![]() 2.1.2 Cerita Nusantara Indonesia : Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari
Jaka Tarub adalah seorang pemuda gagah yang memiliki kesaktian. Ia
sering keluar masuk hutan untuk berburu maupun menimba ilmu, sampai
akhirnya ia menemukan sebuah danau yang sangat indah di tengah hutan,
beserta 7 bidadari sedang mandi dan bercanda ria. Ia mencuri salah satu
selendang bidadari yang sedang mandi.
Kemudian 6 bidadari pulang ke langit selesai mandi, namun seorang
bidadari tidak bisa kembali ke langit dan kemudian menangis tersedu-sedu.
Bila ada yang menemukan pakaian dan kainku, bila laki-laki akan kujadikan
suami dan bila perempuan akan kujadikan saudara, sumpah sang bidadari.
Jaka Tarub kemudian menampakkan dirinya dan menghibur sang bidadari.
Ia memberikan selembar kain untuk dipakai bidadari itu, namun tetap
menyembunyikan pakaiannya supaya ia tak bisa terbang ke khayangan
meninggalkannya. Sang bidadari kemudian menikah dengan Jaka Tarub.
Nawang Wulan nama bidadari itu, sejak menikah dengannya Jaka Tarub hidup
berkecukupan. Panennya melimpah dan lumbung selalu dipenuhi oleh padi
tanpa pernah berkekurangan. Mereka pun dikaruniai seorang anak dan hidup
berbahagia. Setiap hari ia dan keluarganya selalu makan nasi, namun lumbung
selalu tidak pernah berkurang seolah tak ada padi yang dipakai untuk mereka
makan.
Suatu hari Nawang Wulan hendak pergi ke sungai. Ia berpesan pada
suaminya supaya menjaga api tungku di dapur, namun melarangnya untuk
membuka tutup periuk. Jaka Tarub melakukan pesan istrinya,
namun rasa
penasaran yang sudah dipendamnya sejak lama akhirnya membuatnya
melanggar larangan yang sudah dipesankan. Ketika Nawang Wulan pulang
dan membuka tutup periuk, hanya
ada sebutir beras di dalamnya. Marahlah
Nawang Wulan karena suaminya telah melanggar larangannya, dan sejak saat
itu ia harus memasak nasi seperti manusia biasa. Ia harus bersusah payah
menumbuk padi banyak-
banyak menjadi beras sebelum kemudian
menanaknya menjadi nasi.
Akibatnya karena dipakai terus menerus, lama kelamaan persediaan padi
di lumbung Jaka Tarub semakin menyusut. Ketika suatu hari Nawang Wulan
kembali mengambil padi untuk ditumbuk, dilihatnya seonggok kain yang
tersembul di balik tumpukan padi. Ketika ditarik dan diperhatikan, teringatlah
Nawang Wulan kalau itu adalah pakaian bidadarinya. Rupanya selama ini
Jaka Tarub yang menyembunyikan pakaianku, pikirnya. Nawang Wulan
kemudian mengenakan pakaian bidadarinya dan mengambil kainnya. Ia lalu
menemui Jaka Tarub untuk berpamitan dan memintanya merawat anak mereka
baik-baik. Jaka Tarub memohon dengan sangat agar istrinya tidak
meninggalkannya, namun sudah takdir Nawang Wulan untuk kembali ke
khayangan dan berpisah dengannya. Kenanglah aku ketika melihat bulan.
Aku akan menghiburmu dari atas sana, kata Nawang Wulan. Ia pun
kemudian terbang ke langit menuju khayangan, meninggalkan Jaka Tarub
yang menangis dalam penyesalan.
|