Start Back Next End
  
20
berjuang untuk ekomi yang nasional dan demokrasi. Kenyataan-kenyataan dari basis
ini tercermin juga dalam bangunan atas, termasuk juga dalam kekuasaan negara,
khususnya dalam kabinet. Dalam kekuasaan negara tercemin kekuatan yang melawan
sistem ekonomi kolonial dan feodal, disamping kekuatan yang membela kekuatan
imperialis, sisa-sisa feodalisme, dan kaum kapitalis-birokrat dan kaum komprador.
Kekuasaan Negara Republik Indonesia ditinjau sebagai satu kontradiksi, merupakan
dua aspek kontradiksi yang saling berlawanan. Aspek yang pertama : Aspek yang
meawakili kepentingan-kepentingan rakyat (diwujudkan oleh sikap dan politik  yang
maju dari Presiden Soekarno dengan didukung PKI dan golongan-golongan lainnya).
Aspek yang kedua : aspek yang mewakili musuh-musuh rakyat (diwujudkan oleh
sikap dan politik dari kekuatan kanan atau kepala batu).Aspek rakyat merupakan
aspek pokok, dan memegang peranan memimpin dalam kekuasan Negara Republik
Indonesia. D.N. Aidit dalam pidato yang sama mengatakan, bahwa jalan bagi rakyat
menuju ke arah kekuasaan ialah dengan "mendorong supaya aspek pro-rakyat
semakin besar dan bisa berdominasi, sedangkan kekuatan-kekuatan yang anti-rakyat
dikeluarkan dari kekuasaan negara."
2.3.4Pandangan Dari Jendral Besar TNI Purn. Dr. A.H. Nasution
             Dalam Peristiwa1 Oktober 1965
Dikutip dari buku "Peristiwa 1 Oktober 1965". Kesaksian Jendral Besar TNI
Purn. Dr. A.H. Nasution 2012. Hal 93 - 95. Pada tanggal 30 September 1965 malam
hari Presiden Soekarno, D.N. Aidit dan Omar Dhani telah meninggalkan Istana/
rumahnya masing -
masing untuk tidur ditempat lain, setelah mereka mengetahui
tentang adanya G 30 S tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 1965, pukul 09.00 Presiden
Sukarno atas kehendak sendiri, telah pergi ke Pangkalan Udara Halim, justru di
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter