![]() 43
terbaik untuk
mengartikulasikan bagaimana
modal manusia
akan dipekerjakan
dalam
memungkinkan
kemampuan teknologi
yang
mendasari
layanan bisnis
dan arus informasi
(Bernard 2012:115).
Workforce Plan
Workforce Plan
menyediakan deskripsi tingkat tinggi mengenai bagaimana modal
manusia diatur dalam perusahaan. Perencanaan tenaga kerja mencakup strategi untuk
mempekerjakan, mempertahankan dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif,
manajemen dan staf dari perusahaan (Bernard 2012:327).
Organization Chart
Organization Chart menunjukkan bagaimana posisi dan personel diatur dalam diagram
secara hierarki atau format matriks. Bagan organisasi membantu untuk menunjukkan garis
otorisasi, hubungan pekerjaan, sama seperti kepemilikan terhadap sumber daya, produk
dan proses (Bernard 2012:328).
Knowledge & Skills Profile
Knowledge & Skills Profile menyediakan pendataan detail mengenai orang seperti apa
yang harus mengetahui dan dapat lakukan dalam posisi khusus dalam perusahaan.
2.2.2. Five Force Porter
Lima kekuatan Porter analisis posisi kompetitif
dikembangkan pada tahun 1979 oleh
Michael
E.
Porter
dari
Harvard
Business School
sebagai
kerangka sederhana untuk
menilai
dan mengevaluasi
kekuatan kompetitif
dan posisi
dari sebuah organisasi bisnis.
Teori ini
didasarkan pada konsep bahwa ada lima kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dan
daya tarik pasar. Lima kekuatan Porter
membantu
untuk mengidentifikasi dimana kekuasaan
terletak pada
situasi bisnis. Hal ini berguna baik
dalam memahami
kekuatan
posisi saat
organisasi kompetitif, dan kekuatan posisi yang organisasi mungkin terlihat untuk melangkah.
Analis Strategis sering menggunakan
lima kekuatan Porter
untuk memahami apakah produk
atau jasa
baru
yang berpotensi
menguntungkan. Dengan memahami
dimana
kekuasaan
terletak, teori
ini juga
dapat digunakan
untuk mengidentifikasi
area kekuatan, untuk
meningkatkan kelemahan dan menghindari kesalahan. (Downey, 2007:6).
Lima Daya Saing Porter (Five Force
Porter)
memperlihatkan bagaimana sumber
informasi mampu diterima untuk mempengaruhi daya saing lainnya. Pandangan ini
menjelaskan secara umum mengatur daya saing untuk memberikan hasil lebih dari aksi
pesaing. (Pearlson, 2003: 54).
|