7
merespon humor. Singkatnya, orang tersebut harus mengerti alasan mengapa
seseorang bisa tertawa.
Menurut psikolog Patricia keith-Spiegel, ada dua alasan utama mengapa
seseorang tertawa, yaitu:
-
kita tertawa karena kejutan
-
kita tertawa karena kita merasa superior
Keith-Spiegel mengidentifikasi enam motivasi tambahan yang menjadi
penyebab tertawa, masing-masing dari enam hal ini berkaitan dengan dua alasan
utama diatas, kejutan dan superiority.
-
kita tertawa karena insting
-
kita tertawa karena keganjilan
-
kita tertawa saat kita berhasil menyelesaikan sebuah teka-teki
-
kita tertawa sebagai bentuk pelepasan pikiran
-
kita tertawa karena kenangan (Helitzer, 2005: 21)
2.2.2.3 Kejutan dan Superioritas
Kejutan
Tertawa seringkali dipakai oleh seseorang untuk menutupi perasaan malunya.
Hal ini dapat terjadi antara lain dikarenakan orang tersebut telah berlaku atau berkata
sesuatu yang bodoh, atau telah dikerjai. Ketika kita dikerjai, kita akan terkejut.
Kejutan adalah salah satu formula universal yang telah disetujui untuk humor.
Sebuah lelucon adalah cerita, dan akhir cerita yang diluar dugaan biasanya adalah hal
yang membuat tertawa.
Penghargaan terhadap semua bentuk humor berkurang secara drastis melalui
hal yang terus diulang, atau ketika akhir ceritanya sudah dapat ditebak. Teknik yang
paling umum digunakan untuk menciptakan elemen kejutan adalah
misdirection
(ketika kita telah memerangkap pikiran penonton), dan incongruity
(dipakai paling
efektif saat penonton sangat peka terhadap semua fakta, namun tidak terhadap
seseorang yang mereka amati).
Superioritas
Banyak hal yang menjadi alasan kuat mengapa kita perlu merasa berkuasa
atau superior. Dalam banyak cara, humor memenuhi kebutuhan yang paling standar
ini. Ada dua cara untuk merasa superior. Yang pertama adalah mencapai standar
kerja yang menerima pengakuan publik. Hal ini sangat sulit untuk dilakukan. Cara
|