Start Back Next End
  
29
Nilai dari koefisien ‘c’ tergantung dari mekanisme kegagalan dan rasio 
antara permeabilitas dari matras dan permeabilitas tanah dasar, km/ks :
c
= 3 – 4
ketika k
M
/k
S
< 1 dengan gaya angkat matras
dan deformasi tanah 
dasar sebagai mekanisme kegagalan utama.
c
= 4 – 6 
ketika k
M
/k
S
>= 1 ketika
deformasi tanah dasar sebagai mekanisme
kegagalan utama.
Kisaran nilai c berdasarkan pada penelitian proyek dari Delft Hydraulics
dengan menggunakan blok-blok revetment beton yang dipasang/block-mats
dan
beberapa tipe matras yang berbeda. Perlu dicatat bahwa gaya angkat dapat
muncul
bahkan saat nilai c=2, tetapi nilainya kecil dan berada pada jangka waktu yang
pendek sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan serius pada pelindung matras.
Sehingga nilai c=3 hingga 4 bisa digunakan sebagai parameter desain.
Pada kasus-kasus khusus di mana matras berukuran besar hanya digunakan
sementara dan/atau ketika deformasi tanah dasar dapat diterima atau tanah dasar
memiliki ketahanan lebih terhadap deformasi (contohnya tanah lempung) nilai c
yang lebih tinggi dapat dipergunakan (maks. C = 6). Di dalam riset yang disebutkan
(Delft hydraulics, 1975; pemasangan matras pada pulau berbentuk lingkaran) bisa
menjadi ilustrasi yang tepat untuk kondisi khusus tersebut. Dengan menggunakan
nilai c yang tinggi, perlu dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan longsor pada
struktur, sehingga dapat muncul kebutuhan untuk penjangkaran khusus pada matras.
Material berisi pasir dapat diaplikasikan hingga Hs <= 1,5 m
2.6
Frekuensi
Frekuensi gelombang untuk membuat permodelan didalam plaxis 2D dengan
menggunakan rumus frekuensi :
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter