebut dibandingkan
dengan nilai tabel kritis dari uji kointegrasi. Hipotesis pengujian ini adalah:
H
0
: Variabel endogen tidak terkointegrasi 
H1: Variabel endogen terkointregrasi
Penilaian hipotesis berdasarkan jumlah rank atau jumlah varibel endogen yang
terkointegrasi dengan tiga rank, adalah:
H
0
: r=0, H
1
: r>1
H
0
: r<1, H
1
: r=2
H
0
: r<2, H
1
: r=3
Hipotesis nol ditolak jika
. Dengan
sebagai nilai uji
kointegrasinya dan
sebagai nilai tabel kritisnya. Dikutip dari Pfaff  (2012:44) nilai
tabel kritis kointegrasi diambil dari Osterwald-Lenum.
Dalam uji johansen, pengujian hipotesis alternatif yang terdapat r+1 persamaan
kointegrasi, dapat dilakukan dengan menggunakan statistik uji Maximum eigenvalue
(Rosadi, 2011:220):
(2.18)
Dengan,
    
          
(2.19)
Dimana: 
n = jumlah data, 
k = jumlah variabel endogen,
r = banyaknya jumlah persamaan kointegrasi (r = 0, 1, …, k-1), dan
= nilai eigen terbesar ke-i dari matriks ? (phi).
                                           
  
(2.20)
Dimana
merupakan matriks koefisein berdimensi (k x k).
  
15
2.6
Uji Asumsi Residual
Dalam uji asumsi residual
model VAR,
residual harus memenuhi kriteria-
kriteria residual yakni setiap eror acak memliki distribusi probabilitas dengan rata-
rata nol (Uji Asumsi Normal), covarians antara dua eror pada dua variabel observasi
yang berhubungan adalah nol (Uji Asumsi Independen), dan residual memiliki
distribusi probabilitas ragam s²
(Uji Asumsi Identik) (Hill, Griffiths dan Lim,
2011:172).
2.6.1 Uji Asumsi Normal
Uji kenormalan residual dapat dilakukan dengan uji Jarque Bera. Hipotesis
untuk uji Jarque Bera adalah sebagai berikut:
H
0
: Residual berdistribusi normal
H
1 :
Residual berdistribusi tidak normal
Statistik uji (Halim dan Candra, 2011):
 
(2.21)
Dimana:
n = jumlah data,
S = Skewness, dan
K
= Kurtosis.
Hipotesis nol akan ditolak jika
dengan
sebagai nilai tabel
ujinya dengan k sebagai jumlah variabel endogen.  Selain itu dapat juga dilihat dari
nilai P value-nya. Jika P value < a maka hipotesis nol ditolak.
  
16
2.6.2 Uji Asumsi Independen (Autokorelasi)
Uji asumsi independen dengan menggunakan uji Portmanteau. Hipotesis
untuk uji Portmanteau adalah sebagai berikut:
H
0
: ? = 0 (Tidak ada korelasi residual) 
H1:  ? ? 0 (Ada korelasi residual)
Statistik uji (Pfaff, 2012:33):
 
 
(2.22)
Dengan
 
(2.23)
Dimana:
n = jumlah data (1,2,3,...,N),
h = orde serial korelasi residual,
j = blok di
(dibaca gamma) pada matriks indepoten.
= matriks residual pada waktu t.
= matriks residual pada waktu t-1 (transpose).
Daerah kritis dari uji ini adalah
dimana p adalah lag optimal
pada VAR dan k adalah jumlah variabel endogen maka hipotesis nol ditolak. Selain
itu, jika P value < a maka hipotesis nol ditolak.
2.6.3 Uji Asumsi Identik (Heteroskedasitas)
Uji asumsi identik dapat dilakukan dengan uji ARCH-LM. Hipotesis untuk
uji ARCH-LM adalah sebagai berikut:
H
0
: Residual identik
H1:  Residual tidak identik
  
17
Statistik uji (Pfaff, 2012:4):
 
(2.24)
Dengan
 
(2.25)
Dimana:
n = ukuran sampel, 
k = jumlah varibel endogen,
= metriks kovarian, dan
= invers matriks kovarian.
Hipotesis nol ditolak jika
dengan
sebagai nilai table ujinya dengan r adalah orde ARCH. Selain itu dapat juga dilihat
dari nilai P value-nya. Jika P value < a maka hipotesis nol ditolak.
2.7
Model Proses Perangkat Lunak
Menurut Fritz Bauer yang dikutip oleh Pressman (2010:13), rekayasa piranti
lunak adalah pembentukan dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa untuk
memperoleh perangkat lunak secara ekonomis yang handal dan dapat bekerja secara
efisien pada mesin nyata. Dalam mengembangkan perangkat lunak ada metode  yang
digunakan dalam pengembangan tersebut, salah satunya adalah agile software
development. Metode
agile software development
sangat tanggap terhadap
perubahan, sehingga jika ada perubahan kebutuhan pada perangkat lunak yang
dibangun, maka perubahan tersebut dapat langsung ditanggapi. Pada agile software
development
ini ada beberapa proses model diantaranya Extreme Programming,
  
18
Scrum, Cristal, agile modeling dan lain-lain. Pada penelitian ini mengunakan model
proses Extreme Programming (XP) untuk pengembangan aplikasinya.
2.7.1 Extreme Programming (XP)
Extreme Programming
(XP) merupakan salah satu model proses yang
terdapat pada agile software development
dan pendekatan yang paling banyak
digunakan pada model proses agile software development (Pressman, 2010:72).
Pada XP ini pengguna dilibatkan dalam pengembangan perangkat lunak yang
dikerjakan oleh pengembang, sehingga pengguna dapat memberikan umpan balik
secara terus-menerus dan komunikasi antara pengguna dengan pihak pengembang
menjadi efisien. 
Berikut tahap-tahap proses XP (Pressman, 2010:73-77), yaitu:
a.
Perencanaan
Kegiatan perencanaan dimulai dengan memahami story pengguna tentang
konteks perangkat lunak sehingga tim XP dapat menggambarkan output,
fungsi dan fitur yang dibutuhkan. Pengguna memberikan nilai pada setiap
cerita dan tim XP pun menilai story tersebut lalu menentukan jangka waktu
pengerjaannya. Jika tim XP merasa terlalu lama untuk dikerjakan
maka
pengguna diminta untuk membagi story
tersebut menjadi lebih sederhana
lagi.
b.
Desain
Desain dalam XP mengikuti prinsip KIS (Keep It Simple) karena desain
yang sederhana lebih disukai ketimbang desain yang kompleks. Desain juga
sebagai pedoman implementasi dari story yang dipaparkan.
  
19
c.
Pemrograman
Setelah menyelesaikan pembuatan desain awal, tim XP akan
mengembangkan serangkaian unit tes yang akan menjalankan setiap story.
Setiap kali unit tes selesai dibuat, pengembang dapat fokus dalam melakukan
pemrograman. Setelah pemrograman selesai, langsung dapat diuji sehingga
memberikan umpan balik kepada pengembang secara instan.
d.
Pengujian
Selain menguji pemrograman yang dibuat, ada juga tes penerimaan yang
disebut juga tes pelanggan, yang dilakukan oleh pelanggan dan terfokus pada
fitur sistem secara keseluruhan dan fungsi yang terlihat oleh pelanggan. 
2.8
Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan komputer merupakan suatu ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan komputer mengenai antarmuka komputer, sehingga
manusia dapat menggunakan komputer dengan mudah. Pada perancangan sebuah
antarmuka (interface) komputer terdapat aturan-aturan yang dikenal dengan sebutan
Eight
Golden
Rules
of
Interface
Design yang dikemukakan oleh Shneiderman dan
Plaisant (2010:88-89), yaitu:
a.
Upayakan untuk konsisten
Berusaha konsisten pada rancangan, terminologi, penggunaan perintah,
penggunaan huruf, tata letak, warna dan sebagainya agar pengguna tidak bingung
dengan tampilan yang ada.
b.
Mengenali kebutuhan yang beragam dari pengguna
Memfasilitasi untuk berbagai pengguna seperti menambahkan fitur untuk
pemula, untuk pengguna ahli dibutuhkan langkah-langkah khusus yang dapat
  
20
mempercepat interaksi seperti shortcut, serta fitur khusus untuk pengguna yang
cacat. 
c.
Menawarkan umpan balik yang informatif
Dibutuhkannya umpan balik dari setiap pengguna komputer. Untuk tindakan
yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik
yang sederhana. Namun jika ada peringatan yang penting, maka umpan balik
menjadi lebih subtansial.
d.
Desain dialog untuk penutupan
Design penutup dialog dibuat sebagai tanda bahwa langkah-langkah yang
dilakukan sudah benar dan dipersiapkan langkah selanjutnya.
e.
Pencegahan kesalahan yang sederhana
Pengguna dicegah melakukan kesalahan dan jika
pengguna melakukan
kesalahan, mereka diberikan informasi instruksi untuk untuk mengembalikan ke
kondisi awal.
f.
Pembalikan aksi yang mudah
Diperlukannya pengurangan kecemasan dari pengguna karena kesalahan yang
dibuatnya, dengan cara dapat kembali ke keadaan sebelumnya sehingga
pengguna dapat mengeksplorasi secara leluasa.
g.
Mendukung kontrol internal lokus
Pengguna dapat mengontrol sistemnya sehingga dapat merespons
tindakannya sendiri. Jadi pengguna tidak merasa dirinya yang dikendalikan oleh
sistem.
  
21
h.
Mengurangi beban jangka pendek
Untuk mengurangi penggunaan ingatan jangka pendek ini maka diperlukan
tampilan yang sederhana, menggabungkan beberapa tampilan dan memberikan
waktu untuk pengguna mempelajarinya.
2.9
Unified Modelling Language (UML)
Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa standar untuk menuliskan
blueprints perangkat lunak. Ada beberapa macam UML diagram, diantaranya yakni:
2.9.1 Use Case Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:246) menyatakan bahwa
“Use case
diagram
menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem dan pengguna”.
Berikut bagian-bagian dari use case
diagram
(Whitten dan Bentley, 2007: 246-
248):
a.
Use Case
Use case
digambarkan secara grafik elips horizontal dengan nama pada
elipse tersebut baik diatas, dibawah ataupun didalam elipse. Use case
merupakan pengidentifikasi model dan penggambaran fungsi sistem.
b.
Aktor
Aktor merupakan sesuatu yang berinteraksi dengan sistem dan saling
bertukar informasi dengan sistem tersebut. Aktor disini tidak harus manusia,
bisa saja sebuah organisasi, sistem informasi lainnya, perangkat eksternal
atau bahkan konsep dari waktu.
c.
Hubungan
Hubungan merupakan penggambaran garis antara dua simbol pada use
case
diagram. Pembuatan use case
diagram
pada penelitian ini, selain
  
22
menggunakan hubungan langsung antara aktor dengan use case, digunakan
pula hubungan jenis extend
yang merupakan perpanjangan fungsi dari use
case
yang asli dikarenakan fungsi dari use case
terlalu kompleks sehingga
sulit dimengerti dan juga hubungan jenis depends
on
yang merupakan
hubungan antara use case
yang menandakan bahwa satu use case tidak dapat
diajalankan hingga use case lain selesai dijalankan.
       Tabel 2.1 Simbol – Simbol Use Case
Nama
Simbol
Use case
Aktor
Hubungan
2.9.2 Activity Diagram
Activity
diagram
merupakan sebuah diagram yang menggambarkan aliran
proses, langkah –
langkah use case
atau logika dari sebuah objek (Whitten dan
Bentley, 2007:390). Berikut notasi –
notasi yang terdapat pada activity diagram
(Whitten dan Bentley, 2007:391):
       Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram
Nama
Simbol
Fungsi
1.Initial Node
Penggambaran awal dari proses
2. Action
Penggambaran langkah -
langkah dalam aktivitas 
3. Flow
Sebagai penunjuk langkah
berikutnya
4. Decision
Sebagai tanda kondisi untuk
memilih langkah selanjutnya
  
23
          Tabel 2.2 Notasi – Notasi Activity Diagram (Lanjutan)
5. Merge
Penggambaran penggabung
dari beberapa aliran yang
dipisahkan oleh decision
menjadi satu aliran  
6. Fork
penggambaran aksi paralel
dimana masuk 1 aliran dan
keluar 2 aliran yang bisa terjadi
secara bersamaan
7. Join
Penggambaran 2 aliran masuk
dan keluar menjadi 1 aliran
dimana kedua aliran yang
masuk harus diselesaikan dulu
prosesnya.
8. Activity Final
Penggambaran akhir proses
9. Subactivity
indicator
Simbol rake
menandakan
adanya aktifitas pada action
tersebut terdapat pada activity
diagram yang lain.
10. Connector
Huruf “A” menunjukkan
pemberian alat bantu untuk
pengelolaan komplesitas. 
2.9.3 Class Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007:400), Class diagram
merupakan
“gambaran grafik struktur objek statis dari sistem dimana kelas objek menunjukkan
bahwa sistem terdiri dari hubungan antar kelas objek”. Pada sebuah kelas objek
terdiri dari tiga elemen bagian yakni nama class, attribute, dan method. Attribute
merupakan karakteristik dari suatu objek kelas dan method
merupakan
operasi/fungsi yang dapat dilakukan oleh kelas objek tersebut. 
A
  
24
Pada elemen attribute
dan method ada tiga visibility yang digunakan yakni
public (+), private (-), dan protect (#). Visibility public menunjukkan attribute atau
method dapat dipanggil oleh kelas objek yang lain. Visibility private menunjukkan
attribute
atau method
hanya dapat dipanggil oleh kelas objek
yang bersangkutan,
sedangkan visibility protect
menunjukkan hanya dapat dipanggil oleh kelas objek
yang bersangkutan dan anak kelas objek yang mewarisinya.
   Gambar 2.2 Contoh Kelas Objek
Pada kelas objek terdapat beberapa jenis relasi yang menghubungakan antar
kelas objek, jenis hubungan kelas objek menurut Whitten dan Bentley (2007:376-
378) antara lain:
1.
Asosiasi
Asosiasia adalah sebuah hubungan
antara dua kelas objek dan
dilambangkan oleh sebuah garis yang menghubungkannya.
2.
Keserbaragaman
Keseberagaman adalah jumlah minimum dan maksimum kemunculan
satu kelas objek untuk kejadian tunggal dari kelas objek yang terkait.
3.
Agregasi
Hubungan dimana kelas objek yang lebih besar terdiri dari bagian kelas
objek kecil. Sebaliknya, kelas objek kecil bagian dari kelas objek yang lebih
besar.
Nama Class
+ attribute
-
attribute
# attribute
+ method
-
method
# method
  
25
4.
Komposisi
Hubungan agregasi keseluruhan yang bertanggung jawab untuk
menciptakan dan menghancurkan bagian-bagiannya. Jika keseluruhannya
yang mati, maka bagian-bagiannya akan mati karena keseluruhannya telah
mati.
2.9.4 Sequence Diagram
Menurut Whitten dan Bentley sequence diagram
merupakan “diagram yang
menggambarkan interaksi antara aktor dan sistem pada skenario use case”. Berikut
notasi –
notasi yang terdapat pada sequence diagram
(Whitten dan Bentley,
2007:394-396):
      
Tabel 2.3 Notasi-Notasi Sequence Diagram
Nama
Notasi
Fungsi
1. Actor
Sebagai sesuatu yang
berinteraksi pada
sistem.
2. System
Dilambangkan dengan
kotak yang berisikan
nama sistemnya. Tanda
titik dua menunjukkan
urutan pengerjaan pada
sistem.
3. Lifelines
Garis vertical putus-
putus yang memanjang
ke bawah dari notasi
aktor dan notasi sistem,
yang menunjukkan
urutan kehidupan
sistem.
: Name of System
  
26
          Tabel 2.3 Notasi-notasi sequence diagram(Lanjutan)
4. Activation Bar
Bar/batang yang
melewati jalur hidup
yang menunjukkan
periode waktu ketika
peserta aktif dalam
interaksi.
5. Input Message
Digambarkan dengan
anak panah dari aktor
menuju sistem yang
menunjukkan adanya
pesan/operasi yang
masuk ke sistem.
6. Output Message
Digambarkan dengan
anak panah putus-putus
dari sistem ke aktor
yang menunjukkan
message input
telah
dikerjakan pada sistem.
7. Receiver Actor
Aktor lain atau sistem
eksternal yang
menerima pesan dari
sistem utama.
8. Frame
Kotak yang
menyertakan satu atau
lebih pesan untuk
membagi-bagi dari
sebuah urutan fragmen.
Didalam kotak tersebut
terdapat fragmen
opsional yang
ditunjukkan dalam
tanda kurung siku.
[Optional Fragmen]
  
27
2.10
Bahasa Pemrograman Java 
Java adalah bahasa pemrograman yang paling banyak digunakan di dunia
(Deitel, 2012:2). Java bersifat tidak tergantung pada sistem operasi tertentu, jadi
program yang dibuat dari bahasa pemrograman Java ini bisa dijalankan di platform
mana saja. Java yang dikembangkan oleh Sun Microsystems pada agustus 1995 ini
memiliki beberapa edisi yaitu Java Standard Edition
(Java SE), Java Enterprise
Edition
(Java EE) untuk aplikasi terdistribusi dan aplikasi web, serta Java Micro
Edition
(Java ME) untuk mengembangkan aplikasi kecil seperti aplikasi pada
smartphone (Deitel, 2012:2).
Bahasa pemrograman Java layaknya C++ karena sama-sama bahasa
pemrograman berorientasi objek dimana pemrogramannya yang menggunakan kelas
(class) untuk membentuk objek.
2.11
NetBeans IDE
NetBeans intergrated development environdemt
(IDE) adalah sebuah
lingkungan pengembangan untuk menulis program, mengompilasi, mencari
kesalahn,
dan menyebarkan program (Anonim1). NetBeans IDE ditunjukkan untuk
memudahkan dalam melakukan pemrograman Java (Hartati, Herry, Soesilo, 2006:3).
NetBeans ini bersifat open source
sehingga siapapun dapat menggunakannya tanpa
perlu membayar biaya lisensi. Pada NetBeans telah mencakup compiler
dan
debugger. Hal ini sangat memudahkan proses paska perancangan program.
Pemrograman standar Java dapat dilakukan selama Java 2 Standar Edition
(J2SE) atau Java SE tersedia dalam sistem komputer. NetBeans mendukung J2SE
yang terdapat pada Java Development Kit (JDK) (Hartati, Herri, Soesilo, 2006:3). 
  
28
2.12
Software R
Software atau perangkat lunak R merupakan hasil kolaborasi riset berbagai
statistikawan di seluruh dunia. Perama kali perangkat lunak R ini dibuat pada tahun
1992 di Universitas Auckland, New Zeland oleh Ross Ihaka dan Robert Gentleman.
Untuk komputasi statistika modern, perangkat lunak R dapat dikatan sebagai lingua
franca (bahasa standar) untuk melakukan komputasi tersebut (Rosadi, 2011:1).
Pada perangkat lunak R, terdapat kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.
Menurut Rosadi (2011:2-3) kekurangan dan kelebihan dari perangkat lunak R adalah
sebagai berikut:
a.
Kelebihan
1.
Bebas lisensi
Pengguna bebas untuk mempelajari dan menggunakannya sampai kapan
pun tanpa memerlukan lisensi.
2.
Multiplatform
Perangkat lunak R ini dapat di instalasi pada berbagai macam sistem
operasi sehingga dapat di instalasi pada sistem operasi manapun.
3.
Umum dan terdepan
Pada perangkat lunak R telah terprogram berbagai macam metode
analisis statistika, baik metode klasik maupun metode-metode baru.
4.
Dapat deprogram
Pengguna dapat memprogramkan metode-metode baru pada perangkat
lunak R ataupun mengembangkan fungsi-fungsi analisis statistika yang
telah terdapat pada perangkat lunak R.
5.
Berbasis analisis metriks
  
29
Perangkat lunak R sangat baik dalam melakukan analisis dalam bentuk
metriks seperti MATLAB atau GAUSS.
6.
Fasilitas grafik yang lebih baik
b.
Kekurangan
1.
Point and Clic GUI
Interaksi utama pada perangkat lunak R berdasarkan Command Line
Interface
(CLI). pada perangkat lunak R terdapat pula RCommander
sebagai Graphical User Interface
(GUI) pada perangkat lunak R tersebut
namun hanya mampu melakukan analisis statistika dasar.
2.
Ketersediaan jumlah fungsi statistik
Walaupun pada perangkat lunak R sudah cukup lengkap metode analisis
statistikanya, tetapi tidak semua metode analisis statistika diterapkan pada
perangkat lunak R tersebut.
 
2.13
Pengertian Bank Syariah
Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 undang-undang RI No. 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah menyatakan Bank merupakan badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk
kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pengertian bank syariah berdasarkan Pasal 1 ayat 7 undang-undang RI No. 21 Tahun
2008 menyatakan bahwa Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 
  
30
Pada tahun 1991, didirikanlah bank islam pertama di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia. Bank ini berdiri atas prakarsa MUI setelah melalui suatu
lokakarya yang menghasilkan pembentukkan Tim Perbankan MUI yang
merupakan satu kelompok kerja yang bertugas melakukan pendekatan dan
konsultasi dengan pihak terkait. Tanggal 1 November 1991, dilakukannya
penandatanganan akte pendirian Bank Muamalat Indonesia. Namun mulai
beroperasinya pada tahun berikutnya tepatnya 1 Mei 1992 (Al Arif, 2012:103).
2.14
Pembiayaan Bank Syariah
Pada setiap bank memiliki sumber dana dan tempat penyaluran dana tersebut.
Pada perbankan syariah (BUS dan UUS) tercatat hingga september 2012 penempatan
penyaluran dananya meliputi Pembiayaan Yang Diberikan (PYD), penempatan di BI,
penempatan di bank lain, surat berharga, tagihan lainnya, dan penyertaan. Dari
berbagai tempat penyaluran tersebut, PYD menjadi tempat penyaluran dana
perbankan syariah yang paling terbesar yaitu 83,3% dari dana yang mereka miliki.
Menurut Pasal 1 ayat 25 UU RI No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah,
pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa:
a.
Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
b.
Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah
atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik;
c.
Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;
d.
Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e.
Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
  
31
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau UUS dan
pihak lainnya yang mewajibkan pihak yang dibiayai dana/atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan yang dikeluarkan oleh perbankan syariah sebesar Rp. 80,456
triliun disalurkan ke UKM dari total keseluruhan pembiayaan perbankan syariah Rp.
130,357 triliun.
2.15
Kinerja Perbankan
Kinerja bank perbankan dapat diukur dari faktor CAMELS (Capital, Asset
Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity risk market). Pada penelitian
ini faktor kinerja bank yang dipengaruhi oleh UKM adalah Earning
(keuntungan).
Rasio rentabilitas yang mengukur keuntungan bank dapat menggunakan rasio Return
of Asset (ROA).
2.16
Usaha Kecil Menengah (UKM)
Usaha kecil menengah merupakan suatu jenis kegiatan usaha yang telah
ditentukan definisi dan kriterianya oleh Negara melalui Undang -
Undang Usaha
Mikro Kecil Menengah (UU. UMKM) No.20 tahun 2008. Menurut UU No. 20 tahun
2008 pasal 1 pengertian UKM adalah:
“Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
  
32
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil, sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha kecil atau usaha
besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan, sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang ini (UU No.20 Tahun 2008)”.
Kriteria UKM menurut UU No.20 Tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:
Kriteria usaha kecil:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,-
(dua miliar lima
ratus juta rupiah).
Kriteria usaha menengah:
1.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-
(sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,-
(dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,-
(lima puluh miliar rupiah).
  
33
2.17
Non Performing Loan (NPL) UKM
Non Performing Loan
(NPL) merupakan kredit bermasalah yang diakibatkan
karena peminjam kesulitan dalam mengembalikan pinjamannya tersebut. Kesulitan
dalam pengembalian pinjaman tersebut dikarenakan oleh faktor-faktor luar. Menurut
direktur asosiasi Fitch Ratings Julia Wikana, sektor terbesar penyumbang NPL 
ini
adalah sektor UKM (anonim2). Pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan
diharapkan menjadi suatu penopang kegiatan UKM sehingga kegiatan UKM tersebut
tetap berjalan dan nilai NPL UKM menjadi semakin menurun nilainya seiring
dengan tetap berlangsungnya aktivitas UKM tersebut. Ketika NPL ini menurun
menandakan bahwa kondisi usaha UKM tersebut berangsur membaik.
2.18
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didukung oleh peneltian-penelitan yang telah dilakukan
sebelumnya, diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini:
Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya
No
Judul
Penulis
Metode
Hasil
1
Tantangan dan
Peluang Perbankan
Syariah Dalam
Pengembangan Usaha
Kecil dan Mengah
Meperkuat Untuk
Memperkuat
Kesejahteraan Umat
(2011)
Maisaroh
& Ati
Sumiati
Analisis 
Deskriptif
Kualitatif
Dalam  konteks 
pengembangan UKM, 
bank  syariah  mempunyai
tanggung jawab untuk
berperan serta dalam 
mengembangkan  dan
mengoptimalkan 
kemampuan UKM.
2
The Role of Small and
Medium Enterprises
(SMEs) in the Socio-
economic Stability of
Karachi (2011)
Javed
Qureshi
& Gobind
M. Herani
Analsis
Korelasi
Perbankan syariah yang
berdiri dari cabang bank
konvensional, mereka
dapat menjadi solusi
keuangan dengan produk-
produk yang mereka
tawarkan berupa bagi
hasil keuntungan dan
kerugian untuk
meningkatkan kinerja
UKM.
  
34
Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya (Lanjutan)
3
Islamic Banking in
Nigeria: Problems and
Prospect (2012)
Ojo-
Agbodu,
Ayodele
Abraham,
DR. Omah
I.
Analisis
Deskriptif
Kualitatif
Jika perbankan syariah
ditetapkan akan
meningkatkan
perekonomoan Negara,
mempercepat
pertumbuhan UKM,
menghilangkan
eksploitasi yang melekat
dalam sistem perbankan
konvensional, dan
meningkatkan nilai-nilai
sosial.
4
Determinants of
Construction Sector
Activity in Turkey: A
Vector Autoregression
Approach (2011)
Aguzhan
Ozcelebi
VAR
Pada model VAR
menunjukkan adanya
dorongan dari PDRB
untuk meningkatkan
aktifitas sektor
konstruksi.
5
Gold Price and
Exchange Rate
Volatility: Effect of
Economics Sanctions
(2013)
Mashayeki,
Sadr Ara,
dan Jafari
VAR
Harga emas tidak hanya
dipengaruhi oleh Dollar
tetapi juga
mempengaruhi dollar
tersebut.