9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Ilmu Komunikasi
Barger dan Chaffe mendefinisikan ilmu komunikasi sebagai:
Communication science seeks and to understand the production,
processing and effect of symbol and signal system by developing testable
theories containing lawful generalization, that explain phenomena associated
with production, production, processing and effect.
Maksudnya adalah Ilmu komunikasi berupaya untuk mencari dan
memahami mengenai produksi, pemprosesan dan efek dari simbol serta
sistem signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum
generalisasi guna menjelaskan fenomena yang ada hubungan dengan
produksi, pemprosesan dan efeknya. (Wiryanto, 2008: 3)
2.1.1
Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan kata yang mencangkup semua bentuk interaksi
dengan orang lain yang berupa percakapan, membujuk (persuasi), mengajar,
dan negosiasi. (Nujarman dan Umam, 2012: 36)
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur mutlak yang harus dipenuhi
yaitu:
1.
Komunikator (Sender)
Komunikator merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya
kepada komunikan. Komunikator bisa peorangan, kelompok, maupun
|
10
organisasi komunikan bertugas mengirim pesan dengan jelas, memilih
saluran yang cocok untuk mengirim pesan dan meminta kejelasan apakah
pesannya diterima dengan baik (Nujarman dan Umam, 2012: 37).
2.
Komunikan (Reciever)
Komunikan merupakan rekan komunikator dalam komunikasi yang
berperan sebagai penerima berita. Komunikan berkonsentrasi pada pesan
yang disampaikan sehingga pesannya dapat dimengerti dan diterima
dengan baik, serta memberikan umpan balik kepada komunikator sebagai
bentuk konfirmasi bahwa pesannya sudah diterima dan dimengerti,
terutama pada pesan yang dikirimkan secara lisan sehingga komunikasi
dapat berjalan dengan baik (Nujarman dan Umam, 2012: 37-38).
3.
Saluran (Channel)
Channel adalah saluran yang dilalui oleh isi pesan komunikator kepada
komunikan sebagai perantara untuk menyampaikan isi pesan, bisa
melalui telepon, fax televisi, e-mail, SMS, dsb. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi bergantung dari sifat berita yang akan disampaikan
(Nujarman dan Umam, 2012: 37-38).
2.2.
Public Relations
Dalam Ardianto (2011:1-2) Public Relations
(PR) adalah sebuah ilmu
dalam rumpun ilmu sosial, yang
menjadi bagian ilmu dari
ilmu komunikasi.
Selain itu, PR pun menjadi profesi di bidang komunikasi, yakni profesi
sebagai Public Relations Officer
(PRO/penjabat humas) di lembaga atau
perusahaan; sebagai konsultan PR, yakni event organizer
(penyelenggara
|
11
berbagai event dari lembaga atau perusahaan yang menjadi klien-nya);
research for public relations
(konsultan bidang penelitian PR); trainer for
public relations
(konsultan untuk PR); crisis PR, crisis communications,
crisis manajemen
(konsultan untuk menangani krisis PR, krisis komunikasi
dan krisis manajemen); advertising designer (perancang iklan untuk kegiatan
PR); expert of PR
(tenaga ahli di kementrian, perusahaan dan organisasi
nirlaba); dan sebagainya.
Kegiatan Public Relations
adalah mediator yang menjebatani
kepentingan organisasi,lembaga atau perusahaan dengan publiknya yang
terkait dengan kegiatan Public Relations
itu sendiri. Berbagai aktivitas
senantiasa menciptakan, menjaga dan meningkatkan citra yang positif,
Ardianto (2011:5).
Berbagai permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan upaya Public
Relations
agar keselarasan, saling pengertian, dan kepercayaan public
terhadap organisasi atau perusahaan tetap dapat terpelihara. Upaya
membentuk, meningkatkan dan menjaga citra dan reputasi organisasi,
lembaga atau perusahaan dilakukan dengan berbagai kegiatan dalam bentuk
sponsorship atau kegiatan social lainnya yang membutuhkan social cost
(biaya social), Ardianto (2011:6).
Menurut Tenri Abeng dalam Ardianto (2011:7)
Public Relations
tidak
dapat dipisahkan dari proses perkembangan dunia usaha secara menyeluruh.
Pada decade terakhir ini, dunia usaha sangat diwarnai oleh perkembangan
teknologi komunakasi/informasi yang sangat pesat sehingga perspektif
ekonomi dan dunia usaha semakin kecil,seolah hanya sebagai sebuah Negara.
|
12
Dalam Soemirat dan Ardianto Effendy
yang dikutip dalam Ardianto
(2011:7-8) Kaitannya upaya Public Relations
membentuk citra positif suatu
organisasi atau perusahaan dimata publicnya, menyangkut unsur-unsur :
1.
Citra baik (good image)
2.
Itikad baik (goodwill)
3.
Saling pengertian (mutual understanding)
4.
Saling mempercayai (mutual confidence)
5.
Saling menghargai (mutual appreciations)
6.
Toleransi (tolerance)
2.2.1
Definisi Public Relations
Berikut ini beberapa definisi Public Relations
dalam Ardianto (2011:8-
11) didefinisikan sebegai berikut :
1.
Menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom (2000),
dalam bukunya Effective Public Relations definisi Public Relations,
merupakan
fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap publik,
mendefinisikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu
atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana
kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
2.
Menurut J.C Seidel, Publik Relations
adalah proses kontinu dari usaha-
usaha manajemen untuk memperoleh goodwill (itikad baik) dan
pengertian dari pelanggan, pegawai dan publik yang lebih luas; ke dalam
mengadakab analisis, sedangkan ke luar memberikan pernyataan-
pernyataan.
|
13
3.
Menurut W. Emerson Reck, Publik Relations adalah Pertama, lanjutan dari
proses pembuatan kebijaksanaan,
pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan
terbaik dari suatu individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut
memperoleh kepercayaan dan goodwill (Itikad baik) dari publik. Kedua,
pembuatan kebijaksaan, pelayanan, dan tindakan untuk menjamin adanya
pengertian dan penghargaan yang menyeluruh. Public Relations adalah suatu
seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik, yang dapat
memperdalan kepercayaan publik terhadap suatu individu atau
organisasi/perusahaan.
4.
Menurut Frank Jefkins, Public Relations
adalah sesuatu system komunikasi
untuk menciptakan kemauan baik.
5.
Menurut Edward L. Bernays, Public Relation
mempunyai tiga arti dalam
Ardianto (2011:10)
1)
Penerangan kepada publik
2)
Persuasi kepada public untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik
3)
Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga
6.
Menurut Byron Christian, Public Relations
merupakan suatu usaha sadar
memotivasi terutama melalui komunikasi agar orang-orang
terpengaruh,timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberikan
rasa hormat, mendukung dan memberikan kesadaran dengan cobaan dan
masalah.
7.
Harlow mendefinisikan Public Relations sebagai:
Public Relatios is a distinctive management funcition which helps establish
and maintain mutual lines of communication, understanding, acceptance
and cooperation between an organization and its public; involves the
|
14
management of problem or issues; help management to keep informed on
and responsive to public opinions; defines and emphasises the responsibility
of management to serve public interest; helps management keep abreast of
and effectively utilize change; serving as an early warning system to help
anticipate trends; and uses research and ethical communication techniques
as its principal tools.
Definisi dari Harlow ini terdiri dari berbagai tujuan, berbagai proses,
dan berbagai managemen.
Organisasi Public relations
nasional dan
international juga telah menyusun definisi yang cukup luas untuk dapat
diterapkan di mana pun di dunia ini dalam Ardianto (2011:12).
1.
PR adalah usaha sengaja, terencana, dan tidak pernah mati untuk
menetapkan dan memelihara saling pengertian antara sebuah organisasi
dengan masyarakatnya (British institude of public relations, yang
definisinya juga telah diikuti sejumlah Negara commonwealth
atau
pemakmuran).
2.
PR adalah usaha sengaja dan sesuai hukum untuk mencapai
pemahaman dan membina serta memelihara kepercayaan di antara
masyarakat umum atas dasar riset sistematik (Deutsche Public
Relations Gesellschaft,Republik Federal Jerman. Dalam bahasa Jerman,
tidak ada istilah yang setara dengan Public Relations).
3.
PR adalah usaha manajerial secara sitematik dan tidak pernah berhenti
yang digunakan sebagai alat bagi organisasi swasta dan pemerintahan
untuk membina pengertian, simpati, dan dukungan di lingkaran (Dansk
|
15
Public Relations Club of Denmark, yang juga menggunakan istilah
bahasa inggris).
4.
Praktik PR adalah seni dan ilmu social untuk menganalisis tren
meramalkan konsekuensi tindakan, memberikan konsultasi kepada
pimpinan organisasi, dan melaksanakan program tindakan terencana
demi kepentingan masyarakat umum dan organisasi (World Assembly
Of Public Relations di Mexico pada tahun 1978 yang diikuti oleh 34
organisasi PR nasional).
Salah satu definisi menyebutkan PR adalah metode komunikasi untuk
menciptakan citra
positif dari mitra organiasi atas dasar menghormati
kepentingan bersama (PR is one the communication methods to create a
positive image by the publics of an organization on the basis of honoring
mutual interest)
dalam Ardianto (2011:15) yang dalam bukunya
berjudul
Handbook of Public Relations.
Cutlip, Center dan Broom dalam Morissan (Datuela, 2013: 4-5)
mengatakan pelaksanaan strategi PR dalam berkomunikasi dikenal dengan
istilah 7-Cs PR Communications, yaitu:
1.
Credibility
(Kredibilitas), dalam hal ini komunikasi dimulai dengan
suasana saling percaya yang diciptakan komunikator dengan sungguh-
sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan respect.
2.
Context
(konteks), konteks yang menyangkut sesuatu yang berhubungan
dengan lingkungan sosial, suatu pesan harus dapat disampaikan dengan
jelas dengan sikap partisipatif. Komunikasi yang efektif dapat membantu
|
16
untuk mendukung lingkungan sosial dengan pemberitaan di berbagai
media massa.
3.
Content
(isi), isi pesan dalam strategi ini harus menyangkut kepentingan
publik, sehingga informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat
bagi publik.
4.
Clarity (kejelasan), pesan disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah
dimengerti, dan memiliki maksud, tema, dan tujuan yang sama antara
komunikator dan komunikan.
5.
Continuity and Consistency (kontinuitas dan konsistensi), komunikasi
dilakukan secara berulang dengan berbagai variasi pesan dan pesan-
pesan tersebut harus konsisten sehingga mempermudah dalam
melakukan proses komunikasi untuk membujuk publiknya.
6.
Channels (saluran), pemakaian saluran yang tepat dan penggunaan
media yang berbeda sesuai dengan target sasaran. Dalam hal ini seorang
PR harus memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara
efektif.
7.
Capability of The Audience (kapabilitas khalayak). Dengan
memperhitungkan kemampuan yang dimiliki oleh khalayak,
komunikasi akan efektif jika dikaitkan dengan faktor-faktor seperti
kebiasaan, peningkatan kemampuan membaca, dan pengembangan
pengetahuan khalayak.
|
17
2.2.2
Fungsi Public Relations
Perluasan fungsi public relations Dalam Ardianto (2011:19) salah satu
cara efektif untuk memahami seluk beluk public relation masa kini adalah
menyimak evolusi fungsi-fungsinya :
1.
Lembaga pers
2.
Publisitas
3.
Konsultasi
Bersamaan dengan metode yang digunakan untuk melaksanakan fungsi
tersebut, menurut Edward L. Bernay, dalam Ruslan (2012:18-19)
terdapat 3
fungsi utama Humas, yaitu :
1.
Memberikan penerangan kepada masyarakat.
2.
Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara
langsung.
3.
Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga
sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.
Dari paparan definisi dan fungsi Public Relations
tersebut diatas, dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi Management (Public
Relations Management), adalah sebagai berikut :
1.
Menunjukan kegiatan tertentu (action)
2.
Kegiatan yang jelas (activities)
3.
Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
4.
Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)
5.
Adanya kepentingan bersama (common interest)
|
18
6.
Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways traffic
communication)
Kemudian, berdasarkan ciri khas kegiatan Humas/PR tersebut, menurut pakar
Humas International, Cutlip & Centre, and Canfield dalam Ruslan (2012:19)
fungsi public relations dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1.
Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2.
Membina hubungan harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya
yang merupakan khalayak sasaran.
3.
Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi
dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya,
atau sebaliknya.
4.
Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
5.
Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau
sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
|
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() 19
Gambar 2.1. Lingkup Perluasan Fungsi Public Relations
Sumber: Wasesa dan Macnamara (2010:108)
2.2.3 Strategi Public Relations
Menurut Soemirat dan Ardianto (2012:90) istilah strategi public relations
sering pula disebut rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaan.
Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan
strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu kedepan.
Menurut Butterick dalam buku pengantar public relations
teori dan
praktik, stategi dalam bisnis menentukan lingkup dan arah suatu
pengembangan organisasi dan bagaimana dapat mencapai strategi yang
kompetitif (2011:153).
Konsumen
Partner
perusahaan
Lingkungan
Sekitar
Karyawan
Shareholder
Informasi
Utama
|
20
Strategi public relations menurut Achmad S. Adnanputra, presiden Intitut
Bisnis dan Manajemen Jayakarta, seperti dikutip oleh Rosady Ruslan
mengatakan pengertian strategi public relations adalah alternative yang optimal
yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations
dalam
kerangka suatu rencana public relations. (2010 : 134 )
Kesimpulan dan strategi public relations
adalah langkah-langkah yang
dilakukan public relations
pada program yang bertujuan untuk kemajuan
perusahaan. Karena perusahaan adalah tujuan dari setiap perusahaan.
2.2.3.1 Empat Tahapan Proses Strategi Public Relations
Empat proses pokok public relations
menurut Scoot M. Cutlip & Allen H.
Center menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja public relations
yang menjadi landasan atau acuan untu melakuka pelaksaan. (Ruslan, 2010:
148-149)
1.
Defining the problem. Langkah pertama ini melibatkan pengkajian dan
pemantauan pengetahuan, opini, sikap, dan perilaku yang terkait dengan
tindakan dan kebijakan organisasi. Langkah ini menentukan Apa yang
sedang terjadi searang?.
2.
Planning and programming. Informasi yang terkumpul pada langkah
pertama digunakan untuk membuat keputusan mengenai publik, sasaran,
tindakan dan strategi komuniasi, taktik dan tujuan program. Langkah kedua
dalam proses public relations
ini menjawab, Kita telah mempelajari situasi
ini berdasarkan apa, apa yang harus diubah, dilakukan, atau dikatakan.
|
21
3.
Taking action and communication. Langkah ketiga melibatkan
implementasi program dari tindakan dan komunikasi yang telah disesain
untuk mencapai tujuan spesifik bagi setiap publik untuk mencapai sasaran
program. Pertanyaan pada langkah ini adalah Siapa yang akan melakukan
dan memberitahukan program ini, serta kapan, dimana, dan bagaimana.
4.
Evaluating the program.
Langkah terakhir dalam proses ini melibatkan
kesiapan penilaian, implementasi, dan hasil dari program tersebut.
Penyesuaian telah dibuat sejak program terimplemenasi, berdasarkan umpan
balik evaluasi mengenai bagaimana program tersebut berhasil atau tidak.
Program dapat dilanjutkan atau dihentikan berdasarkan pertanyaan
Bagaimana yang sedang kita kerjakan atau bagaimana yang
telah kita
kerjakan.
Kesimpulan dari pembahasan teori ini, strategi public relaions adalah strategi
yang dilakukan oleh public relations
dengan menganalisa, mengidentifikasi
permasalahan yang muncul, dan melakukan tindakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut serta melakukan evaluasi dari hasil tindakan, apakah
sudah tercapai sesuai tujuan yang diharapkan atau belum.
2.4
Citra (image)
Citra merupakan tujuan utama, sekaligus prestasi atau reputasi yang
hendak dicapai oleh public relations sebagai lembaga. Namun, penilaian
terhadap citra itu sendiri sangat abstrak. Tidak dapat diukur menggunakan
rumus tertentu, karena persepsi yang diberikan oleh publik berbeda satu sama
lain (Lianty & Widayamoko, 2011)
|
22
Bill Canton dan Sukatendel mendefinisikan citra sebagai:
Image: the impression, the feeling, the conception which the public has
of a company; a consciously created impression of an object, person or
organization.
Maksudnya citra merupakan kesan, perasaan, dan gambaran diri publik
terhadap perusahaan, dimana kesan dengan sengaja diciptakan dari suatu objek,
orang atau organisasi yang perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra itu
sendiri menjadi salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi
(Soemirat dan Ardianto, 2010: 111-112).
Citra adalah bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan,
seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Tugas perusahaan dalam
membentuk citra adalah dengan menidentifikasi citra seperti apa yang ingin
dibentuk di mata publik atau masyarakatnya.
1.4.1 Definisi Citra Perusahaan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia
yang dikutip oleh Ardianto
(2011:62) pengertian citra adalah gambaran yang dimiliki orang banyak
mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk dan atau kesan mental
atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat,
dan merupakan unsure dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi
Menurut Sukatndel Public Relations
adalah salah satu metode
komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasinya atas
dasar menghormati kepentingan bersama. Dalam Soemirat dan Ardianto
(2012: 112) kesan pertama dalam definisi ini yaitu :
|
23
1.
Komunikasi adalah ilmu. Public Relations bagian dari ilmu komunikasi,
ilmu yang tumbuh dan mulai digandrungi.
2.
Citra adalah suatu istilah baru yang sangat menarik. Banyak
diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Kita perlu memanfaatkan
momentum tersebut, sekaligus memasyarakatkan pengertian dari perlunya
PR.
3.
Mitra adalah juga istilah baru yang menarik.yang memberikan kesan saling
memperhatikan.
4.
Kepentingan bersama (mutual interest) adalah esensi dan kegiatan Public
Relations yang jelas menggambarkan dua pihak.
2.4.2
Jenis-Jenis Citra
Jenis-jenis citra menurut Ardianto dalam bukunya Handbook of Public
Relations (2011:63) yaitu :
1.
Citra bayangan (mirror image) adalah citra yang melekat pada orang atau
anggota-anggota organisasi, dan yang dianut oleh orang dalam mengenai
pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir tidak
selalu tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
2.
Citra yang berlaku (current image) adalah kebalikan dari citra bayangan
atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu
organisasi.
3.
Citra yang diharapkan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan
oleh pihak manajemen. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik
atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada.
|
![]() ![]() ![]() ![]() 24
4.
Citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) adalah citra suatu
organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki citra
perusahaan positif dapat lebih mudah menjual produk atau jasanya.
5.
Citra majemuk (multiple image) adalah banyaknya jumlah pegawai
(individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi
dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut
harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus secara
keseluruhan.
2.4.3
Proses Pembentukan Citra
Prihastiti dan Kusumastuti (2012:
115) menyatakan terdapat tiga hal
dalam citra, yaitu
kesan
obyek, proses terbentuknya citra, dan sumber
terpecaya.
Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan
dan pengertiannya tentang fakta-fakta dan kenyataan. Untuk mengetahui citra
seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek
tersebut. (Soemirat dan Ardianto,2012: 114)
Gambar 2.2 Proses pembentukan citra perusahaan
Sumber: Prihastiti dan Kusumastuti (2012 : 115)
Exposure
Attetion
Comprehensive
Image
Behavior
|
25
2.5. Brand image
Menurut asosiasi pemasaran Amerika dalam buku Kotler dan Keller
dalam buku manajemen pemasaran (2009:332) Brand sebagai nama istilah,
tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksud
untuk mengidentifikasi barang dan jasa penjual atau kelompok penjual untuk
mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Kotler dan Keller dalam buku manajemen pemasaran (2009:
332) yang dikutip dari jurnal Chernatony dan William merek juga
menunjukan fungsi fungsi yang bernilai bagi perusahaan.
2.5.1 Manfaat merek (Brand)
Keller dalam bukunya Brand Management & Strategy,
merek
bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Dimana bagi produsen, merek
berperan penting sebagai sarana identifikasi untuk memudahkan proses
pencarian produk atau pelacakan bagi perusahaan,
dan menjadi
sarana
menciptakan dan membedakan produk dengan pesaing yang
menjadi
keunggulan yang kompentitif (Tjiptono, 2005: 20-21).
|
![]() 26
2.6 Artikel Ilmiah Penelitian Pendahuluan
Tabel 2.1 Penilitian Terdahulu
Nama (Tahun)
Judul Jurnal
Hasil Analisa
Datuela,
Universitas Sam
Ratulangi (2013)
Strategi Public Relations
PT
Telkomsel Branch Manado
Dalam Mempertahankan Citra
Perusahaan
Strategi utama yang dilakukan Public
Relations PT Telkomsel branch Manado
dalam mempertahankan citra dimata
masyarakat ialah dengan
mengkoordinasikan masalah yang ada
dengan pihak pusat dan pihak area,
karena devisi coordinate
communications
(corcom) hanya ada
disana. Pada dasarnya, Public Relations
disini dapat dikatakan hanya sebagai
perpanjang tangan dari pihak pusat dan
area kepada masyarakat. Yang dapat
Public Relations
lakukan ialah
menyongkong program-program yang
telah dirancang dan disiapkan oleh
pusat.
Khadijah,
Universitas Islam
45 (2012)
Strategi Public Relations
Dalam Membangun Citra
Perusahaan (Studi Deskriptif
Membangun Hubungan
Dengan Media Dalam Upaya
Meningkatkan Citra
Perusahan)
Strategi public relations
yang dilakukan
dalam membangun hubungan baik
dengan media dalam upaya
meningkatkan citra perusahaan ialah
dengan cara melakukan publisitas.
Keberhasilan Public Relations dalam
memperoleh pulisitas dapat diperoleh
dari hubungan harmonis dengan media.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa peran
media sangat vital dalam publisitas dan
pencitraan dimata publik. Melalui media
relations citra positif perusahaan dapat
dibangun.
|
![]() ![]() ![]() 27
2.7 Kerangka Berfikir
Tabel 2.2 Kerangka Berpikir
Public Relations
Communication (X)
1.
Credibility
2.
Context
3.
Content
4.
Clarity
5.
Continuity and consistency
6.
Channels
7.
Capability of the audience
Citra Perusahaan (Y)
Pelayanan
(services)
|