8
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini
yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
1. Buku literatur
2. Internet
3. Narasumber yang terkait
2.2 Data Umum
2.2.1 Tentang kacang mede
Jambu monyet atau jambu mede (Anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari
suku Anacardiaceae yang berasal dari Brasil dan memiliki "buah" yang dapat dimakan.
Yang lebih terkenal dari jambu mede adalah kacang mede, kacang mete atau kacang
mente, bijinya yang biasa dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam
penganan. Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (
kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae).
Dalam bahasa Inggris dinamakan cashew (tree), yang diturunkan dari perkataan Portugis
untuk menamai buahnya, caju, yang sebetulnya juga merupakan pinjaman dari nama
dalam bahasa Tupi, acajú. Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada
bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.
2.2.2 Data Penjualan Kacang Mede di Indonesia
India adalah negara penghasil dan eksportir terbesar kacang mete dunia. Pada tahun
1994, diperkirakan terdapat 500.000 ha perkebunan mete yang ada di India dengan
volume produksi mencapai 385.000 ton. Pada bulan April 1994 sampai dengan Maret
|
9
1995, India mengekspor kacang mete sebanyak 76.900 ton dengan nilai lebih dari US$
400 juta. Pasar utama produk kacang mete India adalah Amerika Serikat, Eropa Barat,
Eropa Timur, Timur Tengah, Rusia, Australia dan Jepang. Di kawasan Asia, produsen
dan eksportir mete yang menjadi pesaing Indonesia adalah Vietnam. Ekspor kacang
mete dari Vietnam setiap tahun cenderung meningkat. Salah satu faktor pendukung
kemajuan tersebut adalah kebijaksanaan pemerintah Vietnam yang memberlakukan
pajak ekspor yang tinggi bagi perdagangan mete gelondong, sehingga para eksportir
cenderung mengolah mete gelondong menjadi kacang mete. Pada tahun 1995, ekspor
mete Vietnam mencapai US$ 100 juta dengan volume ekspor mencapai 100.000 ton.
Nilai tersebut cukup tinggi jika dibandingkan dengan Indonesia, di mana pada tahun
yang sama, nilai ekspor mete Indonesia hanya mencapai US$ 21,3 juta dengan volume
ekspornya hanya 28.105 ton.
Peluang Usaha
Kacang mete termasuk salah satu produk kacang-kacangan (nuts) yang paling banyak
diperdagangkan dan dikelompokkan sebagai komoditi "mewah" (luxury) dibandingkan
dengan kacang tanah atau almond. Kegunaan utama dari kacang mete adalah kudapan
(snacks) dan juga sebagai campuran pada industri gula-gula (confectionary) atau industri
roti (baking industry). Pasar utama kacang mete adalah benua Amerika dan Eropa.
Negara pengimpor kacang mete terbesar di dunia adalah Amerika Serikat, di mana pada
tahun 1984 impor kacang mete Amerika Serikat mencapai 61.714 ton dengan nilai US$
283,1 juta. Negara lain yang mengimpor kacang mete adalah Belanda, Jerman dan
Inggris. Pada tahun 1994, Belanda mengimpor kacang mete sebanyak 16.901 ton dengan
nilai US$ 65,4 juta, sedangkan Jerman dan Inggris masing-masing mengimpor 10.008
ton dengan nilai US$ 42,7 juta dan 7.280 ton dengan nilai US$ 29,3 juta. Pada tahun
1998 (hingga Februari), volume ekspor mencapai 27.015 ton dengan nilai US$ 25,2 juta.
Nilai ekspor tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yakni US$ 19,1 juta.
Peningkatan ekspor tersebut diduga karena semakin banyak biji mete gelondongan yang
diolah terlebih dahulu menjadi kacang mete sebelum diekspor. Setelah tahun 1994,
ekspor mete cenderung menurun meskipun kembali meningkat pada tahun 1998.
|
10
Perbandingan antara total ekspor Indonesia dan total impor beberapa negara utama
menunjukkan luasnya peluang pasar. Oleh karena itu, peluang usaha di bidang
pengolahan mete masih luas. Apalagi nilai tambah yang didapat dari ekspor mete olahan
besar signifikan dibandingkan bila hanya mengekspor mete dalam bentuk gelondong.
Untuk itu hal ini perlu terus digalakkan dengan semboyan petik-olah-jual karena akan
menambah pendapatan yang diterima.
Harga
Harga jual kacang mete ditentukan kualitas mete yang diolah. Kacang mete biasanya
digolongkan menjadi 2 kelompok, yakni kacang mete kualitas A dan kualitas B. Kacang
mete kualitas A memiliki biji kacang mete yang utuh lebih dari 80%, sedangkan kacang
mete kualitas B memiliki biji kacang mete utuh antara 60% - 75%. Kacang mete yang
sudah tidak utuh atau pecah biasanya terjual dengan harga yang rendah. Di tingkat
perajin atau pengolah, sebagian besar kacang mete olahan adalah kelompok kacang mete
kualitas B dengan jumlah biji utuh kurang dari 80%. Harga mete juga
dipengaruhi
ukuran dan keutuhan kacang mete. Kualitas kacang mete pada tingkat pengolah di
Kabupaten Wonogiri dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang mempunyai
tingkat harga yang berbeda-beda seperti berikut:
1. Super/Utuh
-
Super 1 Utuh (kacang mete ukuran besar utuh dan tidak cacat) dengan harga rata-rata
per kg Rp. 37.000.
-
Super 2 Utuh (kacang mete ukuran kecil utuh dan tidak cacat) dengan harga rata-rata
per kg Rp. 35.000.
2. Setengah (kacang mete yang mengalami pecah ½ atau terbelah jadi 2) dengan harga
rata-rata per kg Rp. 17.500.
3. Seperempat (kacang mete yang mengalami pecah ¼ atau terbelah jadi 4) dengan
harga rata-rata per kg Rp. 8.750.
|
11
4. Menir (kacang mete yang sudah terpecah menjadi bagian kecil-kecil) dengan harga
rata-rata per kg Rp. 4.350
Kriteria kacang mete yang berkualitas baik sebagai berikut:
(a) Kacang mete utuh seluruhnya tanpa cacat, tidak terdapat bintik hitam atau cokelat
karena serangan hama atau cendawan
(b) Kacang mete cukup kering dengan kadar air maksimal 5%
(c) Kacang mete tua
(d) Kacang mete tidak tercampur dengan biji yang busuk
(e) Kacang mete berwarna putih, pucat atau kelabu terang
(f)
Kacang mete tidak tercampur kotoran atau benda-benda asing
Harga jual kacang mete ke
pengepul/pedagang besar umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan harga jual langsung ke konsumen. Pada saat survai penyusunan
pola pembiayaan usaha pengolahan mete ini dilakukan yakni pada bulan Juni 2004,
harga jual rata-rata kacang mete ukuran super/utuh di tingkat pengolah di Kabupaten
Wonogiri berkisar antara Rp. 35.000 - Rp. 37.000,- per kilogram, sedangkan di tingkat
pedagang pengecer di pasaran antara Rp. 40.000 Rp. 42.000. Harga bahan baku berupa
mete gelondong rata-rata Rp. 4.500,- per kg. Output sampingan dari pengolahan mete
adalah kulit mete yang dapat dijual dengan harga sebesar Rp. 150/ kg. Harga tersebut
berfluktuasi dari bulan ke bulan.
Jalur Pemasaran
Jalur pemasaran menggambarkan proses distribusi kacang mete mulai dari produsen
hingga sampai ke konsumen. Pemasaran kacang mete dari pengolah biji mete dapat
dilakukan melalui dua jalur, yakni: 1. menjual kacang mete ke pedagang besar,
kemudian pedagang besar menjual ke industri makanan atau langsung ke pedagang
pengecer dan dilanjutkan sampai ke konsumen.
|
12
Menjual langsung ke pedagang pengecer di pasar tradisional dan toko atau swalayan. Di
Kabupaten Wonogiri, pemasaran produk kacang mete relatif sederhana karena produsen
kacang mete di wilayah ini sudah memiliki distributor tetap di beberapa kota seperti
Jakarta, Semarang dan Surabaya. Selain itu, pengusaha pengolah kacang mete juga
memasarkan kacang mete secara eceran ke pasar-pasar tradisional dan toko atau
swalayan ke beberapa kota seperti di Yogya, Solo, Klaten, Sukoharjo dan lain
sebagainya. Proses pemasaran kacang mete melibatkan beberapa pihak terkait, antara
lain adalah petani, pedagang pengumpul, pengusaha atau pengolah kacang mete,
pedagang besar, industri makanan, eksportir, pedagang pengecer (pasar dan toko) dan
konsumen. Dalam rangka pemasaran tersebut, pengusaha pada industri pengolahan biji
mete di Kabupaten Wonogiri telah menjalin kerjasama dengan beberapa pedagang besar
dan industri makanan.
2.2.3 Data Perkebunan Kacang Mede di Indonesia
Di Indonesia, usaha pengolahan kacang mete banyak dikembangkan di wilayah
perkebunan seperti di Sulawesi dan Jawa. Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu
sentra produksi kacang mete di Indonesia, meskipun kapasitas produksi perkebunan
mete di wilayah ini relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan sentra produksi mete
lain seperti yang ada di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Peluang usaha pengolahan kacang mete di Wonogiri masih terbuka karena bahan baku
untuk usaha pengolahan mete relatif mudah didapat. Produksi mete sangat dipengaruhi
oleh perubahan musim panen. Kondisi ini menyebabkan hasil produksi jambu mete
berfluktuasi. Luas areal perkebunan mete pada tahun 1990 adalah 275.221 ha. Jumlah
ini meningkat menjadi 499.959 ha pada tahun 1999, atau dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,15% per tahun. Selain peningkatan luas lahan perkebunan mete, produksi mete
juga menunjukkan adanya peningkatan selama tahun 1990-1999, di mana pada tahun
1990 produksi mete hanya 29.907 ton dan meningkat menjadi 76.656 ton pada tahun
1999 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun sebesar 9,87%.
Diolah Ditinjau dari sisi kepemilikannya, usaha perkebunan mete di Indonesia
didominasi oleh perkebunan swasta yang cenderung meningkat setiap tahun
|
13
dibandingkan dengan usaha perkebunan rakyat dan perkebunan negara, baik dari sisi
luas lahan maupun dari sisi volume produksi. Pada tahun 1999, luas areal perkebunan
mete yang dimiliki oleh perusahaan swasta adalah 9.209 ha dengan volume produksi 616
ton. Luas lahan perkebunan rakyat hanya 490,75 ha dengan volume produksi 79,04 ton.
2.3 Kegunaan kacang mede
Tanaman ini dikembangkan terutama untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal
umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau
merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah
terjadinya pembuahan. Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras,
coklat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan yakni kacang mete yang
lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai nyamikan teman minum
penghias penganan semacam coklat dan kue-kuean.
Meskipun dianggap sebagai kacang di
dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang
mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh
cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung urushiol, yang dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit manusia. Beberapa orang alergi terhadap kacang mete,
tetapi sesungguhnya kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika
dibandingkan dengan kacang lainnya.
Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil
sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga
dihasilkan dari
cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi
orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat.
Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai
sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari
buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat
|
![]() 14
terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang
tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit.
Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional,
terutama
untuk menyembuhkan sakit kulit, untuk pembersih mulut,
dan untuk obat
pencahar (purgativa).
Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan; meski
dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah. Sejenis
getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom
ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap, yang
juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis
.
2.4 Target Audience
2.4.1 Target Primer
a.
Demografi :
Pria dan Wanita
SES: B-A (menengah - menengah ke atas)
Umur 25 40 tahun.
b.
Psikografi :
Gaya hidup: modern, up to date, bersemangat, bebas, simple, ceria.
Kepribadian: ramah, suka jalan-jalan, suka bergaul, suka sesuatu yang baru, suka
berinteraksi.
c.
Geografi :
|
![]() 15
Tinggal di Kota besar
Tinggal di Jakarta
2.5 Kompetitor
Kacang mede KASYU
.
Kacang mede PIRANHA
Kacang mede private product HERO
Kacang mede SYAFRIDA
|
![]() 16
2.6 Analisa SWOT
Strength (Keunggulan)
Citarasa kacang mede yang enak dan khas.
Kacang mede sangat di cari pada saat Idul Fitri
Weakness (Kekurangan)
Tidak punya brand dan promosi.
Cara mengolahnya yang sedikit sulit.
Opportunity (Kesempatan)
Tidak semua toko menjual kacang mede .
Konsumsi kacang mede sudah menjadi tradisi saat hari raya idul fitri.
Kemasan kacang mede yg sudah ada tidak menarik.
|
![]() 17
Threat (Ancaman)
Masuknya kacang Thailand yang mempunyai kualitas sejenis
Kacang tanah lokal yang kualitasnya semakin membaik.
Kacang tanah yang harganya jauh lebih murah.
2.7. Data Produk
2.7.1. Nama Produk
Nama produk kacang mede ini ialah Medelicious, yang berasal dari kata Mede dan
Delicious yang berarti kacang mede yang lezat.
2.7.2. Harga produk
Harga Produk kelas 1 (utuh): 120.000/Kg
Harga Produk kelas standart : 100.000/Kg
2.7.3. Data Penjualan
Booth Supermarket
Toko di rumah distributor
Reseller
|
![]() 18
2.7.4. Pengembangan
Penjualan di Supermarket Kelas A-B
Toko besar di kota-kota besar di Indonesia
Website Internal khusus penjualan kacang mede
|