BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data
      Dalam proses pembuatan makalah ini, diperlukan beberapa metode,  
      yaitu :
 
1. Kajian pustaka
      
 
Berupa data yang didapat dari buku – buku mengenai Souw Beng Kong, 
  sejarah Batavia, dan artikel di internet. 
  2. Hasil pengamatan langsung berupa foto ,survei dan wawancara.
  2.1.1    Buku “Riwayat Kapiten Tionghoa Pertama di Batavia
SOUW BENG KONG”
Buku ini adalah edisi ke 2 yang dibagikan pada saat Konferensi Marga 
Souw Sedunia pada Oktober 2010 di Bali. Yang berisi tentang
kepengurusan Yayasan Kapiten Souw Beng Kong, sekilas tentang
riwayat Souw Beng Kong, perjuangan visi misi pemugaran, pelestarian,
dan pengakuan makam Souw Beng Kong sebagai situs cagar budaya.
Buku ini banyak bermanfaat bagi penulis tentang kisah Souw Beng
Kong.
2.1.2   Buku “ Tempat-tempat bersejarah di JAKARTA”
        
      
Buku ini berisi tentang berbagai gedung, monumen, gereja, masjid, 
klenteng, istana, kampung di Jakarta dan sekitarnya, yang pernah
berperan dalam perkembangan sejarah kota Jakarta. Yang salah satunya
adalah makam Kapitan SBK. Membantu penulis melengkapi data tentang
tempat-tempat yang berkaitan dengan SBK.
2.1.3   Buku “Peranakan Tionghoa di Nusantara”
      
Souw Beng Kong adalah Kapiten Tionghoa pertama di Batavia (Jakarta
tempo dulu) sekaligus perintis perekonomian pada awal abad ke-17.
……Kalau Souw Beng Kong dan 400 orang Tionghoa tidak pindah, bisa
dipastikan ekonomi Batavia tidak berkembang,” kata Li Tang. (Iwan
Santosa, 2012, 82)
    
            3
  
2.1.4   Buku “Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia 
           jilid 10”
     
Buku ini ditulis oleh seorang
sejarahwan luar B.Hoetink yang
penulisannya secara langsung mengisahkan SBK dari sisi orang Belanda
yang saat itu hubungan mereka begitu dekat. Buku ini membantu penulis
mengetahui sisi emosional Belanda yang begitu kagum dan menyukai
karakter SBK dari kisah awal SBK di angkat menjadi Kapitan sampai
wafatnya SBK.
2.1.5   Buku “Sejarah Jakarta dari zaman prasejarah sampai Batavia”
Buku ini menceritakan awal sejarah Jakarta dari jaman prasejarah sampai
jaman Batavia. Meskipun penulis tidak banyak mendapatkan informasi
tentang SBK namun
beberapa upaya yang SBK lakukan, tertulis
didalamnya secara tidak langsung. Seperti pembangunan kasteel,
penggadaian pasar kepada kapten Cina dan parit-parit yang mengelilingi
kota.
2.1.6   Buku “Buku 1 Sejarah Kawasan dan Arsitektur”
Buku ini membahas sejarah dari aspek pola, bentuk, tata ruang kota, dan
pemanfaatan kawasan inti kota tua Jakarta.
Meskipun tidak secara
langsung membahas SBK, namun beberapa aktifitas seperti pelebaran dan
pelurusan sungai
kota untuk  memajukan aktifitas kapal dagang pada
jaman Batavia.
2.1.7   Buku “Catatan kecil mengenai Warisan Budaya Cina dijaman 
VOC-
Indonesia dari segi antropologi kota”
Jurusan Arsitektur,
Fakultas Teknik – Universitas Tarumanaga
Setelah wujud kota mulai terbentuk, dan berpenduduk lebih dari 50.000
jiwa, masyarakatnya terdiri dari 3 kelompok utama, yaitu orang-orang
VOC sendiri, kaum burgerh yaitu orang-orang yang bukan VOC tetapi
mereka merupakan orang yang merdeka seperti kaum indo-portugis, atau
indo-belanda, dan orang-orang Cina. Diluar kelompok itu ada kelompok
budak-budak dan kampong-kampung peribumi berbagai etnis. … Kota
Batavia merupakan koloni Cina di bawah naungan VOC, dengan jumlah
penduduk yang berasal dari Cina dalam dari jumlah terbanyak dari
keseluruhan penduduk Batavia. (Djauhari Sumintardja, 1999, 9)
2.1.8   Buku “Peranakan Tionghoa Indonesia”
Mula-mula Belanda membujuk Souw Beng Kong (-+ 1580 –
1644) dan
rekan-rekannya sejumlah 400 orang untuk pindah dari Banten. Akan
tetapi, seiring dengan berkembangnya kota ini, orang Tionghoa tidak
perlu didatangkan lagi. Mereka datang sendiri untuk meraih
keberuntungan di tanah impian ini. Waktu itu jumlah warga Tionghoa di
Batavia menjadi salah satu yang terbesar. Orang Tionghoa totok
(sinkeh,artinya “tamu baru”) yang terdiri dari kaum laki-laki itu menikahi
 
4
  
perempuan lokal (nyai) dan membentuk keluarga. Keturunan mereka
inilah yang menjadi kaum peranakan. (David Kwa, 2009, 166)
2.1.9
Literatur Internet
Beberapa referensi literatur yang di ambil dari internet antara lain:
1.
Blog ini merupakan artikel –
artikel dari So Wee Ming (Bendahara
Yayasan Souw Beng Kong) dan Steeve Haryanto. Membahas mengenai
riwayat Souw Beng Kong dan makamnya. Juga ada pendapat – pendapat
dari masyarakat seperti David Kwa (Pengamat sejarah Tionghoa), Ir WP
Zhong, dosen UNTAR, dan Ketua KPSBI-Historia Asep Kambali.
2.
Artikel dari Wikipedia ini menjelaskan mengenai Kota Tua yang ada di
Jakarta dari sejarahnya, tempat – tempat yang sudah dihancurkan, tempat
menarik dan bersejarah yang cukup banyak. Penulis mengambil artikel
ini untuk dijadikan data penjelasan mengenai awal Kota Tua.
2.1.10
Survei
    
59 dari 74 orang merespon dengan positif festival ini
.
Namun penulis
juga melakukan survei langsung di lokasi Kota Tua dengan menyebarkan
kuisioner, yang hasilnya sangat positif terhadap rencana festival
SBK,
meskipun banyak yang belum
mengetahui
siapa SBK. Bahkan penulis
mengetahui bahwa pengunjung-pengunjung kota Tua sangat menantikan
event-event baru di Taman Fatahillah.
2.1.11
Wawancara
1.
Bapak Aswin Hinanto Tjandra sebagai Wakil Ketua Yayasan
Souw Beng Kong & Dosen Arsitektur Universitas Tarumanegara
Gambar 1. Bapak Aswin Hinanto Tjandra
Penulis menyadari bahwa diperlukannya sebuah wawancara untuk
mendapatkan data yang lebih akurat. Penulis sangat terbantu dengan
informasi yang diperoleh, sehingga lebih memudahkan penulis untuk
mengidentifikasi masalah.
 
5
  
Bapak Aswin menjelaskan mengenai keadaaan jaman dahulu
saat
kedatangan orang – orang Cina ke Indonesia melalui Banten dan dengan
adanya bantuan perantau Souw Beng Kong pemuda Cina di Banten yang
disegani, dibujuk VOC hijrah ke Batavia yang pada saat itu keadaannya
tidak memungkinkan untuk membangun suatu kota karena masyarakat
berpindah tempat.
Beliau juga menjelaskan dengan adanya kebijakan orde baru yang
menafikan segala sesuatu yang berbau ‘cina’ menjadikan segala sumber
dan informasi berhubungan dengan Kapitan Souw Beng Kong sulit
didapatkan. Namun setelah orde baru, buku – buku mengenai sejarah –
sejarah keturunan baru bermunculan.
Namun dapat dipastikan karena
Souw Beng Kong hidup dijaman dinasti Ming, maka ia dikonde dan
memakai topi yang menunjukan statusnya sebagai orang kaya dan
terpelajar.
Dengan adanya Souw Beng Kong perdagangan dan perekonomian di
Batavia
menjadi berkembang, Souw Beng Kong mulai membangun dari
tahun 1619 sampai tahun 1644, dilanjutkan dan selesai sampai tahun
1650. 
Untuk Festival ini, Souw Beng Kong tidak dapat dipisahkan dari Batavia
dan juga pembauran etnik, karena mengawini perempuan negri. Dan
peranakan lainnya yang berkembang sampai sekarang.
Juga perjalanan
hidupnya merintis Batavia melalui pertanian, konstruksi, dan
perdagangan. Beliau mengatakan acara bisa dilakukan disaat Ceng Beng,
Cap Go Meh, atau hari jadi kota Jakarta. 
2.2
Sekilas Tentang Kapitan Souw Beng Kong
Souw Beng Kong adalah seorang pemuda dari Tiongkok yang merantau ke
Indonesia (1604) untuk mengadu nasib berniaga. Ia seorang yang cekatan,
gigih dan rajin serta mau bekerja keras. Hal inilah yang membuatnya cepat
sukses dalam membangun usahanya dan dikenal sebagai eksportir rempah-
rempah yang ulung. Ia juga merupakan
salah satu tokoh Tionghoa yang
disegani dan mempunyai
hubungan erat dengan Kesultanan Banten.
Souw
Beng Kong mendatangkan banyak tenaga kerja Tionghoa untuk mempercepat
pembangunan Batavia. Karena kepiawaiannya ia diangkat menjadi
Kapitein
Tionghoa yang Pertama di Hindia Belanda pada tahun 1619.
Dia menjadi
salah seorang tokoh besar Tionghoa yang pengaruhnya
meliputi kawasan
Banten dan Jakarta. Di Banten dia terkenal sebagai tokoh yang banyak
mengajarkan tata cara pertanian terhadap masyarakat sekitar. Dan
mempunyai hubungan yang harmonis dengan penduduk dan penguasa
setempat di Banten dan Batavia.
Souw Beng Kong berhasil dalam dunia
usaha, perniagaan, kontraktor bangunan, pembuatan mata uang, memberi
sumbangsih yang besar dibidang pertanian dan perkebunan tebu. Kota
Batavia pun segera menjadi kota bandara dan niaga yang berkembang dengan
pesat dan menjadi pusat perniagaan penting di Asia Tenggara.  
 
6
  
Nama
: Souw Beng Kong / Bencon
Lahir
: Dinasti Ming, 1580 distrik Tong an, provinsi Hok kian,    
  Tiongkok Selatan
Wafat
: 8 April 1644 , gang Taruna, jl.pangeran jayakarta, mangga dua,      
  Jakarta Pusat Indonesia
Istri
: 3 (Tiongkok, Bali, tidak diketahui)
Anak
: 5 
1580
Lahir
1604
Sampai di Banten
11 Okt 1619
Menjadi Kapitan Cina
1 Mei 1620
Ditugasi tanami kebun kelapa
24 Juni 1620
Dikasih jabatan dewan college van Schepen
1 Nov 1620
Boleh memungut pajak perjudian dan komisi perniagaan
18 Ag1620
Berkuasa menangkap orang-orang Tionghoa kriminal
1 Feb 1623 
Diberi 2 bidang kebun kelapa, dan mendirikan rumah buat
keluarganya tinggal
1627
Belanda menggadaikan pasar pakaian ke Bencon
1631
Membuat selokan disepanjang tembok baru dengan lebar
100kaki dan periksa roti buatan orang Tionghoa
17 Jan 1632
Diijinkan membebaskan 10 orang dari pajak 
25 Nov1632
Hadiahkan medali ke Gubernur Jaques Specx
1633
Ditugasi membuat duit timah dan bangun perniagaan dengan
Taiwan
1635
Dapat surat dari Hendrik Brouwer terimakasih telah menjabat
selama 16 tahun
24 Juni
Diberi 3 permohonan dari Gouverneur General dan Raden van
Indie
3 Juli 1636
Telah berangkat berlayar ke Tiongkok
5 Ag 1636
Sampai di Formosa , tidak jadi ke Tiongkok
1637
Memajukan tanaman padi di pulau Formosa
1638
Ingin balik ke Batavia
14 maret 1639 Balik ke Batavia
Mei 1639
Diangkat jadi College van Schepenen
1640
Diangkat sebagai Kepala Balai Harta Peninggalan
8 April 1644
Wafat                                                                                    
2.3
Sekilas Tentang Kota Tua
Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia),
adalah sebuah wilayah kecil di
,
. Wilayah khusus ini
memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat,
wilayah tersebut meliputi : paling utara Luar batang dan pelabuhan Sunda
Kelapa. Paling selatan jalan Gajahmada pada titik lokasi bangunan
Candranaya, sedangkan paling barat dan timur dibatasi dengan sungai.
 
7
  
Pernah dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16
oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk
benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah.
Pembangunan kota Batavia selesai pada tahun 1650. Setelah pendudukan
Jepang pada tahun 1942, nama Batavia diganti menjadi “Jakarta”.
Kota tua banyak memiliki gedung-gedung bersejarah yang masih ada sampai
saat ini. Ramai dikunjungi setiap minggunya dari dalam dan luar kota. Visi
dari Dinas kebudayaan dan permuseuman pemerintah Dki Jakarta adalah
terciptanya kawasan bersejarah Kotatua Jakarta sebagai daerah wisata budaya
yang mengangkat nilai pelestarian dan memiliki manfaat ekonomi yang
tinggi. Juga salah satu Misi dengan menghidupkan aktivitas Seni dan budaya,
social dan kemasyarakatan. Beberapa acara yang pernah diselenggarakan
adalah Gebyar Fatahillah, Festival budaya, gerak jalan, wisata kota tua,
museum malam hari, pasar malam dan lain – lain.
2.4
Sekilas Tentang Yayasan Souw Beng Kong
Dalam rangka melestarikan peninggalan sejarah dan turut menghargai jasa-
jasa almarhum Souw Beng Kong serta sebagai wujud keperdulian terhadap
Bangsa dan Negara maka pada 11 Februari 2008 di Jakarta telah didirikan
Yayasan Kapitein Souw Beng Kong yang dipimpin oleh KRT Hendarmin
Susilo
yang program pertamanya adalah membebaskan tanah di sekeliling
makam Souw Beng Kong yang sudah di dikuasai oleh warga sekitar, bahkan
diatas makam Souw Beng Kong tersebut pernah berdiri sebuah rumah
lengkap dengan kamar mandinya, Yayasan Kapitein Souw Beng Kong juga
sudah merehabilitasi komplek makam tersebut sehingga sekarang ini layak
disebut sebagai makam orang ternama dan juga mengadakan upacara-upacara
adat sesuai dengan kepercayaan yang dipeluk oleh almarhum Souw Beng
Kong.
2.5
Data Gambar
Gambar 2. Batavia lama
 
8
  
Gambar 3. Koin Picis
Souw Beng Kong diberi izin VOC
pembuatan uang logam sebagai
alat 
pembayaran dengan meniru  bentuk uang kepeng China kuno.
Gambar 4. Akses Jalur Perdagangan
Jalur perniagaan pedagang Tionghoa ke Asia, SBK memiliki koneksi dalam
jalurnya.
Gambar 5. Ladang di Batavia
Ladang sekitar Batavia berkembang pesat ditahun awal SBK datang.
 
9
  
Gambar 6. Medali Emas
Medali emas dihadiahkan kepada gubernur jendral Jacques Specx oleh
Kapitan Souw Beng Kong  atas nama masyarakat tionghoa di Batavia (1632).
Gambar 7. Benteng Kastil Batavia
2.6
Festival Souw Beng Kong
Gambaran umum
Souw Beng Kong adalah
Kapitan Cina pertama dan perintis pertama
perekonomian
di Batavia dari tahun 1619 merupakan bagian dari kisah
sejarah kota tua Jakarta yang unik
karena dapat berhubungan baik dengan
berbagai pihak dimasa perang dan politik yang sulit.
Emotional Benefit
Suatu keuntungan emosional yang didapat oleh pengunjung dari festival ini
seperti rasa senang, kepuasan batin bersama para sahabat, keluarga dan
komunitas dapat mengenal, belajar
dan menghargai jasa-jasa
dari 
Kapitan
Cina Souw Beng Kong.
Functional Benefit
Keuntungan fungsional atau manfaat secara langsung yang didapatkan dari
festival ini :
 
10
  
-
Mengingatkan kembali sejarah awal Batavia yang banyak
bersinggungan dengan Kapitan Souw Beng Kong mulai tahun 1619. 
-
Menumbuhkan rasa bangga menjadi warga Jakarta karena memiliki
sejarah dan peninggalan yang unik dari Kota Tua.
-
Menarik simpati masyarakat untuk mendukung makam SBK sebagai situs
cagar budaya.
Konsep Festival
-
Acara utama opera Kapitan Souw Beng Kong untuk mengenal 
kisahnya di Batavia.
-
Adanya wisata SBK
di
Kota Tua, menjelaskan tempat-tempat yang
bersinggungan dengan Kapitan Souw Beng Kong.
-
Diadakan saat hari ulangtahun Jakarta.
Lokasi 
: Taman Fatahillah Kota Tua, Jakarta
Waktu 
: 11.00 – 19.00 WIB
Hari/Tanggal
: Sabtu & Minggu / 22-23 Juni 2013
Acara
:
(11.00-11.30)  Barongsai Xing Shi
(11.00-19.00)  Kampong Betawi, Cina, Belanda | Kuliner, Bazar, Gallery
(14.00-17.00)  Wisata SBK oleh Komunitas Historia Indonesia
-
Lokasi : Makam SBK, Sijagur, Museum Wayang, Balai Seni 
Rupa, Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, Sungai
Ciliwung 
(17.00-19.00)  Opera Kapitan SBK
Workshop Wayang Potehi  dan Gambang Kromong
Photobooth
Kembang Api
2.7
Target Audience
Berikut adalah spesifikasi target sasaran Festival Kapitan Souw Beng Kong :
Geografis
Tinggal di daerah perkotaan, khususnya Jakarta , Indonesia
 
Demografis
Jenis kelamin pria dan wanita
Usia 20 – 45 tahun
Status ekonomi A dan B 
Psikografis
Secara lebih lanjut memiliki kepribadian sebagai berikut :
Tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan sejarah dan budaya
Memiliki kecintaan pada warisan di Indonesia
Senang keramaian, berpergian dan kumpul-kumpul
Menghargai nilai – nilai sejarah 
Menyukai hal-hal baru, terbuka
Memiliki rasa nasionalisme yang tinggi
Hobi membaca dan menyukai kegiatan wisata
 
11
  
Pekerjaan
:
Mahasiswa
: Guru
: Traveler
: Penulis buku
: Wisatawan
: Photographer
2.8
SWOT
Strength
Belum pernah diadakannya Festival Souw Beng Kong
Memiliki nilai sejarah dari terbentuknya kota Batavia yang sekarang
berkembang menjadi Jakarta.
Kisah Souw Beng Kong yang unik, yaitu Pemimpin
Cina pertama
yang merintis kota Batavia diantara orang Belanda, Portugis, Melayu
dan Cina.
Weakness
Kapitan Souw Beng Kong belum diketahui khalayak banyak.
Opportunities
Sesuatu yang memiliki nilai sejarah selalu memiliki daya tarik
tersendiri bagi para peminat sejarah.
Adanya kesempatan bagi masyarakat mengenal kisah Kapitan Souw
Beng Kong melalui kesenian dan Kota Tua.
Penggemar sejarah luar negeripun dapat menikmati sejarah dalam
negeri melalui festival ini.
Threats
Jakarta telah menjadi kota metropolitan yang modern.
Kurangnya perhatian masyarakat Jakarta untuk memahami asal usul
sejarah kotanya sendiri.
Adanya mindset bahwa sejarah adalah membosankan.
 
12