![]() 11
mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar; mahabharata, ramayana,
saur sepuh, tutur tinular). Jadi kesimpulannya adalah dongeng adalah cerita, namun
cerita belum tentu dongeng.
Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari
kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan
imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari
televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan.
Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari
dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini.
Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk
menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa
empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras,
maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari seperti pentingnya makan sayur dan
menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai
dengan tidak bersikap memerintah atau menggurui, sebaliknya para tokoh cerita
dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Ketiga, dongeng dapat menjadi langkah awal untuk menumbuhkan minat
baca anak. Setelah tertarik pada berbagai dongeng yang diceritakan, anak diharapkan
mulai menumbuhkan ketertarikannya pada buku. Diawali dengan buku-buku
dongeng yang kerap didengarnya, kemudian meluas pada buku-buku lain seperti
buku pengetahuan, sains, agama, dan sebagainya.
Selain merangsang kecerdasan anak, para orang tua dapat menyisipkan
pesan-pesan moral lewat cerita yang mereka bawakan. Sehingga kita dapat
menanamkan budi pekerti kepada anak sejak usia dini Kutipan dari Helen Heard
(The Educational Benefits of Story Telling).
Manfaat dongeng fabel
Dikutip dari :
Manfaat yang diperoleh anak melalui dongeng :
Merangsang imajinasi dan kreativitas
Mengembangkan kecerdasan berbahasa anak
Meningkatkan keterampilan berpikir
|