2
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain:
Media Elektronik, Website, Forum
Media Cetak, Buku, Brosur
Narasumber :
-
Ibu Tuti Herman selaku Kepala Bagian PT. BTDC di Lombok.
-
Bapak Alvaradar Erlangga selaku Kepala Divisi Pengembangan PT.
BTDC.
2.2
Hasil Survey
Setelah melakukan beberapa survei dengan cara melakukan interview ke orang -
orang yang terlibat langsung dalam pengembangan kawasan pariwisata Mandalika
Lombok
ini, di jelaskan bahwa kawasan ini dibangun sesuai permintaan pemerintah
Indonesia untuk membangun kawasan pariwisata yang berada di Lombok. kawasan
ini. Pembangunannya dilakukan karena pemerintah Indonesia ingin mengembangkan
sebuah pariwisata di Indonesia Timur. Tujuan pemerintah Indonesia membangun
kawasan tersebut dalam rangka pengembangan Indonesia Timur dimana dengan
melakukan kawasan tersebut di harapkan pembangunan tidak terjadi dibagian barat
dan tengah saja tetapi merata hingga ke Indonesia timur. 
Hingga tahun ini sejak peresmian kawasan Oktober 2011 kemarin, kawasan
ini masih dalam tahap pengembangan diharapkan tahun 2015 pengembangan proyek
ini dapat selesai 100%. Karena sekarang kawasan ini masih dalam tahap
pembangunan, maka kawasan ini sendiri masih belum memiliki identitas yang dapat
mewakili kawasan ini dalam mempromosikan kawasan pariwisata ini ke masyarakat
nantinya.
Kawasan Mandalika merupakan destinasi yang akan menjadi sebuah permata
dari Lombok. Dengan luas wilayah hingga 1.249 Hektar, pemerintah Indonesia
melalui Bali Tourism Development Center (BTDC) melihat sebuah kawasan yang
memiliki keindahan alam yang mempesona, pantai yang jernih, cuaca yang bagus
serta akan menjadi satu bagian dari sejarah dan budaya pulau Lombok. 
Kawasan Mandalika akan menjadi destinasi unggulan di Lombok dimana
kawasan ini akan menyediakan fasilitas kelas dunia dengan berbagai keindahan alam
yang ada didalam kawasan ini. Mandalika akan menjadi pengalaman yang sangat
menarik untuk para wisatawan asing maupun
lokal dalam melakukan liburan.
Dengan perpaduan fasilitas kelas dunia dengan  budaya yang ada di Lombok akan
  
3
menjadikan Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok ini menjadi destinasi yang
menarik untuk di kunjungi.
2.3
Kuisioner
Dari pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner di sebanyak 26
koresponden di wilayah Jakarta dengan persebaran jenis kelamin, umur, serta
pekerjaan didapat 78% belum pernah mendengar kawasan pariwisata Mandalika
sedang dikembangkan. Sebanyak 62% informasi mengenai Lombok didapat melalui
website. Dan sebagian besar lebih mengenal Gili Trawangan sebagai daerah wisata.
2.4
Data Umum Lombok
Gambar 2.1 Pulau Lombok
Pulau Lombok
adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil
atau Nusa
yang terpisahkan oleh Selat Lombok
dari Bali
di sebelat barat
dan Selat
Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan
semacam ekor di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas pulau ini
mencapai 5.435 km², pulau menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar pulau
berdasarkan luasnya di dunia. Ibu Kota Provinsi  Nusa Tenggara Barat juga berada di
pulau Lombok.
2.4.1
Sejarah
Menurut isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau
ini bernama Kerajaan Laeq
yang artinya kerajaan dalam masa lampau, namun
sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua yang ada di
Lombok adalah Kerajaan Suwung
yang dibangun dan dipimpin oleh Raja Betara
Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan oleh Kerajaan Lombok.
Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan Sasak yang kemudian dikalahkan
oleh salah satu kerajaan yang berasal dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain
  
4
yang pernah berdiri di pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong
Samarkaton dan Selaparang.
Masuknya Jepang (1942) membuat otomatis Lombok berada di bawah
kendali pemerintah pendudukan Jepang wilayah timur. Seusai Perang Dunia II
Lombok sempat berada di bawah Negara Indonesia Timur, sebelum kemudian pada
tahun 1950 bergabung dengan Republik Indonesia.
2.4.2
Agama
Sebagian besar penduduk pulau Lombok terutama suku Sasak
menganut
agama Islam. Agama kedua terbesar yang dianut di pulau ini adalah agama Hindu,
yang dipeluk oleh para penduduk keturunan Bali
yang berjumlah sekitar 15% dari
seluruh populasi di sana. Penganut Kristen, Buddha
dan agama lainnya juga dapat
dijumpai, dan terutama dipeluk oleh para pendatang dari berbagai suku dan etnis
yang bermukim di pulau ini.
2.4.3
Bahasa
Disamping bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional, penduduk pulau
Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan bahasa Sasak sebagai bahasa utama
dalam percakapan sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak dapat
dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda yakni dialek Lombok utara ,
tengah, timur laut dan tenggara.
2.4.4
Geografi dan Demografi
Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapi
yang
ketinggiannya mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya
yang ketiga tertinggi di Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli
1994. Pada tahun 1997
kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya
dinyatakan dilindungi oleh pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian besar
terdiri atas tanah subur yang dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya
ditanam di daerah ini antara lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah suku bangsa yang
masih dekat dengan suku bangsa Bali, tetapi sebagian besar memeluk agama Islam.
Sisa penduduk adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.
2.4.5
Kerajinan
Komoditi kerjaninan tangan di pulau Lombok cukup berkembang, walaupun
belum berskala besar seperti daerah lain seperti Bali dan Jawa. Dilihat dari sumber
daya alam yang dimiliki sangat berpotensial untuk mengarah ke industri menengah
dan besar. Untuk saat ini kerajinan yang sudah berkembang di pulau Lombok
mencakup industri kerajinan produk modern dan tradisional, seperti Gerabah
Banyumulek, Kendi Maling, ukir –ukiran hiasan kering (Home Decoration), dan
Kain Tenunan atau yang disebut Kain songket.
2.4.6
Seni Tari
Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari
Batu Nganga. Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut
Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering dipertunjukkan pada upacara-
  
5
upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja. Sedangkan Tari Batu
Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan
tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan
mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu.
2.4.7
Upacara Adat
Berbagai upacara adat diselenggarakan pulau Lombok, diantaranya upacara
U’a Pua, Upacara Upacara U’a Pua merupakan sebuah tradisi masyarakat Lombok
yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Perang Topat, dan Upacara Bau Nyale.
Upacara U’a Pua dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi
Muhammad SAW yang juga dirangkai dengan penampilan atraksi Seni Budaya
masyarakat Suku Mbojo (Bima) yang berlangsung selama 7 hari.Prosesi U’a Pua
diawali dengan Pawai dari Istana Bima yang diikuti oleh semua Laskar Kesultanan,
Keluarga Istana, Group Kesenian Tradisional Bima dengan dua Penari Lenggo yang
dilengkapi dengan Upacara Ua Pua. Selama proses pawai berlangsung Group
Kesenian terus memainkan Genda Mbojo, Silu dan Genda Lenggo. Ketika memasuki
Istana, Penunggang Kuda menari dengan suka ria (Jara Sara’u), Sere, Soka dan lain-
lain sampai Ketua Rombongan bertemu dengan Sultan yang diiringi dengan Penari
Lenggo. Pada sa’at itu diserahkan ”Sere Pua” dan Al-Qur’an kepada Sultan.
Upacara Perang Topat adalah salah satu upacara yang dilakukan oleh orang Sasak.
Perang Topat adalah upacara ritual sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada
tuhan atas kemakmuran berupa tanah yang subur, banyak hujan.
Upacara Perang
Topat ditampilkan di Taman Lingsar oleh Masyarakat Hindu, Masyarakat Sasak
dengan saling melemparkan Topat (Ketupat). Upacara ini berlangsung setelah selesai
“Pedande” memuja yaitu selama periode “Rokok Kembang Waru” sekitar pukul
17.30. Perang Topat dilaksanakan setiap tahun pada saat purnama ke 6 menurut
Kalender Sasak atau sekitar Bulan Nopember –Desember.
Bau Nyale
adalah Upacara tahunan khas Sasak, antara Februari-Maret, di Pantai
Seger Kuta, sekitar 65 km dari Mataram.
Menurut legenda, Nyale atau cacing laut
merupakan reinkarnasi dari Putri Mandalika yaitu seorang Putri yang cantik dan
berbudi luhur. Ia menceburkan dirinya ke laut karena tidak ingin mengecewakan para
pangeran yang memperebutkannya. Kemunculannya di pantai selatan Pulau Lombok
hanya terjadi sekali setahun ditandai dengan keajaiban alam sebagai suatu karunia
Tuhan kepada hambanya. Bagi masyarakat Lombok Selatan banyaknya Nyale yang
muncul merupakan karunia Tuhan sebagai tanda akan mendapatkan hasil panen yang
baik
2.5
Pengembangan Kawasan Pariwisata Mandalika
Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok menetapkan standar untuk kelas
dunia, berkelanjutan, terpadu pada pariwisata yang direncanakan. Kawasan
Mandalika ini sendiri berlokasi di Lombok Tengah bertempat di selatan Lombok,
sekitar enam belas kilometer atau dua puluh menit dari bandara internasional
Lombok. 
Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang
telah cukup lama menjadi daerah tujuan wisata. Berjarak 30 kilometer dari Mataram,
Lombok Tengah merupakan tempat obyek-obyek wisata penting di pulau Lombok.
  
6
??
Daya tarik utamanya yaitu keindahan pantai-pantai berpasir putih, yang
menghadap langsung ke Samudra Hindia dengan ombak yang juga khas yang telah
menarik banyak peselancar dan penyelam, juga pecinta keindahan alam dari seluruh
dunia untuk datang berkunjung.
2.5.1
Kunjungan Wisatawan ke Indonesia
Pasar Pariwisata Indonesia diproyeksikan tumbuh sejalan dengan proyeksi
untuk wilayah Asia secara keseluruhan. Seperti kebanyakan daerah di Asia,
pertumbuhan pendapatan
dan  pertumbuhan kalangan menengah meningkat seiring
meningkatnya pembangunan dibidang transportasi membuat kegiatan traveling
menjadi mudah terutama memasuki kawasan pariwisata di Indonesia. Selain itu
perkembangannya membuat kawasan pariwisata di Indonesia mudah di jangkau.
Gambar 2.2 Grafik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia
  
7
Gambar 2.3 Grafik Kunjungan Wisatawan Asing
Banyak dari wisatawan yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan dari
kawasan Asia dimana kurang lebih 50% nya adalah negara tetangga dan kebanyakan
dari perkembangan proyek jangka panjang berasal dari negara ini juga. Dari grafik
diatas menununjukan angka perkembangan kedatangan wisatawan yang berasal dari
Cina, India, dan Malaysia.
Kebanyakan pariwisata di Indonesia, didatangi oleh wisatawan asing asal Asia-
Pasifik dengan menunjukan angka ¾ dari jumlah total wisatawan asing.
Setengahnya, kedatangan wisatawan asing berasal dari negara tetangga Asia
Tenggara dan Australia, ditambahan dengan 23 % untuk kedatangan wisatawan asing
asal Asia Timur.Perkembangan proyek jangka panjang di daerah ini jelas akan
terlihat. Cina, India, dan Rusia menunjukan angka perkembangan yang cukup cepat.  
Malaysia yang memiliki kedekatan wilayah dan bahasa dengan Indonesia,
mempuyai prospek kedua terbesar untuk menarik wisatawan Malaysia ke Indonesia.
Hal ini berkembang untuk menjadi sumber perkembangan yang cepat untuk wisata
Indonesia,  dan akan terus berkembang mengarah ke angka yang memuaskan untuk
kedatangan wisatawan asing dalam kurun waktu lima tahun kedepan.
2.5.2
Bentuk Kedatangan Wisatawan
Dalam pengembangan proyek Kawasan Pariwisata Mandalaki Lombok,
pengembang memiliki proyeksi dimana proyeksi tersebut di perhintungkan dari
segmen yang ada dan lokasi kawasan. Dari proyeksi tersebut di bagi tiga segmen
yang dimana nantinya akan diperkirakan dari 2015 hingga 2030 nanti:
Wisatawan asing langsung menuju Lombok.
  
8
Wisatawan asing yang perjalanannya melewati Bali menuju Lombok.
Wisatawan lokal.
Berdasarkan tiga segmen pasar yang sudah di sebutkan, proyeksi kunjungan
untuk kawasan Mandalika adalah sebagai berikut:
Perluasan pariwisata Lombok dari 250.000 kunjungan / tahun pada
tahun 2010 menjadi hampir 1.400.000 kunjungan / tahun pada tahun
2030.
Sebagian besar perluasan Lombok pariwisata (80-90%) akan datang
dari kawasan Mandalika. hal ini dilihat dari pertumbuhan pariwisata
kedepan yang dimana kawasan di sebelah selatan akan lebih
berkembang dari pada kawasan yang ada di utara, hal ini di lihat juga
dari akses bandara menuju kawasan Pariwisata.
60 –
75% pengunjung kawasan Mandalika akan berasal dari  luar
negeri.
Gambar 2.4 Grafik Proyeksi Kedatangan Menuju Lombok
  
9
Gambar 2.5 Grafik Proyeksi Kedatangan Menuju Mandalika
2.5.3
Konsep Penataan Kawasan
Melalui berbagai perencanaan, pihak pengembang membuat beberapa
struktur dalam mendukung pengembangan. Struktur ini dihasilkan untuk Mandalika
agar dapat menyelaraskan harapan investor dalam pembangunan kawasan ini.
Struktur rencana ini didasarkan pada tiga konsep dasar:
Village and Community Structure
yaitu dilakukannya penaataan resort dengan
tempat kegiatan wisatawan seperti tempat perbelanjaan. Dengan ini kedepannya
nanti wisatawan mempunyai akses ke tempat central kegiatan wisatawan dengan
mudah tanpa harus pergi jauh menggunakan kendaraan bermotor untuk mencari
tempat berbelanja atau kegiatan pariwisata lainnya dalam satu area.
Environmental Management Corridors
yaitu membuat area terbuka multi fungsi di
kawasan Mandalika. Memanfaatkan topografi pada kawasan ini memadukan
pengelolaan air hujan dengan penyediaan area rekreasi.
Accesibility and Permeability
yaitu pembuatan akses yang mudah menuju kawasan,
dengan ini wisatawan dapat mengakses kawasan dengan mudah menggunakan
kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
  
10
2.6
Kawasan  Mandalika
Mandalika berasal dari nama seorang putri kerajaan di legenda suku Sasak.
Legenda Putri Mandalika terjadi pada abad ke-16 lalu,dimana kerajaan kuno Tanjung
Bitu diperintah oleh Raja Tonang Beru dan Seranting ratunya. Putri mereka, putri
Mandalika tumbuh menjadi putri yang cantik, dan banyak pangeran ingin
menikahinya. 
Putri yang sangat sensitif tidak dapat menolak pelamarnya yang terpikat dari
kerajaan lain kemudian ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah dengan
pertempuran dengan syarat bahwa pemenang akan menikahi Putri Mandalika.
Dalam rangka untuk membawa perdamaian ke tanah airnya, putri Mandalika
memutuskan untuk mengorbankan hidupnya. Dia melemparkan dirinya ke laut,
sehingga tidak ada pangeran yang bisa memilikinya. Sebelum bunuh diri melompat
ke laut, sang putri mengatakan bahwa dengan cara yang khusus, ia akan kembali
setiap tahun untuk membawa nasib baik kepada orang-orang nya yang dicintainya.
Gambar 2.6 Area Plan Mandalika Lombok
Pengembangan kawasan Mandalika dilakukan di selatan Lombok ini karena
dari pihak pemerintah dan pengembang melihat potensi yang sangat bagus dimana
kawasan ini nantinya akan menjadi jantung dari Lombok. Lokasi yang
strategis
dengan kawasan yang langsung menghadap pantai dan perbukitan yang dimana dari
atas sana bisa melihat langsung keindahan pantai. Berbagai fasilitas dan hiburan
yang nantinya akan diberikan kepada para tamu baik wisatawan asing maupun
wisatawan lokal.
Pengembangan kawasan pariwisata mandalika ini memiliki beberapa strategi
yang menggabungkan keindahaan alam dan budaya dengan berbagai fasilitas yang
akan dikembangkan di kawasan ini. Kawasan ini terbagi menjadi tiga stage, tiap
stage
memiliki berbagai fasilitas yang berbeda namun tetap berkesinambungan
dengan stage yang lain.
  
11
2.6.1
Mandalika Stage 1
Gambar 2.7 Stage 1 Mandalika.
Stage 1 dari kawasan Mandalika ini merupakan area dimana para wisatawan
dapat menikmati keindahan alam yang terdapat di perbukitan dan berbagai kegiatan
yang dilakukan disini seperti camping dan outbound. Zona golf juga disediakan
untuk para wisatawan yang ingin menghabiskan waktunya untuk bermain golf.
Selain itu stage 1 ini terdapat area yang dinamakan “the heart” yang nantinya akan
menjadi pusat dari kawasan pariwisata Mandalika.
2.6.1.1 The Hill Tops (F1, F2, F3, F4, dan F5)
The Hill memberikan pemandangan bebukitan yang alami yang membentang
menghadap pantai berwarna biru yang menawan. Area ini akan dibangun kawasan
resort, penginapan mewah, dan sarana yang mendukung berbagai aktifitas.
Punggungan utama yang membagi Tanjung Serenting dan Tanjung Aan adalah area
diatas bukit yang sangat mudah dapat diakses oleh pengunjung. Area ini terdapat
landscape
alami yang cocok digunakan untuk kegiatan hiking, bersepeda gunung,
piknik dan rekreasi alam dengan pemandangan hamparan bukit dan samudera.
Pembangunan di area ini akan memaksimalkan lokasi dan topografi perbukitan dan
menciptakan suasana yang nyaman untuk pengunjung Mandalika.
Area ini akan menyediakan berbagai kegiatan yang nantinya dapat dinikmati
para wisatawan asing maupun lokal. Aktifitas tersebut seperti: Outbond and
Camping, Zip Track, Luge Ride, Flying Fox, Mountain Bike, Hiking, Glamping
(Glamorous Camping)
2.6.1.2 Golf Zone (G1 dan G2)
Didukung topografi dengan rencana pembanguna 36 lubang di lapangan golf.
Area ini akan menjadi daerah yang sangat cocok untuk pencinta golf. Area ini akan
dilengkapi juga dengan fasilitas Golf house yang dikelilingi pemandangan dari bukit
kelaut. Suasana ini akan menciptakan pengalaman yang unik untuk pengunjung dan
pencinta golf di Mandalika.
  
12
2.6.1.3 The Heart (H)
The Heart akan menjadi pusat destinasi dari kawasan pariwisata Mandalika
ini. Area ini di kelilingi beberapa area yang sedang dibangun sehingga area ini
menjadi sebuah titik temu para pengunjung. Arsitektur dari kawasan ini mengadopsi
gaya local Sasak, Arab, Belanda, Cina, dan berbagai budaya di Indonesia. Di tengah
area ini terdapat  danau yang yang melambangkan legenda Mandalika. 
Berbagai fasilitas juga akan dibangun di area ini untuk kebutuhan lifestyle
para pengunjung, mulai dari Convention Center, Event Plaza, Shopping Boulevard
and Water Features, Food and Baverage / Restaurant,  Retail, Conference Hall,
Amphitheatre dan juga Contemporary Local Art Gallery.
2.6.1.4 The Luxury Enclave (K)
The Luxury Enclave berlokasi di depan Tanjung Aan. Tanjung Aan memiliki
pantai turquoise dan pasir putih bersih yang menjadi kan kawasan ini zona yang
paling mewah di Mandalika. Kawasan ini berada pada tahap pengembangan awal
yaitu Stage I dimana akan dibangun lima hotel berbintang lima. Secara keseluruhan,
zona exklusif ini menyediakan kawasan resort hotel dan villa mewah dengan
pemandangan pantai Tanjung Aan yang indah dan memukau. Di area ini juga
menyediakan fasilitas bagi mereka yang menyukai kegiatan diving dan snorkeling.
2.6.2
Mandalika Stage 2
Gambar 2.8 Stage 2 Mandalika.
Kawasan ini merupakan tempat dimana perlindungan alam dan agro culture
berjalan. Di kawasan ini para wisatawan akan diberikan keindahan hutan mangrove
dan juga berinterkasi dengan binatang –
binatang yang nantinya akan dibangun
sebuah kebun binatang. Secara keseluruhan kawasan ini merupakan kawasan
Ekowisata. Dengan tujuan mengkonservasi dan melestarikan lingkungan hidup.
2.6.2.1 Eco Zone (I)
Eco Zone adalah kawasan taman alami, yang memanfaatkan landscape
yang
ada dan menampilkan konservasi hutan mangrove. Wilayah ini akan dibangun pusat
pendidikan yang berdekatan dengan distrik ‘The Heart‘. Area ini akan menyoroti
keanekaragaman hayati, tradisi dan budaya yang dapat ditemukan di Lombok dan
Indonesia. Kawasan konservasi mangrove dapat digunakan untuk kegiatan informal,
termasuk menonton kawanan burung, jogging, bersepeda gunung, memancing dan
  
13
piknik. Penyediaan dan kawasan konservasi mangrove akan berpeluang sebagai
penciptaan habitat bagi spesies burung serta fauna lainnya.
Bagian Selatan Area ini akan dibangun sebuah penginapan mewah berkonsep
eko-tourism menghadap langsung ke area konservasi. Penginapan ini akan mendapat
keuntungan dari pemandangan mangrove dan latar belakang pegunungan.
2.6.2.2 Agro Zone (J)
Agro Zone merupakan panorama tanaman dan tempat pertanian. Berlokasi
disisi Timur Laut Mandalika, kawasan ini akan dibangun perumahan jenis medium
density (kepadatan sedang) termasuk town house juga villa dan dilengkapi dengan
fasilitas umum seperti sekolah, klinik dan pusat perbelanjaan.
2.6.2.3 Conservative Quarter (L)
Area ini merupakan tempat yang tenang dimana wisatawan yang mencari
ketenangan dapat menyinggahi area ini. Area ini nantinya akan dibangun villa dan
juga penginapan mewah.
2.6.2.4 Seaside Town (M)
Tempat yang berlokasi di timur Mandalika ini menjadi tempat yang cocok
untuk melakukan olah raga air seperti surfing. Selaim itu area ini akan menyediakan
fasilitas lain untuk kegiatan diving, snorkeling, dan yacht.
2.6.3
Stage 3 Mandalika
Gambar 2.9 Stage 3 Mandalika.
Kawasan ini merupakan merupakan tempat untuk wisatawan yang ingin
berekreasi dengan menghabiskan waktu keluargan. Berbagai hotel dan villa yang
dapat di singgahi para wisatawan. Banyak dari area ini merupakan area rekreasi dan
area terbuka hijau yang luas sehingga cocok sekali buat para wisatawan bersama
keluarganya untuk bersantai. Di area ini juga terdapat lokal village
dimana para
wisatawan juga bisa menikmati budaya yang ada di Lombok.
2.6.3.1 Kuta Transportation Hub (A)
The Hub terletak di sisi barat Mandalika. Tempat ini akan terdiri dari, rumah
masyarakat setempat dan aktivitas kelautan seperti berlayar. Hal ini didukung oleh
ruang terbuka publik untuk melayani penduduk dan menyediakan pemandangan
  
14
berdekatan dengan jalan raya utama. Area ini juga nantinya akan dibangun beberapa
hotel kelas menengah dimana nantinya para wisatawan dapat menginap. Di area ini
terdapat beberapa pedesaan orang Sasak dimana nantinya akan ada pasar tradisional.
Selain itu terdapat pelabuhan yang terletak di selatan area ini. Di pelabuhan tersebut
akan terdapat Phinisi yaitu kapal laut tradisional Indonesia.
2.6.3.2 The Gateway (B)
Area ini
merupakan lanjutan dari Kuta Transportation Hub, area ini akan
menyediakan berbagai fasilitas untuk berekreasi air mulai dari Water Park, Dive
Center, Marina Life Center, dan Lagoon Recreation. Di area ini para wisatawan
dapat melakukan berbagai aktifitas di air mulai dari diving, snorkeling, fishing, dan
banana boat.
Di area ini juga akan dibangun water park untuk wisatawan dapat
menikmati aktifitas air bersama keluarga.
2.6.3.3 Quite Gateway (C)
Area ini akan dibangun berbagai villa mewah dan beberapa perumahan
dengan intensitas sedang, area ini akan menjadi area yang mewah yang akan
menyediakan berbagai fasilitas.
2.6.3.4 The Cultural Village (D)
Di area ini akan dibangun berbagai kegiatan mulai dari berbagai festival dan
berbagai hiburan –
hiburan menarik yang ada di area ini, nantinya area ini akan
dibangun beberapa hotel yang bisa dijadikan sebagai tembpat untuk menginap. Di
area ini juga akan dibangun sebuah amphitheatre
yang akan memberikan
pertunjukan  tarian dan musik. Selain itu akan dibangun juga workshop untuk art and
craft
dimana wisatawan dapat ikut mencoba membuat batik, pembuatan tembikar,
dan sekolah memasak khas suku Sasak. Di area ini juga akan terdapat pasar – pasar
tradisional yaitu pasar untuk hasil – hasil kebun dan pasar ikan.
2.6.3.5 Family Beach Resort (E) 
Area ini akan dibangun berbagai resort dan perumahan dengan kepadatan
rendah. Area ini terdapat samudra biru berwarna biru turquoise menghadap ke Pantai
Serenting, perkebunan dan lereng yang curam sebagai keunggulan dalam
menciptakan kawasan dan perumahan keluarga yang unik. Rekreasi pantai keluarga
dengan suasana yang nyaman.
2.7
Development Positioning
Lombok merupakan daerah yang dekat dengan Bali yang notabenenya adalah
salah satu destinasi utama dari wilayah Asia. Bali memiliki berbagai destinasi
pariwisata yang dimana setiap areanya memiliki price point dan kelas yang berbeda
dengan variasi budaya yaitu budaya internasional dan budaya lokal.
Melihat dari positioning destinasi pariwisata di Bali memiliki jarak yang
renggang antara budaya internasional
dengan
budaya lokal
sebagai contoh, Kuta
Sanur, Legian merupakan kawasan yang lebih memberikan
budaya internasional
kepada para wistawan sedangkan Ubud, Bedugul dan Gianyar, lebih memberikan
budaya lokal ke para wisatawan, kerenggangan ini lah yang ingin dibuat berbeda
pada kawasan pariwisata Mandalika. Lombok sendiri khususnya pengembangan
  
15
kawasan pariwisata Mandalika menginginkan suatu positioning
yang baru, yaitu
dimana adanya penggabungan antara international
dan local culture
dalam satu
kawasan sehingga kawasan ini menjadi kawasan dalam dalam satu paket.
2.8
Data Penyelenggara
BTDC adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan oleh
pemerintah pada tahun 1973, dengan misi membantu pemerintah dalam
pembangunan Nasional khususnya dibidang perekonomian melalui usaha
Pengembangan Kawasan Pariwisata. Peranan awal BTDC adalah memperoleh lahan,
membuat Master Plan, membangun prasarana dan Sarana Kawasan bertaraf
Internasional, serta menyusun sistem investasi yang menarik bagi Investor untuk
menanamkan modalnya di Nusa Dua.
Produk atau jasa yang ditawarkan adalah, penyiapan lahan, yang
dikerjasamakan dengan sistem BOT (Build, Operate, dan Transfer) dengan investor
baik dalam maupun luar negeri, untuk dikembangkan sebagai usaha akomodasi
perhotelan, condotel serta fasilitas pariwisata lainnya yang menarik. Sampai tahun
2008 BTDC telah berhasil mengembangkan Kawasan Nusa Dua dari daerah terpencil
dan terkebelakang menjadi kawasan yang prestigius, promotive, dan prortable serta
mampu memberikan dampak berganda bagi masyarakat Bali, dan Indonesia pada
umumnya.
2.9
Data Khalayak
Berikut ini merupakan target sasaran penulis dalam komunikasi visual pada
identitas visual Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok:
2.9.1 Target Primer
Target
primer dalam identitas visual Mandalika Lombok adalah wisatawan
asing yang datang ke Indonesia dari kalangan menengah -
keatas, yang memiliki
hobi jalan –
jalan keluar negeri dan memiliki mobilitas padat di Negara asalnya
sehingga membutuhkan penyegaran dan liburan dengan berbagai hiburan dan
fasilitas mewah
2.9.2 Target Sekunder
Target Sekunder dalam identitas visual Mandalika Lombok adalah wisatawan
lokal yang berasal dari Indonesia dari segala kalangan, yang memiliki hobi traveling
yang ingin sekedar menikmati liburan dengan berbagai fasilitas dan hiburan.
2.10
Analisa Kasus
2.10.1
Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam perancangan identitas visual ini adalah tema yang
diangkat untuk mendukung pengembangan pada kawasan ini. Selain itu masyarakat
dari pulau Lombok khususnya Lombok tengah masuh memegang teguh kebudayaan
yang dapat dikenalkan ke para wisatawan.
2.10.2
Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam perancangan identitas visual ini adalah pendapat
  
16
masyarakat akan Lombok masih didominasi oleh wisata Gili Trawangan. Tahap
pengembangan yang masih berjalan sehingga masih sedikit objek yang ada di
kawasan pariwisata Mandalika.
2.10.3
Faktor SWOT
Berangkat dari informasi dan data yang didapat
oleh penulis, analisa SWOT
yang dilakukan sebagai berikut:
Strength
-
Lokasi kawasan yang strategis dimana terletak di sisi sebelah selatan
pulau Lombok dan hanya menempuh jarak 20 menit dari bandara.
-
Lokasi ini memiliki berbagai daya tarik baik dari alam maupun budaya.
-
Terdapat berbagai fasilitas yang akan dibangun.
Weakness
-
Lokasi ini masih dalam tahap pengembangan.
Opportunities 
-
Pengembangan lokasi ini mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia.
-
Memungkinkan wisatawan yang tadinya berlibur di Bali untuk
melanjutkan wisatanya ke kawasan Mandalika.
Threath 
-
Lombok lebih dikenal dengan keberadaan Gili Trawangan.