3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Sebagai data utama, penulis mengambil cerita yang berasal dari Alkitab, dalam
injil Markus 4 ayat 1 sampai 20, yang berbunyi:
4:1. Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah
orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke
sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak
itu di darat, di tepi danau itu. 
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam
ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 
4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah
burung dan memakannya sampai habis. 
4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih
itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 
4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan
menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah,
hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus
kali lipat." 
4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!" 
4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan
Dia tentang perumpamaan itu. 
  
4
4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada
orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 
4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka
tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 
4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini?
Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 
4:14 Penabur itu menaburkan firman.
4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka
yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru
ditaburkan di dalam mereka. 
4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang
yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 
4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang
penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 
4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar
firman itu, 
4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal
yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar
dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam
puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
2.2 Analisis Umum
Banyak cerita yang merupakan sebuah perumpamaan, dan cerita perumpamaan
selalu memiliki pesan moral yang baik. Pada cerita penabur benih ini juga penulis melihat
bahwa cerita ini terlihat natural dan tidak dipaksakan, sehingga nampak lebih realistis.
Selain itu juga tidak ada unsur magis atau hal-hal fiksional lainnya.
  
5
Penabur benih menceritakan seorang penabur benih yang menabuh benih ke
beberapa titik tanah yang berbeda. Ada benih yang terjatuh di tanah yang berbatu, ada
pula yang terjatuh di semak berduri, ada yang jatuh di pinggir jalan dan yang terakhir
jatuh di tanah yang baik dan subur.
Dari data diatas, Penulis diminta mempersempit tema diatas, sehingga akhirnya
Penulis hanya menjadikan 2 tema ; baik dan buruk. Juga Penulis diminta untuk merubah
cerita diatas, karena cerita diatas dinilai lebih baik bila dijadikan semiotika. Akhirnya
Penulis menjadikan sebuah perumpamaan baru. Dimana Tuhan digambarkan oleh
seorang Ibu janda. Benih adalah harta kekayaan yang dibagi sama rata. Sedangkan
manusia yang baik adalah anak bungsu, dan yang jahat adalah anak sulung.
Diceritakan seorang janda yang memiliki 2 anak menderita sakit keras dan
meninggal. Setelah meninggal ada seorang makelar yang datang untuk memberikan surat
wasiat perihal pembagian harta warisan si ibu kepada kedua anaknya sama rata. Lalu dari
sini konflik akan dimulai. Seperti si anak sulung yang kegirangan karena menjadi orang
kaya mendadak, dan segera berfoya-foya menghabiskan uang dengan tidak bijak. Kebut-
kebutan dengan mobil, pergi ke klab malam dan main wanita. Sampai pada akhirnya si
sulung jatuh miskin, bahkan untuk makan saja dia tidak mampu. Dia mengais-ngais
tempat sampah, dan ditemukan sebuah pisau. Kemudian ia membunuh orang untuk
mengambil uangnya. Uang hasil curian itupun tidak dipakai untuk hal baik, tapi justru
membeli narkoba, yang nantinya akan membuat dia mati karena over dosis. Sampai akhir
hidupnya, dia dikenal sebagai pecundang penghabis harta, dan tidak ada yang tahu bahwa
ia sudah meninggal.
Berbeda dengan si bungsu yang masih larut dalam suasana duka pasca kepergian
sang ibu, dia akhirnya bertekat untuk melakukan apa yang dilakukan ibunya untuknya.
Dia mulai pergi berjalan keluar, memberi sedekah kepada pengemis, kemudian
pergi
bertemu kontraktor untuk membangun tempat ibadah dan juga panti asuhan. Lalu
kemudian si bungsu juga terkena sakit keras yang akhirnya akan menjemput ajalnya.
Namun pada akhir hidupnya si bungsu dikenal sebagai sosok pahlawan bagi banyak
orang atas amal ibadahnya selama ia hidup. Dan ia juga dikubur bersebelahan dengan
sang Ibu.
  
6
2.3 Animasi
Animasi atau animate memiliki arti yaitu menghidupkan atau menggerakan benda
mati, dengan menggunakan rekayasa visual berupa kumpulan gambar-gambar atau frame
yang saling kontiuniti sehingga memberikan efek ilusi visual bergerak.
2.3.1
Animasi 3D
Animasi 3D merupakan animasi yang dibuat dan dimanipulasi
secara
digital oleh animator. Untuk memanipulasi sebuah mesh, terdapat struktur digital
yang dapat digunakan untuk memodifikasi mesh. Beberapa variasi teknik lainnya
dapat diaplikasikan,
seperti simulasi fisial, simulasi rambut dan bulu, partikel
seperti api dan air. Toy Story (1995), merupakan film layar lebar pertama yang
dibuat dan dirender full 3D pertama kali.
2.4 Film Pendek
Film pendek adalah film apapun itu medianya yang durasinya tidak terlalu
panjang sehingga menjadi “feautre film”. Tidak ada ketentuan yang sah, tetapi Academy
of Motion Picture Arts and Sciences menyatakan bahwa film pendek memiliki durasi
kurang lebih 40 menit sudah termasuk credit title.
2.5 Analisis SWOT
Strength, animasi yang mengangkat cerita Two Sons bisa dikatakan belum ada,
karena cerita ini berbasis dari Alkitab dan sudah diubah memakai prinsip semiotika oleh
Penulis, menjadikan cerita ini masih baru dan belum pernah terpublikasi.
Weakness, ini adalah cerita yang diambil dari kitab suci agama Kristen Protestan,
jadi mungkin ada perbedaan pandangan dalam kepercayaan masing-masing. Dan juga
waktu pembuatan yang singkat bisa jadi membuat animasi ini kurang memiliki detail
yang baik.
  
7
Opportunity, cerita ini memang hanya fiktif, dan memang merupakan
perumpamaan, jadi memang tidak pernah terjadi. Dan juga tidak ada kekuatan magis di
dalamnya.
Threat, masyarakat lebih menyukai cerita komedi yang lebih ringan dan
menghibur  karena mayoritas masyarakat hanya menyukai animasi yang mudah
dimengerti. 
2.6 Pembanding
2.6.1
Animasi Lokal
Animasi dalam negeri Indonesia sendiri sudah cukup banyak. Akan  tetapi
banyak studio-studio animasi yang tidak memiliki budget dan waktu  yang cukup
untuk bersaing dengan animasi sekelas dunia, oleh karena itu 
banyak studio
animasi lokal yang hanya bermain dengan short animated. 
Beberapa contoh animasi lokal yang baik antara lain, 
1. Hebring 
Petualangan Hebring, mencertiakan komedi superhero  dalam kota, 
yang
memberantas kejahatan dan bully, dengan unsur komedi yang kental. 
Hebring
memenangkan INAICTA 2007 dan kembali memenangkan pada 
tahun 2009
dengan Hebring 2 
2. Semut Wars 
Semut Wars  merupakan short animasi, berceritakan perang antara 2  kubu semut
dengan tema perang dunia kedua. Animasi  ini dibuat oleh  studio kecil Spinner
Somnium Studio.
  
8
            Gambar 2.1 Hebring dan Semut Wars
Hebring Animasi
Semut Wars Animasi
2.6.2
Animasi Internasional
Studio ternama seperti Pixar, selain memhasilkan film-film animasi  layar
lebar full 3D, juga menghasilkan animasi short yang sangat baik.  Selain Pixar,
dan studio-studio ternama lainnya seperti Blur Studio, banyak 
karya-karya
personal yang menghasilkan animasi-animasi yang tidak kalah 
bagus, bahkan
memenangkan award, contohnya Between Bears.
Toy Story (1995), merupakan
film layar lebar pertama yang dibuat dan
dirender full 3D pertama kali. Bisa
dikatakan bahwa Toy story adalah cikal bakal maraknya film animasi yang
beredar sekarang ini.
  
9
Gambar 2.2 Between Bears
2.7 Target Audiens
Secara keseluruhan, animasi ini ditargetkan untuk ditonton oleh semua usia,
namun penulis merasa usia minimal adalah sekitar 15 tahun ke atas. Karena ini berupa
perumpamaan, penulis meragukan bahwasanya anak dibawah usia 15
tahun dapat
mengerti maksud dan moral dari cerita ini. Diluar itu, penulis yakin bahwa animasi ini
bisa diterima di segala usia, tidak memandang suku atau agama tertentu.