38
bahasa Indonesia, sehingga penulis tidak terlalu mengenal sedikitpun
tentang budaya Indonesia, dan terpikir untuk mengolah budaya Indonesia
dengan kehidupan masa modern, dan ingin menghasilkan animasi serial
yang memiliki karakter, cerita dan efek yang keren, namun dengan selipan
kebudayaan Indonesia.
(sumber:
2.8.2 Faktor Pendukung
1.
Animasi bertemakan budaya Indonesia dengan
tema cyberpunk masih
sedikit.
2.
Animasi serial merupakan animasi yang diminati para penonton sejak
dulu, bahkan suka ditunggu setiap minggu.
3.
Membuka pemikiran bahwa animasi yang membawa kebudayaan
Indonesia, juga bisa diikuti dengan trend, tidak melulu dengan sejarah
aslinya .
2.8.3 Faktor Penghambat
1.
Ketidakpercayaan kemampuan audiens kita sendiri dengan kemampuan
animator lokal.
2.
Masyarakat kita kurang cinta dan menghargai produk dalam negeri,
bukan hanya di bidang animasi, bahkan untuk mendengar lagu
kebanyakan juga lebih memilih produk yang memiliki nama dari luar
negeri.
2.9 Sumber Data
2.9.1 Referensi Teori
1. "The Animator's Survival Kit" karangan Richard Williams
2. 'Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu'
karangan Terence.A Shimp
3. '51 Tokoh Wayang Karangan' karangan Margono .M
|