7
BAB II
STUDI  PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Peneliti menggunakan analisa bivariat dengan variabel X dan variabel Y.
Event
sebagai salah satu bentuk strategi PR menjadi variabel X dan branding
menjadi variabel Y dalam penelitian ini.
2.2 Landasan Konsep
2.2.1
Public Relations
Griswold (Wilcox, dkk 2006) seperti yang dikutip oleh Ardianto (2011:9)
mendefinisikan PR sebagai
fungsi manajemen untuk mengevaluasi publik,
memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi
berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan
suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
PR berkaitan dengan kegiatan manajemen yang ada dalam perusahaan. PR
berfungsi untuk menghubungkan perusahaan dengan masyarakat, sehingga
masyarakat memiliki loyalitas terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. PR
memiliki beberapa istilah lain, seperti humas, corporate communications, corporate
affairs, public affairs, corporate marketing communication, dan sebagainya.
PR memiliki beberapa teori perspektif, salah satunya adalah Grunig’s Model
and the ’Symetrical Debate’. Johnston dan Zawawi, 2004: 53 memaparkan teori
Grunig’s Model and the ’Symetrical Debate sebagai berikut:
Grunig dan Hunt mengemukakan 4 model tentang PR:
  
8
Model 1 :
Press agentry
: menggambarkan aktivitas orang-orang yang melakukan
sesuatu agar organisasi, event (kegiatan) atau produk mereka mendapat
perhatian.
Model 2 : 
Public information: menggambarkan PR menjadi lebih sophisticated dan
berkembang secara akurat menjadi pekerjaan one way public relations
(PR satu arah).
Model 3 :
Two way asymetric: menggambarkan kegiatan PR yang dua arah, yang
mana menjadi bias, menjadi propaganda dalam menggambarkan
organisasi, dibanding dengan respons terhadap pesan-pesan dari publik-
publik.
Model 4 : 
Two way symetric model: gambaran organisasi mendukung pekerjaan
PR.       
Dari perspektif PR tersebut, MIX Marketing Communications menggunakan
model press agentry,
di mana PR melaksanakan kegiatan agar mendapat perhatian
dari publik. Hal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan MIX Goes to Campus
setiap tahunnya. MIX Goes to Campus merupakan event tahunan yang dilaksanakan
oleh MIX
Marketing Communications di beberapa kampus yang ada di Jakarta,
Bandung, dan sekitarnya. MIX Goes to Campus
adalah seminar,
dengan
mendatangkan pembicara yang merupakan praktisi dalam bidangnya.
2.2.2
Strategi Public Relations    
Suyanto (2009:16) memaparkan bahwa strategi adalah bagaimana
menggerakkan pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran aktual
dengan musuh. Suyanto (2009:207) menambahkan bahwa perusahaan menggunakan
metode hubungan masyarakat (public relations) untuk menyampaikan pesan dan
  
9
mencipta sikap, citra, dan opini yang benar. Hubungan masyarakat (humas)
merupakan salah satu alat promosi/ komunikasi yang penting. 
Public Relations memiliki beberapa strategi yang dilakukan agar  kegiatan
PR dapat berjalan efektif sesuai yang direncanakan. PR memerlukan strategi
sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai. Keberhasilan PR tidak hanya
dikarenakan teamwork yang baik dan dana yang besar, tetapi juga strategi PR yang
memadai.
Ardianto (2011: 261) memaparkan strategi PR antara lain:
1.
Publisitas
Melalui kerja sama dengan media, wartawan atau reporter untuk membentuk,
meningkatkan, dan memelihara citra positif. Publisitas ini pun bisa melalui
events, campaigns, dan programs.
2.
Media Relations
Membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak,
media elektronik, dan media massa online.
3.
Marketing Public Relations
Secara khusus efektif dalam membangun kesadaran dan pengetahuan brand.
4.
Marketing Communication
Kegiatan komunikasi pemasaran dengan menggunakan teknik komunikasi yang
ditujukan memberikan informasi kepada orang banyak dengan harapan agar
tujuan perusahaan tercapai.
5.
Public Relations dan Advertising
Periklanan menjadi bagian dari PR sejak memengaruhi hubungan antara
organisasi atau perusahaan dan publiknya.
  
10
6.
Public Relations dan Marketing
PR memiliki tugas membentuk goodwill (itikad baik) bagi organisasi atau
perusahaan; sedangkan marketing
memiliki tugas memelihara para pelanggan
dan penjualan produk dan jasa.
7.
Media Public Relations Kontemporer
Media massa
online,
yaitu newspaper online, magazine online, digital radio,
digital television; media non-massa online,
yaitu chatting (interpersonal
communication), teleconference (group communication), videoconference (group
communication); social media online, yaitu web, blog, facebook, twitter.
8.
International Public Relations
Lahirnya PR internasional disebabkan oleh adanya perubahan yang sangat cepat
di segala bidang.
9.
Integrated Marketing Communication
Memadukan upaya PR, iklan dan promosi untuk membangun identitas merk.
Kunci IMC adalah perencanaan dan kemampuan untuk menyampaikan sebuah
pesan yang konsisten.
Sedangkan menurut Nova (2011:54), strategi Public Relations
atau yang
lebih dikenal dengan bauran Public Relations adalah sebagai berikut:
a)
Publications
Setiap fungsi dan tugas Public Relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau
kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik.
b)
Event
Adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam proses penyebaran
informasi kepada khalayak, contoh: kampanye PR, seminar, pameran, launching,
CSR (Corporate Social Responsibility), charity, dan lain-lain.
  
11
i.
Calendar event – Regular event (Kegiatan Rutin)
ii.
Special event
Kegiatan khusus dan dilaksanakan pada momen tertentu, contoh ulang tahun
perusahaan, launching (peluncuran) produk; dan
iii.
Moment event
Kegiatan yang bersifat momentum, contohnya Perayaan 50 tahun perusahaan
(Ulang Tahun Emas Perusahaan).
c)
News (menciptakan berita)
Berupaya  menciptakan melalui press release, newsletter, bulletin, dan lain-lain.
d)
Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Public Relations adalah mengadakan
kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu kontak sosial dengan
kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community
relations and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang
diwakilinya.
e)
Inform or image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari Public Relations, yaitu memberikan informasi kepada
publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan memperoleh tanggapan
berupa citra positif.
f)
Lobbying and negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PR.
g)
Social Responsibility (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations
menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat.
  
12
Dikutip dari Suyanto (2007:207): Publisitas merupakan aktivitas perusahaan
yang dirancang untuk memicu perhatian media melalui artikel, editorial dan berita
baru yang diharapkan dapat membantu memelihara kesadaran, cara pandang citra
yang dipikirkan terhadap perusahaan menjadi positif.
Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa publisitas adalah cara yang
dirancang oleh perusahaan untuk menyiarkan sesuatu kepada masyarakat. Publisitas
merupakan salah satu strategi PR yang dilakukan oleh MIX
Marketing
Communications dengan event MIX Goes to Campus.
Event merupakan salah satu strategi PR yang mendekatkan diri kepada publik
dan mempengaruhi opini publik
terhadap perusahaan. Dalam MIX
Marketing
Communications, event MIX Goes to Campus merupakan calendar event yang selalu
diadakan setiap tahun.
Dari teori yang disampaikan, maka disimpulkan bahwa event MIX Goes to
Campus merupakan strategi publisitas dan strategi event yang dilakukan perusahaan
untuk kegiatan branding yang dilakukan perusahaan.
2.2.3
Branding
Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of these,
that identifies the maker or seller of a product or service. Branding helps buyers in
many ways. Brand names help consumers identify products that might benefit them.
Brands also say something about product quality and consistency.
(Kotler &
Armstrong 2010: 255).
Pengertian lain menurut Ardianto (2012: 293) : “Brand adalah nama khusus
atau trademark, yang memiliki arti spesifik untuk konsumen. Pengertian
brand
adalah penyampaian informasi dan pemahaman tentang ide-ide. Brand
seringkali
  
13
mewakili atau digunakan untuk menciptakan pengertian sosial.
Brand
dapat
mendukung menciptakan dan memelihara hubungan sosial.”
Dari dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
brand
adalah alat
identifikasi perusahaan atas produk yang ditawarkan kepada masyarakat. Brand
menyampaikan pesan tentang perusahaan kepada masyarakat. Dengan adanya brand,
masyarakat dapat memberikan persepsi mengenai perusahaan tersebut.
Brand
memiliki peran terhadap
publik.
Brand
memiliki value sehingga
menarik publik.
Brand
merupakan salah satu elemen dalam positioning. Kartajaya
(2013: 35) menjelaskan perspektif identitas merek yang antara lain adalah:
1.
Brand as Product
Asosiasi produk yang berkaitan merupakan bagian yang sangat penting dalam
identitas merek karena atribut ini berhubungan dengan keputusan pemilihan
merek dan pengalaman menggunakan merek ini.
2.
Brand as Organization
Perspektif merek sebagai organisasi difokuskan kepada atribut perusahaan,
seperti inovasi, gerakan sadar kualitas, perhatian kepada lingkungan, budaya,
nilai, dan program perusahaan.
3.
Functional Benefit Representation Model
Brand personality juga memainkan peranan.
4.
Brand as a Symbol
Simbol yang kuat menghasilkan kohesi dan struktur pada identitas merek dan
membuat sebuah merek lebih mudah untuk dikenali dan disebutkan.
Dalam jurnal Cooky Tri Adhikara dan Sindy Kusuma Nurparamesti yang
berjudul “Brand Revitalization: Penciptaan Brand Image Produk Green Sands Bebas
Alkohol, Melalui Marketing Communications (Advertising dan Public Relations)
  
14
pada PT Multi Bintang Indonesia, TBK”: Identitas merek akan membantu
menetapkan hubungan antar merek dengan pelanggan melalui preposisi nilai yang
melibatkan manfaat fungsional, manfaat emosional, atau ekspresi diri. Identitas
merek dan citra merek adalah berbeda, identitas merek adalah apa yang disodorkan
oleh pemasar, sedangkan citra merek adalah apa yang dipersiapkan oleh konsumen.
Identitas merek merupakan hasil dari proses persaingan dan kepribadian merek, yang
dipengaruhi oleh nama merek, logo, dan sistem grafik, serta komunikasi pemasaran.
Nama dan logo adalah bagian fisik yang bersama unsur-unsur lainnya membentuk
karakter sebuah merek, serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk menciptakan
kesan. (2011: 311).
Brand
membantu proses identifikasi perusahaan terhadap masyarakat. MIX
Marketing Communications
adalah brand
sebuah  majalah mengenai kegiatan
marketing dan komunikasi. 
MIX
Marketing Communications
dimiliki oleh PT SWA MEDIA
INVESTINDO. MIX
Marketing Communications
memiliki spesialisasi di bidang
informasi mengenai kegiatan Integrated Marketing Communication. MIX Marketing
Communications memiliki tagline “Indonesia’s Leading Marcomm Magazine” yang
diharapkan mewakili brand dari MIX Marketing Communications.
2.2.4
Brand Equity
Aaker dan Rangkuti seperti yang dikutip oleh Herman dan Wijaya (2010:
200) dalam jurnal “Analisis Brand Equity dan Customer Loyality Celebrity Fitness
Cabang Mall Puri Indah Jakarta Barat” mendefinisikan ekuitas merek adalah sebagai
berikut: brand equity
atau ekuitas merek adalah seperangkat asset atau liabilitas
merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah
  
15
atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan
atau pelanggan.  
Suyanto (2006: 80) memaparkan pengertian ekuitas merek berdasarkan
perpektif konsumen adalah pengenalan konsumen atas merek tersebut dan
menyimpannya dalam memori mereka beserta asosiasi merek yang mendukung, kuat
dan unik. 
Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa brand equity adalah
seperangkat asset dari merek yang dapat mengurangi atau menambah nilai produk
pada perusahaan atau pelanggan. Brand equity
berfungsi sebagai asosiasi merek
kepada konsumen. Dengan adanya brand equity,
maka konsumen dapat mengenali
dan menyimpan merek tersebut dalam memori mereka.
Dalam menciptakan brand equity, perusahaan menggunakan bauran
pemasaran. Kartajaya (2013: 83) memaparkan bahwa program pemasaran yang
terdiri dari bauran pemasaran (prouct, price, promotion, place) seharusnya didesain
secara optimal untuk membangun ekuitas merek. Komponen-komponen ini saling
terikat satu sama lain dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berikut adalah
komponen dalam bauran pemasaran:
a.
Product Strategy
Gary Amstrong dan Philip Kotler mendefisikan produk sebagai segala sesuatu
yang dapat ditawarkan ke pasar untuk atensi, akuisi, kegunaan, atau konsumsi,
yang mana dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk memiliki tiga
tingkatan, yaitu:
1)
Core benefit
sebagai tingkatan pertama, adalah manfaat sesungguhnya dari
produk yang dibeli oleh pelanggan;
  
16
2)
Actual product sebagai produk nyata yang dapat digunakan oleh pelanggan;
3)
Augmented product sebagai produk nyata yang didukung oleh pemberian
layanan dan manfaat tambahan untuk pelanggan.
b.
Price Strategy
Gary Armstrong
mendefinisikan harga sebagai jumlah uang yang dikenakan
untuk sebuah produk atau jasa.
c.
Place Strategy
Philip Kotler dan Gary Armstrong mendefinisikan lokasi sebagai kumpulan dari
organisasi independen yang membantu tersedianya produk atau servis untuk
dapat digunakan oleh pelanggan atau pengguna bisnis.
d.
Promotion Strategy
Philip Kotler dan Gary Armstrong mendefinisikan promosi sebagai perpaduan
dari iklan, promosi penjualan, public relation, personal selling, dan pemasaran
langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan
secara persuasive serta membangun hubungan pelanggan.
  
17
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1
Kerangka Teori
Bagan 2.1
Variabel Bebas: Pengaruh Event MIX
Goes to Campus
Variabel Terkait: Branding MIX 
Marketing Communications
Dimensi
Indikator
Dimensi
Indikator
Public Relations
Press Agentry
-
Evaluasi publik
-
Kebijakan pada
publik
-
Pembuatan
perencanaan
-
Pelaksanaan
suatu program
kerja
Brand
-
Identifikasi
produk
-
Hubungan sosial
-
Peran terhadap
publik
-
Value untuk
menarik public
-
Elemen dasar
positioning
-
Produk
-
Organisasi
-
Personality
-
Simbol
Strategi Public
Relations
-
Penyampaian
pesan
-
Sikap
-
Citra
-
Opini
Brand equity/
ekuitas merek
-
Nilai produk
pada perusahaan
-
Asosiasi merek
-
Pengenalan
konsumen 
-
Memori
konsumen 
  
18
Variabel Bebas: Pengaruh Event MIX
Goes to Campus
Variabel Terkait: Branding MIX 
Marketing Communications
Dimensi
Indikator
Dimensi
Indikator
Publisitas
-
Citra positif
-
Kerja sama
dengan media
Bauran pemasaran
promotional
strategy
-
Membangun
ekuitas merek
-
Hubungan
dengan
pelanggan
Event
-
Penyebaran info
kepada khalayak
-
Pendekatan diri
pada publik
-
Aktivitas untuk
mempengaruhi
opini publik
terhadap
perusahaan
  
19
2.3.2
Kerangka Pikir
Bagan 2.2 Kerangka Pikir
 
Sumber: Hasil Pemikiran Penulis
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat diuraikan penjelasan sebagai
berikut :
Variabel independen “x” terdiri dari event MIX Goes to Campus (Penyebaran Info
kepada Khalayak, Pendekatan Diri kepada Publik, Aktivitas untuk Mempengaruhi
Opini Publik terhadap Perusahan) berkaitan dengan variabel dependen “y” yaitu
Branding (Identifikasi Produk,  Hubungan Sosial, Peran terhadap Publik, Value
untuk Menarik Publik, Elemen dasar Positioning, Produk, Organisasi, Personality).
Event
(MIX Goes  to Campus)
-
Penyebaran info kepada
khalayak
-
Pendekatan diri pada
publik
-
Aktivitas untuk
mempengaruhi opini
publik terhadap
perusahaan
Branding
(MIX Marketing Communications)
-
Identifikasi produk
-
Hubungan sosial
-
Peran terhadap publik
-
Value untuk menarik publik
-
Elemen dasar positioning
-
Produk 
-
Organisasi
-
Personality
-
Simbol
  
20
Event MIX
Goes to Campus merupakan cara perusahaan untuk meningkatkan
branding, khususnya branding
MIX Marketing Communications.
Peneliti ingin
mengetahui apakah ada pengaruh dari Event MIX Goes to Campus terhadap branding
MIX Goes to Campus.