![]() 25
3.
Menentukan koefisien situs F
a
dan F
v
Untuk menentukan koefisien situs F
a
dan F
v
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.5.
Klasifikasi Situs
Kelas Situs
s
v
(m/detik)
N
atau
ch
N
u
s
(kPa)
SA (Batuan Keras)
> 1500
N/A
N/A
SB (Batuan)
750 sampai 1500
N/A
N/A
SC (Tanah Keras,
Sangat Padat, dan
Batuan Lunak)
350 sampai 750
> 50
= 100
SD (Tanah Sedang)
175 sampai 350
15 sampai 50
50 sampai 100
SE (Tanah Lunak)
< 175
< 15
< 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah
dengan karateristik sebagai
berikut :
1.
Indeks plastisitas, PI > 20,
2.
Kadar air, w > 40 persen, dan
3.
Kuat geser niralir
u
s
< 25 kPa
SF (Tanah Khusus,
yang membutuhkan
investigasi
geoteknik spesifik
dan analisis respons
spesifik situ yang
mengikuti Pasal
6.9.1)
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
karakteristik berikut:
Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa
seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah
tersementasi lemah
Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3 m)
Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H > 7,5 m
dengan Indeks Plasitisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak/medium
kaku dengan ketebalan H >
35 m dengan
u
s
< 50 kPa
Sumber :
RSNI-03-1726-201X -
Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, 2011
dimana :
N
=
tahanan penetrasi standar rata-rata dalam lapisan 30 m paling atas.
ch
N
= tahanan penetrasi standar rata-rata tanah non kohesif dalam lapisan
30 m paling atas.
u
s
= kuat geser niralir.
u
s
= kuat geser niralir rata-rata di dalam lapisan 30 m paling atas.
|