di mana ia mendatangkan beberapa orang yang merupakan dua pihak
dari kekejaman Khmer Merah, baik dari pihak korban maupun para
penyiksa di masa lalu.
5. Rekonstruksi
Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap
peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri
dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus
dibantu rekonstruksi peristiwanya. Perisitiwa yang memungkinkan
direkonstruksi dalam film-film jenis ini adalah peristiwa kriminal
(pembunuhan atau perampokan), bencana (jatuhnya pesawat dan
tabrakan kendaraan), dan lain sebagainya. Contoh film jenis ini
adalah Jejak Kasus, Derap Hukum dan Fokus.
Rekonstruksi yang
dilakukan tidak membutuhkan mise en scene
(pemain, lokasi,
kostum, make-up dan lighting) yang persis dengan kejadiannya,
sehingga sangat berbeda doku-drama yang memang membutuhkan
keotentikan yang tinggi. Yang hendak dicapai dari rekonstruksi di
sini adalah sekedar proses terjadinya peristiwanya itu. Dalam
membuat rekonstruksi, bisa dilakukan dengan shoot
live action atau
bisa juga dibantu dengan animasi.
6. Investigasi
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi
jurnalistik. Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan.
Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang
ingin diketahui
lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.
Umpamanya korupsi dalam penanganan bencana, jaringan kartel
atau mafia di sebuah negara, tabir dibalik sebuah peristiwa
pembunuhan, ketenaran instan sebuah band dan sebagainya.
Peristiwa seperti itu ada yang sudah terpublikasikan dan ada pula
yan belum, namun persisnya seperti apa bisa jadi tidak banyak orang
yang mengetahui.
Terkadang, dokumenter seperti ini membutuhkan
rekonstruksi untuk membantu memperjelas proses terjadinya
peristiwa. Bahkan di beberapa film aspek rekonstruksinya digunakan
|