BAB 2
DATA & ANALISA
2.1 Data Dan Literatur
Data informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini berasal dari
berbagai sumber yaitu :
Data buku atau artikel berupa data elektronik maupun non-elektronik  yang
berasal dari website dan buku. Observasi atau pengamatan langsung ke
lapangan.
Wawancara dan survey langsung dengan organisasi yang melatih cara
bertahan hidup “Tim SAR Indonesia”.
2.2 Data Umum
-
DARI BUKU
-
Survival Tips” 150 ways to survive emergency situations, Clive Johnson
Gambar 2.0 Buku Survival Tips
 
-
“Need to know? Knots” all the techniques, ideas equipment you need to tie
safe and secure knots, Collins
-
Practical Camping Handbook”, Peter G. Drake
  
           
Gambar 2.1 Buku Practical Camping
-
DATA DARI INTERNET
PENGERTIAN JUNGLE SURVIVAL
Survival berasal dari kata survive yang berarti bertahan hidup (kelangsungan
hidup). Survival adalah mempertahankan hidup di alam bebas dari hambatan alam
sebelum mendapat pertolongan. Sedangkan menurut pengertian lain, survival adalah
suatu kondisi dimana seseorang/kelompok orang dari kehidupan normal baik tiba-
tiba atau tidak disadari masuk ke dalam situasi tidak normal.survival
merupakan
“seni mempertahankan hidup”
the art of staying alive (Wiseman 1986). Hal ini
mengandung pergertian bahwa dalam kondisi survive kita harus dapat memanfaatkan
segala sesuatu dari alam dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pada
kondisi minim (buruk dan kritis). Faktor utama dari hal diatas adalah
berimprovisasi dan bersemangat.
Survivor
adalah Orang yang melakukan survival. Survival
yang biasa
dilakukan yaitu di hutan/alam bebas sehingga disebut jungle survival. Survival
terjadi karena adanya kondisi darurat yang disebabkan alam, kecelakaan, gangguan
satwa, atau kondisi lainnya.
Survival Sendiri Berasal Dari Kata Survive Yang Dapat Diartikan Sebagai
Upaya Untuk Mempertahankan Hidup
  
Pentingnya mempertahankan hidup (survival)
berkaitan dengan munculnya
kondisi kritis. Yang dapat dipertanyakan disini: Apa yang menyebabkan kondisi
kritis itu muncul atau dengan perkataan lain, aspek apa yang akan kita hadapi dalam
situasi survival? secara umum, aspek-aspek ini dapat dikelompokkan menjadi 3
golongan, yaitu :
1. Aspek psikologis yang merupakan masalah mental. Contoh: takut, cemas, panik,
bosan, kesepian, tertekan dan putus asa, dll.
2. Aspek fisiologis yang berkaitan dengan masalag fisik. Contoh: lapar, haus, lelah,
mengantuk dan sakit. dll
3. Aspek lingkungan yang merupakan pengaruh luar yang menimpa survivor.
Contoh: panas, dingin, hujan, angin, hewan berbahaya, hutan lebat dan medan
berbahaya, dll
Ketiga aspek tersebut akan saling mempengaruhi.
Kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi pengaruh tersebut.
Seseorang yang biasa hidup dengan berbagai fasilitas akan sulit menghadapinya
apabila tidak pernah berlatih dan tidak ditunjang dengan pengetahuan survival.
S: Size up the situation
-
Ukur situasi(Posisi) 
-
Apakah cidera ?
-
First Aid apa yang di perlukan
-
Lokasi
-
Konsumsi bahaya yang mengancam
-
Apa yang dapat dimaanfaatkan dari lingkungan sekitar
-
Cuaca
U: Undue haste makes waste
-
Tenang jangan tergesa-gesa 
v- Energi lebih penting daripada waktu,
-
Rencakan kegiatan fisik yang jelas,
-
Kegiatan yang tak berguna bias membuat anda putus asa dan panik.
  
R: Remember where you are
-
Ingat lokasi 
-
Buat tanda jejak kalau meninggalkan lokasi.
-
Perhatikan tanda topografi disekitar anda.
-
Kenali alam sekitar akan membuat rasa aman.
V: Vanguish fear and panic
-
Jangan panik dan takut 
-
Sebelum menjadi panik, alihkan rasa takut anda
-
Panik akan menimbulkan respon destruktif dan menghambat rasio.
-
Penuhilah pikiran anda dengan analisa positif terhadap situasi yang dihadapi
I: Improve
-
Berimprovisasilah pasti ada sesuatu yang dapat dimanfaatkan 
-
Semakin kreatif dan inventif, maka alam akan semakin ramah terhadap anda.
V: Value living
-
Hargai nyawa, jangan nekad
-
Hindari hal-hal yang riskan
-
Tanpa keinginan untuk hidup, seluruh kemampuan anda tidak ada gunanya.
A: Act like native
-
Hargai tradisi penduduk asli
-
Ingat adanya persepsi tertentu terhadap orang lain.
L: Learn basic skill
-
Latihlah sebanyak mungkin kemampuan/pengetahuan tentang survival.
Tindakan pada saat Jungle Survival
Tahap awal sebelum melakukan tindakan adalah survivor
menyadari kondisi
yang
sedang dialaminya, yaitu dimana survivor berada, sehingga tindakan yang diambil
berdasarkan kebutuhannya dan tidak melakukan hal yang tidak beguna.
  
-
Tindakan Umum
Dalam menghadapi situasi yang
sulit berusahalah untuk tenang,
istirahat yang cukup, perhatikan kondisi tubuh dan ingat pedoman STOP.
S-Stop = berhenti dan beristirahat 
T-Thinking = berfikirlah sadari masalah yang dihadapi
O-Observe = amati keadaan sekeliling
P-Planning = buat rencana mengenai tindakan atau usaha yang akan di
 
 
 
 
 
 
 
yang akan dilakukan problem atau masalah yang dihadapi
Jangan bertindak sendiri-sendiri jika seorang survivor labih dari satu orang. Adanya
pembagian tugas dan kerjasama kelompok dapat menghemat waktu dan tenaga
demikian pula masalah psikologis akan lebih teratasi. Timbuhkan rasa kebersamaan
kelompok dan toleransi antar individu. Pilih seorang yang dianggap mampu untuk
jadi pemimpin. Buatlah rencana dan ambil keputusan berdasarkan musyawarah.
-
Tindakan Saat Musibah
a. Beberapa pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk tetap
 
tinggal dilokasi dan menunggu pertolongan SAR.
 
* Survivor mengetahui bahwa telah diketahuai hubungan radio atau
 
 
rute perjalanan ada yang mengetahui.
 
* Cari daerah yang terbuka untuk memudahkan tim SAR menemukan atau
 
 
mengetahui dan bisa melakukan komunikasi lapangan 
 
* Cari lokasi yang terdapat sumber air dan makanan 
 
* Menangani survivor yang menderita Tindakan yang dilakukan : 
 
 
-
Rawat survivor yang sakit atau menderita 
 
 
-
Membuat tempat berlindung dari cuaca buruk dan hewan berbahaya
 
 
-
Hemat pesediaan makanan yang ada dan beruasaha mencari 
 
 
 
tambahan makanan di sekitar lokasi. 
 
 
-
Siapkan dan buatlah tanda darat ke udara dengan piroteknik 
 
 
 
maupun dengan tanda lainnya seperti smoke signal, flare,
 
 
 
cermin, kain warna kontras, asap dari membakar sampah, dll 
  
b. Tindakan bila meninggalkan lokasi :
 
* Siapkan bahan dan perlengkapan yang berguna dan dapat 
 
 
dibawa dalam perjalanan 
 
* Tentukan arah yang dituju berdasarkan kompas, matahari atau 
 
 
alat petunjuk lainnya 
 
* Tinggalkan pesan yang berisi jumlah survivor, kondisi fisik, 
 
 
perlengkapan dan bahan yang dibawa, serta arah yang dituju. 
 
* Buatlah jejak yang jelas selama melakukan perjalanan 
 
* Ikutilah punggungan gunung dan jangan mengikuti lembah 
 
 
atau sungai apabila berada di daerah pegunungan 
 
* Carilah makanan dan air sebelum persediaan yang dibawa habis 
 
* Cari dan buatlah tempat perlindungan atau bivak dan jangan 
 
 
melakukan perjalanan malam 
 
* Buatlah perapian untuk memasak, menghangatkan tubuh dan 
 
 
untuk melindungi diri dari serangga dan hewan berbahaya. 
TEKNIK JUNGLE SURVIVAL
A. Menentukan Arah Dan Lintasan
Pada keadaan tersesat maka tindakan awal sebelum melakukan perjalanan adalah
melakukan orientasi medan, kemudian memilih lintasan yang aman sehingga
tujuan untuk keluar dari kondisi survival dapat tercapai. 
1. Menentukan Arah
 
a. Berpedoman pada arah matahari, matahari selalu terbit dari
 
 
timur dan terbenam arah barat
 
b. Berpedoman pada bintang, rasi bintang crux atau bintang salib,
 
 
garis diagonalnya bila ditarik sampai kekaki langit,
 
 
menunjukkan arah selatan
 
c. Berpedoman pada lumut di pohon, pada daerah terbuka,
 
 
cari sebuah pohon dan lihatlah lumut yang menempel pada pohon
 
 
tersebut, lumut yang lebih tebal menunjukkan arah barat
  
 
 
sedangkan yang tipis arah timur. Petunjuk ini tidak berlaku
 
 
untuk daerah lereng atau lembah atau hutan lebat  
2. Memilih Lintasan
 
a. Melakukan perjalanan di dataran rendah: Pertama tentukan arah
 
 
yang dituju, hal ini dimaksudkan untuk menghindari lintasan
 
 
yang tidak menentu atau berputar-putar di sekitar lokasi.
 
 
Apabila menghadapi sungai yang besar dan sulit di sebrangi maka
 
 
ikutilah aliran sungai tersebut sebagai pedoman untuk keluar
 
 
dari daerah survival, karena kemungkinan akan melewati
 
 
perkampungan penduduk
 
b. Melakukan perjalanan dipegunungan: Tentukan arah dan ikuti
 
 
punggungan gunung. Jangan berjalan di lembah atau pada aliran
 
 
sungai, karena sungai dipegunungan cukup curam dan kadang kala
 
 
membentuk air terjun
B. Jejak
Pada kawasan hutan banyak ditemui jejak yang merupakan tanda yang
menunjukkan adanya manusia atau hewan. Bentu ini perlu diketahui agar dapat
membedakan individu yang melintas daerah tersebut. Jejak dapat pula sebagai
penunjuk arah pergerakan SURVIVOR.
1.
Jejak hewan berupa telapak kaki, kotoran dan sibakan tumbuhan, dapat
menunjukkan jenis hewan tersebut, ukuran tubuh, habitat, makanan, pola dan
tingkah laku. Sehingga dapat diambil tindakan membuat jerat atau menghindari
hewan berbahaya.
2. Jejak manusia berupa telapak kaki, sepatu atau sandal, sibakan atau patahan
tumbuhan, bekas bacokan pada pohon dan sampah. Sehingga dapat
menunjukkan aktivitas seseorang sebagai pemburu, perambah hutan, penjelajah
atau survivor.
3.
Membuat jejak usaha survivor
untuk keluar dari kondisi survival dalam
melakukan pergerakan dapat membuat membuat jejak yang jelas agar Tim
SAR mudah melacak. Jejak ini dapat dibuat sesuai dengan alat atau barang
yang dibawa atau tanpa alat.
  
-
Menggunakan alat atau barang
 
a. Potongan tali yang diikatkan pada batang pohon-pohon dengan
 
 
jarak tertentu sesuai medan 
 
b. Tebasan dan bacokan golok atau pisau pada pohon 
 
c. Sampah, potongan kain dan barang lain terutama yang berwarna
 
 
mencolok, diletakkan pada jarak tertentu sepanjang jalur yang dilalui  
-
Tanpa menggunakan alat
 
a. Menyibakan atau mematahkan tumbuhan 
 
b. Mencabut dan meletakkan kembali tumbuan semak yang berwarna            
    mencolok 
 
c. Menyusun batu atau ranting membentuk panah 
 
d. Memperjelas jejak kaki atau sepatu pada tanah gembur
C. Mencari Air
Air merupakan kebuutuhan pokok manusia. Dalam survive, penggunaan air
harus dihemat dan jangan 
melakukan tindakan yang tidak perlu karena
kebutuhan air akan meningkat. Ketersediaan air dihutan cukup banyak dan
dapat diperoleh dari berbagai sumber. Berdasarkan sumbernya, air diperoleh
perlu dimurnikan dahulu, ada pula yang langsung dapat diminum. 
1. Air yang dimurnikan air ini perlu diendapkan atau dimasak karena
kemungkinan keruh, mengandung cacing dan mikroorganisme yang berbahaya.
Air ini adalah sebagai berikut:
 
a. Air yang berasal dari sungai yang besar 
 
b. Air genangan 
 
c. Air dari perasan lumut 
 
d. Air dari tebasan pohon pisang 
 
e. Air dari bunga kantung semar 
 
f. Air dari hasi menggali pasir dari sungai kering 
 
g. Air sungai pegunungan, walaupun dapat diminum langsung,
 
 
 
alangkah baiknya bila dimasak dulu 
  
2. Air yang dapat langsung diminum
 
a. Air hujan yang ditampung pada daun lebar, ponco dan alat
 
 
 
lainnya 
 
b. Air berasal dari mata air 
 
c. Air embun pada daun 
 
d. Air dari tebasan rotan dan akar gantung atau liana 
 
e. Air pada ruas bambu 
 
f. Air dari tebasan dari bunga (manggar) aren, nipah atau jenis
 
 
 
palem lainnya 
 
g. Air hasil pengembunan dengan cara menyelubungi ranting pohon
 
 
 
berdaun lebat dengan plastik besar
3. Menahan air dalam tubuh
 
Untuk menahan air dalam tubuh kita atau agar tidak cepat
 
kehilangan kadar air dalam tubuh (dehidrasi) perlu diingat ;
 
a  Hindari pergerakan yang berlebihan
 
Untuk orang yang suka
merokok, jangan terlalu banyak
merokok.
 
c  Berteduh di tempat yang teduh
 
d  Jangan minum alkohol 
 
e  Bernapas melalui hidung, sedikit mungkin melalui mulut.
Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya;
1.
Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER) yaitu air yang mengandung
racun, unsur kimia biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat
menimbulkan sakit.
2.
Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER)
yaitu air yang mengandung
bahan sampah, lumpur atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak
memenuhi syarat fisik.
3.
Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER)
yaitu air yang bebas racun
dan organisme. Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum
4.
Air nyaman (PALATABLE WATER) yaitu air yang enak dan segar diminum.
  
Gambar 2.2 Di pohon (dengan
slayer/kain)
Gambar 2.3 Di tanah(dengan
slayer/kain)
  
D. Tempat berlindung (shelter/bivak)
Kendala survivor saat tidak melakukan perjalanan tergantung dari kondisi
lingkungan dilokasi tersebut. Mencari atau membuat tempat berlindung sangat
diperlukan untuk menghadapi pengaruh cuaca, hewan berbahaya atau kondisi medan,
sehingga kebutuhan istirahat terbutuhi secara aman. Membuat tempat berlindung
harus disesuaikan dengan jumlah survivor, alat atau perlengkapan yang ada, sarana
yang disediakan oleh alam  dan Berapa lama survivor
pada lokasi tesebut. Macam-
macam tempat berlindung 
 
 
 
1. Gua atau cekungan 
 
 
 
2. Pohon tumbang 
 
 
 
3. Lubang besar pada pohon 
 
 
 
4. Bivak yang dibuat dari rangka batang dan susunan daun
 
 
 
 
 
lebar 
 
 
 
5. Bivak dengan bahan ponco, plastik, parasut dan bahan lebar lainnya 
 
 
 
6. Didaerah rawa dapat dilakukan dengan membuat para-para,
 
 
 
 
 
dengan jaring (hammock) dan duduk pada cabang dengan tubuh 
 
 
 
 
 
di ditambat tali kepohon Pergerakan malam dihutan sangat
 
 
 
 
 
berbahaya, cari dan buatlah tempat berlindung sebelum
 
 
 
 
 
matahari terbenam
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat bivak : 
 
 
 
1. Pilih lokasi yang datar 
 
 
 
2. Bivak tidak bocor dan tegenang air saat hujan 
 
 
 
3. Tidak pada aliran air Kering, atau bila hujan tidak tergenang
 
 
 
4. Terlindung dari terpaan angin 
 
 
 
5. Tidak didasar lembah atau dekat lereng terjal 
 
 
 
6. Tidak pada lintasan binatang buas 
 
 
 
7. Tidak berada dibawah pohon lapuk/kering. 
 
 
 
8. Lokasi dekat dengan sumber air jika survivor tidak
 
 
 
 
 
berpindah-pindah Dalam pembuatan bivak dibutuhkan
 
 
 
 
 
kerjasama kelompok, buatlah bentuk yang sederhana sehingga
  
 
 
 
 
 
dapat menghemat waktu dan tenaga. Lantai bivak sebaiknya
 
 
 
 
 
diberi alas dengan daun-daun kering atau dengan alat yang
 
 
 
 
 
dibawa agar tubuh tudak kehilangan panas akibat kontak
 
 
 
 
 
langsung dengan tanah.
                   Gambar 2.4 Bivak buatan
 
 
Gambar 2.5 Ponco tent
  
                Gambar 2.6 bivak alam
E. Perapian
Api sangat diperlukan untuk memasak, menghangatkan tubuh pada cuaca dingin dan
mengusir serangga. Beberapa hewan tidak akan mendekat apabila ada perapian. Asap
dari hasil pembakaran dapat dijadikan tanda dari darat ke udara sehingga
memudahkan Tim SAR untuk mengetahui posisi survivor
berada. Untuk membuat
perapian dibutuhkan 3 unsur yaitu : bahan bakar, udara dan sumber panas
Gambar 2.7 Contoh menyalakan Api
 
1). Bahan bakar kayu kering dan tidak bergabus sangat baik untuk membuat
perapian, kumpulkan kayu dan ranting, kemudian potong dan dibelah. Jika hanya
menemukan kayu lembab, maka buanglah kulitnya dan iris tipis membentuk
serpihan. Getah damar yang mengandung terpetin dapat digunakan sabagai bahan
bakar pemicu, demikian pula kalau ada lilin, kain atau bahan lain yang mudah
terbakar.
  
 
2). Udara Dalam proses pembakaran membutuhkan udara, maka susunan kayu
jangan terlalu rapat agar sirkulasi cukup. Susunan ini dapat membentuk piramida
atau kerucut.
 
3). Sumber panas
 
a. Berasal dari korek api 
 
b. Sinar matahari yang difokuskan melalui lensa cembung atau kaca pembesar 
 
c. Gesekan bambu dengan bambu 
 
d. Gesekan busur dengan gurdi 
 
e. Benturan golok atau pisau baja pada batu 
 
f. Dari alat lain seperti: batu pematik atau fire starter yang
 
 
 
ada pada survival kit.
Membuat perapian membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Tentukan lokasi
yang aman dan perhatikan arah angin sehingga asap yang ditimbulkan tidak
mengganggu. Hematlah korek api saat membuat perapian tanpa korek api sangat sulit
membuat api, jagalah api yang sedang menyala dan matikan apabila akan
meninggalkan lokasi.
F. Makanan
Manusia
sangat membutuhkan makanan untuk kelangsungan proses
metabolisme dalam tubuh, kebutuhan makanan ini bersumber dari tumbuhan atau
hewan. Ketersediaan makanan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan
kemampuan untuk memanfaatkan jenis tumbuhan dan hewan dalam keadaan
survival. Dalam pengusahaan dan pengaturan makanan yang perlu diperhatikan
adalah fungsi untuk tubuh. Makanan yang baik adalah makanan yang mengandung
banyak karbohidrat, hindarilah makanan kering, banyak pati, banyak bumbu dan
daging apabila ketersediaan air terbatas. Dalam keadaan survive, tenaga yang
dimiliki sangat tergantung dari makanan, oleh karena itu jangan gelisah dan
menghambur-hamburkan tenaga secara percuma sebab kebutuhan makanan dan air
akan meningkat. Usahakan mengelola atau
memasak bahan makanan yang didapat,
hal ini penting untuk mensterilkan bahan makanan dan dapat untuk mempermudah
kerja pada alat pencernaan.
  
 
“FLORA DAN FAUNA YANG BERMANFAAT DAN BERBAHAYA“
Keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia cukup tinggi
sehingga pengenalan dan pemilihan jenis yang dapat dimakan dan sebagai obat, perlu
diketahui, sebab ada beberapa jenis tumbuhan yang beracun dan ada beberapa jenis
hewan yang berbisa sehingga kesalahan memilih dapat berakibat fatal. Demikian
pula apabila memakan satu jenis hewan atau tumbuhan, tidak semua bagian dapat
dimakan selain rasa dan kandungan nutrisi, tetapi ada pula bagian dari tumbuhan
atau hewan yang mengandung racun.
1. Tumbuhan Hutan Sebagai Sumber Makanan
Yang perlu diperlu diperhatikan dalam memilih makanan yang bersumber dari sekian
banyak tumbuhan hutan adalah :
1. Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
2. Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter)
3. Tumbuhan tersebut tidak berwarna menyolok, tidak bergetah susu dan berbau
kurang sedap
4. Jangan memakan jenis tumbuhan yang terasa gatak atau panas pada kulit, bibir dan
lidah
5. Jangan memakan satu jenis tumbuhan saja
6. Sebaiknya dimasak dulu sebelum dimakan
Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi cukup adalah
umbi kemudian buah, daun muda dan umbut atau batang muda. Adapula beberapa
jenis tumbuhan yang dapat dimank bunganya
Jenis tumbuhan yang dapat dimakan antara lain :
1. Umbi talas (Colocasia sp), rumput teki (Cyperus rotundus), uwi atau gadung
(Dioscorea hispida) dan ganyong (Canna hybrida)
2. Buah senggani atau herendong (Malastoma polyantum), arbei hutan (Rubus sp),
markisa atau konyal (Passiflora quadrangularis) dan ceplukan (Physalis
angilata)
3. Biji muda sengon (Albizia lophanta) dan kaliandra (Caliandra cathartica)
  
4. Daun muda paku tiang (Alsophia glauca), rasamala (Altingia excelsa), selada air
(Nasturtium officinale), poh-pohan atau banyon (Pileamelastomoides),
sintrong (Gynura arrantiaca), dan antanan atau gagan atau kaki kuda
(Cantella asiatica)
5. Umbut paku tiang, batang muda
ketebon (Genostegia hirta),
umbut palem muda (Fam palmae), batang daun begonia (Begonia sp) dan
rebung bamboo (Bambosa sp)
6. Bunga honje dan kecombrang (Nicolaria sp), bunga turi (Sesbania glandiflora),
pisang hutan (Musa sp) yang dapat dimakan yaitu: buah, jantung, batang
bagian dalamk dan bongkol pisang muda.
7. Jenis jamur yang bisa dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu jamur kuping
(Aircularia judae) dan jamur tiram (Pleuretus ostratus). Hati-hatilah bila
memakan jamur, karena banyak yang beracundan bila tidak mengenali lebih
baik menghindar.
Manfaat Lain dari Tumbuhan Hutan
Dalam keadaan survival dimana seorang dihadapkan pada kondisi sulit, dapat
memanfaatkan tumbuhan selain untuk makanan dapat pula sebagai obat, bahan
bakar, untuk membuat tempat berlindung dan tempat mencari air.
-
Sebagai Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat atau simplisia nabati banyak terdapat di Indonesia tetapi masih
kurang dikenal dan diketahui khasiatnya oleh umum. Adapula jenis-jenis tumbuhan
obat yang ditanam di sela-sela hutan produksi dan disebut empon-empon.
Pengenalan dan pemanfaatan obat masih secara tradisional dan disampaikan secara
turun-temurun pada masyarakat Indonesia.
Beberapa jenis tumbuhan obat yang ditemui di hutan yaitu :
1. Lumut hati, bila dinamakan dapat sebagai obat hepatitis (penyakit hati)
2. Antanan atau gagan atau kaki kuda daunnya bila dimakan atau dilalap, dapat
sebagai obat sakit perut, batuk, asma dan sariawan
3. Kaliandra, dau dan biji mudanya dapat sebagai obat sariawan
4. Sembung manis, jenis tumbuhan herba yang daunnya dapat digunakan untuk sakit
panas dan sakit perut
  
5. Kiurat, daunnya untuk obat luar, seperti luka dan salah urat(keseleo)
6. Numpong, daunnya dihaluskan untuk obat lika
7. Getah kamboja, untuk menghilangkan bengkak
Masih banyak jenis tumbuhan obat yang berasal dari hutan, tetapi untuk
penggunaannya harus dicampur dan diolah bersama jenis tumbuhan lainnya sehingga
menjadi jamu untuk mengobati sakit tertentu.
-
Tumbuhan untuk bahan bakar
Kayu dan ranting kering, getah damar dan getah pinus yang mengandung
terpetin.
-
Tumbuhan Untuk membuat atap bivak
Daun anggrek tanah atau congkok, daun honje, daun pisang, daun pandan
hutan, daun palem hutan, daun aren dan daun paku sarang burung yang biasa
menempel pada hutan besar
-
Tumbuhan untuk Penimpan air
Tumbuhan palem, bambu, rotan dan tali air atau liana yang biasa
menggantung dari pohon ke pohon, Tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk
membuat peralatan dan dijadikan arah pergerakan survivor. 
Tumbuhan Yang Berbahaya Dan Beracun
Beberapa jenis tumbuhan dapat berpengaruh buruk terhadap manusia jika
dimakan maupun melalui kontak langsung dengan kulit. Jenis ini kebanyakan
mempunyai karekteristik tersendiri terlihat dari bentuk mofologisnya
Jenis tumbuhan yang berbahaya bila kontak langsung dengan kulit :
1. Rengas atau ingas, getahnya dapat menimbulkan iritasi kulit dan dapat merusak
jaringan kulit
2. Kemadu atau pulus, bulu daunnya bila tersentuh menyebabkan gatal dan panas
3. Rarawean atau raweh, kelopak polongnya mempunyai rambut yang membuat kulit
gatal
4. Aren, buah aren mentah dapat menyebabkan gatal 
  
Jenis tumbuhan beracun jika dimakan yaitu :
1. Jarak, racun pada bijinya menyebabkan muntah, buang air besar dan kepala pusing
2. Pangi atau picung, seluruh pohonnya mengandung asam sianida yang sangat
beracun
3. Kecubung, daun dan bunganya mengandung atropin yang menyebabkan halusinasi
4. Jamur amannita verna, mengandung meskarin yang dapat mematikan hewan
maupun manusia
5. Jamur Psilocybe sp, mengandung philosibin yang menyebabkan halusinasi
6. Jamur jenis lain yang mengandung racun : Amanita muscaria, Corprinus sp,
Hygrophorus miniatus, Gomphus bonarii, Microglossum rufum
2. Hewan Sebagai Sumber Makanan
Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan makanan yang bersumber dari
hewan yaitu :
1.
Jenis hewan tersebut
2.
Tempat hidup atau habitat nya
3.
Ukuran tubuhnya
4.
Makanannya
5.
Pola tingkah laku hewan tersebut
Banyak jenis hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan survival,
tetapi karena sifat hewan yang mobile. Maka mendapatkannya lebih sulit dibanding
tumbuhan. Situasi dan kondisi lingkungan juga mempengaruhi sifat dan tingkah laku
hewan tersebut. Ada hewan yang keluar dari tempat persembunyiannya dan mencari
makan pada malam hari (noctural), sehingga siang hari sulit ditemukan, adapula
yang keluar siang hari saja (diurnal). Hampir
semua jenis hewan dapat dimakan
tetapi dalam menagkap hewan tersebut harus hati-hati karena ada beberapa jenis
hewan yang berbahaya dan berbisa dan diperlukan keterampilan untuk untuk
menangkap atau menjerat hewan tersebut. Untuk mengetahui jenis, ukuran tubuh dan
populasi hewan pada suatu daerah, selain dengan melihat langsung juga bisa dengan
melihat kotoran dan jejak kaki hewan tersebut.
  
Hewan yang dapat dimakan antara lain :
 
 
 
*Mollusca
Yang termasuk kelompok ini adalah berbagai macam siput dan kerang. Siput
umumnya hidup di semak dalam hutan, sedangkan kerang umumnya hidup di
saluran-saluran air atau terbenam dalam lumpur
 
 
 
*Annelida
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing dan lintah. Cacing dapat
diperoleh dengan cara menggali tanah atau disarang burung pada pohon. Cacing
yang mempunyai ukuran yang cukup besar adalah cacing Sonari. Jika akan
dimanfaatkan, isi perutnya perlu dibersihkan dahulu.
 
 
 
*Insecta (berbagai macam serangga)
Jenis serangga yang sering dimanfaatkan adalah jenis belalang karena mudah
dijumpai didaerah berumput. Dibeberapa tempat juga dijumpai ulat serangga yang
mengandung protein tinggi, seperti ulat sagu dan ulat jati.
 
 
 
*Crutascea
Yang termasuk jenis hewan ini adalah kepiting dan udang. Hewan ini dapat
dijumpai pada aliran air yang mengalir dipegunungan, terutama di daerah pinggiran
sungai yang berbatu
 
 
 
*Pisces
Sama hal nya dengan udang, ikan juga sering dijumpai didaerah aliran air di
pegunungan, sungai dan danau, karena air merupakan habitat ikan
 
 
 
*Amphibia (berbagai jenis katak)
Banyak dijumpai dekat aliran air dihutan terutama pada malam hari, karena
katak bersifat noctural. Katak yang bisa dimakan jenis (rana sp). Di hutan Sumatra,
Kalimantan dan Sulawesi banyak ditemukan jenis (rana macrodont) yang
merupakan jenis katak beukuran besar yang bisa dimakan.
 
 
 
*Reptilia (berbagai jenis hewan melata)
Yang termasuk kelompok ini adalah ular, kadal, cicak dan sebagainya.
Didaerah hutan merupakan hunian ular besar seperti ular sanca. Disamping
berbahaya karena lilitannya yang kuat, ular sanca tidak berbisa dan dapat dimakan.
Daging dari jenis ular berbisa dapat dimakan, tetapi bagian kepala dan isi perutnya
harus dibuang karena dikepala terdapat kelenjar bisa
  
 
 
 
*Mamalia (berbagai jenis hewan menyusui)
Yang termasuk kelompok hewan ini adalah kelinci, rusa, tikus dan
sebagainya. Untuk mendapatkan hewan ini cukup sulit karena gerakannya yang
lincah sehingga dibutuhkan jerat untuk menangkapnya
 
 
 
*Aves (berbagai jenis burung)
Yang termasuk kelompok ini adalah ayam hutan, yang dapat dijerat,
seadangkan jenis burung lainnya sulit didapat karena kemampuan terbangnya.
3. Hewan Yang Berbahaya Dan Berbisa
Beberapa jenis hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia salah satu
sebabnya karena terganggu dan dengan alat pembelaan dirinya maka hewan tesebut
menyerang. Ada pula jenis hewan, terutama hewan penghisap darah dan hewan
carnivora besar yang memanfaatkan kehadiran manusia sebagai sumber
makanannya.
Jenis hewan yang berbahaya dan berbisa antara lain adalah :
 
 
 
 
* Nyamuk malaria.
Nyamuk ini merupakan vector dari bakteri Plasmodium malariae
 
 
 
 
* Agas
Sejenis nyamuk yang hidupnya bergerombol di hutan atau rawa. Gigitan
hewan ini dapat menyebabkan gatal dan panas
 
 
 
 
* Semut api
Hewan
ini hidupnya diatas permukaan tanah merayap diantara guguran daun.
Gigitan semut ini menyebabkan panas dan perih pada kulit
 
 
 
 
* Tawon atau Lebah
Sengatan hewan ini bisa menyababkan bengkak, sakit dan menimbulkan
demam bagi penderita
 
 
 
 
* Kelabang
Sengatannya menyebabkan bengkak dan sakit sekali
 
 
 
 
* Kalajengking
Sengatan kalajengking menyebabkan bengkak dan sakit sekali. Hewan ini
mempunyai capit, akan tetapi yang berbahaya adalah ekornya (talson)
  
 
 
 
 
* Pacet dan Lintah
Kedua jenis hewan ini mempunyai alat penghisap darah yang mengandung
zat anti pembeku darah
 
 
 
 
* Harimau dan Macan Kumbang
Kedua jenis hewan ini masih terdapat di hutan (Luar hutan Manado)
 
 
 
 
* Buaya
Terdapat dimuara sungai dan rawa Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian
Jaya
 
 
 
 
* Ular
Beberapa jenis ular berbisa seperti ular cobra, ular belang, ular tanah, ular
hijau, ular cabe dan ular pucuk, masing-masing mempunyai karakteristik
tersendiri.
Beberapa petunjuk untuk mengidentifikasi ular berbisa :
-
Tidak semua ular berbisa kepalanya berbentuk segitiga, tetapi ular
 
yang kepalanya bebentuk segitiga adalah ular berbisa. Sisik
 
dibawah cloaca ular berbisa membentuk lempengan tunggal, sedangkan
 
pada ular tidak berbisa membentuk lempengan membelah
-
Pada bagian punggungnya berlunas sehingga membentuk garis punggung
 
mulai dari belakang kepala sampai ekor
-
Mempunyai kelenjar pada kepala
Gigitan ular berbisa dapat berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian.
Hindarilah jika berjumpa ular berbisa, apabila terpaksa unatuk memanfaatkannya
sebagai bahan makanan, maka langsung saja dibunuh menggunakan alat dan jangan
berusaha menangkapnya. Hal ini untuk menjaga kemungkinan buruk akibat ular
tersebut.
  
2.2 Analisa kasus
Dari data-data diatas, data edukasi dan informasi akan disaring dan di pilih
yang tepat dan penting untuk dimasukan ke dalam buku ini, hingga informasi dan
edukasi yang akan dipaparkan dalam buku ini baik dan tepat sasaran. Buku ini akan
dibuat dengan illustrasi dan juga desain yang baik dan menarik, ditambah dengan
conten yang jelas, sehingga dapat dengan mudah dimengerti bagaimana cara yang
baik dalam bertahan hidup di hutan. Dan di rancang sebagai buku dalam persiapan
sebelum berpetualang.
2.3 Format Buku
Berukuran 21 x 13.5 cm ,  (100 halaman)
Softcover jahit
-
Cover
-
Daftar isi
-
Bab 1. Pendahuluan &pengetahuan
-
Bab 2.  Alat-alat atau perlengkapan yang harus dibawa
-
Bab 3.  Flora yang bisa di makan
-
Bab 4. Bertahan hidup 
-
Bab 5. Cara dan bagaimana dengan alam
-
Bab 6. Alamat alamat organisasi atau pelatihan survival
-
backcover
2.4 Data Publisher
R&W publikasi di temukan di Jakarta pada tahun 2004, dengan nama di
ambil dari bendera Indonesia. Biasa mempublikasi cover arts, photography, design,
architecture, culture, music, fashion. Merah dan putih (Red And White) biasa
mempublikasi kualitas desain, konten, desain dan produksi
  
2.5 Data Kompetitor
Gambar 2.8 Buku Kompetitor
Gambar 2.9 Isi buku Survival kompititor
  
2.6 Target Audience
2.6.1 Target Primer
Target primer dalam buku cara bertahan hidup di hutan (”How to
Survive?”) ini adalah usia 19-35 tahun, dengan strata sosial menengah keatas,
baik pria dan wanita, pelajar, mahasiswa atau orang yang bekerja dalam
bidang yang membutuhkan buku ini.
2.6.2 Target Sekunder
Berusia sekitar 15-50 tahun, unisex, bermata pencaharian seputar
dunia pendidikan, entertain, berpetualang dan seni. Warga negara Indonesia
atau asing yang berbahasa inggris pasif, masyarakat umum, kolektor hobi
buku referensi visual, desain, dan seni di Indonesia. Tingkat kemampuan
ekonomi B hingga A.
Psikografi
Anak muda yang suka berpetualang dan menjelajah suatu tempat
(gunung, hutan, laut, pantai, goa, dsb)
2.7 Analisa SWOT
Strengh
Hal atau edukasi paling penting dalam kehidupan tanpa disadari
bagaimana cara kita bertahan hidup di alam. 
Sehingga edukasi buku ini akan sangat dibutuhkan terpusat kepada orang-
orang yang senang berpetualang atau mendaki gunung dan hutan.
Weaknesess
Buku ini kurang dapat dijadikan panduan utama, dikarenakan perbedaan
situasi, medan, dan cuaca. 
  
Opportunity
Belum banyaknya buku sejenis
Perbedaan cara mengemas edukasi ini kedalam buku
Menjadi kebutuhan dan edukasi penting bagi mereka yang suka
berpetualang. 
Maka buku ini dapat dikonsumsi baik lokal maupun mancanegara.
Threat
Sudah banyaknya pelatihan-pelatihan untuk bertahan hidup (Survival
training, life guard lisence) membuat buku ini kurang dibutuhkan.
Buku jenis ini kurang populer disbanding jenis buku lain ( komik, cerpen
dan sebagainya)