2
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Nara Sumber
-
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat
-
Badan Penelitian Statistik Provinsi Lampung
-
Wisatawan
-
Penduduk
2.1.2 Penelitian Lapangan
-
Pantai Labuhan jukung
-
Pantai Tanjung Setia
-
Anjungan Lampung TMII
-
Lovina Krui Surf Hotel
2.1.3 Website
-
-
-
2.1.4 Buku Pendukung
-
Undang-Undang Republik Indonesia UU no 22 tahun 2012.
-
Buku Provinsi Lampung Dalam Angka 2010.
-
Buku Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung dalam Angka 2012
2.2 Provinsi Lampung
Provinsi Lampung terletak di ujung paling selatan pulau Sumatera. Provinsi
Lampung mempunyai luas 35.376,50 km2 terletak pada garis peta bumi: timur-barat
di antara : 103
o
40' - 105
o
50' Bujur Timur Utara - Selatan berada antara : 6
o
45' - 3
o
45' Lintang Selatan. Daerah ini di sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda dan
di sebelah timur dengan Laut Jawa. Provinsi lampung memiliki posisi yang strategis
karena menjadi perlintasan utama jalur hubungan darat dan laut antara wilayah
sumatera dan Jawa.
Provinsi lampung memiliki garis pantai yang cukup panjang. Disebelah timur
selat berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan selat sunda dan
sebelah barat berbatasan dengan samudra Hindia. Wilayah daratan provinsi lampung
juga sangat bervariasi. Wilayah dataran rendah yang bergelombang hingga wilayah
pegunungan dengan perbukitan terbentang dari timur ke barat. Bagian tertinggi
terdapat di wilayah paling barat yang merupakan bagian dari pegunungan Bukit
Barisan. Bukit barisan merupakan rangkaian pegunungan vulkanik yang
membentang disepanjang pulau Sumatra dari ujung utara Nangroe Aceh Darrusalam
hingga ujung selatan provinsi lampung.
Lampung adalah salah satu wilayah di pulau Sumatra yang memiliki tingkat
kepadatan penduduk cukup tinggi. Pembauran antara pendudukasli dan pendatangan
telah menghasilkan perkawinan silang yang semakin menambah kenekaragaman
budaya. Bertani adalah mata pencaharian utama masyarakat lampung. Hasil
pertanian yang peling terkenal selain padi dan jagung adalah lada, cengkeh dan kopi.
Bahkan kopi lampung sangat terkenal keseluruh penjuru dunia.
|
|
![]() 2.2.1 Lambang daerah Provinsi Lampung
Gambar 1.1 Lambang Provinsi Lampung
1.
Perisai persegi lima artinya Kesanggupan mempertahankan cita dan membina
pembangunan rumah tangga yang didiami oleh unsur golongan masyarakat
untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan Pancasila.
2.
Pita Sang Bumi Ruwa Jurai, Sang Bumi artinya Rumah Tangga Agung yang
berbilik-bilik. Ruwa Jurai artinya dua unsur golongan masyarakat yang berdiam
di wilayah Provinsi Lampung.
3.
Aksara Lampung berbunyi : LAMPUNG
4.
Daun Lada 17 lembar, melambangkan tanggal 17, buah lada 8 biji
melambangkan bulan Agustus.
5.
Setangkai padi berjumlah 45, melambangkan tahun 1945. Dengan demikin daun
lada, buah lada dan setangkai padi melambangkan hari kemerdekaan pada
tanggal 17-8-1945.
6.
Biji Lada 64, melambangkan terbentuknya Provinsi Lampung tahun 1964.
7.
Laduk, melambangkan Golok rakyat serba guna.
8.
Payam, melambangkan Tumbak pusaka tradisional.
9.
Gong, melambangkan alat seni budaya, sebagai pemberitahuan dimulainya karya
besar dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
10.
Siger, melambangkan mahkota keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan
terhormat.
11.
Payung, Jari payung 17, bagian ruas tepi 8 garis batas, ruas 19 dan rumbay
payung 45, melambangkan Negara RI diproklamasikan tanggal 17-08-1945.
Kemudian payung jurai yang melambangkan Provinsi Lampung tempat semua
jurai berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung melambangkan satu cita
membangun bangsa dan Negara RI dengan ridho Tuhan Yang Maha Esa.
12.
Warna Hijau melambangkan dataran tingggi yang subur untuk tanaman musim.
13.
Warna Coklat melambangkan Dataran rendah yang subur untuk sawah dan
ladang.
14.
Warna Biru melambangkan Kekayaan sungai dan lautan yang merupakan
sumber perikanan dan kehidupan para nelayan.
15.
Warna Putih melambangkan Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
16.
Kuning tua, muda, emas melambangkan Keagungan dan kejayaan serta
kebesaran cita dan masyarakat untuk membangun daerah dan negaranya.
|
![]() 4
2.2.2 Struktur Organisasi
Gubernur Provinsi Lampung saat ini adalah Bapak Drs.Hi.Sjachroedin Z.P.,SH
dan wakil Gubernurnya adalah Bapak Ir Joko Umar Said, MM. Didukung dengan
staff terkait pemerintahan daerah.
Gambar 1.2 Susunan pemerintahan Provinsi
2.2.3 Visi dan Misi Provinsi Lampung
VISI:
Terwujudnya masyarakat Lampung yang bertaqwa, sejahtera, aman, harmonis dan
demokratis, serta menjadi provinsi unggulan dan berdaya saing di Indonesia.
MISI:
1.
Mewujudkan sumberdaya manusia yang bertaqwa, sejahtera, berkualitas,
berakhlaq mulia, profesional, unggul dan berdayasaing.
2.
Membangun dan mengoptimalkan potensi perekonomian daerah dengan berbasis
agribisnis dan ekonomi kerakyatan yang tangguh, unggul dan berdayasaing.
3.
Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah yang mampu
mendukung secara optimal pembangunan daerah dan nasional serta bersaing
secara global.
2.2.4 Pembagian Wilayah
Pembagian wilayah di daerah Lampung juga mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Dari yang awalnya hanya 4 daerah kabupaten/kota kini menjadi 12
daerah kabupaten dan kota. Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten yang
paling baru berdiri di Provinsi Lampung.
1.
Kota Bandar lampung ibukota Bandar Lampung
2.
Kota Metro ibukota Metro
3.
Kabupaten Lampung Selatan ibukota Kalianda
4.
Kabupaten Lampung Tengah ibukota Gunung Sugih
|
![]() 5.
Kabupaten Lampung Timur ibukota Sukadana
6.
Kabupaten lampung Utara ibukota Kota Bumi
7.
Kabupaten Lampung Barat ibukota Liwa
8.
Kabupaten Tanggamus ibukota Kota Agung
9.
Kabupaten Tulang Bawang ibukota Menggala
10.
Kabupaten Way Kanan ibukota Blambangan Umpu
11.
Kabupaten Pesawaran ibukota Gedong Tataan
12.
Kabupaten Pesisir Barat
2.3 Kabupaten Pesisir Barat
Berdasarkan UU no 22 tahun 2012 pada tanggal 25 oktober 2012 Kabupaten
Pesisir Barat resmi dibentuk berdasarkan pemekaran Kabupaten Lampung Barat
yang telah berdiri sebelumnya. Ibukota dari kabupaten Pesisir barat adalah Krui.
Secara administratif kabupaten pesisir barat Terdiri atas 11 (sebelas) kecamatan,
yaitu Kecamatan Pesisir Tengah (lokasi kota Krui), Kecamatan Pesisir Selatan,
Kecamatan Lemong, Kecamatan Pesisir Utara, Kecamatan Karya Penggawa,
Kecamatan Pulau Pisang, Kecamatan Way Krui, Kecamatan Krui Selatan,
Kecamatan Ngambur, Kecamatan Bengkunat, dan Kecamatan Bengkunat Belimbing.
Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas wilayah keseluruhan ±2.907,23 km²,
dengan jumlah penduduk sebesar ±136.370 jiwa pada tahun 2011 dan terdiri dari117
(seratus tujuh belas) desa/kelurahan.
Saat ini Kabupaten Pesisir Barat belum memiliki perangkat pemerintahan dan
masih berada dibawah kendali pemerintah kabupaten Lampung Barat, Pemerintah
Provinsi Lampung dan Pemerintah Pusat sampai perangkat pemerintahan terbentuk.
2.4 Sejarah Krui
Mayoritas penduduk Krui terutama pasar Krui adalah pendatang dari daerah lain
kecuali warga desa Ulu Krui dan warga desa Way Napal (asal keturunan suku
Lampung), Tetapi ada beberapa daerah yang merupakan masyarakat asli lampung
Pedada, Bandar, La'ay dan Way Sindi yang menurut kisah adalah keturunan dari
Suku Tumi (Suku asli Lampung). Mereka lari saat Kerajaan Sekala Brak dikalahkan
oleh 4 putra Raja Pagaruyung yang selanjutnya menjadi cikal bakal penyebaran dan
keturunan suku Lampung. Kemudian suku Tumi yang lari tersebut dapat ditaklukkan
oleh Lemia Ralang Pantang yang datang dari daerah Danau Ranau dengan bantuan
lima orang punggawa dari Paksi Pak Sekala Brak. Dari kelima orang punggawa
inilah nama daerah ini disebut dengan Punggawa Lima karena kelima punggawa ini
hidup menetap pada daerah yang telah ditaklukkannya.
Sejarah ini tercatat Dalam buku karya William Marsden, The History of
Sumatera bab 16 halaman 236, The titles of government are pangeran (from the
Javans), kariyer, and kiddimong or nebihi the latter nearly answering to dupati
among the Rejangs. The district of Kroi, near Mount Pugong, is governed by five
magistrates called Panggau-limo.
2.5 Krui
Krui berada di Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat dengan luas
sebesar 110,01 km². Sebagai daerah pesisir, Krui memiliki potensi pariwisata
terutama wisata Bahari. Tempat-tempat yang sering dijadikan tujuan wisata dan
sering dikunjungi adalah Pantai Tanjung setia dan Labuhan Jukung.
Krui sering dikunjungi wisatawan mancanegara untuk berselancar. Sumber daya
alam yang dihasilkan adalah dari hasil bumi yang sudah dikenal dunia internasional
|
![]() 6
2.5.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam
Letak geografis Krui berada di Koordinat 5°11'55" Lintang selatan dan
103°55'804" Bujur Timur. Krui berada pada ketinggian 9 m dari permukaan laut,
jarak dari kota Bandar Lampung adalah 297 km. Suhu maksimum pada kawasan ini
mencapai 28
o
C dan suhu minimumnya mencapai 26
o
C, dengan zona agroklimat A
yang memiliki jumlah hari dengan curah hujan yang terbanyak dalam setahun adalah
180 hari yang berkisar antara 3.000 3.500 mm per tahun.
Bentuk wilayah Krui terbagi menjadi tiga yaitu datar sampai berombak 50%,
berombak sampai berbukit 20% dan berbukit sampai bergunung 30%. Krui memiliki
batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Karya Penggawa.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pesisir Selatan.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera India.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Balik Bukit dan Batu Brak.
2.5.2 Kependudukan
Jumlah penduduk yang berada di Krui adalah berkisar 17.119 jiwa.
Mata pencaharian pendududuk di dominasi oleh petani dan nelayan. Mayoritas
penduduk beragama Islam.
Masyarakat Lampung memiliki lima falsafah hidup dalam sehari-hari, yaitu :
1. Piil-Pusanggikhi (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki
harga diri).
2. Juluq-Adoq (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang
disandangnya).
3. Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi, selalu mempererat
persaudaraan serta ramah menerima tamu).
4. Nengah-Nyampokh (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak
individualistis).
5. Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota
masyarakat lainnya).
2.5.3 Adat istiadat
Pada dasarnya orang lampung atau disebut Ulun Lampung adalah berasal dari
Sekala Brak, namun dalam perkembangannya, secara umum masyarakat adat
Lampung terbagi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat
Lampung Pepadun. Masyarakat kota Krui termasuk kedalam Adat Saibatin yang
kental dengan nilai aristokrasinya.
Masyarakat Adat Saibatin seringkali juga dinamakan Lampung Pesisir karena
sebagian besar berdomisili di sepanjang pantai timur, selatan dan barat lampung,
masing masing terdiri dari:
Paksi Pak Sekala Brak (Lampung Barat)
Keratuan Melinting (Lampung Timur)
Keratuan Darah Putih (Lampung Selatan)
Keratuan Semaka (Tanggamus)
Keratuan Komering (Provinsi Sumatera Selatan)
Cikoneng Pak Pekon (Provinsi Banten)
|
![]() Selain diwilayah Krui masyarat adat Saibatin juga mendiami wilayah adat
Labuhan Maringgai, Pugung, Jabung, Way Jepara, Kalianda, Raja Basa, Teluk
Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung,
Semaka, Suoh, Sekincau, Batu Brak, Belalau, Liwa, Ranau, Martapura, Muara Dua
dan Kayu Agung.
2.5.4 Ragam Hias Lampung
Kain tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung
dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang
Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, munculnya kain tapis ini ditempuh melalui
tahap-tahap waktu yang mengarah kepada kesempurnaan teknik tenun, maupun cara-
cara memberikan ragam hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan
masyarakat.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun
benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian
khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke
bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti motif
alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.
Adanya komunikasi dan lalu lintas antar kepulauan Indonesia sangat
memungkinkan penduduknya mengembangkan suatu jaringan maritim. Dunia
kemaritiman atau disebut dengan zaman bahari sudah mulai berkembang sejak
zaman kerajaan Hindu Indonesia dan mencapai kejayaan pada masa pertumbuhan
dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam antara tahun 1500 - 1700 .
Bermula dari latar belakang sejarah ini, imajinasi dan kreasi seniman pencipta
jelas memengaruhi hasil ciptaan yang mengambil ide-ide pada kehidupan sehari-hari
yang berlangsung disekitar lingkungan seniman dimana ia tinggal. Penggunaan
transportasi pelayaran saat itu dan alam lingkungan laut telah memberi ide
penggunaan motif hias pada kain kapal. Ragam motif kapal pada kain kapal
menunjukkan adanya keragaman bentuk dan konstruksi kapal yang digunakan.
2.6 Objek Wisata
Objek pariwisata unggulan dari kota Krui adalah wisata bahari. Hal ini
dikarenakan kota krui berada di daerah pesisir dan langsung berhadapan dengan
Samudera Hindia. Saat menuju senja masyarakat dapat menikmati matahari terbenam
di sepanjang garis pantai wilayah Krui.
Wisatawan kerap menjadikan pantai di krui sebagai lokasi berselancar karena
ombak yang khas dan jarang dijumpai ditempat lain di dunia. Selain wisata bahari
terdapat berbagai jenis wisata lainya yang berada di kecamatan tetangga wilayah
krui.
2.6.1 Wisata Bahari
Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam wisata bahari diantaranya adalah
berselancar, memancing, berenang, olah raga pantai lainya dan fotografi. Berikut
adalah nama-nama pantai yang terdapat didaerah krui dan sekitarnya.
1. Pantai Tanjung Setia
2. Pantai Labuhan Jukung
3. Pantai Mandiri
4. Karang Nyimbor
5. Pantai Way Redak
|
8
6. Pantai Walur
7. Pantai Lintik
8. Pantai Tembakak
9. Pulau Pisang
2.6.2 Wisata Alam Kubu Perahu
Wisata alam Kubu Perahu yang terletak di Kecamatan Balik Bukit merupakan
petualangan alam yang sangat menantang. Di sini wisatawan dapat menikmati
rimbunnya pohon-pohon besar hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
(TNBBS).
Lokasi ini sangat cocok untuk kegiatan jungle run. Wisatawan dapat menikmati
aliran sungai yang jernih disepanjang perjalanan menapaki hutan kawasan TNBBS.
Selain itu wisatawan juga dapat menikmati air terjun Sepapa Kiri yang begitu jernih
dan indah.
2.6.3 Kawasan Wisata Terpadu Lumbok Ranau
Keindahan Danau Ranau di Pekon Lumbok Kecamatan Sukau sangat luar biasa,
Di tempat itu kita bisa menyaksikan hamparan biru danau dengan latar belakang
Gunung Seminung yang menjulang tinggi dan perbukitan hijau. Wisatawan juga
menikmati kehangatan air panas di kaki Gunung Seminung, berperahu, dan berpiknik
bersama keluarga.
2.6.4 Objek wisata budaya dan sejarah
Terdapat situs megalitik di Pekon Purajaya, rumah tradisional di Desa Sukadana,
dan berbagai Petilasan Patih Gajah Mada di Kecamatan Lemong.
2.6.5 Acara Tahunan
1.
Pesta Sakura, merupakan pesta topeng yang diadakan tiga hari setelah Hari
Raya Idul Fitri, dimulai sejak jam 09.00 hingga berakhir pada sore hari.
Keunikan dari Pesta Sakura ini dalam acara panjat pinang yang berhadiahkan
berbagai barang yang digantung di puncak batang pinang, para pemanjatnya
terdiri atas beberapa orang pria (kelompok), dan para pemanjat tersebut
memakai topeng serta dengan berbagai busana yang unik, bahkan pria ada di
antaranya yang memakai pakaian wanita.
2.
Semarak Wisata Tanjung Setia. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai
perlombaan yang bernuansa bahari seperti selancar, kebut jukung, voli pantai,
dan sepakbola pantai. Selain itu ditampilkan beberapa atraksi kesenian. Festival
ini dijadwalkan berlangsung pada setiap bulan Juni.
3.
Festival Teluk Stabas, dalam acara ini diadakan perlombaan kesenian dan
budaya tradisional, antara lain: hadra, bedikhir, hahiwang, gambus, dan Lomba
tarian adat tradisional lainnya. Festival ini dijadwalkan berlangsung setiap Juli.
4.
Semarak Wisata Tanjung Setia. Pada kegiatan ini dilaksanakan berbagai
perlombaan yang bernuansa bahari seperti selancar, kebut jukung, voli pantai,
dan sepakbola pantai. Festival ini dijadwalkan berlangsung setiap bulan Juni.
2.7 Data Target
Berikut ini adalah data dari target pembentukan brand destinasi Krui sebagai
daerah tujuan pariwisata bahari.
|
![]() 2.7.1 Target Premier
Target primer dalam identitas visual kota Krui adalah wisatawan asing yang
datang ke Indonesia yang memiliki hobi wisata bahari terutama untuk kegiatan
berselancar, memancing, fotografi, travelling dan ingin tahu lebih tentang pariwisata
di kota Krui, baik itu sejarah maupun budaya.
2.7.2 Target Sekunder
Target Sekunder dalam identitas visual kota Krui adalah wisatawan domestik
yang memiliki hobi wisata bahari terutama untuk kegiatan berselancar, memancing,
fotografi, travelling dan ingin mencari alternatif tempat berlibur selain tempat-tempat
yang sudah dikenal sebelumnya.
2.7.3 Psikografis
Personality
Menyenangkan
Bertualang
Semangat
Menantang
2.7.4 Demografis
Gender
: Pria dan Wanita
Usia
: 20 35 tahun
Pekerjaan
: Peselancar , Mahasiswa, Karyawan, Wiraswasta
Kelas Sosial
: B-A
2.7.5 Geografis
Domisili
: Kota Besar
Wilayah
: Daerah Ibukota
Kepadatan
: Pusat Kota
2.8 Analisa SWOT
STRENGTH
-
Merupakan daerah yang kaya akan pariwisata terutama wisata bahari yang
menjadi unggulan.
-
Akses jalan yang baik memudahkan untuk menuju lokasi.
-
Krui merupakan wilayah yang baru berkembang, sejak diberlakukanya
pemekaran di lampung barat.
WEAKNESS
-
Jarak yang cukup Jauh untuk menuju lokasi.
-
Transportasi umum yang belum terlalu memadai.
OPORTUNITIES
-
Menjadi lokasi wisata alternatif bagi masyarakat yang penat dengan kesibukan
dan bosan dengan suasana liburan yang sama.
-
Belum banyak yang mengetahui keberadaan daerah Krui sebagai lokasi wisata.
-
Beberapa lokasi wisata bahari di Krui sudah terkenal di mancanegara.
-
Menjadi daerah unggulan provinsi Lampung dalam sektor pariwisata.
THREAT
-
Aktivitas wisata bahari tergantung pada musim.
-
Kota wisata lain yang lebih populer.
-
Modernisasi yang menyebabkan hilangnya kebudayaan tradisional
|
![]() 10
2.9 Pembanding
Berikut adalah brand destinasi yang menjadi pembanding dari proses penciptaan
brand destinasi Krui.
2.9.1 Kota Yogjakarta
Pemikiran mengenai perlunya penciptaan citra diri (Brand Image), dimunculkan
oleh Gubernur DIY pada awal tahun 2001, dimana pada saat itu daerah-daerah di
Indonesia berlomba-lomba menciptakan semboyan atau slogan yang mewakili citra
daerahnya, namun hanya dipahami oleh masyarakatnya sendiri. Daerah Istimewa
Yogyakarta menciptakan citra yang merefleksikan atau menjadi indikator nilai (value
indicator) bagi semua orang, baik di dalam maupun di luar negeri.
Terdapat 3 (tiga) hal yang mendasar alasan Yogyakarta menciptakan brand
Jogja Never Ending Asia"yakni :
Krisis ekonomi yang berlanjut menjadi krisis multidimensional sejak beberapa
yang silam telah membawa dampak yang serius terhadap kondisi politik,
ekonomi dan sosial. Kondisi ini menyebabkan investor, trader, dan wisatawan
merasa khawatir untuk berkunjung. Dalam kondisi yang penuh dengan
ketidakpastian tersebut, Yogyakarta telah membuktikan sebagai kawasan yang
relatif aman dan damai dengan semangat keharmonisan, saling menghormati
(respect to each other) dan demokrasi. Kondisi yang kondusif dan
menguntungkan ini harus senantiasa dipelihara sehingga image baik tentang
Yogyakarta akan terus tertanam dibenak para investor, pelaku usaha dan
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Globalisasi yang direfleksikan dalam istilah 4 I (industri, investasi, informasi
dan individualis) telah mendorong munculnya persaingan antar negara, antar
daerah untuk merebut pasar dunia. Dalam kondisi yang penuh persaingan seperti
itu, Yogyakarta perlu secara serius membangun posisi yang jelas (clear
positioning), kekuatan yang berbeda/khas dan unik (strong differentiation)
Yogyakarta telah menyadari bahwa marketing places akan mendorong
tumbuhnya perdagangan, pariwisata dan investasi atau TTI (trade, tourism,
investment) untuk mendorong pembangunan ekonomi. Yogyakarta menyadari
bahwa strategi membangun brand image sangatlah diperlukan, karena brand
tersebut akan menjadi indikator nilai (value indicator) yang akan didukung oleh
seluruh stakeholder di Yogyakarta.
Gambar 2.1 Identitas Visual kota Yogyakarta
2.9.1.1 Visi dan Misi Identitas Visual kota Yogyakarta
Visi :
Jogja Never Ending Asia mempunyai visi untuk menjadikan Yogyakarta to become
|
![]() 1
the leading economic region in Asia for trade, tourism, and investment in five years
(menjadi pemimpin/pelopor daerah-daerah Asia dalam bidang perdagangan,
pariwisata, dan investasi dalam jangka waktu lima tahun ke depan).
Misi :
Jogja Never Ending Asia mempunyai satu misi, yaitu untuk menarik, memberikan
kepuasan dan mempertahankan para pelaku pasar, wisatawan, investor, pengembang
dan para organisator kelas dunia untuk berusaha dan menanamkan investasinya di
Yogyakarta. Untuk mewujudkan hal itu, Yogyakarta harus mengembangkan diri,
menciptakan LIV, yaitu Livability, yakni suasana damai dan nyaman, Investability,
yakni mampu digunakan untuk berinvestasi, dan Visitability, yakni menarik dan
berkesan untuk dikunjungi. Semua upaya ini pada akhirnya dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Yogyakarta.
2.9.1.2 Unsur Pembentuk identitas Visual kota Yogyakarta
Jogja Never Ending Asia" dirancang untuk mewujudkan perbedaan karakter
yang sangat berarti, menciptakan nilai emosional dan memperkuat pengalaman unik.
Hal ini akan menempatkan Jogja sebagai "Pengalaman tiada akhir" yang
merefleksikan aspirasi Jogja memberi dan melayani dengan hati, secara jauh lebih
baik dari yang diharapkan. Jadi, bukan Jogja sebagaimana biasannya.
Nama Brand Jogja Never Ending Asia : "Jogja" dipilih sebagai brand bukan
"Yogjakarta" atau "Yogja" untuk menjual daya tarik Jogja, karena lafal "Y"
cenderung sulit di lafalkan bagi kebanyakan masyarakat internasional baik secara
lisan maupun tulisan. Sedangkan "Jogja" lebih mudah diucapkan sebagai "JOG-ja"
Identitas Brand
Jogja
Never Ending Asia : Pemilihan tulisan, bukan gambar
logo dilakukan untuk menciptakan komunikasi yang lebih mudah dan menghindari
kebingungan penafsiran yang tak perlu.
Tipografi Brand
Jogja
Never Ending Asia : Kata "Jogja"
dirancang sesuai
tulisan asli Sri Sultan Hamengku Buwono X. Karakter unik terlihat pada huruf "J" da
"O". Huruf "J" dirancang menyerupai payung, melambangkan perlindungan bagi
seluruh rakyat Jogja. Sementara huruf "O" dibuat menyerupai mimik wajah anak
kecil yang mamandang jauh kedepan, diharapkan terwujudnya Jogja yang lebih baik.
2.9.2 Kota Amsterdam
Terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang mengapa Kota Amsterdam
merasa perlu melakukan city branding diantaranya adalah:
Pertama, dari hasil riset yang dilakukan mengindikasikan bahwa Kota
Amsterdam mengalami penurunan dalam berbagai rangking internasional
misalnya dalam hal rangking sebagai kota konferensi dan rangking sebagai
lokasi bisnis dan investasi. Selain adanya kompetisi eksternal di tingkat dunia
dan Eropa tersebut, adanya kompetisi secara internal dengan kota kota lain
yang ada di negara Belanda menyebabkan persaingan menjadi lebih kompetitif
(Kawaratzis, 2007).
Kedua, terdapat motivasi lain selain pertimbangan kompetisi eksternal dan
internal di atas, yaitu terkait image Kota Amsterdam sebagai kota yang
memberikan kebebasan dalam hal prostitusi dan obat terlarang. Adanya image
tersebut menjadikan kota Amsterdam seolah merupakan tempat favorit hanya
bagi segmentasi kaum muda saja dan bukan untuk semua segmen golongan usia.
Dengan melakukan city branding, maka image yang hendak dibangun adalah
|
12
bahwa Kota Amsterdam terbuka untuk semua usia dengan daya tarik yang lebih
beraneka macam. Pertimbangan terakhir, mengapa dilakukan city branding di
Kota Amsterdam adalah bahwa city branding merupakan salah satu instrumen
manajemen yang efektif dalam pengelolaan dan pembangunan kota (Kawaratzis,
2007).
Riset pembuatan identitas visual dilakukan dengan melibatkan stakeholder
penduduk Kota Amsterdam. Dalam hal ini responden diberikan pertanyaan
menyangkut perbandingan antara kondisi eksiting dan yang diharapkan terhadap 16
aspek/dimensi, yaitu meliputi hal hal berikut (Kawaratzis, 2007) :
1) Hub Function (Fungsi Penghubung)
2) Meeting Place (Tempat Pertemuan/Perhelatan)
3) City of canals
4) Capital
5) Business City
6) Sex, drugs, R&R
7) People
8) Liveable City
9) Architecture
10) Compact city
11) Artistic City
12) Night life
13) Shopping City
14) City of events
15) City of knowledge
16) Residential City
|
![]() 1
Gambar 2.2 Perbandingan Berbagai Aspek / Dimensi Kota Amsterdam
Dari diagram terlihat beberapa aspek/dimensi Kota Amsterdam yang mengalami
kesenjangan jika dibandingkan antara kondisi eksisting dan yang diharapkan.
Misalnya untuk aspek Liveable City, City of Knowledge, Artistic City, Business City
dan Residential City terdapat kesenjangan yang cukup besar antara kondisi eksisting
dengan yang diharapkan. Sementara untuk aspek Meeting Place, City of Events dan
Shopping City dapat dikatakan bahwa kesenjangannya rendah. Dari diagram gambar
di atas terdapat dua temuan yang menarik terkait image Kota Amsterdam, yaitu
terkait City of Canals ternyata kondisi eksisting sudah melampaui kondisi yang
diharapkan. Sementara itu image Kota Amsterdam sebagai kota yang memberikan
kebebasan prostitusi dan obat terlarang ternyata tidak diinginkan sebagian besar
penduduk kota Amsterdam.
|
![]() 14
2.9.2.1 Logo/Slogan (Brand) untuk City Branding Kota Amsterdam
Gambar 2.3 Identitas visual kota Amsterdam
Mengacu pada hasil riset yang sudah dilakukan terhadap 16 aspek/dimensi Kota
Amsterdam sebelumnya, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan prioritasi
aspek yang akan menjadi brand bagi Kota Amsterdam. Dari 16 aspek/dimensi maka
dipilih 3 aspek priortias yang merupakan brand Kota Amsterdam, yaitu : City of
Culture, City of Canals dan City of Meeting. Selanjutnya dari 3 aspek/dimensi
tersebut disintesikan ke dalam 3 nilai (values) yaitu creativity, innovation dan spirit
of commerce yang merupakan brand bagi Kota Amsterdam.
Tahapan selanjutnya adalah menyusun logo/slogan yang akan menjadi brand
untuk city branding Kota Amsterdam. Selama ini sebenarnya sudah disusun berbagai
slogan yang digunakan dalam memasarkan Kota Amsterdam yakni seperti
Amsterdam Has It, Small City, Big Business dan Cool City. Akan tetapi slogan
tersebut dirasakan kurang efektif karena hanya merepresentasikan Kota Amsterdam
secara sepotong, pada dimensi tertentu saja dan pada sektor tertentu saja sehingga
kurang komprehensif. Untuk itulah maka disusun logo/slogan baru yang dikenal
dengan I amsterdam. Pemilihan slogan ini dipilih karena dinilai lebih jelas,
singkat, powerful dan mudah diingat.
Gambar 2.4 Aplikasi logo I Amsterdam
|
![]() 1
2.10 Data Kuisioner
Untuk penelitian ini penulis mendapatkan 51 responden dari berbagai usia
dan kalangan yang diberikan pertanyaan seputar pariwisata dan daerah Krui.
Dari hasil survey dapat disimpulkan bahwa daerah Krui belum terlalu dikenal
masyarakat umum. Pantai masih menjadi lokasi favorit bagi wisatawan yang ingin
|
16
menghabiskan waktu luangnya setelah beraktivitas. Responden membutuhkan lokasi
liburan alternatif ketika lokasi wisata bahari lainya dipadati pengunjung.
2.11 Data Interview
Hotel dan penginapan adalah salah satu indikator perkembangan pariwisata
Untuk itu penulis melakukan interview terhadap salah satu pemilik penginapan di
daerah pariwisata Pantai Tanjung Setia dan salah seorang warga sekitar.
Nama
: Joris Nugroho Kloer
Usia
: 33 Tahun
Pekerjaan
: Pemilik Hotel Lovina Krui surf
1.
Bagaimana Perkembangan pariwisata di wilayah ini?
Pariwisata di Krui cukup berkembang dari tahun ke tahun. Biasanya pada low
season antara Oktober hingga Maret penginapan benar-benar tidak ada
pengunjung karena gangguan musim angina barat di bulan itu. Tetapi tahun ini
biarpun memasuki low season tetap ada beberapa wisatawan yang datang ke
lokasi pariwisata, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
2.
Bagaimana peran pemerintah dalam mengelola pariwisata di daerah krui?
Pariwisata di daerah Krui cukup mendapat perhatian dari pemerintah. Hanya
saja positioning-nya yang kurang tepat. Mereka menginvestasikan dana yang
cukup besar untu sektor pariwisata non unggulan. Contohnya dana yang cukup
besar pernah dikeluarkan untuk mengangkat Danau Ranau sebagai ikon wisata.
Sayangnya investasi pariwisata itu belum berhasil. Padahal jika dilihat secara
kasat mata, pariwisata unggulan di Provinsi lampung berada di daerah Krui.
Dimana setiap tahun wisatawan mancanegara dan domestik selalu rutin
mengunjungi objek wisata di sini.
3.
Apa yang menjadi daya tarik dari pariwisata di daerah Krui?
Mayoritas wisatawan mancanegara yang datang dari berbagai belahan dunia
mengagumi ombak yang ada di sepanjang garis pantai pesisir barat Lampung.
Bahkan ada yang menginap hingga berbulan-bulan demi mendapatkan ombak
terbaik. Indikasi kepuasan mereka terhadap potensi pariwisata di daerah ini
adalah jika mereka kembali mengunjungi tempat ini. Biasanya wisatawan
mancanegara yang sudah pernah berkunjung akan membawa teman yang lebih
banyak pada kunjungan berikutnya.
4.
Tempat yang menjadi favorit wisatawan ketika berkunjung ke daerah Krui?
Ada banyak objek wisata yang sudah terkenal dan ramai dikunjungi apalagi
untuk penggemar selancar. Tetapi biasanya yang menjadi favorit adalah Pantai
Tanjung Setia karena spot selancar yang banyak dan ombak yang konstan. Di
sekitar pantai Tanjung Setia juga terdapat banyak penginapan yang menjadi
lokasi menginap wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga
memudahkan aktifitas mereka.
Nama
: Suryana
Usia
: 35 Tahun
Pekerjaan
: Bagian Dokumentasi Penginapan Ombak Indah
1.
Bagaimana Perkembangan pariwisata di wilayah ini?
Semakin berkembang, biasanya wisatawan datang pada high season antara
April-September. Tetapi sekarang bulan Maret sudah banyak ditemui wisatawan
mancanegara dan domestik.
|
1
2.
Bagaimana peran pemerintah dalam mengelola pariwisata di daerah krui?
Pemerintah cukup memberikan perhatian. Tetapi sayangnya salah dalam strategi.
Biasanya mereka menginvestasikan uang untuk promosi acara yang singkat,
tidak untuk strategi jangka panjang. Sehingga keramaian pengunjung hanya
terjadi pada saat ada acara yang dibuat.
Sebaiknya pemerintah mulai menginvestasikan untuk jangka panjang. Misalnya
membuka akses internet dengan koneksi cepat. Membangun tempat pengelolaan
sampah agar kebersihan pantai dapat terpelihara. Jika investasi jangka panjang
benar benar terjadi, tinggal menunggu waktu daerah ini dapat bersaing dengan
tempat wisata lain yang lebih dahulu terkenal.
3.
Apa yang menjadi daya tarik dari pariwisata di daerah Krui?
Tentu saja ombaknya, karena saya juga seorang peselancar. Wisatawan begitu
mengagumi ombak di daerah Krui karena konstan dan air yang bersih. Ketika
sedang berselancar disini masih banyak dijumpai penyu sebagai indikator
ekosistem laut yang baik. Hanya saja pemerintah harus lebih tegas dalam
melindungi satwa yang dilindungi itu. Karena sering juga dijumpai orang-orang
tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja menangkap dan menjualnya.
4.
Tempat yang menjadi favorit wisatawan ketika berkunjung ke daerah Krui?
Yang menjadi favorit bagi wisatawan adalah Pantai Tanjung Setia dan Labuhan
Jukung. Tetapi masih banyak pantai-pantai indah dan spot selancar yang belum
diketahui orang banyak. Baru beberapa yang mengetahui dan menjadi rahasia
warga sekitar. Sehingga jika lokasi pantai Tanjung Setia dan Labuhan Jukung
Penuh wisatawan memiliki alternatif untuk menikmati pantai.
|