5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Pengertian Strategy
Chaffey dan Smith
(2008: 40) Strategi
adalah bagaimana cara agar
mencapai
suatu
tujuan. Strategi
dipengaruhi
oleh kedua
prioritas
tujuan
(menjual, melayani,
berbicara
dan
menyimpan) dan tentu
saja, jumlah
sumber daya yang tersedia, serta
harus berpikir
tentang e-strategic pemasaran sebagai saluran strategi di mana saluran
elektronik
dan media
digital
lainnya
mendukung komunikasi
dan saluran distribusi.
Hal ini jelas membutuhkan bagaimana prioritas saluran yang harus digunakan.
2.1.2 Pengertian Pemasaran
Kotler dan Armstrong
(2008: 5) Pemasaran adalah sebuah proses perusahaan
dalam menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan
konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen.
2.1.3
Pengertian Strategi Pemasaran
Kotler dan Armstrong (2008: 45) Strategi pemasaran adalah logika pemasaran
di
mana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan
dari hubungannya dengan konsumen.
Pengertian Internet
Chaffey
(2006: 26)
Internet
adalah jaringan fisik yang menghubungkan
komputer di seluruh dunia. Terdiri dari infrastruktur server
jaringan dan link
komunikasi
yang digunakan untuk menyimpan dan mengangkut sejumlah besar
informasi di internet.
PHP
Robert W.Sebesta
(2011: 45) PHP adalah bahasa server
side scripting yang
dibuat untuk aplikasi website.
|
6
2.1.6
Search Engine Optimization
Gillin (2011: 95)
SEO berkaitan erat dengan strategi kata kunci pada
strategi
pemasaran. SEO bukan mengenai siapa yang pertama kali terlihat saat orang mencari
kata kunci kita, karena google sudah memberikannya kepada kita gratis. Ide dari SEO
sendiri adalah ketika seseorang mencari istilah yang berhubungan dengan kata kunci
kita dan butuh pemecahan masalahnya (mendapat solusi) dari kata kunci kita tersebut.
2.1.7
Pengertian Business to Customer (B2C)
Miletsky dan Smith
(
2009: 43)
B2C
adalah proses bisnis marketing
dalam
menjual produk
dan jasa kepada pelanggan.,
dalam B2C pihak penjual merupakan
suatu organisasi dan pihak pembelinya merupakan individu.
Situs untuk perusahaan
B2C biasanya memiliki e-commerce pada website.
2.1.8
Pengertian Estimasi Biaya
David (2009: 261) Estimasi biaya atau yang lebih dikenal dengan perkiraan
biaya memiliki definsi sebagai suatu seni yang memperkirakan kemungkinan jumlah
biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang
tersedia pada waktu yang ditentukan.
Berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai
berikut :
Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan atas
hal hal yang akan terjadi selanjutnya.
Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang
pernah ada
yang digunakan sebagai informasi yang penting.
2.1.9
Rich Picture
Mathiassen (2002: 26) Rich Picture adalah gambaran informal yang
menyajikan pemahaman ilustrator dari sebuah situasi.
|
7
2.1.10
E - Marketing
Chaffey
(2006: 9)
E-Marketing (Electronic Marketing)
merupakan suatu
proses pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik khususnya
internet. Chaffey & Smith
(2008: 18)
Ciri-ciri e-marketing yang baik adalah e-
marketing yang mampu memanfaatkan website untuk melakukan :
1.
Identifikasi kebutuhan pelanggan dengan memanfaatkan komentar, request dan
complaint dari pelanggan yang disampaikan melalui e-mail, bulletin board dan
chat room. Selain itu bisa juga dengan menggunakan hasil analisis dari web
analytic dan survey online. Semua informasi ini dapat membantu perusahaan
untuk meningkatkan kualitas situs, meningkatkan kualitas produk dan
pelayanan, serta memprediksi kebutuhan pelanggan di masa depan.
2.
Antisipasi mengenai adanya kebutuhan lain dari pelanggan, dengan
memberikan
pertanyaan secara online kepada pelanggan, atau memberikan
rekomendasi kepada pelanggan berdasarkan pembelian terdahulu, yang
memungkinkan pelayanan secara personal berdasarkan pola perilaku pelanggan
yang telah dianalisis.
3.
Pemuasan kebutuhan pelanggan secara mudah, karena dengan adanya website,
perusahaan dapat memberikan pelayanan after
sales yang dilengkapi dengan
komunikasi secara berkelanjutan yang dapat mendukung terciptanya hubungan
jangka panjang dengan pelanggan.
4.
Melakukan ketiga hal di atas secara mudah, seperti yang telah dikatakan
sebelumnya, dengan adanya internet semua hal di atas jadi lebih mudah
dilakukan bila dibandingkan dengan melakukannya melalui media offline.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Pengertian SOSTAC®
SOSTAC® adalah
suatu kerangka kerja perencanaan
yang cocok untuk
e-
marketing dan dapat digunakan untuk mengembangkan semua jenis rencana, termasuk
e-planning
marketing. Singkatan dari
situation analysis, objective, strategy, tactics,
actions, dan control.
Chaffey dan Smith ( 2008: 44)
|
![]() 8
Gambar 2.1 Kerangka Perancanaan SOSTAC Chaffey dan Smith ( 2008: 4)
Metode SOSTAC®
menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk perencanaan yang
dibutuhkan perusahaan , Chaffey dan Smith (2008: 442) yaitu:
2.2.1.1 Situation Analysis
Menurut Chaffey dan Smith (2008: 442) Merupakan bagian utama dari
perencanaan marketing.
Hal ini menjelaskan di
mana perusahaan sekarang
berjalan. Untuk beberapa pelaku bisnis hal ini menganalisis
bagaimana
pelanggan anda menggunakan jasa anda atau apakah dipengaruhi oleh media
online,
apa yang kompetitor lakukan,
apa dampak dari perantara atau
media yang digunakan, apa yang harus diterapkan secara online atau tidak
dan apa perubahan di dalam dunia online.
Pada tahap ini adalah dengan menganalisis dan memahami kondisi
perusahaan di dalam marketplace, dengan cara mengumpulkan informasi
mengenai keadaan lingkungan eksternal perusahaan (micro environmet
dan
macro environmet) dan keadaan internal perusahaan Chaffey (2006: 160)
Analisis terhadap kondisi internal perusahaan meliputi analisis
mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan (misalnya dari segi resource
yang dimiliki, tingkat kekuatan brand
yang dimiliki, tingkat keefektifan
strategi marketing
yang sekarang dan lain sebagainya).
Sedangkan analisis
|
![]() 9
tehadap kondisi eksternal perusahaan meliputi analisis micro environment dan
macro environment.
Analisis terhadap kondisi micro environment
perusahaan,
meliputi
analisis mengenai interaksi perusahaan dengan customer dan kompetitor
di
dalam marketplace, misalnya analisis mengenai karakteristik customer, tingkat
permintaan
dan pola perilaku customer, aktivitas yang dilakukan kompetitor
dan interaksi lainnya yang dapat menghasilkan dampak tertentu bagi performa
perusahaan. Sedangkan analisis terhadap macro environment
perusahaan,
meliputi analisis terhadap faktor-faktor di
luar kendali perusahaan yang bisa
menimbulkan opportunity atau threats
tidak hanya bagi satu perusahaan tapi
semua perusahaan yang berada dalam satu marketplace
yang sama, seperti
faktor politik dan hukum, ekonomi, lingkungan sosial, teknologi dan
sebagainya.
Metode yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah metode
analisis SWOT.
Metode ini mengidentifikasikan mengenai kekuatan yang
dimiliki perusahaan, kelemahan yang dimiliki perusahaan, peluang yang ada
dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Chaffey dan Smith (2008: 444)
Strengths
Keunggulan yang ada.
Konsumen yang ada.
Distribusi yang ada.
Weaknesses
Kurangnya teknologi dan kemampuan yang ada.
Pemikiran perusahaan yang sempit.
|
![]() 10
Opportunities
Pemasaran yang baru.
Layanan yang baru.
Aliansi.
Threats
Adanya kompetitor pendatang baru.
Produk atau layanan yang lebih kompetitif.
Jejaring sosial.
2.2.1.2 Objectives
Menjelaskan apa yang perusahaan lakukan dan apa yang harus
perusahaan lakukan,
mengapa diterapkan pemasaran secara online,
apa
tujuan dan manfaat dari penerapan secara online.
Chaffey dan Smith (2008:
442)
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan tujuan dari
perusahaan adalah metode 5s.
5 S (Sell, Serve, Speak, Save, Sizzle)
5S ini bisa dijadikan sebagai pedoman penetapan tujuan bagi
perusahaan yang ingin menerapkan e-marketing. Berikut penjelasan
dari 5S tersebut .Chaffey dan Smith (2008: 451) :
Sell
Salah satu manfaat dari adanya penerapan e-marketing pada
perusahaan adalah dapat membantu dalam meningkatkan
penjualan, karena promosi
yang dilakukan perusahaan secara
online
bisa menjangkau masyarakat luas. Jika tujuan perusahaan
menerapkan e-marketing ini
untuk meningkatkan penjualan, maka
buatlah promosi secara online
yang dapat meyakinkan calon
pelanggan untuk membeli produk perusahaan.
|
![]() 11
Serve
Manfaat lain dari adanya penerapan e-marketing adalah
menambah value. Jika tujuan perusahaan menerapkan e-marketing
untuk menambah value bagi pelanggan,
maka buatlah e-marketing
yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada pelanggan.
Speak
Jika penerapan e-marketing pada perusahaan bertujuan untuk
bisa lebih dekat dengan pelanggan, maka buatlah e-marketing
menjadi sarana komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan
pelanggan.
Save
Jika penerapan e-marketing
bertujuan untuk mengurangi biaya
promosi, maka buatlah e-marketing
yang dapat mengefisiensi
anggaran biaya yang sering dikeluarkan perusahaan sebelum
adanya penerapan e-marketing
(misalnya,
dengan adanya e-
marketing, perusahaan dapat meminimalkan metode promosi yang
kurang efektif, seperti melalui pencetakan brosur secara
berlebihan).
Sizzle
Jika tujuan perusahaan menerapkan e-marketing
untuk
meningkatkan brand awareness dan
recognition melalui jalur
online, maka buatlah e-marketing
yang dapat menyebarkan
informasi mengenai brand, produk atau jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan secara cepat kepada masyarakat luas.
|
![]() 12
2.2.1.3 Strategy
Menjelaskan bagaimana perusahaan untuk mencapai suatu tujuan,
strategi menjelaskan tahapan untuk mencapai suatu tujuan. Bagaimana
kompetitor dapat mencapai tujuannya dan
target apa yang sesuai pemasaran.
Chaffey dan Smith (2008: 442)
Cara yang dapat digunakan untuk mengingat elemen kunci yang harus
ada dalam strategi
khususnya dalam pembentukan strategi e-marketing yang
efektif-adalah dengan berpedoman
pada akronim berikut
: STOP and SIT
Chaffey dan Smith (2008: 459).
STOP terdiri dari :
Segments
Menurut Chaffey
dan Smith (2008: 497) Segments adalah
pengidentifikasian
kelompok yang berbeda
dalam
target pasar
dalam rangka untuk mengembangkan
penawaran yang berbeda
untuk kelompok yang telah diidentifikasi.
Target Markets
Evaluasi
dan pemilihan
segmen
yang sesuai dan
pengembangan
penawaran .
Online Value Propositon (OVP)
Mendefinisikan
penawaran online
perusahaan,
atau penawaran
perusahaan kepada pelanggan melalui online channel.
Menurut Chaffey dan Smith (2008: 497) Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk membangun Online Value Proposition yang efektif,
diantaranya adalah menggunakan pendekatan 7P seperti berikut :
|
![]() 13
Gambar 2.2 Keys aspects of the 7Ps of the classic marketing mix
Chaffey dan Smith (2008: 51)
1.
Product (Content, Customisation, Community)
Menyediakan pelayanan baru melalui media e-marketing
yang
telah dibangun sehingga dapat memberikan experience
yang
positif bagi pelanggan
mengenai brand yang dijual perusahaan,
seperti penyediaan online
service
bagi
pelanggan
, penyediaan
informasi lengkap mengenai produk (termasuk isi testimoni atau
review terhadap produk yang diberikan oleh pelanggan lain) dan
pembentukan komunitas lewat jalur online,
untuk menambah
value pada produk atau jasa yang ditawarkan.
2.
Price (Cost reduction)
Memberikan penawaran harga spesial atau lebih murah melalui
online
channel, contoh
: pemberian diskon pada barang tertentu
yang dibeli secara online atau penyediaan extra products atau
service jika membeli dalam jumlah tertentu.
|
![]() 14
3.
Place
Jalur online dapat menyediakan channel baru yang relatif lebih
praktis digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
perusahaan, contohnya, pelanggan dapat melakukan order kapan
saja dengan mudah melalui jalur online tanpa harus datang ke
toko offline.
4.
Promotion
Jalur online menyediakan banyak kesempatan dan kemudahan
bagi perusahaan dalam melakukan promosi secara cepat, murah
dan mampu menjangkau masyarakat luas secara efektif. Yang
terpenting dalam hal promosi adalah kreatif dalam
mengkombinasikan e-tools yang sudah banyak tersedia untuk
membantu keberhasilan website e-marketing
yang telah
diluncurkan, seperti penggunaan Search Engine Optimization,
Display Ads, Social Networks, dan lain sebagainya sebagai sarana
atau alat untuk mempermudah acquisition pelanggan.
5.
People
Orang berperan penting untuk melakukan pelayanan online.
6.
Physical Evidence
Seperti independent review mengenai kualitas produk yang ditulis
oleh seseorang di luar perusahaan secara sukarela, news clippings
yang ditulis media massa mengenai perusahaan, bentuk
packaging dari produk dan
penampakan brand. Seperti
testimonial akan produk atau jasa kita.
7.
Process
Kemudahan untuk mengakses
website perusahaan, kemudahan
prosedur order
melalui jalur online, dan memperhatikan kualitas
performa.
Positioning
mengacu pada bagaimana
sebuah merek
dirasakan dalam
benak
kelompok target pelanggan.
|
![]() 15
Setelah mengetahui
STOP
seperti apa yang ingin dicapai
perusahaan setelah diterapkannya e-marketing, unsur lain yang
harus ada dalam pembentukan strategi adalah SIT.
SIT merupakan singkatan dari Sequence or Stage, Integration and
Tools terdiri dari :
Sequence or Stage
Menentukan tahapan-tahapan dari tipe e-marketing
yang akan
dibangun.
Ada beberapa tingkatan pembangunan website yang
mungkin bisa dipilih oleh perusahaan untuk melaksanakan e-
marketing .Chaffey (2006: 162) :
1.
Level 0
Pada tahap ini perusahaan belum mempunyai website sama
sekali.
2.
Level 1
pada tahap ini perusahaan hanya mendaftarkan nama
perusahaannya ke dalam website seperti Yellow Pages (
www.yell.co.uk), sehingga pelanggan
bisa mengetahui bahwa
perusahaan tersebut ada. Pelanggan juga bisa mengetahui
informasi produk apa saja yang dijual oleh perusahaan tersebut,
walaupun hanya berupa informasi singkat. Pada tahap ini
perusahaan belum mempunyai website.
3.
Level 2
pada tahap ini perusahaan telah mempunyai website tapi hanya
berupa static web (brochureware), yang hanya memuat nama
perusahaan dan informasi produk secara terbatas. Tipe website
ini tidak mengizinkan adanya interaksi dua arah antara
perusahaan dengan pelanggan.
|
16
4.
Level 3
Pada tahap ini perusahaan telah mempunyai website yang
mengizinkan interaksi sederhana, di
mana user diizinkan untuk
mencari tahu mengenai product availability dan harga dari
produk melalui menu search, registrasi pelanggan
melalui form
online dan juga memungkinkan adanya komunikasi melalui
email.
5.
Level 4
Pada tahap ini tidak hanya terdapat interaksi sederhana, tapi
juga memungkinkan
adanya
transaksi pembelian online walau
hanya beberapa produk saja. Fungsi lain yang mungkin terdapat
customer interactive,
service helpdesk, input
testimonial dan
review product oleh user, koneksi dengan social network, dan
lain-lain.
6.
Level 5
Full interactive site yang sudah menyediakan relationship
marketing
terhadap individual atau pelanggan, dan juga sudah
menyediakan fungsi transaksi secara lengkap.
Integration
Menentukan integrasi proses atau integrasi database mana saja
yang akan berhubungan.
Tools
Menentukan
tools yang akan digunakan untuk tahap
pembuatan website perusahaan.
|
![]() 17
2.2.1.4 Tactics
Tactics menjelaskan strategi secara detail. Tactics
menjelaskan
bagaimana caranya untuk mengimplementasikan strategi yang telah dibangun
oleh perusahaan. Chaffey dan Smith (2008: 442)
Taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan bersifat
tradisional, berbasis di sekitar elemen dari marketing mix. Untuk melakukan
pendekatan di dalam taktik terdapat
beberapa metode, salah satu
pendekatannya adalah dengan menggunakan taktik customer-driven
yang
mempengaruhi desain dan layanan yang disediakan oleh situs e-commerce.
Pendekatan yang lebih lanjut ialah menyusun taktik e-marketing
dengan menggunakan CRM (Customer Relationship Management).
Komunikasi secara offline
juga termasuk komponen kunci dari e-
communication mix, komponen tersebut dapat dan harus digunakan untuk
membangun lalu lintas online. Komponen-komponen tersebut adalah :
Advertising
Sangatlah penting untuk menggunakan iklan secara offline
untuk
mengkomunikasikan nilai proposisi online
mereka dalam iklan
tertentu, dan perusahaan tradisional semakin banyak menggunakan
pendekatkan ini seiring dengan penjualan yang semakin banyak
tercapai secara online.
Word-of-mouth
Teknik yang kuat dari promosi online. Mitos perkotaan ini adalah
jika seseorang berhasil membeli buku secara online, orang tersebut
akan memberitahu sepuluh orang lain tentang kebaikan. Tetapi
sebaliknya apabila orang tersebut tidak puas, orang tersebut akan
memberitahu 20 orang lain tentang keburukan.
Public Relation (PR)
PR adalah bentuk yang kuat dan relatif
rendah biayanya dalam
komunikasi secara offline. PR dapat memanfaatkan acara seperti
peluncuran situs dan peluncuran layanan baru. Pers dapat
|
![]() 18
menerbitkan melalui saluran yang normal,
tetapi menggunakan e-
mail yang terkait dengan sumber informasi.
Direct Mail and Physical Reminder.
Sebagian besar pelanggan menghabiskan waktu di dunia nyata
daripada di dunia maya, promosi seperti brosur, katalog, kartu
nama, majalah
dan sebagainya
akan membawa mereka
mengunjungi website.
2.2.1.5 Actions
Actions menjelaskan detail dari tactics. Apa saja yang dilakukan untuk
membuat sebuah media untuk mengenal
sesuatu yang dihasilkan oleh
perusahaan seperti membuat suatu website dan periklanan baik online maupun
offline, Tahap yang digunakan dalam melaksanakan strategi e-marketing yang
digunakan di antaranya adalah
membuat Gantt Chart, dan membuat estimasi
biaya yang akan digunakan untuk pembuatan dan pengembangan e-marketing.
Chaffey dan Smith (2008: 442).
2.2.1.6 Control
Menurut Chaffey
dan Smith (2008: 442) Menentukan apa yang telah
dilakukan dapat menghasilkan kesuksesan maupun kegagalan perusahaan
dalam menjalankan strategi di
mana analisa sistem dengan mengukur durasi
waktu yang digunakan, pelanggan, penjualan, nilai konversi dan loyalitas.
Fungsi Control
di
sini adalah untuk mengetahui apakah e-marketing
yang diterapkan sudah berjalan dengan baik atau belum. Untuk menjalankan
fungsi Control
dapat dilakukan melalui web analytics.
Hal-hal yang
diperhatikan adalah goal setting, performance measurement, performance
diagnosis dan corrective action dalam proses control
e-marketing. Chaffey dan Smith (2008: 471).
|
![]() 19
Gambar 2.3 Summary of the control process for e-marketing planning.
Sumber : Chaffey dan Smith (2008: 472).
Goal Setting : target awal yang telah ditentukan sebelumnya.
Performance measurement
: mengukur sejauh mana target telah
tercapai, apakah
sudah sesuai target atau belum,
apakah taktik
yang dijalankan sudah berjalan dengan baik. Semua akan dibahas
dan diteliti di dalam tahap ini.
Performance diagnosis : tahapan di mana dilakukan analisa lebih
mendalam tentang sebab akibat yang telah terjadi, salah satu yang
terpenting pada tahap ini adalah pengukuran kepuasan konsumen
dan mengetahui feedback
yang diberikan oleh mereka, guna
pembelajaran lebih lanjut.
Corrective action
:
Tahap terakhir adalah melakukan revisi
strategi dan taktik untuk memastikan bahwa target yang sudah
dibuat sebelumnya bisa tercapai.
|
![]() 20
2.2.2
Metodologi Pembangunan Prototype Website E-Marketing.
Pada umumnya dalam upaya pengembangan website e-marketing, perusahaan
melaksanakannya dengan menggunakan metode prototyping. Prototype
adalah versi
percobaan dari sebuah website, yang kemudian secara bertahap akan diperbaiki
melalui proses yang berulang dalam sebuah siklus, hingga akhirnya tercipta versi final
dari website yang siap diluncurkan.
Chaffey (2006: 308)
Terdapat dua macam pendekatan yang bisa dipilih oleh perusahaan
jika menggunakan pendekatan prototyping dalam pembangunan website, yakni dengan
melakukan hard launch atau soft launch. Chaffey
(2006: 309). Hard launch adalah
suatu pendekatan pengimplementasian website di
mana perusahaan memutuskan untuk menyelesaikan terlebih dulu website e-
marketing nya sampai tahap final version sebelum diluncurkan ke target
audience.
Sedangkan soft launch adalah suatu pendekatan
pengimplementasian
website
di
mana perusahaan memutuskan untuk
meluncurkan website e-marketing
walau masih berupa trial atau limited version, di mana nantinya akan diperbaiki secara
bertahap.
Gambar 2.4 : Empat Tahap Dari Kegiatan Prototyping Website Secara Umum
Sumber: Chaffey (2006: 308).
|
21
Berikut adalah penjelasan dari tahapan pembuatan website e-marketing
berdasarkan langkah prototyping yang ada pada gambar 2.5 :
1.
Tahap Analisis
Yang akan dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi
requirements dari website yang akan dibuat. Teknik yang dapat dilakukan
untuk dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui focus
group, questionnaire
yang dikirim kepada target pelanggan
atau melalui
interview dengan pihak marketing perusahaaan. Chaffey
(2006: 312).
Selain itu, pada tahap ini juga akan dilakukan pengumpulan informasi
mengenai kompetitor dengan melakukan review terhadap website yang
kompetitor miliki. Informasi yang berhasil dikumpulkan akan digunakan
untuk memastikan bahwa website yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
user yang akan memakai website tersebut.
Pertanyaan yang harus bisa terjawab dalam tahap analisis ini antara
lain: siapa yang akan menjadi key audiences dari situs ini, apa tujuan
atau online proposition value yang disediakan situs ini, apa saja konten
yang harus ada pada situs tersebut, bagaimana konten dari situs tersebut
akan disusun, bagaimana navigasi situs sebaiknya dibuat sehingga dapat
membantu audience menemukan apa yang dibutuhkan, marketing
outcomes seperti apakah yang diinginkan oleh perusahaan dengan adanya
website tersebut, brand personality atau style seperti apa yang ingin
dikomunikasikan kepada pelanggan dengan adanya situs tersebut dan lain
sebagainya.
2.
Tahap Design
Tahap perancangan adalah tahap yang penting untuk mewujudkan
website yang sukses, karena pada tahap ini akan ditetapkan kualitas
experience seperti apa yang akan dirasakan oleh user situs tersebut. Jika
experience yang dirasakan memuaskan, maka user tersebut akan kembali
lagi ke situs tersebut.
Quality of Content adalah konsep penting yang harus diperhatikan
dalam perancangan website, dimana suatu website harus dapat
menyediakan informasi pada saat diminta, selalu fresh atau up to date, dan
sesuai dengan kebutuhan user. Chaffey dan
Smith, (2008: 226). Untuk
dapat mengetahui syarat dari quality of content yang baik, bisa dilakukan
|
![]() 22
dengan cara bertanya kepada user atau pihak perusahaan melalui
questionnaire atau interview, di
mana hal ini seharusnya sudah dilakukan
pada tahap analisis. Setelah itu, untuk mendukung supaya konten dari
website bisa diperoleh secara mudah, perlu dibuat perancangan Information
Architecture yang disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan yang telah
diperoleh.
Chaffey
(2006: 318).
Information Architecture
merupakan
kombinasi dari pengorganisasian, pelabelan dan pengelompokan informasi
dalam struktur logical, serta penyusunan skema navigasi dalam rancangan
suatu website. Manfaat dari pembuatan Information Architecture adalah :
Menggambarkan struktur dan kategori informasi yang akan mendukung
tujuan user dan organisasi.
Membantu menggambarkan aliran informasi pada website.
Search engine
optimization, dengan mengelompokkan informasi pada
sebuah website ke dalam struktur yang baik, website
tersebut dapat
masuk ke dalam urutan paling atas pada hasil pencarian melalui search
engine dengan kata kunci tertentu.
Dapat digunakan untuk menggambarkan integrasi komunikasi offline
dengan halaman tertentu pada website komunikasi offline antara lain
ads atau direct mail, dapat digunakan untuk menghubungkan pelanggan
ke halaman tertentu dalam website, dengan mencantumkan alamat
website dalam media offline tersebut.
Perancangan Information Architecture bisa dilakukan dengan membuat site
map (blueprint) dan wireframes.
Site Map
(blueprints), digambarkan untuk
menunjukkan atau memperjelas hubungan antara halaman yang satu dengan
yang lain dalam suatu website juga hubungan antar konten-konten yang berada
dalam website. Chaffey
(2006: 318), sedangkan Wireframes
merupakan
rancangan hasil akhir layout dari setiap halaman website yang akan dibangun.
Chaffey (2006: 320).
|
![]() 23
Site Map (blueprints), digambarkan untuk menunjukkan atau memperjelas
hubungan antara halaman yang satu dengan yang lain dalam suatu website juga
hubungan antar konten-konten yang berada dalam website.
Chaffey
(2006:
318).
Gambar 2.5 : Site Structure Diagram
Sumber: Chaffey (2006: 320).
|
![]() 24
Sedangkan Wireframes merupakan rancangan hasil akhir layout
dari
setiap halaman website yang akan dibangun. Chaffey (2006: 320).
Gambar 2.6 : Contoh Rancangan Wireframes
Sumber: Chaffey (2006: 321)
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa pada dasarnya blue print akan
digunakan untuk menggambarkan skema navigasi antar konten atau bagaimana
tiap konten yang ada pada sebuah website dapat saling berhubungan,
sementara wireframes
berfokus pada perancangan layout dari setiap halaman
yang akan dibangun.
3.
Tahap Develop
Pengembangan isi dalam webpage
dan content
yang terdapat
dalam website. Programmer melakukan kegiatan programming di sini
meliputi menulis konten PHP, membuat grafik
dan menulis source
code lainnya seperti javascripst or ActiveX.
4.
Tahap Test and Review
Testing
diperlukan untuk memastikan bahwa aspek-aspek yang
ada di
dalam website
bisa memenuhi tujuan awal dan bisa bekerja
dengan baik. Testing
meliputi aspek-aspek yang berbeda dalam konten
seperti spelling, validity of links, formatting on different web
browser
and dynamic features seperti pengisian form dan database query.
|
25
Setelah prototype hasil kegiatan pengembangan selesai dibuat,
prototype akan diuji. Pengujian atau testing meliputi berbagai aspek,
mulai dari test content (apakah content akan ditampilkan secara benar
di berbagai tipe dan versi browser), test fungsi dari semua fitur yang
ada (test validitas link, test fitur dinamis seperti form filling dan
database queries), test spelling dan grammar yang digunakan, test
service quality
yang disediakan oleh website e-marketing
tersebut
(dengan menggunakan Google Analytic misalnya) dan lain sebagainya.
Lalu apa hubungannya metode prototyping ini dengan kerangka
SOSTAC®.
Sebenarnya tahapan yang harus dilalui pada gambar 2.5
hampir sama dengan tahapan yang harus dilalui melalui metodologi
SOSTAC®.
Sebelum dilaksanakannya kegiatan perancangan dan
pengembangan website e-marketing,
perlu dilakukan suatu inisialisasi
berupa analisis. Dalam tahap analisis ini, akan dilakukan situation
analysis untuk memperkirakan mengenai apakah perusahaan
membutuhkan pembangunan website e-marketing atau tidak, perkiraan
mengenai resource apa saja yang akan dikeluarkan untuk investasi
pembuatan e-marketing di perusahaan, analisis mengenai kebutuhan
user (user requirement) terhadap website, dan lain sebagainya. Setelah
itu, masih pada tahap analisis, perusahaan akan menetapkan tujuan atau
objectives yang ingin dicapai beserta rumusan strategi yang akan
dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Semua perkiraan awal pada
tahap analisis ini dilakukan dengan menggunakan kerangka
perencanaan SOSTAC®, dimana lebih tepatnya pada tahap Situation
Analysis, Objectives dan Strategy. Hasil analisis kebutuhan di awal
perencanaan ini akan menjadi dasar panduan dalam penentuan taktik
untuk melaksanakan perancangan dan pengembangan website e-
marketing.
Kegiatan perancangan dan pengembangan (design and
development) website e-marketing sendiri, sesungguhnya merupakan
bagian dari tahap pelaksanaan Strategi dan Taktik yang telah
ditetapkan, dimana semuanya ini akan dilaksanakan pada tahap Action
dalam kerangka perencanaan e-marketing SOSTAC®.
Action yang
telah dirumuskan berguna untuk mengarahkan perusahaan agar dapat
fokus dalam upaya pencapaian tujuan, dengan tidak menghabiskan
|
26
resource yang dimilikinya untuk hal-hal yang tidak diperlukan, tidak
tepat atau sia-sia, sehingga kemungkinan besar website e-marketing
yang efektif dapat diwujudkan. Contoh kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini meliputi kegiatan perumusan perancangan fitur-fitur situs
yang sesuai dengan user and business requirement yang telah berhasil
dianalisis pada tahap sebelumnya, perencanaan tools apa saja yang
akan dipakai dalam pengembangan website, perencanaan alokasi
resource, perencanaan jadwal pengembangan website dengan
menggunakan Gantt Chart, dan lain sebagainya.
Setelah kegiatan pengembangan website e-marketing selesai
dilakukan, maka terciptalah suatu prototype website yang siap untuk
diuji dan dievaluasi ulang (testing and review). Pada tahapan dalam
kerangka perencanaan SOSTAC®, tahap testing and review ini masuk
dalam tahapan Control.
|