BAB II
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini akan diambil
dari berbagai sumber yang ada, diantaranya adalah :
Literatur : buku, serta artikel dari media elektronik maupun non elektronik. 
Media internet :
Wawancara dari pengelola 
2.2 Sejarah Singkat SUSU PANGALENGAN (KPBS)
Kehidupan susu di Bandung bermula di dataran tinggi Bandung Selatan. Daerah bernama
Pangalengan sudah eksis bahkan sejak Bandung belum ada. Seorang Londo legendaris
bernama Bosscha membuka lahan perkebunan teh di Pangalengan. Untuk kehidupan dan
bisnisnya, Bosscha tentu membutuhkan perangkat lain, yakni penerangan dan yang tidak kalah
pentingnya lagi adalah konsumsi gizinya sebagai orang Belanda. Asupan gizi yang dimaksud
adalah susu. Orang-orang Belanda, termasuk Bosscha, menternakan ratusan sapi perah di
sekitar Situ Cileunca. Situ Cileunca adalah danau buatan Belanda dan satu-satunya yang ada
di Pangalengan. Dataran Pangalengan yang bersuhu 8 hingga 16 derajat celsius membuat
pemerintah kolonial Belanda menetapkan Pangalengan sebagai pusat peternakan susu perah.
Akibatnya, orang pribumi dibekali pengetahuan memerah susu & mengembangbiakkan sapi
perah.
Efek ini berimbas pada keahlian masyarakat Pangalengan dalam mengolah susu. Mereka
jago dalam beternak & mengolah susu sapi. Kalau pada jaman Bosscha hanya ada susu, kini
susu Pangalengan bisa dinikmati dalam bentuk permen, tahu, dodol, hingga kerupuk susu.
Dahulu, Pangalengan adalah salah satu dari tiga perusahaan pemerahan susu (Boerderij) yang
terkemuka di Bandung. Begitu banyaknya hingga majalah ¨Mooi Indie¨
menyebut wilayah
Pangalengan sebagai Friesland in Indie(Frisia adalah daerah penghasil susu di Belanda).
Yang terkenal
hingga hari ini adalah susu KPBS. Susu siap saji dengan berbagai rasa
seperti vanilla, strawberry, dan coklat ini dihargai Rp 2500 per gelasnya. KPBS adalah
singkatan dari Koperasi Peternak Bandung Selatan, sebuah koperasi yang cukup berhasil
membina para anggotanya. Hingga saat ini KPBS mempunyai dua pabrik, sebuah gedung
koperasi yang megah, satu bank, satu hotel, dan puluhan kendaraan armada. KPBS juga
bekerjasama dengan warga setempat sebagai mitra yang kreatif dengan memproduksi
  
makanan dan minuman dari susu. Koperasi susu di Pangalengan adalah yang tertua di Jawa
Barat. Para peternak menjual susu yang mereka produksi ke koperasi untuk kemudian dijual
kembali oleh KPBS ke pabrik pengolahan susu.
Para peternak menggunakan tong penampung susu (sering kali disebut Bess) diangkut ke
tempat-tempat penampungan susu di seluruh area kerja KPBS. Ultra Jaya dan Frisian Flag
adalah beberapa perusahaan yang mengambil suplainya dari Pangalengan
2.3 Visi dan Misi KPBS SUSU PANGALENGAN
2.3.1 Visi
Menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi,
?sehat usaha dan sehat
mentalserta unggul di tingkat regional & nasional. 
2.3.2 Misi
Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang- ?Undang Perkoperasian serta
Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta
melaksanakan amanah keputusan Rapat Anggota. 
Memotivasi Anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri, sekaligus
mengangkat citra Perkoperasian. 
Meningkatkankopetensisumberdayakoperasi. 
Melaksanakan tata kelola operasional dengan baik, efektif & efisien.
Menjadi laboratorium koperasi persusuan
Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan
Berikut adalah data visual dari SUSU PANGALENGAN (KPBS) :
Logo dari Susu Pangalengan sebenarnya belum ada yang ditetapkan sebgai logo
permanen mereka, karena banyak disetiap kemasan yang berebeda bentuknya berbeda
juga Logo yang di pakai untuk perusahaannya.
Kemasan yang digunakan adalah gelas plastik seperti gelas Aqua. : 
  
       
Gambar 2.1 Kemasan Asli  Susu K.P.B.S PANGALENGAN
Isi 240 ml. 
Harga Rp 2500,- 
Tersedia juga Susu Pangalengan rasa : Strawberry, Coklat, dan Natural.
Menggunakan bahan-bahan yang alami, tanpa pemanis buatan serta tanpa bahan
pengawet. 
2.4 Target Pasar
Target pasar untuk Susu Pangalengan ini mempunyai letak geografis di seluruh Indonesia
dengan target pasaran kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan
Surabaya. Sedangkan dari sisi psikografis adalah orang-orang yang gemar minum susu , baik
untuk yang mengkonsumsi setiap hari untuk minuman ringan saja maupun yang
mengkonsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh. Untuk kelas sosial adalah B, 
2.5 Kompetitor
Persaingan produk sejenis dengan fitur yang sama masih belum ditemukan di pasar Indonesia.
Produk-produk susu kambing di Indonesia umumnya masih bermain pada konsumen kelas
menengah kebawah dan masih dipasarkan dengan metode pesan-kirim.
  
2.6 Produk Pembanding
Ultra Jaya
      
Gambar 2.2 Logo Susu Ultra Jaya
Nama brand
: Ultra Jaya
Asal peternakan
: Bandung Selatan, Indonesia
Jenis Produk
: Susu Sapi 
Kemasan
: Kemasan kotak(Tetra Pak)
Isi bersih
: 250 ml
Harga  
: 4500 /kotak
Target Market 
: Masyarakat menengah atas
Streng 
: Varian rasa (original, coklat, dan strawberi), kemasan   yang lebih
menarik, memiliki informasi lengkap dan dikemas dengan teknologi terkini
FRISIAN FLAG
                                
        Gambar 2.3 Logo Frisian Flag
  
Nama brand
: Frsian Flag
Asal peternakan
: Belanda
Jenis Produk
: Susu Sapi 
Kemasan
: Kemasan kotak(Tetra Pak)& Kaleng 
Isi bersih
: 250 ml
Harga  
: 4000 /kotak
Target Market 
: Masyarakat menengah atas
Streng 
: Varian rasa (original, coklat, dan strawberi), kemasan   yang lebih
menarik, memiliki informasi lengkap dan dikemas dengan
teknologi terkini.
INDOMILK
                                       
Gambar 2.4 Logo Susu Indomilk
Nama brand
: Indomilk
Asal peternakan
Jenis Produk
: Susu Sapi 
Kemasan
: Kemasan kotak(Tetra Pak) & Kaleng 
Isi bersih
: 250 ml dan 1000 ml
Harga  
Target Market 
: Masyarakat menengah atas
  
Streng 
: Varian rasa (original, coklat, dan strawberi), kemasan   yang lebih
menarik, memiliki informasi lengkap dan dikemas dengan
teknologi terkini.
DIAMOND
                           
   Gambar 2.5 Logo Susu Diamond
Nama brand
: Frsian Flag
Asal peternakan
: Belanda
Jenis Produk
: Susu Sapi 
Kemasan
: Kemasan kotak(Tetra Pak) & Kaleng 
Isi bersih
: 250 ml
Harga  
: 4000 /kotak
Target Market 
: Masyarakat menengah atas
Streng 
: Varian rasa (original, coklat, dan strawberi), kemasan   yang lebih
menarik, memiliki informasi lengkap dan dikemas dengan
teknologi terkini.
2.7 Analisis SWOT 
Strength :
1.
Beraneka ragam rasa, seperti rasa murni dan buah-buahan.
2.
Kebersihan dan kualitasnya terjamin. 
3.
Harganya yang terjangkau. 
  
4.
Bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung bahan pengawet serta pemanis buatan. 
Weakness :
1.
Bahan dasar bakterinya belum ada di Indonesia dan masih harus diimpor dari luar negeri. 
2.
Kemasannya yang sederhana dan kurang menarik. 
3.
Produk tidak tahan lama dan harus selalu disimpan di lemari es. 
4.
Adanya kompetitor yang lebih modern dan maju 
5.
Belum banyak yang menjual produk  ini di toko toko makanan atau mini market umum
lainya
Opportunities :
1.
Kompetitor yang masih sedikit, sehingga produk
lebih mudah untuk dikenal oleh
masyarakat. 
2.
Tidak hanya untuk minuman ringan saja, tetapi juga untuk minuman kesehatan yang
dikonsumsi setiap hari. 
3.
Dikalangan tertentu Susu Pangalengan sudah mulai disukai meski belum banyak yang
mengkonsumsinya. 
Threat :
1.
Adanya home industry susubaru yang menjadi kompetitor. 
2.
Orang lebih banyak mengkonsumsi teh atau kopi disbanding dengan meminum susu pada
umumnya.
3.
Semakin banyak produk minuman non susu yang dikonsumsi setiap harinya   
sepertiteh, kopi, jus, minuman bersoda, minuman energi, dan minuman seperti