6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi menurut Onong Uchijana Effendi dikutip oleh Ruslan
(2012:81) dalam bukunya Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,
berasal dari bahasa Latin communication yang berarti
“pemberitahuan” atau
“pertukar pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar proses komunikasi
harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran
atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima
pesan) (Ruslan, 2012:81). Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh pelaku komunikasi, maka komunikasi dapat dilakukan
dengan
menggunakan
gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa
nonverbal (Lukiati Komala, 2009: 95).
Menurut Laswell dalam buku
Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi
(Suprapto,2009:5),menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang
menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek
apa.
Menurut Didier Neonisa dalam jurnal Pengaruh Komunikasi Internal
Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Sebuah Organisasi : Studi Kasus PT XYZ (2011),
Komunikasi adalah elemen penting yang mendasari semua interaksi antar manusia.
  
7
Dalam organisasi sebagai wadah bagi orang-orang untuk saling berinteraksi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, komunikasi dapat
menentukan keberhasilan atau kegagalan.
Definisi-definisi yang dikemukan di atas tentunya belum mewakili semua
definisi komunikasi yang dibuat banyak pakar, namun banyak sedikitnya dapat
menggambarkan apa itu komunikasi. Dapat diartikan bahwa komunikasi adalah kata
yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa percakapan
biasa, mengajar, membujuk, dan negosiasi
2.1.2
Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur sering juga disebut bagian, komponen, dan elemen. Jadi, yang
dimaksud komponen atau unsur adalah bagian dari keseluruhan dalam satu hal
(Nurjaman & Umam, 2012:36). Unsur-unsur komunikasi dari pengertian komunikasi
yang telah dikemukakan di atas menunjukan dengan
jelas bahwa proses komunikasi
dapat terjadi bila didukung dengan sumber, pesan, media, dan efek. Unsur-unsur ini
dapat diartikan sebagai elemen atau komponen komunikasi (Cangara, 2006:21).
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus dipenuhi, yaitu :
1.
Komunikator (sender) adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada komunikan. 
2.
Komunikan (reciever) adalah rekan komunikator dalam komunikasi,
berperan sebagai penerima berita.
3.
Media (channel) adalah saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan
komunikator kepada komunikan. 
  
8
Setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang erat dan
saling ketergantungan satu sama lainnya. Artinya,
keberhasilan komunikasi
ditentukan oleh semua unsur tersebut (Nurjaman & Umam, 2012:36-38).
2.1.3
Fungsi Komunikasi
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam
mengatakan komunikasi tidak hanya
berupa proses penyampaian dan penerimaan informasi, tetapi juga memiliki peran
dan fungsi sebagai proses membangun hubungan antara pelaku komunikasi. Dengan
demikian, intisari komunikasi adalah suatu berita. Komunikasi juga digunakan untuk
mengembangkan hubungan antar-teman (pertemanan) dan membangun kepercayaan
antara individu dan pertemanan seseorang dalam organisasi (2012:45).  Wiliam I.
Gorden dalam Deddy Mulyana, (2005:5) mengkategorikan fungsi komunikasi
menjadi empat, yaitu:
1)
Fungsi komunikasi sosial 
Dimana komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan. Pembentukan konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa
diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri
orang berkomunikasi
untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau
pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan
bahwa kita ada.
  
9
2)
Fungsi komunikasi ekspresif 
Dimana komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita)
melalui pesan-pesan non verbal.
3)
Fungsi komunikasi ritual 
Dalam komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu
komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dalam acara tersebut orang mengucapkan kata-kata dan menampilkan
perilaku yang bersifat simbolik. 
Fungsi komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur
(persuasif). Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-
fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan
mendominasi.
2.1.4
Tujuan Komunikasi
Adapun empat tujuan seperti yang dikemukakan oleh Dan B. Curtis
dalam
buku Komunikasi Bisnis Profesional (2006 : 9) sebagai berikut :
1)
Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan (supervisor)
diberi informasi, karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk
interaksi komunikasi. Orang atau masyarakat cenderung merasa lebih baik
diberi informasi yang diperlukannya atau yang akan diberi jalan masuk
  
10
menuju informasi tersebut yang merupakan bagian dari keadaan percaya
dan rasa aman.
2)
Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun
berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
3)
Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi
kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain
untuk keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat
keputusan tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai
bahan pertimbangan.
4)
Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk
mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima pesan.
Kegiatan komunikasi bertujuan mengharapkan pengertian, dukungan,
gagasan, dan mengubah atau mempengaruhi tindakan. Sedangkan dalam Public
Relations, tujuan komunikasi dapat dibedakan menjadi tujuan informasi, instruksi,
persuasi. Idealnya agar sebuah gagasan dapat diterima oleh target yang dituju, cara
yang digunakan adalah dengan tidak memaksakan kehendak, tahu lebih secara
persuasif.
Sementara itu, berbeda dengan Dan B.Curtis, maka Effendy (2006:55) menjelaskan
terdapat empat tujuan dari komunikasi sebagai berikut :
1)
Mengubah sikap (to change the attitude)
2)
Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion)
3)
Mengubah perilaku (to change the behavior)
4)
Mengubah masyarakat (to change the society)
  
11
2.2
Pengertian Public Relations
Sering sekali dikemukakan betapa sulitnya untuk mendefinisikan pengertian
dari Public relations secara memuaskan dan diterima oleh semua kalangan.
Bila
istilah Public relations diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, istilah itu
mengandung arti hubungan publik. Penggunaan istilah relations mengandung arti
adanya hubungan yang timbal-balik atau two-way-communication. Wahidin Saputra
dan Rulli Nasrullah menyatakan bahwa public
relations
pada dasarnya berfungsi
untuk menghubungkan publik atau pihak-pihak yang
berkepentingan dalam suatu
instansi atau perusahaan (2011:5).
Adapun lima ciri-ciri Public relations yang dikemukakan oleh Effendy dalam
buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek  (2006:132) sebagai berikut
1)
Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbal balik.
2)
Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan
persuasi, dan pengkajian pendapat umum.
3)
Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan perusahaan.
4)
Sasaran yang hendak dituju adalah khalayak di dalam dan di luar
perusahaan.
5)
Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara
perusahaan dan khalayak
Menurut Assumpta dalam bukunya Dasar-Dasar Public Relations Teori dan
Praktik
(2004:7-8), Public Relations adalah kegiatan atau aktivitas yang proses
kegiatannya melalui empat tahap, yaitu :
1.
Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan
sebagainya
  
12
2.
Perencanaan yang direncanakan
3.
Pelaksanaan yang tepat
4.
Evaluasi, penilaian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan
Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa public relations
merupakan kegiatan penciptaan pemahaman yang terencana di dalam sebuah
organisasi. Melalui pengetahuan dan kegiatan yang dijalankan tersebut diharapkan
akan berdampak baik internal maupun eksternal kepada intansi dan masyarakat.
2.2.1
Fungsi Public Relations
Public relations
berperan dalam memberikan penjelasan atau pembelaan
terhadap pandangan yang kurang baik dari publiknya terhadap lembaga tersebut,
dengan cara menyajikan berbagai data, fakta dan informasi yang sebenarnya.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Hubungan Masyarakat, Suatu
Studi Komunikologis dikutip oleh Wahidin Saputra dan Rulli Nasrullah dalam Public
Relations 2.0 (2011:50), adalah sebagai berikut:
1)
Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2)
Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
publik eksternal.
3)
Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi
organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
4)
Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
  
13
5)
Operasional dan organisasi public relations
adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya.
Menurut Firsan Nova (2009: 38) bahwa fungsi utama public
relations
ialah
menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi)
dengan publiknya baik internal
maupun eksternal
dalam rangka menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan
iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga organisasi. 
Dapat disimpulkan bahwa public
relations
lebih berorientasi pada pihak
perusahaan untuk membangun hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena
mendapatkan opini dan kritik konsumen. Akan tetapi, jika fungsi public
relations
yang dilaksanakan dengan baik merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki,
mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja
yang kondustif, serta peka terhadap karyawan, diperlukan pendekatan khusus dan
motivasi dalam meningkatkan kinerjanya.
2.2.2
Peranan Public Relations
Menurut Effendy (2009:94), peranan atau peran adalah keikutsertaan
seseorang dalam suatu kegiatan bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Menurut Thomas L. Harris dalam bukunya Marketer’s Guide to
Public Relations, peranan public relations
sebagaimana dikutip oleh (Nurjaman &
Umam, 2012: 76) dalam bukunya Komunikasi & public relations
adalah sebagai
berikut:
  
14
1)
Publication
(Publikasi dan publisitas), setiap fungsi dan tugas public
relations
adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan
informasi melalui media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan yang
pantas diketahui oleh publik.
2)
Event
(Penyusunan program acara), merancang acara tertentu atau lebih
dikenal dengan pristiwa khusus (special events) yang dipilih dalam jangka
waktu, tempat dan objek tertentu yang khususnya sifat untuk
mempengaruhi opini publik.
Komunikasi internal
merupakan spesialisasi public relations
, usaha
komunikasi karyawan digunakan sebelum seorang karyawan dipekerjakan sampai
setelah perpisahan, public relations memiliki peran penting dalam pengalaman kerja
seorang karyawan (Lattimore, 2010:231-232). Indrawadi Tamin (2004:122) ada
empat peran yang dapat dimainkan oleh PR , yaitu: 
1)
Interpreter atau in the middle, yaitu PR berperan sebagai sumbu antara
manajemen dengan publik internal maupun eksternal. PR harus mampu
menginterpretasikan dinamika dan kebutuhan serta perilaku publik
terhadap manajemen dan sebaliknya. Untuk bisa memikul peran ini, PR
harus punya akses pada manajemen bahkan top manajemen.
2)
Lubricant, pelumas atau pelicin untuk terciptanya hubungan internal
yang
harmonis dan efisien. Peran ini memungkinkan PR mencegah timbulnya
kemungkinan friksi-friksi atau perpecahan dalam organisasi.
3)
Monitoring dan Evaluasi, peran ini untuk mengantisipasi setiap perubahan
yang mungkin saja berdampak negatif terhadap organisasi.
4)
Komunikasi dilakukan baik pada publik eksternal
maupun internal
untuk
terciptanya saling pengertian.
  
15
2.2.3
Tugas Public Relations
Tugas-tugas Public
relations
secara profesional tidak akan terlepas dari
membina hubungan baik dengan para publiknya, baik publik internal maupun publik
eksternal. Tugas yang berhubungan dengan publik internal yaitu employee relations
dan stakeholder relations. Sedangkan tugas yang berhubungan dengan publik
eksternal
yaitu customer
relations, community relations, dan press relations
(Effendy, 2003:132). Menurut Rumanti dalam buku Dasar-Dasar Public Relations
Teori dan Praktik (2004:39 ) mengenai tugas seorang Public
Relations mengatakan
bahwa ada beberapa, yaitu :
1)
Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi
secara lisan, tertulis melalui tampilan visual kepada publik.
2)
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
(publik).
3)
Memperbaiki citra atau image organisasi.
4)
Tanggung jawab sosial, dimana Public Relations
merupakan instrumen
untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap
tanggung jawab tersebut
5)
Melaksanakan komunikasi persuasif yang timbal balik kepada publik.
Tugas Public
Relations
menurut Oxley yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam
bukunya Manajemen Strategis menyebutkan bahwa tugas Public Relations adalah
1)
Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan internal
yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik-
publiknya
  
16
2)
Meneliti dan menafsirkan untuk kepentngan organisasi, sikap
publik-
publik utama pada saat ini atau antisipasi sikap publik-publik pokok
terhadap organisasi
3)
Bekerja sebagai penghubung antara manajemen dan publik-publiknya
4)
Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan yang
mempengaruhi hubungan publik dan organisasi (2008:45)
Inti tugas Public
relations
adalah sinkronisasi antara informasi dari
perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai suasana akrab,
saling mengerti, dan muncul suasana yang menyenangkan dalam interaksi
perusahaan dengan publik. 
2.3
Pengertian Internal Public Relations
Eddy Kurnia, dalam bukunya Komunikasi dalam Pusaran Kompetisi
(2010:58)
mengemukakan bahwa suasana dalam badan atau perusahaan menjadi
target dari tugas Internal Public Relations, terutama  suasana di antara para karyawan
yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan badan atau
perusahannya.                                                                                                                                        
Definisi Internal Public Relations menurut Cutlip et al
(2007:254)  adalah
membangun dan menjaga hubungan dengan publik
di dalam organisasi, antara lain
pekerja lini produksi, manager, staf afministrasi, pendukung fasilitas dan
pemeliharaan, dan sebagainya.
  
17
2.3.1
Fungsi Internal Public Relations
Fungsi Internal Public Relations
menurut Laksamana (2010:15) adalah
menyediakan, membina dan membangun antar organisasi dan karyawan-
karyawatinya melalui Communication Channels.  “Dengan reputasi perusahaan
ataupun organisasi anda yang positif, hubungan ini akan semakin dinamis hingga
tercipta  simbiosis mutualisme ataupun industrial peace
dalam organisasi anda,
yaitu antara bottom line, good reputation, dan profit” , demikian ditambahkan oleh
laksamana
Menurut Rob Gill dalam jurnalnya Corporate Storytelling as an Effective
Internal Public Relations Strategy (2011), perusaan dapat menjadi menarik dan
efektif sebagai sarana internal public relations. Karakteristik internal
membuat
media yang tepat untuk organisasi agar terlibat dengan karyawan pada tingkat yang
lebih pribadi dan memperkuat loyalitas karyawan. Penggunaan cerita perusahaan
sebagai internal strategi komunikasi Public Relations 
2.3.2
Internal Public Relations Tools
Menurut Laksamana (2010:50) terdapat lima media yang tepat untuk aktivitas
Internal Public Relations, yaitu:
1.
Media Verbal
Dalam media verbal ada beberapa contoh media verbal :
Team briefing
a)
Weekly briefing
b)
Staff meeting
  
18
c)
Conferences
d)
Walking the job
e)
Telephone line
f)
Individual meeting
2.
Printed Media Channels
Dalam printed media channels ada beberapa contoh :
a)
Majalah internal
b)
Staff annual report
c)
Direct mail
d)
Bulletin board
e)
Pamflet
f)
Poster
g)
Staff journal
3.
Audio Visual
Dalam audio visual terdapat beberapa contoh :
a)
Video
b)
In house TV
c)
Telephone
d)
Radio
e)
Teleconfrence & audio conference
4.
E-Media
Dalam E-media terdapat beberapa contoh :
a)
Internet
b)
E-mail
  
19
c)
Messenger
d)
SMS & BBM services
5.
Mixed Media
Dalam mixed media terdapat beberapa contoh :
a)
Exhibitions
b)
Launching event
c)
Family atau staff event
d)
Social Events
2.4
Pengertian Motivasi
Menurut McClelland, motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi, Semua karyawan
mempunyai cadangan energi potensial. Energi ini dilepaskan dan digunakan,
tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang
yang tersedia. McClelland mengemukakan ada tiga kebutuhan yang menjadi motif
utama dalam pekerjaan, yaitu:
1)
Kebutuhan akan pencapaian prestasi (need for achievement,nAch)
Dorongan untuk unggul, berprestasi menurut serangkaian standar, dan
berusaha keras supaya berhasil
2)
Kebutuhan akan kekuasaan (need for power, nPow)  
Kebutuhan untuk membuat orang berprilaku dengan cara yang
sebenarnya tidak akan mereka lakukan jika dipaksa, keinginan untuk
diakui dan keinginan memiliki dampak atau kesan pada orang lain
  
20
3)
Kebutuhan akan afiliasi (need for affilation, nAff)
Keinginan akan hubungan antar-pribadi yang bersahabat dan erat
(Robbins, 2007:129).
  Menurut Stephen P. Robbins (2007: 156) motivasi adalah
proses yang
menyebabkan intensitas, arah, dan usaha terus-menerus individu menuju pencapaian
tujuan. Motivasi mempunyai dimensi usaha terus-menerus. Motivasi merupakan
ukuran berapa lama seseorang dapat menjaga usaha mereka. Individu yang
termotivasi akan menjalankan tugas yang cukup lama untuk mencapai tujuan mereka.
Abraham Maslow seperti dikutip oleh Krisyantono mengatakan bahwa orang
melakukan suatu tindakan karena dorongan-dorongan kebutuhan tertentu. Kebutuhan
tersebut dapat dikatagorikan  dalam lima katagori sebagai berikut :
Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
1)
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan fisik-biologis manusia seperti
gaji, makan-minum, fasilitas-fasilitas perusahaan, jam istirahat.
2)
Kebutuhan mendapatkan keamanan-keselamatan seperti berbagai
asuransi, tunjangan pensiun, serikat pekerja, pekerjaan tetap (bukan
karyawan kontrak).
  
21
3)
Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan bergabung dengan orang lain,
diterima, dicintai orang lain. 
4)
Kebutuhan penghargaan seperti bonus, promosi, pujian, hadiah.
5)
Kebutuhan aktualisasi diri seperti keberhasilan melaksanakan tugas
yang menantang, melaksanakan kerja kreatif. (Kriyantono, 2010:349-
350)
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan
dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan .
2.5
Pengaruh Internal Public Relations terhadap motivasi kerja karyawan
Peran komunikasi timbal balik dalam perusahaan masa kini adalah hal yang
mutlak. Peran tersebut biasanya diserahkan pada pihak public relations, hal tersebut
yang membuat public relation
/PR adalah mengemban fungsi dan tugasnya dalam
melakukan hubungan komunikasi ke dalam dan keluar. Melakukan pembinaan
hubungan yang harmonis antara pemimpin manajemen dengan para karyawan dan
antara pimpinan
dengan pemilik perusahaan atau sebaliknya. Ini juga menentukan
hasil hidup matinya sebuah perusahaan.
Peran PR bukan hanya sekedar menjalin hubungan yang harmonis dengan
masyarakat luas, namun juga menjalin komunikasi yang sangat baik dengan seluruh
karyawan di dalam perusahaan. Perusahaan yang mampu mendapatkan keberhasilan
adalah perusahaan yang didalamnya terdapat hubungan kerja yang baik antara
sesama karyawan dengan atasan. Public Relations
hubungan publik internal sama
pentingnya dengan hubungan publik eksternal, karena kedua bentuk hubungan
  
22
tersebut diumpamakan bagai kedua sisi mata uang yang mempunyai arti sama dan
saling terkait erat satu sama lain. Hubungan internal menurut adalah hubungan
masyarakat internal atau kepegawaian yang mempuai arti sebagai kelompok orang-
orang yang sedang bekerja disuatu perusahaan atau organisasi yang jelas baik secara
fungsional, organisasi maupun bidang teknis dan jenis pekerjaan yang dihadapinya.
Banyaknya kemungkinan terjadinya penafsiaran informasi yang berbeda
dalam anggota perusahaan, menunjukkan pentingnya peranan Internal Public
Relations. Internal Public Relations
harus dapat melihat hambatan-hambatan
komunikasi ang terjadi dan dapat memberikan solusi terhadap efektifnya pesan yang
disampaikan manajerial pada karyawan. Sehingga pesan dapat dilakukan dengan
baik untuk pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan.
Selain itu, tingkat kejenuhan dan stress yang tinggi diantara karywan,
beredarnya informasi yang belum tentu kebenarannya yang menyangkut kenyamanan
dan
keamanan karyawan, harus bisa dikendalikan oleh Internal Public Relations
(Frank Jefkins, 2003:126-127).
  
23
2.6
Kerangka Pikir
Tabel 2.1 Kerangka Pikir
Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti
Berdasarkan kerangka pikir di
atas, dapat diuraikan penjelasan sebagai
berikut:
Variabel independen “x” terdiri dari Internal Public Relation
(communication
channels, aktivitas Internal Public Relations) berkaitan dengan variabel dependen
“y” yaitu motivasi kerja (membangun motivasi kerja , dorongan motivasi kerja).
Internal public relations merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan motivasi
kerja. Peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh Internal Public Relations
terhadap motivasi kerja.