dengan
penurunan VT secara tidak signifikan. Metode analitisdipilih untuk
menghitung U model blok kaca tanpa mempertimbangkan pengaruh konveksi. Untuk
menganalisis VT dan SHGC setiap model dilakukan simulasi tingkat terang dan
beban kalor di dalam bangunan dengan program Ecotect.
Pengaruh konveksi diamati dari hasil simulasi CFD yang menggambarkan
kecepatan aliran udara di dalam rongga dan gradien suhu pada blok kaca. Efisiensi
yang dicapai oleh aplikasi model blok kaca ini mencapai 96% lebih
rendahdibandingkan dengan pemakaian energi pada aplikasi dengan kaca 3 mm.
Studi simulasi ini masih mengabaikankeberadaan perekat antar lapisan kaca yang
berpotensi menurunkan VT dan SHGC blok kaca.
Blok kaca dapat disebut efisien energi jika mampumeneruskan cahaya
tampak semaksimal mungkindengan transmisi panas yang minimal.
Kemampuanmeneruskan cahaya tampak diukur dari nilai visiblelight transmittance
(VT), solar heat gain coefficient(SHGC) dan thermal transmittance (U) merupakan
Tolak ukur besarnya transmisi panas secara radiasi dansecara konduksi
sebuah bahan. Nilai optimal kinerjaenergi bahan transparan dinyatakan sebagai rasio
antaraVT dan SHGC bahan transparan tersebut yang disebutsebagai light to solar
gain (LSG). Bahan transparandengan LSG
=
1,4 sangat direkomendasikan
untukdaerah tropis lembab.
Produk nasional blok kaca dengan tebal sekitar 10 cmsaat ini rata-rata
memiliki SHGC sebesar 0,57 dan VTsebesar 0,67 [4]. Corning menghasilkan blok
kacaefisien energi yang mampu mencapai nilai 0,35 untuk SHGC dengan VT sebesar
0,71 dan 2,27 W/m2.K untukU. Tingkat LSG yang tinggi dicapai dari aplikasilapisan
dengan emisivitas rendah di dalam panel kacsandwich [5]. Teknologi lain yang
diterapkan olehAtherton berupa lapisan perekat dingin yang diklaimmampu
menciptakan blok kaca yang efisien energi [6].Tidak dijelaskan berapa VT, U dan
SHGC blok kaca
yang diciptakan. Hingga kini belum ada studi tentangpemanfaatan
limbah kaca sebagai blok kaca maupuntingkat efisiensi energinya.
|