Start Back Next End
  
9
sebagai puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan
bentuk dari sudut penglihatan (poems for the eyes). Darinya kita
mengenal adanya bentuk grafis dari puisi, kaligrafi, dan ideogramatik
yang menunjukkan pengimajian kata (word imagery) lewat bentuk
grafis, yang berpotensi dibentuk oleh huruf, tanda baca, spasi, dan
sebagainya. Puisi Sutardji Calzoum Bachri dikategorikan sebagai
pionir penulisan puisi konkret, yang kemudian diikuti oleh penyair
yang lebih muda, seperti: Hamid Jabbar, Ibrahim Sattah, Husni
Jamaluddin, dan sebagainya. (Waluyo, 1995: 139).
Di periode-periode setelahnya, puisi konkret atau puisi rupa
dihadirkan oleh
Gendut Riyanto, seorang yang berbasis seni rupa,
Danarto, dan Made Wiyanta. Baik Gendut dan Made Wiyanta
melakukan apa yang dibahas Afrizal Malna dalam Sesuatu Indonesia
sebagai mobilisasi media dan kepercayaan otoritas kata (verbal) yang
digoyahkan hingga sejajar dengan otoritas visual dalam puisi. Hal
tersebut juga menjadi sebuah gambaran akan pergeseran penalaran
utama puisi arus utama di Indonesia yang didominasi oleh otoritas teks.
2.2.5. Puisi Visual dalam Sejarah Desain Grafis
Pendekatan puisi visual
/ puisi grafis
telah dimulai pada masa
Futurisme dengan tokohnya Marinetti, dengan slogannya “Liberation of
the Words.” Permainan tipografi hadir bersintesis dengan kata-kata
yang ia luapkan dalam sajaknya dan mendobrak bahasa tulisan
sekaligus melahirkan titik baru dalam sejarah desain grafis Barat.
Visual hadir sebagai puisi dan puisi hadir dalam wujud visual yang
simultan sehingga memadatkan komunikasi keduanya. Hal yang serupa
juga dilakukan oleh Triztan Tzara dan Kurt Schwitters pada Dadaisme,
puisi-puisi konkret
Avant-Garde, pendekatan eksperimental Herbert
Bayer (1900-85) lewat simbol fonetik per suku kata untuk menjarakkan
pengejaan dengan pelafalan, atau typeface Microphone
Tobias Frere-
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter